"AllahuAkbar..." Sekitar : The Marriott Bomed Dear All, Selamat ketemu lagi di udara friends ! ! ! ! ! ! ! Maaf selama ini dari mulai kejadian The Marriott Bom s/d hari kemaren tgl 24/08/03, saya absen, sepertinya saya ini mungkin juga bisa dibilang syok, dan trauma, jadi untuk sementara tidak kekantor dan banyak waktu sempat untuk merenungkan apakah benar yang terjadi terhadap diri saya ini saat sekitar kejadian Bom di JW-Marriott itu Aku akan membagi ceritera tentang , : Yang terjadi terhadap saya, yang mungkin orang awan tidak akan percaya atau malah mungkin sebaliknya. Tanggal 5 Agust 03, jam 12:30 saya lagi bicara ditilp. sama Siti Hawa sahabat saya dari PT.Unilever, tiba2 ada yang meledak keras sekali sehingga gedung bergetar dan eternit miring2 dan serbuk2 berjatohan kekepala; Siti Hawa dari sebrang sana nannya : bunyi apa tuh Nin? aku jawab : petir Waaa gede amat yaa, udah dulu yaa Wa, soalnya serbuk2 eternit pada berjatuhan kekepalaku, entar gue telp lagi yaa". Hawa dari sebrang sana tanya lagi : kok disini enggak ada petir Nin, (maksudnya kali kalau petir kedengaran kok cuma di atas Nina saja tidak di atas kantor Unilever). Saat itu boss saya Pak Koentoro lagi makan, niatnya setelah beliau selesai makan aku dan Qomar (Asia-Pacific technical sales manager) mau keluar untuk makan siang, belum selesai makan boss-ku keluar dari kamarnya tanya bunyi apa, ... aku masih jawab : "bunyi petir pak, tapi tidak ada ujan, barusan juga Siti Hawa dari Unilever didalam telepon kaget masa enggak ada ujan kok ada petir". Kemudian boss-ku lihat keluar melalui jendelaku, "Eh kok kaca jendela Marriott hotel pada pecah - ah ini mah lain, bukan petir" Belum saya jawab tiba2 ada tilp dari Ade Dewi (putrinya boss-ku) menanyakan : "Tante dan Papa enggak apa2 kan, selamat kan yaa tante", saya kaget malah jadi balik nya, "Ade kok perasaan tante baru saja meledak kok ade> udah nanya- nanya tahu dari mana". > Selagi boss-ku bicara ditlp sama putrinya tiba2 Winarso (kawanku waktu di Unilever juga) telp, waktunya hampir sama persis, tapi aku masih jawab bahwa itu petir; tapi ketika pintu ke koridor lift dibuka, ternyata bau mesiu, boss-ku bilang "ini bom, ada bom dibawah meledak", aku bukannya cepat2 beres2 turun, malah cepet2 tilpun Siti Hawa lagi, mau memberi tahukan bahwa yang bunyi tadi itu bukan petir tapi booom. aneh yaa apa urusannya kok malah aku pengen memperbaiki ucapanku terhadap Siti Hawa, .......... dipihak Siti Hawa katanya riuh sekali membicarakan gedungku dibom malah Siti Hawa saking syoknya kekamar ke WC beberapa belas kali, setelah bicara sama Siti Hawa, Winarso telepon lagi dia bilang terngiang saja dikupingku : "Ninaaa, kamu belon sadar deh, ada bom Nin meledak di lantai dasar gedung kamu (Plaza Mutiara) depan Hotel Marriot, sekarang Nina cepat2 turun jangan memikirkan apa2, turun Nin, cepat turun Niin, cepat melalui tangga, tenang yaa" ..... mungkin Winarso ngomong gitu supaya aku tidak rusuh2 nggak keruan yang akhirnya malah nanti celaka ditangga. Lantas boss-ku bilang " yu turun yu melalui tangga ", sebab lift sudah dimatikan semua, anehnya aku beres2 seperti tidak ada yang terjadi serius, ngunci laci, ngunci brankas, Pak Qomar masih bicara, " lap top dibawa yaa dan komputer matiin saja ya Pak, biar nanti tidak usah naik lagi" kemudian kami ber-empat : Bossku, aku, Pak