semoga membantu
1. dari
http://www.sinarharapan.co.id/iptek/kesehatan/2004/1224/kes3.html

Vaksinasi Hib Kurang 
Anak Indonesia Berisiko Pneumonia
 

JAKARTA – Vaksinasi pada bayi Indonesia untuk jenis
pneumonia atau meningitis hingga kini dianggap masih
kurang memadai. Padahal menurut penelitian, tingkat
penyebaran penyakit ini pada bayi balita di Asia masih
sangat tinggi. 
Kalau Anda berpikir bahwa berita mengenai penelitian
yang menunjukan tingginya potensi balita di Asia yang
menderita pneumonia hanyalah basa-basi, segera
urungkan pemikiran tersebut. Ini terbukti dengan rilis
yang dikeluarkan oleh Asosiasi Dokter Anak Asia
Pasifik (APPA), Rabu (21/12) ini. Di rilis tersebut
dinyatakan bahwa satu dari 33 anak di Lombok
diindikasikan akan memiliki penyakit tersebut. Bila
vaksinasi jenis Hib (Haemophilus influenzae type b),
tidak segera dilakukan di pulau yang terkenal dengan
gunung Rinjaninya itu. 
Dr. Bradford D. Gessner, peneliti yang melakukan studi
kasus penyakit tersebut di Pulau Lombok menyatakan
bahwa rata-rata penyebaran penyakit Hib meningitis di
sana ditemukan pada 158 kasus dari 100.000 balita per
tahun yang merupakan salah satu frekuensi tertinggi
yang pernah tercatat dalam banyak studi serupa.
Hasil penelitian tersebut kemudian dibeberkan Dr.
Bradford, pada saat diselenggarakannya konferensi
“Vaccinology 2004: Focus on Hib in Asia” di Kuala
Lumpur, Malaysia baru-baru ini yang mengangkat isu
kesadaran Hib di Asia.
Dari hasil penelitian tersebut Dr. Bradford juga
menyatakan bahwa hal tersebut terjadi lantaran masih
kurang meratanya program vaksinasi Hib di daerah
kepulauan tersebut. “Kurang meratanya program
vaksinasi telah menyebabkan penyebaran penyakit Hib
sebagai penyebab utama kematian dan masalah dalam
pertumbuhan anak-anak,” ucap Prof. Mohammad Sham
Kasim, selaku Sekretaris Jenderal APPA. 
Khusus untuk masalah pencegahan ini Dr. Bradford
tampaknya sependapat juga Prof. Mohammad. Dan ia
kemudian juga menambahkan bahwa jenis penyakit ini,
hanya bisa di cegah dengan vaksin Hib. “Saya memiliki
beberapa bukti yang menunjukkan bahwa vaksin Hib
sangat efektif untuk mencegah Hib,” urai Dr. Bradford.
Oleh karena bukti penelitiannya tersebut maka dengan
yakin ia menyatakan bahwa vaksin Hib dapat menjadi
solusi yang efektif untuk mengurangi risiko kematian
dan terjangkitnya penyakit-penyakit berbahaya
meningitis terhadap anak-anak. 

Terbatas 
Hingga kini di lebih dari 20 negara, termasuk
Australia, Kanada, Selandia Baru, sebagian besar Eropa
dan Amerika Serikat, penyakit Hib telah berhasil
ditanggulangi dengan menyediakan vaksin Hib dan
memasukkannya ke dalam program imunisasi nasional.
Namun sayangnya di Indonesia hal itu tampaknya masih
menjadi angan-angan belaka. 
“Di banyak negara, 30 hingga 40 persen anak-anak yang
terjangkit penyakit meningitis Hib meninggal karena
terbatasnya akses terhadap perawatan medis maupun
imunisasi Hib,” ungkap Prof. Mathuram Santosham,
Direktur Program Sistem Pelayanan dari Universitas
John Hopkins, menanggapi hal tersebut. 
Dan ini sangat terasa bedanya bila dibandingkan dengan
jumlah total balita meninggal di negara-negara dengan
fasilitas medis yang memadai dan menjalani program
imunisasi Hib nasional. “Di negara-negara dengan
fasilitas medis yang memadai angka kematian balita
akibat terinfeksi virus Hib hanya 5 hingga 10 persen
totalnya,” tambah Prof. Mutharam lagi. 
Hingga kini WHO memperkirakan bahwa Hib menjadi
penyebab paling tidak tiga juta kasus penyakit serius
dan penyebab kematian anak-anak balita sekitar 400.000
sampai 700.000 setiap tahunnya. 
Melihat indikasi tersebut, maka sudah sepantasnya
pihak pemerintah Indonesia mulai memperhatikan masalah
ini. Apalagi bila mengingat dampak dari penyakit ini
yang dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius,
termasuk kelumpuhan, keterbelakangan mental dan tuna
rungu. Bahkan pada beberapa kasus telah terbukti
menimbulkan kematian. 
(str-sulung prasetyo) 
 
2. maaf ga bisa bantu krn tinggalnya ga deket situ

3. pisang memang bisa membuat pup menjadi aga' keras,
makanya dsa-ku menganjurkan kalo anak mencret dikasih
makan buah pisang aja krn membantu pemadatan bab-nya.
mba, kalo masih 4 bulan kenapa udah dikasih mpasi,
bukannya asi eksklusif aja? jujur dulu waktu rara 4
bulan juga udah aku kasih mpasi krn rara ga asi
eksklusif (aku masih oon soalnya) tapi setelah baca2
sana sini nambah ilmu akhirnya sadar juga. maunya sih
kalau ada rejeki dikasih anak kedua mau aku kasih asi
eksklusif aja. nah mba mumpung masih baru mending
balik lagi ke asi daripada nyesel kaya aku.. beneran
deh nyesel bangetttt.....


maaf ya kalo ga berkenan...

-resya-



--- Retno Apriyatiningsih
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> moms & dads...
> 
> tolong share ya pengalamannya....
> 
> 1. putriku tanggal 6  april nanti imunisasi HIB tapi
> ga tau apa kegunaan dari imunisasi tersebut...
> 2. DSA yang kooperatif di daerah ciledug siapa ya...
> 3. tepat 4 bulan kemaren aku coba beri dia makan
> pisang ambon hanya 3 atau 6 sendok makan
> pigeon...tapi pup tidak seencer dia minum susu dan
> pola tidurnya jadi lama...bahkan tidak minum susu
> formula..apakah hal ini tidak apa-apa...(karena aku
> abaca di majalah parent klo anak yang sudah bisa
> duduk tegak bisa di beri makan padat)
> 
> lagi bingung jadi ibu baru
> 



 
____________________________________________________________________________________
TV dinner still cooling? 
Check out "Tonight's Picks" on Yahoo! TV.
http://tv.yahoo.com/

--------------------------------------------------------------
Beli tanaman hias, http://www.toekangkeboen.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke