***********************
No virus was detected in the attachment no filename
No virus was detected in the attachment no filename

Your mail has been scanned by InterScan.
***********-***********


bisa, dan cukup dilakukan satu kali saja


  ----- Original Message -----
  From: Anisah Kurniawati
  To: balita-anda@balita-anda.com
  Sent: Tuesday, January 30, 2007 4:35 PM
  Subject: Re: [balita-anda] Imunisasi IPD


  ***********************
  No virus was detected in the attachment no filename

  Your mail has been scanned by InterScan.
  ***********-***********


  mbak dian, kalo anaknya dah lwt umur 2th gimana yah..msh bisa diimunisasi
  apa gak yah?..abisnya dulu gak tau kalo ada imunisasi IPD ini.


  ----- Original Message -----
  From: "Dian Ekawati" <[EMAIL PROTECTED]>
  To: <balita-anda@balita-anda.com>
  Sent: Tuesday, January 30, 2007 4:16 PM
  Subject: [balita-anda] Imunisasi IPD



  Dear Moms & Dads

  Membaca email dari Mba Evariny Andriana, jadi tertarik membongkar2 koleksi
  email2 terdahulu dan kebetulan aku masih simpan artikel soal IPD dari
  temenku, udah agak lama sih... tahun lalu, mudah2an bisa membantu

  Terutama buat Mba Evariny Andriana,
  Mudah2an bisa membantu ya Mba.....

  Anakku udah imunisasi IPD desember lalu yang pertama, terasa banget mahalnya
  sekali suntik 850.000,- belum termasuk dokternya. Berhubung umur anakku
  dibawah 2 thn dan diatas 1 thn jadi 2x suntik, yang ke2 mungkin bulan
  Februari.


  Rgds,
  Mama Dino





  ----------------------------------------------------------------------------
  ----

  From: "Tomi G Mail" [EMAIL PROTECTED]
  Date: Thu May 11, 2006 9:54pm(PDT)
  Subject: Re: [Tanya] Imunisasi IPD

  Berikut Saya Posting Tettang Serba SERbi Pnemococcus dan Invasive
  Pneumococcal Disease.

  Saya pribadi menganjurkan imunisasi ini untuk pasien saya yang berkecukupan.
  menurut WHO, angka kematian akibat penyakit ini adalah yang tertinggi
  dibanding dengan penyakit penyakit lain yang dapat dicegah dengan imunisasi
  (HEP B, DPT, POlio, HIB, Campak, Measles, Rubela, Varicella).
  Di Amerika sudah wajib sejak thn 2000, Singapore 2005. Dari bocoran hasil
  rapat Satgas imunisasi idai di medan (1-5 mei) direkomendasikan untuk
  dimasukkan bersamaan vaksin influensa pada jadwal rekomentasi idai 2006,
  Namun perlu persetujuan beberapa pihak lagi.

  WASPADAI PENYAKIT PNEUMOKOKUS!
  Hingga saat ini, menurut data WHO, ada 1 juta balita meninggal setiap tahun
  akibat penyakit yang disebut Invasive Pneumoccoccal Disease (IPD). Penyakit
  ini cukup berbahaya dan tidak jarang menyebabkan kematian pada anak balita.
  Menurut dr. Sukman Tulus Putra, Sp.A.(K), FACC, FESC, Ketua Umum Pengurus
  Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), orangtua hendaknya tetap waspada
  terhadap bahaya serangan penyakit IPD karena dapat mengancam nyawa, terutama
  pada anak di bawah usia 2 tahun.

  MENYEBAR DI UDARA
  Saat ini, dari sekitar 25 juta balita di Indonesia, sebagian besar
  berpotensi terkena serangan IPD. Oleh karena itu IDAI merasa perlu
  mensosialisasikan bahaya penyakit IPD kepada seluruh masyarakat meski
  kenyataannya kita masih bergelut dengan berbagai penyakit Infeksi lain
  seperti demam berdarah dengue dan polio.
  IPD adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri pneumokokus (streptoccoccus
  pneumoniae). Bakteri tersebut secara cepat dapat masuk ke dalam sirkulasi
  darah dan merusak (invasif) serta dapat menyebabkan infeksi selaput otak
  (meningitis) yang biasa disebut radang otak.