Qomar & Taufan (off-boy) keluar menuju tangga yang masih terang, tapi tiba2 ada orang didalam lift barang berteriak2, minta tolong untuk dibukakan pintu lift, (rupanya mereka terkurung didalamnya ketika ditanya ada 5orang) - kami ber-4 bukanya langsung lari ketangga tetapi boss-ku malah mengajak mencoba membantu membukakan pintu lift itu, tapi tidak berhasil sebab sudah dimatikan dari sentral. (aku sempat bilang "aku turun dulu, nanti akan nyuruh tehnisi kesini", mereka malah bilang "nanti kami keburu mati sebab ibu harus turun tangga 17 tingkat") ? ? ? ? (dipikir-pikir bener juga) Begitu mau turun tangga, aku sempat jongkok buka tas tanya ke si Taufan, : "Fan hp-ku ketinggalan enggak", dijawab Taufan "udah kok bu, udah dimasukan kedalam tas ibu semua dengan kunci brankas segala" ...................Eeeh tiba2 salah 1(satu) dari 4 (empat) lift untuk karyawan membuka, didalamnya ada 2(dua) satpam dan 2(dua) orang lain lagi, salah satu satpam memanggil aku "SILAHKAN BU HAJJAAH", kemudian aku ngajak boss-ku dengan suara keras (karena) bossku itu masih memikirkan yang terkurung didalam lift barang - "BAPAK CEPAT DONG, AKU ENGGAK MAU NAIK SENDIRI AKU NANTI MATI, CEPAT DONG BAPAK2", sekali lagi pak satpam menyilahkan, "BU HAJJAH SILAHKAN BU HAJJAH", lantas kami ber-delapan orang --> turun, salah satu dari 4 mereka neken tombol lifs sambil mengatakan "ditekan terus aah biar tidak berhenti di tiap lantai" didalam lift aku memberitahu satpam bahwa ada orang terkunci di lift barang, tapi mereka nggak komentar apa2, hening saja tidak ada suara apa2, idak ada yang ngomong sama sekali. Sampai di lantai 1, keadaan sunyi senyap, terlihat 3(tiga) mobil terbakar masih mengobarkan api, tapi tidak ada orang sama sekali cuma darah bercecer dan tumpukan beling2 pecahan kaca dinding yang semuanya jadi bolong, kita tuntunan, "hati" kata boss-ku dan pak Qomar, sepi sekali tidak ada orang satupun dilobby, begitu keluar halaman kantor +/- 4 meteran, kaget terlihat beratus manusia berkumpul, malah mau terlangkahi oleh aku dan pak Qomar dan juga sempat kami lihat mayat seorang satpam yang sudah gosong terbakar dan kakinya terpisah. --------- nanti ada kisah tentang dia yang mungkin kalian tidak percaya.> Kami ber-empat terus menembus kerumunan orang, disitu saya nangis keras ketika teringat 5(lima) orang yang berada terkunci didalam lift barang, nangis terus kasian, soalnya mereka menjerit-jerit , coba bayangkan (they are dying) mereka kepengen hidup selamat, (makanya katanya ada orang melihat aku di TPI sedang nangis (sekalinya jadi celebritis cuma lagi menangis hi hi hi).> Yang lucunya lagi bossku Pak Koentoro masih saja, mau ke parkiran mau ngambil mobil; saya ngelarang takutnya ada terjadi apa2 maka aku bilang, "Bapak biarin saja mobilnya jangan diambil nanti takut ada bom susulan, biar mobil kantor ini mau diapain emang keadaannya sudah begini" ..............Rupanya boss-ku mau ambil mobil itu karena mobil itu kepunyaan kantor, sampai2 dalam kerumunan yang ramai itu masih sempat menanyakan "asuransinya mobil2 itu all risk enggak Nin", malah kalau mobilnya sendiri kayanya dibiarin saja, bossku tuh orang yang paling aneh dan yang paling baik , tanya saja sama yang mengenal Bapak Koentoro Wreksoatmodjo ! [EMAIL PROTECTED] Terusin jangan, ---------- sebab ada yang menarik yang awam belon tentu percaya. ************************************************************************************************** Dear Friends, Terusannya, ---------- Kekuasaan Tuhan tidak bisa dijangkau oleh manusia, Bila Allah ingin memperlihatkan kekuasaan NYA, kun fayakun. Tuhan menyelamatkan kami,---------- kami ditulikan untuk sementara, dalam beberapa menit, sebab kami mendengar bom setelah orang2 lain berada dibawah. ************************************************************************************* Dalam kerumunan kami selalu ber-4, sampai ada yang menjemput masing2, ketika aku tinggal sendirian , menunggu suamiku menjemput, aku dapat telepon dari sahabat dekatku yang kebetulan aku juga lagi nyari2 that my close friend Irma Sudarsono (she is the excutive secretary to Mr. Oesman Sapta), kemudian aku mendatanginya, ternyata kantor dia yang di Gedung Wisma Rajawali, cuma kena imbasnya saja mungkin, disini ada suatu keanehan yang baru disadari dirumah setelah menonton TV. Begitu mau ikut pulang sama Irma, dia bilang "aku enggak bisa pulang dulu lha wong kunci rumah dan segala kunci2 ada dalam tas yang masih tertinggal di kantorku di atas Rajawali lantai-8" , Aku tanya sama dia : "kok tas serta kunci2 pake ditinggalin, bukannya dibawa sekalian biar enggak balik lagi" dia menjawab : "gile, musti bawa2 segala, kan turun tangga repot dan sangat ke-buru2 lagi" orang sekitar situ nanya : "emang ibu bawa tas - turun ?" aku jawab : "tas ketek aku bawa, tas perlengkapan yang gede aku bawa, malah tas peralatan sholat juga dibawa, takutnya enggak bisa sholat diatas kan bisa sholat di musholah dibawah. orang itu nanya lagi : "emang enggak repot ibu turun tangga 17lantai, segala2 dibawa ?? aku jawab : "aku enggak pake tangga kok, aku pake lift", orang itu nanya lagi : "jangan gila bu, lift itu 5 menit setelah bom meledak otomatis dimatikan, apalagi katanya tadi ibu bilang turun belakangan dan begitu turun ibu melihat kerumunan orang, berarti ibu turun setelah 15-20 menit. kejadian. aku jawab lagi : "kalau aku turun sendiri kamu boleh tidak percaya (aku ngotot abisnya seperti dianggap ngebohong dan gile itu tuuh), kamu musti tahu ya ! aku turun tidak sendirian aku turun 4(empat) orang, bersama 2(dua) bossku dan 1(satu) office boy. pikir aku dilayanin juga bicara, tetap mereka tidak percaya, kemudian aku meninggalkan mereka yang masih ngomongin aku yang disangka ngebohong dan disangka sinting saking kaget dan stress, lantas aku pergi ketempat dimana suamiku sedang menungguku dengan tidak tenang, (aku ngeri juga memikirkan suamiku yang baru 8 bulan dibalon jantungnya takutnya dia kaget).> Begitu ketemu, aku cium tangan suamiku sambil nangis, mungkin itu nangis syukur aku nggak ngerti pokoknya aku pengen nangis yang bener2 nangis, suamiku ngomong : "selamat ya mom, kamu masih dilindungi Allah padahal itu bom kata orang2 sepertinya sebesar bom yang di Bali" kemudian katanya lagi "maaf" katanya lagi, saya keluar makan dan hp-ku ditinggal dimeja, begitu aku selesai sholat, beberapa orang ngerumunin aku, dan mengatakan 23 callings telepon y> ang masuk untukku memberitahukan bahwa ada bom meledak dikantor nya si mami - di mega kuningan" Aku dongengin juga kejadiannya kepada suamiku sampai aku selamat, suamiku malah bilang, "kok lift-nya masih jalan", dia tahu betul, sebab dia seorang perlengkapan dan pemeliharaan