Smogabermanfaat

http://www.sehatgroup.web.id/artikel/1082.asp?FNM=1082

Demam       
        
          

Apakah     demam itu ?

        
          

    Pengukuran suhu

        
          

    Fisiologi demam

        
          

    Dampak menguntungkan terhadap fungsi imunitas

        
          

    Dampak negatif

        
          

    Demam pada infeksi virus

        
          

    Demam pada infeksi bakteri

        
          

    Efek obat pereda demam

        
          

    Rekomendasi tata laksana demam     
            Pengobatan     dengan
antipiretik     
            Parasetamol     
                Aspirin     
                Obat anti inflamasi non
steroid

        
          

    Terapi suportif
                 Upaya     suportif yang
direkomendasikan
                 Upaya     suportif yang
tidak direkomendasikan

        
          

    Kesimpulan

      

    

     

    

APAKAH     DEMAM ITU?     

    

Tubuh     kita memiliki hipotalamus anterior di otak
yang bertugas mengatur agar suhu     tubuh stabil
(termostat) yaitu berkisar 37 +/- 1 derajat selsius.  
         

    

Pengukuran     Suhu          

    

Suhu     di daerah dubur (temperatur rektal) paling
mendekati suhu tubuh sebenarnya (core     body
temperature). Suhu di daerah mulut atau ketiak
(aksila) sekitar 0,5     sampai 0,8 derajat lebih
rendah dari suhu rektal, dengan catatan setelah    
pengukuran selama minimal 1 menit. Tidak dianjurkan
mengukur (“menebak”)     suhu tubuh berdasarkan
perabaan tangan (tanpa mempergunakan termometer)    
      

    

Fisiologi     Demam (Bagaimana Demam Terjadi)         


    

Demam biasanya terjadi akibat tubuh terpapar infeksi  
  mikroorganisme (virus, bakteri, parasit). Demam juga
bisa disebabkan oleh     faktor non infeksi seperti
kompleks imun, atau inflamasi (peradangan)    
lainnya. Ketika virus atau bakteri masuk ke dalam
tubuh, berbagai     jenis sel darah putih atau
leukosit melepaskan     “zat penyebab demam (pirogen
endogen)”     yang selanjutnya memicu produksi
prostaglandin E2 di hipotalamus anterior,     yang
kemudian meningkatkan nilai-ambang temperatur dan
terjadilah demam.     Selama demam, hipotalamus cermat
mengendalikan kenaikan suhu sehingga suhu     tubuh
jarang sekali melebihi 41 derajat selsius.           


    

DAMPAK     DEMAM          

    

Dampak     Menguntungkan terhadap Fungsi Imunitas
(Daya Tahan) Tubuh          

    

Beberapa     bukti penelitian ‘in-vitro’ (tidak
dilakukan langsung terhadap tubuh     manusia)
menunjukkan fungsi pertahanan tubuh manusia bekerja
baik pada     temperatur demam, dibandingkan suhu
normal. IL-1     dan pirogen endogen lainnya akan
“mengundang” lebih banyak leukosit dan    
meningkatkan aktivitas mereka dalam menghambat
pertumbuhan mikroorganisme.     Demam juga memicu
pertambahan jumlah leukosit serta meningkatkan
 produksi/fungsi     interferon (zat yang membantu
leukosit memerangi     mikroorganisme).            

    

Dampak Negatif     

Pertama, kemungkinan dehidrasi (kekurangan cairan
tubuh).     Ketika mengalami demam, terjadi
peningkatan penguapan cairan tubuh sehingga     anak
bisa kekurangan cairan.           

    

Kedua, kekurangan oksigen. Saat demam, anak dengan
penyakit     paru-paru  atau penyakit    
jantung-pembuluh darah bisa mengalami kekurangan
oksigen sehingga penyakit     paru-parau atau kelainan
jantungnya       infeksi saluran napas akut (Isakan
semakin berat.            

    

Ketiga,     demam di atas 42 derajat selsius bisa
menyebabkan kerusakan neurologis     (saraf), meskipun
sangat jarang terjadi. Tidak ada bukti penelitian yang
    menunjukkan terjadinya kerusakan neurologis bila
demam di bawah 42 derajat     selsius.           

    

Terakhir,     anak di bawah usia 5 tahun (balita),
terutama pada umur di antara 6 bulan     dan 3 tahun,
berada dalam risiko kejang demam (febrile
convulsions),     khususnya pada temperatur rektal di
atas 40 derajat selsius. Kejang demam     biasanya
hilang dengan sendirinya, dan tidak menyebabkan
gangguan neurologis     (kerusakan saraf). Lihat
guideline kejang demam.           