  Penelitian menunjukkan, sebagian besar bayi dan anak di bawah usia 2 tahun
  pernah menjadi pembawa ( carrier) bakteri pneumokokus di dalam saluran
  pernapasan mereka. Oleh karena itu, bayi baru lahir hingga bocah usia 2
  tahun berisiko tinggi terkena IPD.
  Bakteri ini menyebar di udara ( airborne disease) melalui cairan/lendir
  hidung dan tenggorokan saat seseorang bersin dan batuk. Saat bersin atau
  batuk, jutaan partikel air liur yang sangat kecil terlontar dengan kecepatan
  100 meter per detik. Partikel tersebut umumnya berdiameter sekitar 10-100
  mikrometer. Partikel ini akan segera berubah menjadi partikel yang lebih
  kecil lagi (droplet nuclei) berukuran 1-4 mikrometer dan berisi virus atau
  bakteri. Inilah yang menjadi sarana penularan yang sangat cepat. Itulah
  sebabnya interaksi antara anak dan manula yang mengidap penyakit ini terus
  menerus, serta antarbayi dan anak di tempat-tempat umum, kendaraan umum,
  likungan tetangga, tempat penitipan anak (TPA) dan kelompok bermain
  (playgroup), merupakan lokasi potensial bagi penyebaran bakteri IPD ini.

  SAKIT TELINGA SAMPAI AJAL MENJEMPUT
  Infeksi pneumokokus merupakan infeksi bakteri yang menyerang berbagai bagian
  tubuh.
  * Jika bakteri pneumokokus masuk ke dalam aliran darah, dikenal sebagai
  pneumokokus bakteremia.
  * Jika bagian otak tertentu yang terserang, dikenal sebagai meningitis
  (radang/infeksi selaput otak).
  * Jika bakteri pneumokokus menyerang paru-paru, dikenal sebagai pneumonia
  atau radang/infeksi paru.
  * Jika telinga yang terinfeksi, dikenal sebagai otitis media akut.
  Apabila terjadi bakteremia, akan muncul gangguan berbagai organ tubuh
  (disebut sepsis) yang akhirnya berujung pada kegagalan fungsi organ
  (multiorgan failure). Selain itu, pneumokokus juga bisa menyebabkan penyakit
  lokal yang bersifat non-invasif, seperti infeksi telinga tengah, radang paru
  dan sinusitis.
  Yang paling fatal bila bakteri pneumokokus menyerang otak. Pada kasus-kasus
  meningitis seperti ini, kematian akan menyerang 17% penderita hanya dalam
  kurun waktu 48 jam setelah terserang. Kalaupun dinyatakan sembuh umumnya
  meninggalkan kecacatan permanen, semisal gangguan pendengaran dan gangguan
  saraf yang selanjutnya memunculkan gangguan motorik, kejang tanpa demam,
  keterbelakangan mental dan kelumpuhan.  Di Indonesia, saat ini pneumokokus
  menjadi salah satu dari dua
  penyebab utama meningitis bakteri anak-anak. Meskipun penyakit pneumokokus
  memuncak pada anak usia 12 bulan, kasus meningitis mungkin mulai terjadi
  dari usia 2 bulan.

  CEGAH DENGAN IMUNISASI
  Infeksi yang disebabkan pneumokokus adalah penyebab angka kesakitan
  (morbiditas) dan kematian (mortalitas) yang tinggi pada anak-anak di seluruh
  dunia. Berdasarkan data epidemologis, infeksi pneumokokal menyebabkan lebih
  dari 1 juta kematian anak-anak terutama di negara berkembang.
  Pada dasarnya IPD dapat diobati dengan antiobiotik. Akan tetapi pengobatan
  IPD jadi semakin sulit dengan meningkatnya resistensi bakteri pneumokokus
  terhadap beberapa jenis antiobiotik, misalnya penisilin. Lagi pula
  penggunaan antibiotik untuk infeksi telinga dapat mengurangi efektivitas
  antibiotik itu sendiri selain meningkatkan jumlah carrier
  terhadap organisma yang resisten di dalam saluran pernapasan.
  Itulah sebabnya, pencegahan lebih diperlukan daripada pengobatan. Vaksinasi
  dipercaya sebagai langkah protektif terbaik mengingat saat ini resistensi
  kuman pneumokokus terhadap antibiotik semakin meningkat. Karena anak-anak di
  bawah usia 1 tahun memiliki risiko paling tinggi menderita IPD, maka amat
  dianjurkan agar pemberian imunisasi dilakukan sedini mungkin. Untungnya,
  saat ini sudah ditemukan vaksin pneumokokus bagi bayi dan anak di bawah 2
  tahun.
  Cara bekerjanya, merangsang sistem kekebalan dan menciptakan memori pada
  sistem kekebalan tubuh. Injeksi vaksin pneumokokus ke dalam tubuh memberikan
  pengenalan sistem kekebalan tubuh pada 7 jenis/serotipe bakteri pneumokokus
  yang paling umum menyerang bayi dan anak. Dengan pemberian vaksin, serangan
  bakteri ini di kemudian hari dapat dicegah. Studi klinis tahun 2003
  menunjukkan pengurangan jumlah bayi penderita IPD sebanyak 78% setelah anak
  divaksinasi saat berusia di bawah 2 tahun.
  Bahkan FDA (Food and Drug Administration) di AS menyutujui vaksin
  pneumokokus sebagai satu-satunya vaksin untuk mencegah IPD pada bayi dan
  anak sekaligus merekomendasikan bayi dan anak di bawah usia 2 tahun untuk
  mendapat vaksin pneumokokus. Tak heran kalau vaksin ini diwajibkan di
  Amerika Serikat, Australia dan Eropa, sedangkan di Indonesia baru mulai
  diperkenalkan pada tahun 2006 ini.
  Reaksi terhadap vaksin yang terbanyak dilaporkan adalah demam ringan < 38
  Celcius, rewel, mengantuk (drowsy), dan beberapa reaksi ringan lainnya yang
  biasa ditemui pada pemberian berbagai jenis vaksin. Orangtua dapat
  berkonsultasi dengan dokter spesialis anak mengenai jadwal pemberian vaksin
  pneumokokus baru untuk bayi dan anak di bawah 2 tahun sesuai kondisi
  kesehatan dan usia anak. Demi mencegah bahaya penyakit ini, setiap anak di
  bawah usia 2 tahun memang seyogyanya dapat divaksin.

  GEJALANYA MIRIP DEMAM
  Gejala IPD yang umum diantaranya napas cepat sesak, nyeri dada, menggigil
  disertai batuk dan demam dengan masa inkubasinya 1-3 hari. Namun gejala yang
  lebih spesifik bisa ditemui tergantung pada bagian tubuh mana yang diserang.
  Otitis media yang berakibat infeksi pada telinga tengah, contohnya, juga
  memunculkan gejala lain seperti nyeri telinga, demam, rewel, dan gangguan
  pendengaran yang bersifat sementara. Infeksi telinga tengah cenderung
  terjadi berulang pada masa bayi dan kanak-kanak. Kalau sudah begini sangat
  mungkin si anak akan mengalami gangguan pendengaran yang bersifat menetap
  dan mengalami keterlambatan bicara.
  Sayangnya, gejala bakteremia pada bayi kadang sulit diketahui karena awalnya
  serupa dengan infeksi virus biasa seperti bayi menderita demam tinggi dan
  terus-menerus rewel, diikuti atau tanpa infeksi saluran pernapasan.
  Sementara meningitis menunjukkan gejala seperti demam tinggi, nyeri kepala
  hebat, mual, muntah, diare, leher kaku, dan takut pada cahaya (photophobia).
  Selain itu bayi juga tampak rewel, lemah dan lesu (letargik), menolak makan
  dan pada pemeriksaan teraba ubun-ubunnya menonjol, dapat terjadi penurunan
  kesadaran dan kejang.
  Dari ketiga bakteri yang biasa menyebabkan meningitis (Streptococcus
  pneumoniae, Haemophilus influenzae type B, dan Neisseria meningitis),
  Streptococcus pneumoniae merupakan bakteri yang seringkali menyerang anak di
  bawah 2 tahun. Meningitis karena bakteri pneumokokus ini dapat menyebabkan
  kematian hanya dalam waktu 48 jam. Bila sembuh pun sering kali meninggalkan
  kecacatan permanen.





  --------------------------------------------------------------
  Kirim bunga, http://www.indokado.com
  Info balita: http://www.balita-anda.com
  Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
  menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]



Kirim email ke