gedung BPPT Jl. Thamrin. aku jawab " yaa udah kalau enggak percaya, la wong aku yang mengalaminya tidak sendirian, aku berempat bersama boss2-ku & Taufan (off.boy)" pokoknya aku selamat, seneng enggak , ngotot aku seperti biasanya !?" ========================================= Begitu sampai rumah, aku menjawab, melayani banyak telepon masuk dari saudara2, kolega2 yang tidak henti2-nya sejak kejadian, aku dongengin semua kejadian kepada mereka yang menelepon sambil berucap syukur kepada Allah Yang Maha Kuasa atas keselamatanku ini. Tapi tiba2 jantungku seperti berhenti sejenak ketika mendengar berita di televisi, bahwa satpam yang bernama Syamsuddin seketika meninggal sesaat bom meledak, aku pikir mereka (televisi) salah sebab pak Syamsuddin itu yang mempersilahkan aku (Silahkan bu Hajjah) masuk lift untuk turun. Kemudian saat itu juga aku terima telepon dari bossku pak Qomar yang sudah sampai dirumahnya di Serang Banten, dia mengatakan : "Bu 4(orang) lainnya yang ada lift bersama kita , kemana yaa bu, kok yang keluar cuma kita saja, dan liftnya juga sudah dimatikan" Jadiiiiiiiii kalo begitu berarti mayat seorang satpam yang sempat terlihat dan hampir terlangkahi itu Bapak Syamsuddin, saya hampir tidak mengerti dan menganggap tidak masuk akal kalau saja aku tidak baca Al Fatihah, setelah membaca Surat Al Fatihah (yang kami yakini dalam Agama kami Islam) dan mengirimkan do'a untuk yang wafat, baru kami sadar bahwa : Kekuasaan Tuhan tidak bisa dijangkau oleh manusia, Bila Allah ingin memperlihatkan kekuasaan NYA, kun fayakun, Subhanallaah Tuhan terima kasih Engkau telah menyelamatkan kami dari bencana. BARU AKU SADAR KENAPA SUAMIKU DAN ORANG-ORANG TIDAK PERCAYA TERHADAP APA YANG TELAH AKU CERITAKAN TADI SIANG ( PERIHAL TURUN PAKE LIFT ). Catatan : Kenapa kami hapal betul Pak Syamuddin, karena .............. Pagi hari itu aku tiba di kantor jam 09:30 (agak siang karena ada keperluan keluarga dulu), dilobby kantor aku sempat menyapa seperti biasa aku lakukan setiap hari bila ketemu satpam di lobby Plaza Mutiara coba saja tanya mereka kalau enggak percaya !!! < malah sahabat saya Irma mengatakan aku SKSASD (sok kenal sok akrab sok dekat) apalagi terhadap satpam dan orang bawah --- supaya cepat jadi presiden kali ??? > "Aku nyapa pagi itu Assallammu'alaikum, selamat pagi Pak Syamsuddin apak kabar ", dia nyahut "eh baik bu hajjah, terima kasih ibu hapal sekali nama saya" --- dalam hati saya mengatakan goblok ni orang (kebiasaan jelekku) - bukan hapal kan aku baca nama yang tertera di atas saku bajunya, saya nyambung menyuruh toples bekas kue yang malam sebelumnya aku kasih ke satpam suruh diantarkan kekantor aku di lantai-17, lantas dia menjawab : "Siap Bu" dengan gayanya yang khas seorang satpam. Kamis 7 Agustus 2003, kami, aku dan anakku datang ke kediaman Pak Syamsuddin mengucapkan turut bela sungkawa dan berduka cita --- seperti saran2 dari Ibu Siti Hawa dan kawan2 ,kolega2 yang mengetahui kejadiannya dan mencatat alamatnya dari TV. Yaa Allah saya memohon kepadaMu semoga arwah Pak Syamsuddin dan semua korban2, diterima disisiMU, dan mendapatkan imbalan sesuai dengan amal ibadahnya - amien. Yaa Allah terima kasih kami bersyukur engkau telah menyelamatkan jiwa kami. Semoga kawan2 semua ikut mendo'akan almarhum. Terima kasih - . ____________________________________________________