    

Demam     seringkali disertai dengan gejala lain
seperti sakit kepala, nafsu makan     menurun
(anoreksia), lemas, dan nyeri otot. Sebagian     besar
di antaranya berhubungan dengan zat penyebab     demam
tadi.           

    

Demam     pada Infeksi Virus               

Demam pada bayi dan anak umumnya     disebabkan oleh
infeksi virus. Pada demam yang disertai sariawan, ruam
    cacar, atau ruam lainnya yang mudah dikenali,
virus sebagai penyebab demam     dapat segera
disimpulkan tanpa membutuhkan pemeriksaan khusus.
Demam ringan     juga dapat ditemukan pada anak dengan
batuk pilek (common colds),     dengan rinovirus salah
satu penyebab terseringnya. Penyebab lain demam pada  
  anak adalah enteritis (peradangan saluran cerna)
yang disebabkan terutama     oleh rotavirus.          

    

Penyakit yang disebabkan virus     adalah
self-limiting disease (akan berakhir dan sembuh dengan
    sendirinya).           

 

Demam     pada Infeksi Bakteri               

Di antara demam yang disebabkan     oleh infeksi
bakteri pada anak, salah satu yang paling sering
ditemukan     adalah infeksi saluran kemih (ISK).
Umumnya tidak disertai dengan gejala     lainnya.
Risiko paling besar dimiliki bayi yang berusia di
bawah 6 bulan.            

    

Infeksi bakteri yang lebih serius     seperti
pneumonia atau meningitis (infeksi selaput otak) juga
dapat     menimbulkan gejala demam. Namun demikian
persentasenya tidaklah besar. Dari     bayi > 3 bulan
dan anak 1-3 tahun dengan demam > 39C, hanya 2%    
(1–3.6%) saja yang bakterinya sudah memasuki
peredaran darah (bakteremia).                

    

Pada     golongan usia ini, program imunisasi HiB
berhasil menurunkan risiko     meningitis bakterial
secara sangat signifikan. S. pneumoniae (penyebab
utama     infeksi bakteri yang cukup serius) hanya
ditemukan pada < 2 % populasi.     Dan sebagian besar
anak dalam golongan usia ini dapat mengatasi S.    
pneumoniae tanpa antibiotika. Hanya 10 %-nya yang
berlanjut menjadi     pneumonia yang lebih berat dan
3-6 % menjadi meningitis.            

    

Usia yang menuntut kewaspadaan     tinggi orangtua dan
dokter adalah usia di bawah 3 bulan. Bayi harus    
menjalani pemeriksaan yang lebih teliti karena 10
%-nya dapat mengalami     infeksi bakteri yang serius,
dan salah satunya adalah meningitis. Untuk    
memudahkan penilaian risiko tersebut, Rochester
menetapkan beberapa poin     untuk mengidentifikasi
risiko rendah infeksi bakteri serius pada bayi yang   
 demam. Kriteria Rochester ini adalah:            

    
      
Bayi tampak baik-baik saja                  

      
Bayi sebelumnya sehat :                  

      
        
Lahir cukup bulan (≥ 37 minggu kehamilan)           
          

        
Tidak ada riwayat pengobatan untuk hiperbilirubinemia
(kuning) tanpa           sebab yang jelas             
        

        
Tidak ada riwayat pengobatan dengan antibiotika       
              

        
Tidak ada riwayat rawat inap                      

        
Tidak ada penyakit kronis atau penyakit lain yang
mendasari demam                      

        
Dipulangkan dari tempat bersalin bersama / sebelum ibu
                     

      

      
Tidak ada tanda infeksi kulit, jaringan lunak, tulang,
sendi, atau         telinga                  

      
Nilai laboratorium sebagai berikut          :        
         

      
        
Leukosit 5000 – 15000/µl                      

        
Hitung jenis neutrofil batang 1500/µl                
     

        
≤10 leukosit/LPB di urin                      

        
≤ 5 eritrosit (sel darah merah)/LPB pada feses bayi
dengan           diare                       

      

    

    
    

Walaupun diketahui bahwa sebagian     besar penyebab
demam adalah infeksi virus, namun data menunjukkan
bahwa     justru sebagian besar tenaga medis
mendiagnosisnya  sebagai     infeksi bakteri. Dalam
satu penelitian di Amerika Serikat, persentase ini    
mencapai 56 %. Dan pada penelitian yang sama masih
ditemukan adanya     pemberian antibiotik pada demam
yang belum jelas diidentifikasi penyebabnya     (virus
atau bakteri).           

