FYI ..

Regards,
M Tri Agus 
http://vnettri.blogspot.com

----- Original Message ----- 
From: Ida arimurti 
Sent: Thursday, February 22, 2007 7:35 AM
Subject: Ida Arimurti DAUN PEPAYA DAN TEMULAWAK ANTI-DBD


Kompas, Jumat, 18 Februari 2005 

DAUN PEPAYA DAN TEMULAWAK ANTI-DBD 

SUATU hari, Maxentius Umbu Hina (37) alias Max membawa sebotol minuman berwarna 
hijau untuk diberikan kepada kenalannya yang terjangkit demam
berdarah dengue (DBD). Sayang, istri dari temannya itu menolak. Max akhirnya 
hanya menunggui saja temannya yang hanya beberapa jam kemudian meninggal.

Max pulang dengan sedih. Ramuan penyembuh DBD yang telah ia teliti sejak 1993 
dan telah menyembuhkan beberapa tetangganya dari DBD sejak tahun 2001,
tidak dapat diterima temannya. 

Namun, Max tidak putus asa memberikan pertolongan pada penderita DBD.
"Meskipun masih sedikit orang yang minum ramuan ini, sejak 2001, jumlahnya 
tidak lebih dari 100 orang," kata Max yang hanya memperkenalkan ramuan itu
pada teman-temannya.

Semua teman-temannya yang meminum ramuannya telah sembuh dalam waktu kurang 
dari 24 jam. Itulah yang menyebabkannya terus memperkenalkan ramuan ini.

MINUMAN berwarna hijau pekat yang nyaris seperti air lumut itu, merupakan 
perasan air daun pepaya, temulawak, meniran, dan gula merah.

Max yang alumni Teknologi Pangan dan Gizi, Universitas Bandung Raya, itu sudah 
meneliti pepaya sejak 1993. Tahun 1994, dari hasil penelitiannya tentang 
pepaya, ia membuka bisnis penyadapan getah pepaya di Boyolali, Jawa Tengah.

Bergelut terus-menerus dengan pepaya menyebabkan ia tahu betul sifat- sifat 
pepaya. Dari salah satu penelitiannya, ia menemukan bahwa enzim dalam getah
pepaya mampu merusak protein mikroba.

Jika protein sudah rusak, maka mikroba akan kehilangan fungsinya, lalu mati.
Enzim yang terkandung dalam pepaya adalah Peptidasi A, Peptidasi B, dan Cimo 
Papaine.

Pada saat bersamaan, wabah DBD mulai muncul di berbagai tempat. Ia pun langsung 
menghubung-hubungkan hasil penelitiannya dengan kebiasaan orang
Indonesia bagian timur yang biasa menyantap daun pepaya untuk menyembuhkan 
malaria. Ia pun menduga bahwa pepaya bisa juga menyembuhkan DBD.

DBD disebabkan masuknya virus yang terdapat di air liur nyamuk Aedes aegypti. 
Nyamuk ini senang hidup di air tergenang yang bersih. DBD dapat menyebabkan 
kematian jika tidak segera diatasi.

Max melakukan penyempurnaan dalam penelitiannya. Enzim pepaya yang bisa merusak 
protein mikroba, ia campurkan dengan temulawak atau kuning gede.
Temulawak bermanfaat untuk menstabilkan tekanan darah.

"Karena yang diserang adalah darah maka akan ada gangguan pada tekanan darah 
dan harus ada yang bisa menstabilkannya," ujar Max.

Kondisi penderita DBD biasanya lemah karena hanya sedikit makanan dan minuman 
yang mampu mereka konsumsi. Padahal untuk melawan serangan virus DBD
yang mengonsumsi darah, si pasien harus memproduksi darah lebih banyak. 
Produksi dilakukan oleh hati dan itu membutuhkan energi yang sangat banyak.
Untuk meningkatkan energi dengan cepat, tubuh manusia membutuhkan glukosa yang 
bisa diambil dari gula merah.

Max juga memberikan daun dan batang meniran sebagai agen pendeteksi serangan 
virus. "Dalam meniran terdapat suatu zat yang bisa mendeteksi adanya
serangan virus. Informasi itu akan disampaikan pada antibodi untuk segera 
mempersiapkan pertahanan, salah satunya dengan meningkatkan produksi darah,"
tutur Max.

Pembuatan ramuan ini tidaklah sulit. Pilihlah daun pepaya yang mengandung 
banyak getah dan enzim perusak protein. Biasanya daun tersebut adalah daun
ketiga dari pucuk pohon pepaya.

Ambil tiga helai daun pepaya, lalu diblender, dan diperas. Perasan dicampurkan 
dengan empat sendok tepung temulawak, gula merah, dan meniran.
"Semua bahan direbus, tetapi tidak boleh sampai mendidih agar enzim tidak 
rusak," kata Max.

Ramuan ini sebaiknya diminumkan sesegera mungkin pada pasien sebanyak 250 
mililiter. "Bagi bayi, sebaiknya ibunya yang meminum ramuan dan bayinya
menyerap enzim dari air susu ibunya," kata Max.

Ramuan ini tidak berbahaya dan tidak menimbulkan efek samping seperti 
mengeraskan feses dan mengganggu pencernaan. Tetapi, perempuan hamil tidak
bisa meminumnya karena ramuan ini menyebabkan keguguran kandungan.

"Untuk penderita diabetes sebaiknya melakukan konsultasi pada dokter untuk 
menstabilkan tekanan gula darahnya," kata Max.

Elita Estrela (25), pernah menggunakan ramuan ini pada tahun 2004, setelah ia 
dirawat selama seminggu di Rumah Sakit Cibabat, Bandung.

Hari ketiga dirawat di rumah sakit, trombositnya tinggal sekitar 30.000 per 
milimeter kubik darah. Saat itu, ibunya langsung mencari pertolongan lain.
"Kami mendapat informasi ramuan pepaya, temulawak, meniran, dan gula merah bisa 
menyembuhkan," kata Elita. (Y09)

[Non-text portions of this message have been removed]


Recent Activity
  a..  10New Members
Visit Your Group 
Give Back
Yahoo! for Good

Get inspired

by a good cause.

Y! Toolbar
Get it Free!

easy 1-click access

to your groups.

Yahoo! Groups
Start a group

in 3 easy steps.

Connect with others.
. 
__,_._,___ 

Kirim email ke