"Sayang, 'Sorry' Aku Sudah Bunuh Anak-anak"
Sebagian barang bukti berupa surat-surat yang berisi pesan, petunjuk yang dibuat Junania Mercy tentang pengurusan surat-surat kematiannya, pakaian saat dikremasi, pembelian peti mati hingga siapa yang akan menerima abu jenazahnya. Semua ditulis di tiga lembar kertas dan satu sampul surat. [Pembaruan/Aries Sudiono]
Tragedi Taman Sakura, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur, yang
merenggut lima nyawa telah berlalu. Namun, makna tragis dari kepergian
Nyonya Junania Mercy (36), beserta empat buah hatinya, Athenia Lathenia
(11), Prinsessa Ladova (9), Hendrison (7), dan Gabriela Al Cein (1,5),
sulit dilupakan.
Mercy yang di masa belasan tahun silam hidup dalam keluarga yang relatif
cukup kaya di Kota Batu, yang waktu itu masih berbentuk Kecamatan, bagian dari wilayah Kabupaten Malang. Sebagai keluarga mampu, orangtua Mercy yang memiliki mobil Jeep Army dan motor gede (moge) Harley Davidson (HD) buatan
AS seringkali meminta bantuan Hendri Suwarno (43) untuk memperbaikinya.
Pada suatu saat, ketika ia diajak orang tuanya mampir ke rumah kontrakan
Henri Suwarno di Jalan Lebaksari, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, untuk perbaikan mobil Jeepnya, perhatian gadis berkulit kuning langsat sedemikian
cepat merekam aktivitas lelaki bujangan itu. Ketika dalam perjalanan
pulang, di dalam benaknya terbayang, di rumah kontrakannya yang hanya
berukuran 10 m x 16 m tersebut, Hendri harus bisa tidur lelap di antara
penuh sesak aneka onderdil moge-moge.
Satu hal yang kemudian mendorong Mercy menjadikan Hendri sebagai lelaki
pilihan hatinya adalah ketelatenan lelaki bertubuh ceking itu dalam
merangkai satu-persatu onderdil motor atau mobil. Ketelatenan dan kesabaran
Hendri yang beragama Kristen inilah yang kemudian menarik Junania Mercy
yang beragama Katholik untuk tetap menjadikannya sebagai suami tercinta di
awal tahun 90-an.
Awal kehidupan rumah tangga Hendri-Junania ditandai dengan kepindahan
mereka ke rumah kontrakan baru yang lebih luas di Jalan Junggo.
Selektif
Banyak klub-klub moge Surabaya yang hendak melewati Malang, ada saja yang
menyempatkan diri singgah dan berbagi ceritera atas kemajuan klub
masing-masing di bengkel Hendri. Di sini, puncak kesuksesan karier Hendri yang mengandalkan hasil dari otak-atik moge, memberikan puncak kesuksesan
ekonomi keluarganya.
Anak pertama perempuan berwajah sangat cantik, Athenia Lathenia alias Tony
(11), puteri kedua bak puteri salju, Prinsessa Ladova alias Dodo (9),
puteri ketiga yang lucu Hendrison alias Henson (7), dan Gabriela Al Cein
atau Billy (1,5), satu-satunya anak laki-laki mereka.
Namun sayang, sejak kelahiran anak ketiga, Junania Mercy tidak mau melihat
kenyataan, bahwa masa-masa sukses yang diraih suaminya mengalami
kemunduran. Ini ditandai dengan kepindahan mereka dari rumah kontrakan
terdahulu ke rumah kontrakan baru, Jalan Taman Sakura 12, Lowokwaru, Kota
Malang.
Junania Mercy yang sudah terlanjur terobsesi mempersiapkan ketiga puterinya
yang cantik-cantik, masuk sekolah dasar berstandar internasional, Charis
National Academy (CNA). Beberapa tetangganya mengaku, Bu Mercy khawatir
anak-anaknya kelak bodoh seperti dirinya, sehingga perlu lembaga pendidikan berkualitas terbaik sehingga anak-anaknya kelak mampu memiliki bekal ilmu
pengetahuan yang memadai.
Hendri si yatim sejak 1995 itu merasa tidak mampu mencukupi kebutuhan hidup
isteri dan anak-anaknya, kemudian ia mencoba mengadu nasib di Surabaya.
Dari Surabaya, ia sempat pula ke Kalimantan, namun akhirnya balik lagi ke
Surabaya sebagai mekanik bengkel Moge di Jalan Kutai. "Saya memang yang
memasok sebagian kebutuhan hidup dan sekolah anak serta cucu-cucu saya,"
aku Nyonya Susie (63) ibunda kandung Junania Mercy.
Sejak kepergian Hendri ke Surabaya untuk mencari nafkah itulah, kondisi
kejiwaan Junania goyah, akibat harus membiayai lagi pengobatan penyakit
ginjal salah seorang anaknya.
Hendri jarang pulang ke Malang dengan alasan untuk menghemat biaya. Namun
satu dua kali dalam sepekan lelaki itu menyempatkan diri untuk menelepon
isteri dan anak-anaknya. Karena himpitan ekonomi dan tekanan jiwa yang
berkepanjangan pada akhirnya membuat Junania Mercy berencana membunuh
keempat anaknya dan dirinya sendiri. Mercy menyiapkan ratusan kapsul yang
berisi serbuk racun ikan jenis potas dan tiga gelas plastik. Selain itu
Mercy juga menulis surat wasiat yang terdiri dari tiga lembar yang
berisikan tentang permintaan maafnya dan pengurusan kremasi jenazahnya
kelak.
Sabtu (10/3) malam, Mercy meminumkan kapsul itu satu persatu kepada
anaknya. Mercy bahkan sengaja mengabadikan kejadian itu ke dalam salah satu
dari tiga HP-nya Sony Ericsson K3101. Usai meminumkan racun ke kempat
anaknya, Junania Mercy juga mengirimkan short message service (SMS)
menggunakan HP yang lain, Nokia 1100 kepada suaminya yang masih ada di
Surabaya.
"Sayang, sorry aku sudah bunuh anak-anak. Aku hancurkan impian hidup
mereka, juga impianku tentang anak-anak dan hari tua kita. Hidup yang benar
sayang. Sayang, aku dan anak-anak cinta kamu. Kamu tahu itu. GBY".
SMS itu sudah dikirim Junania Mercy ke nomor HP suaminya, namun berstatus failed atau tidak terkirim. Sesudah mengirimkan SMS (yang failed) Junania
menata keempat anaknya yang sudah meninggal dunia. Ibunda yang mengaku
tidak ingin melihat anak-anaknya kelak menderita dalam hidup itu,
membaringkan mereka di atas ranjang sempit dengan posisi tangan bersedekap.
Tanpa alasan Junania juga sengaja menyisir rambut keempat anaknya yang
tergeletak tewas. Bahkan ia menyiapkan pula pakaian yang bakal mereka
kenakan untuk kremasi nanti.
Setelah itu, Junania Mercy menenggak kapsul potas yang sama dan akhirnya
tewas tertelungkup di samping ranjang. Semua urutan kejadian itu terungkap
sangat jelas dalam rekaman gambar ketiga HP milik Junania Mercy yang
memberikan kesan sengaja dibuatnya sebagai dokumentasi sehingga polisi
tidak perlu menyangka orang lain, apalagi suaminya. "Kesan, bukti dan
fakta-fakta yang mendukung memang demikian," ujar Kapolresta Malang AKBP

Drs Erwin Ch Rusmana. [Pembaruan/Aries Sudiono]




------------------------------------------------------------------------



Kirim email ke