Dari milist sebelah

Salam,
A y u

----- Original Message ----- 
From: [EMAIL PROTECTED] 
To: [EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, January 23, 2007 7:09 PM
Subject: SDM Group: CHR Tempe bacem & Gengsi


Sejak naik gaji, Susi menikmati kenaikan gajinya dengan mengubah gaya
hidupnya. Dulu, dia selalu membawa makanan dari rumahnya.
Kadang-kadang nasi dengan telor dadar, atau nasi dengan sisa lauk
kemarin yang sudah dihangatkan. Susi paling suka tempe bacem, yang
warnanya sampai gelap dan rasanya semakin enak. Nasi dan tempe bacem
memang makanan favoritnya. 

Sudah dua bulan ini dia naik gaji karena jabatannya lebih tinggi. Tentu
saja tugas dan tanggung jawabnya semakin tinggi. Sekarang dia merasa
malu kalau membawa makanan dari rumah. Kini setiap siang dia makan di
luar. 
Dulu, banyak teman yang sering titip uang supaya dibawakan tempe bacem
kesukaannya yang ternyata disukai juga oleh mereka. Sekarang mereka
sering mengeluh karena Susi tidak mau lagi membawakan tempe bacem
kesukaan mereka. "Ah, malas bawa makanan dari rumah lagi," katanya
setiap kali mereka menanyakan tempe bacemnya. 

Susi menikmati gaya hidupnya yang berubah. Sekarang dia bisa makan ayam
goreng keremes lengkap dengan es campur hampir tiap hari.
Kadang-kadang nasi rames lengkap dengan sambal goreng ati, perkedel dan
daging rendang serta telor dadar pedas serta jus buah. Enak juga sih.
Rasanya mewah. Kini Susi tidak pernah lagi makan bersama teman-temanya
di ruang makan. 
Dia selalu memilih makan siang di luar. Kalau sedang sangat sibuk, baru
dia minta dibelikan makanan dan akan makan di ruangannya sendiri.

Tanpa disangka tiga hari yang lalu terjadi sesuatu yang membuat Susi
terheran-heran. Pak Jono, siden direktur, memanggil Susi untuk meminta
laporan mingguan yang belum diterima. Kebetulan waktu itu sudah hampir
jam makan siang. Susi datang ke ruangan beliau sambil membawa laporan
yang diminta. Susi juga menjelaskan bahwa dia sudah menyerahkan laporan
tersebut ke pak Jono. Pak Jono juga mengakui hal itu, tapi laporan itu
terselip entah di mana, jadi pak Jono minta lagi. 

Setelah berdiskusi sebentar, Pak Jono mengeluarkan kotak plastik berisi
makanan. Beliau bertanya:"Susi sudah makan." "Belum, pak," jawab Susi.
"Ya sudah, Susi makan dulu saja. Saya juga sudah lapar nih. Nanti kita
lanjutkan lagi setelah makan siang." Susi kemudian minta diri untuk
keluar makan siang. Sambil mempersilahkan Susi keluar, pak Jono membuka
kotak makan siangnya. Tanpa sengaja, Susi melihat isi kotak itu. Isinya
nasi, orak-arik telor campur buncis dan tempe bacem. Hanya itu. 

Tanpa sadar Susi bertanya:"Pak, kok Bapak bawa makanan dari rumah sih?"
"Memangnya kenapa," tanya pak Jono. "Ya... malu kan Pak? Masa
Presiden Direktur bawa makanan dari rumah," begitu jawab Susi. Pak Jono
hanya tersenyum ramah dan menjawab:"Mengapa harus malu? Makanan ini
penuh gizi, harga lebih murah, yang masak isteri saya, dan saya tidak
perlu repot cari makanan lagi. Lagipula ini makanan kesukaan saya. Mau
coba." Sambil tersenyum malu, Susi mengucapkan terima kasih. 

Kejadian itu membuat Susi terheran. Kok Pak Jono tidak malu membawa
makanan dari rumah ya? Tapi, memang setelah dipikir, mengapa harus malu?
Kan banyak keuntungannya? Lebih murah, rasanya lebih sesuai selera
sendiri, tidak perlu berpanas-panas keluar kantor mencari makanan, dan
bisa memilih makanan kesukaan. Tiba-tiba, dia kangen lagi dengan tempe
bacem buatan ibunya. Tempe bacem kesukaannya. Tempe bacem yang juga
disukai teman-temannya. 

Dua hari yang lalu, Susi membawa lagi makanan dari rumah. Dia membawa
banyak tempe bacem dan membagikannya pada teman-temannya di ruang makan.
Semua temannya sangat senang bisa makan tempe bacem lagi. Rasanya sudah
bertahun-tahun mereka tidak makan tempe bacem. Padahal baru dua bulan.
Susi terharu melihatnya. 

Kini dia baru bisa mensyukuri keadaannya. Tidak perlu malu membawa
makanan dari rumah. Pak Jono saja setiap hari selalu membawa makanan
dari rumah. Padahal gaji dan kedudukan beliau kan lebih tinggi dari
Susi? Untuk apa memboroskan uang gaji untuk makan mewah setiap hari? 
Sepertinya dia mengorbankan uangnya untuk membeli makanan yang lebih
mahal hanya untuk kenikmatan sesaat dan untuk menuruti perasaan sombong
akibat naik gaji dan naik jabatan.

Hari ini Susi membawa tempe bacem lagi karena kemarin banyak yang titip
minta dibawakan. Malah mereka ingin membayar tempe bacem yang dibawanya.
Susi tersenyum saja. Dia telah menemukan kenikmatan makan siangnya
kembali. 

Tadi siang ketika rapat, Pak Jono bertanya pada Susi:"Makan di mana
tadi."
Sambil tersenyum malu Susi menjawab:"Di ruang makan pak. Saya bawa dari
rumah kok." Pak Jono berhenti sebentar memandangnya lalu tersenyum
sambil mengangguk-anggukka n kepalanya. 

Senyum Pak Jono mengandung banyak arti. Sepertinya beliau tahu mengapa
Susi berubah. Tapi Susi senang. Dia ingat: If you have more money, do
not change your life ! You will be rich! 


--------------------------------------------------------------------------------
Need a quick answer? Get one in minutes from people who know. Ask your question 
on Yahoo! Answers
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
Mohon maaf bila kenyamanan anda terganggu dengan kiriman email kami.  Tukarkan 
print out email ini dengan Voucher Khusus saat mendaftarkan diri pada salah 
satu acara kami. Terima kasih. 
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke