Selamat siang semua, Kelihatannya saya banyak ketinggalan banyak topik di sini dan terpaksa menyempatkan diri ke Kantor Pak Bupati untuk minjam koneksi telepon dan mendapat banyak forward email yang sudah disortir oleh staff administrasi.
Bicara berulang-ulang / gagap (yang dalam bahasa Inggris sering diistilahkan sebagai stuttering atau stammering) merupakan hal yang wajar terjadi pada anak-anak antara umur 2 - 7 tahunan. Fenomena pada anak ini sering disebut sebagai KETIDAKLANCARAN NORMAL (normal disfluency) yang berarti bahwa meskipun kelancaran itu adalah penyimpangan tetapi penyimpangan itu adalah hal yang normal pada anak-anak. Bahkan kita orang dewasa saja juga masih melakukan perulangan dalam kondisi tertentu, mis. Kita sebagai orang tua, oleh karena itu, tidak perlu terlalu merisaukan TETAPI juga tidak boleh mengabaikannya. Tidak perlu terlalu merisaukan karena 'sebagian besar' anak dapat mengatasinya sendiri seiring pertumbuhannya, TETAPI tidak boleh mengabaikan juga karena kita tidak tahu apakah anak kita tersebut sedang dalam tahap "ketidaklancaran normal" atau itu merupakan "gejala awal" dari gagap yang akan berlanjut hingga dewasa. Oleh sebab itu, para orang tua harus selalu mengamati perkembangan bahasa anaknya dari waktu ke waktu. Dari hasil berbagai penelitian yang melibatkan sampel dalam jumlah besar, fenomena ini lebih banyak terjadi pada anak laki-laki daripada perempuan dengan perbandingan 4:1. Hal tersebut juga sering bersifat "datang dan pergi", artinya dua minggu hilang, kemudian muncul lagi. Apabila itu adalah KETIDAKLANCARAN NORMAL, asumsi utamanya adalah anak sedang berusaha menggunakan bentuk-bentuk baru dari bahasa yang dikuasainya yang memerlukan kemahiran meluncuran bunyi/makna yang baru. Bentuk perulangan tersebut dapat berupa BUNYI (m-m-m-mama), SUKU KATA (ma-ma-ma-mama), KATA (mama-mama-mama mau mana?), FRASA (mama mau-mama mau- mama mau mana?), BUNYI MEMANJANG (mmmmmm....mama), KESULITAN START (...................mama), dan PAUSE yang sering dan tidak menentu. Meskipun berbagai penelitian tentang gagap telah banyak dilakukan, para ahli hingga saat ini belum dapat memastikan dengan tepat penyebabnya. Salah satu saran terbaik adalah memandangnya dari berbagai sudut, yaitu dari sisi psikis, fisik, dan lingkungan. Orang memang sering menganggap permasalah emosi dan psikologis sebagai penyebabnya, tetapi banyak penelitian menunjukkan hal tersebut tidak mempunyai hubungan langsung. Cacat (impairment) dalam otak yang memproses bahasa merupakan salah satu penyebabnya juga. Misalnya ada orang yang gagap setelah mendapat kecelakaan yang mengenai kepalanya. Hal tersebut biasanya akan menjadi kronis jika terjadi pada orang dewasa, tetapi masih memungkinkan untuk disembuhkan jika terjadi pada masa anak-anak. Cacat otak tersebut juga dapat terjadi karena heriditas (faktor keturunan). Faktor lingkungan juga dapat menjadi penyebab. Sejumlah hasil penelitian menunjukkan bahwa anak yang dibesarkan dalam keluarga yang ada orang gagapnya mempunyai kecenderungan akan mengalami kegagapan pada masa perkembangannya. Beberapa hal yang perlu diwaspadai dalam kaitannya dengan hal ini adalah apabila Bapak/Ibu melihat anaknya gagap (berulang-ulang) yang disertai oleh kesulitan mengucapkannya secara fisik. Misalnya, Bapak/Ibu melihat anaknya harus mengkedip-kedipkan matanya seolah kesulitan ketika berbicara, anak memperlihatkan kesulitan mengkoordinasikan alat-alat bunyi (mulut atau lidah) sehingga tampak seperti tidak wajar, dsb. Jika hal tersebut terjadi, segeralah berkonsultasis dengan Ahli Terapi Wicara (di Indonesia hingga saat ini sebenarnya tidak ada lulusan khusus dari Jurusan Terapi Wicara). Bapak/Ibu juga perlu mengamati pola tempat/situasi/orang/atau lainnya dimana anak menjadi gagap. Gagap juga dapat disebabkan oleh misalnya karena takut tempat gelap. Oleh karena itu, tidak selalu gagapnya yang menjadi masalah tetapi ketakutan gelapnya yang harus diatasi misalnya. Dengan demikian, banyak faktor yang harus dilihat. Saya lebih menyarankan untuk pencegahan secara dini adalah mengamati kesulitan fisik yang mungkin menyertainya ketika akan berbicara. Banyak teknik untuk mengatasi KETIDAKLANCARAN NORMAL yang terjadi pada anak balita. Salah satunya adalah yang telah diutarakan oleh rekan-rekan seperti memberikan model yang benar, jangan membuat stress dengan mengomentari 'itu salah, seperti ini..', dsb. Pada anak yang lebih dewasa, kesadaran keanehan pada dirinya menjadi salah satu penyebab gagapnya menjadi kronis karena akan menjadi malu berbicara. Oleh sebab itu, kita harus lebih ekstra hati-hati dalam menanganinya. Di Indonesia belum ada sekolah baik tingkat SD hingga SMU yang memberikan layanan khusus buat murid yang mengalami hal tersebut. Di Amerika dalam Undang-Undang Publik 92 -142 (kalau nggak salah), sekolah wajib menyediakan penanganan khusus terhadap mereka. Sekian dulu, maaf jika terlalu panjang dan ada yang tidak berkenan. Salam, ===================================== Joko Kusmanto Researcher Foundation for Studies in Language Acquisition --------------------------------------------------------------------- >> Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/ >> Info balita, http://www.balita-anda.com >> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]