----- Original Message ----- From: Darmadi To: Margaretta Barito Tjendra ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; evina sandy ; [EMAIL PROTECTED] ; kamin min
Sent: Monday, February 12, 2007 11:43 AM Subject: Fw: Kandungan Thimerosal pada vaksin Hepatitis B dapat mengakibatkan autis LUANGKAN WAKTU KAMU SEBENTAR UTK MEMBACA INFO YG BERHARGA INI, jangan sampai menyesal di kemudian hari. Kalo udah ketahuan Begini seharusnya Ada Persatuan Orang Tua yang anaknya Mengidap AUTIS untuk menuntut Balik baik itu ke BADAN pengawas OBAT-OBATan.....Atau langsung kepada yang Menciptakan PRODUK beracun mercuri ini..... GW Sendiri Udah FEELING kok anak 2 orang DULU (JADUL) gak Ada yang terjangkit AUTIS... Eh udah Gitu Bela dirinya ada orang yang mengKLAIM bahwa ini penyakit GENETIC (BO #39;ONG BESAR). DAN ternyata sudah mulai terungkap akibat VAKSIN yang mengandung Mercuri....... GW udah CURIGA memang ada UPAYA-UPAYA Bangsa Tertentu yang meracuni BANGSA LAin dengan RACUN-RACUN yang disembunyikan dalam OBAT-OBATAN. Ibarat VIRUS KOMPUTER ..KOnsep Penyebarannya memang seperti TROJAN... Mulai Sekarang berhati-hatilah, sepertinya PERANG BIO dan PERANG KIMIA sudah mulai dilakukan Bangsa-Bangsa Yang memang terlahir menjadi BANGSA FEODAL untuk meracuni BANGSA LAIN dengan cara-cara yang sangat hina ini. Vaksin penyebab Autis Buat para Pasangan MUDA, oom dan tante yg punya keponakan atau bahkan calon ibu, perlu nih dibaca ttg autisme. Bisa di share kepada yang masih punya anak kecil supaya ber-hati2. Setelah kesibukan yg menyita waktu, baru sekarang saya bisa dapat waktu luang membaca buku "Children with Starving Brains" karangan Jaquelyn McCandless,MD yang diterjemahkan dan diterbitkan oleh Grasindo. Ternyata buku yang saya beli di toko buku Gramedia seharga Rp. 50,000, itu benar2 membuka mata saya, dan sayang sekali baru terbit setelah anak saya Joey (27 bln) didiagnosa mengidap Autisme Spectrum Disorder. Bagian satu, bab 3, dari buku itu benar-benar membuat saya menangis. Selama 6 bulan pertama hidupnya (Agustus 2001 - Februari 2002), Joey memperoleh 3 kali suntikan vaksin Hepatitis B, dan 3 kali suntikan vaksin HiB. Menurut buku tersebut (halaman 54 - 55) ternyata 2 macam vaksin yang diterima anak saya dalam 6 bulan pertama hidupnya itu positif mengandung zat pengawet Thimerosal, yang terdiri dari Etilmerkuri yang menjadi penyebab utama sindrom Autisme Spectrum Disorder yang meledak pada sejak awal tahun 1990 an. Vaksin yang mengandung Thimerosal itu sendirisudah dilarang di Amerika sejak akhir tahun 2001. Alangkah sedihnya saya, anak yang saya tunggu kehadirannya selama 6 tahun, dilahirkan dan divaksinasi di sebuah rumahsakit besar yang bagus, terkenal, dan mahal di Karawaci Tangerang, dengan harapan memperoleh treatment yang terbaik, ternyata malah "diracuni" oleh Mercuri dengan selubung vaksinasi. Beruntung saya masih bisa memberi ASI sampai sekarang, sehingga Joey tidak menderita Autisme yang parah. Tetapi tetap saja, sampai sekarang diabelum bicara, harus diet pantang gluten dan casein, harus terapi ABA, Okupasi, dan nampaknya harus dibarengi dengan diet supplemenyang keseluruhannya sangat besar biayanya . Melalui e-mail ini saya hanya ingin menghimbau para dokter anak di Indonesia, para pejabat di Departemen Kesehatan, tolonglah baca buku tersebut diatas itu, dan tolong musnahkan semua vaksin yang masih mengandungThimerosal . Jangan sampai (dan bukan tidak mungkin sudah terjadi) sisa stok yang tidak habis di Amerika Serikat tersebut diekspor dengan harga murah ke Indonesia dan dikampanyekan sampai ke puskesmas-puskesmas seperti contohnya vaksin Hepatitis B, yang sekarang sedang giat-giatnya dikampanyekan sampai ke pedesaan. Kepada para orang tua dan calon orang tua, marilah kita bersikap proaktif, dan assertif dengan menolak vaksin yang mengandung Thimerosal tersebut, cobalah bernegosiasi dengan dokter anak kita, minta vaksin Hepatitis B dan HiB yang tidak mengandung Thimerosal. Juga tolong e-mail ini diteruskan kepada mereka yang akan menjadi orang tua, agar tidak mengalami nasib yang sama seperti saya. Sekali lagi, jangan sampai kita kehilangan satu generasi anak-anak penerus bangsa, apalagi jika mereka datang dari keluarga yang berpenghasilan rendah yang untuk makan saja sulit apalagi untuk membiayai biaya terapi supplemen, terapi ABA, Okupasi, dokter ahli Autisme (yang daftar tunggunya sampai berbulan-bulan), yang besarnya sampai jutaan Rupiah per bulannya. Terakhir, mohon doanya untuk Joey dan ratusan, bahkan ribuan teman-teman senasibnya di Indonesia yang sekarang sedang berjuang membebaskan diri dari belenggu Autisme. "Let #39;s share with others... Show them that WE care!"