    

Efek Obat Pereda Demam (Antipiretik)          

    

Sebuah penelitian melaporkan relawan dewasa yang
secara     sukarela diinfeksi virus Rhinovirus dan
diterapi dengan aspirin dosis     terapetik (dosis
yang lazim digunakan dalam     pengobatan), lebih
cenderung menjadi sakit dibandingkan yang    
mendapatkan plasebo. Hasil serupa (meski tidak
signifikan), dilaporkan     dengan penggunaan aspirin
dan parasetamol. Lebih lanjut, penggunaan kedua    
obat ini, ditambah ibuprofen, meningkatkan penyumbatan
di hidung (obstruksi     nasal) dan menekan respon
antibodi  Penelitian-penelitian     lain belum
menunjang temuan ini.           

    

Pada sebuah survei terhadap 147 anak dengan infeksi   
 bakteri, tidak ada perbedaan lama rawat inap pada
mereka yang diberi dua     atau lebih obat
antipiretik, dibandingkan yang menerima satu, atau
sama     sekali tidak diberi antipiretik.            

    

Sebuah penelitian randomized terhadap anak-anak    
demam yang diduga akibat virus, menunjukkan
parasetamol tidak mengurangi     lamanya demam dan
tidak menghilangkan gejala-gejala yang terkait. Namun 
   demikian, parasetamol membuat anak sedikit lebih
aktif dan lebih bugar.            

    

REKOMENDASI TATA LAKSANA DEMAM          

    

Pengobatan dengan Antipiretik          

    

Mekanisme Kerja               

    

Parasetamol, aspirin, dan obat anti inflamasi non
steroid     (OAINS) lainnya adalah antipiretik yang
efektif. Bekerja dengan cara     menghambat produksi
prostaglandin E2 di hipotalamus anterior (yang
meningkat     sebagai respon adanya pirogen endogen). 
          

    

Parasetamol               

Parasetamol     adalah obat pilihan pada anak-anak.
Dosisnya sebesar 10-15 mg/kg/kali.            

    

Parasetamol dikonjugasikan di hati menjadi turunan
sulfat dan     glukoronida, tetapi ada sebagian kecil
dimetabolisme membentuk intermediet     aril yang
hepatotoksik (menjadi racun untuk hati) jika jumlah
zat     hepatotoksik ini melebihi kapasitas hati untuk
memetabolismenya dengan     glutation atau sulfidril
lainnya (lebih dari 150 mg/kg). Maka sebaiknya    
tablet 500 mg tidak diberikan pada anak-anak (misalnya
pemberian tiga kali     tablet 500 mg dapat
membahayakan  bayi     dengan berat badan di bawah 10
kg). Kemasan berupa sirup 60 ml lebih aman.          

   

Aspirin     

Merupakan     antipiretik yang efektif namun
penggunaannya pada anak dapat menimbulkan     efek
samping yang serius. Aspirin bersifat     iritatif
terhadap lambung sehingga meningkatkan risiko ulkus
(luka) lambung,     perdarahan, hingga perforasi
(kebocoran akibat terbentuknya lubang di     dinding
lambung). Aspirin juga dapat menghambat aktivitas
trombosit     (berfungsi dalam pembekuan darah)
sehingga dapat memicu risiko perdarahan).    
Pemberian aspirin pada anak dengan infeksi virus
terbukti meningkatkan     risiko Sindroma Reye, sebuah
penyakit yang jarang (insidensinya     sampai tahun
1980 sebesar 1-2 per 100 ribu anak per tahun), yang
ditandai     dengan kerusakan hati dan ginjal. Oleh
karena itu, tidak dianjurkan untuk     anak berusia <
16 tahun.          

    

Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS)

    

Jenis OAINS yang paling sering digunakan pada anak
adalah     ibuprofen. Dosis sebesar 5-10 mg/kg/kali
mempunyai efektifitas antipiretik     yang setara
dengan aspirin atau parasetamol. Sama halnya dengan
aspirin dan     OAINS lainnya, ibuprofen bisa
menyebabkan ulkus lambung, perdarahan, dan    
perforasi, meskipun komplikasi ini jarang pada
anak-anak. Ibuprofen     juga tidak direkomendasikan
untuk anak demam yang mengalami diare dengan     atau
tanpa muntah.           

    

Jenis     Lainnya          

    

Turunan pirazolon seperti fenilbutazon dan dipiron,
efektif     sebagai antipiretik, tetapi jauh lebih
toksik (membahayakan).          

    

Terapi     Suportif               

Upaya     Suportif yang Direkomendasikan              


Tingkatkan asupan cairan (ASI,     susu, air, kuah
sup, atau jus buah). Minum banyak juga mampu menjadi  
  ekspektoran (pelega saluran napas) dengan mengurangi
produksi lendir di     saluran napas. Jarang terjadi
dehidrasi berat tanpa adanya diare dan muntah    
terus-menerus.. Hindari     makanan berlemak atau yang
sulit dicerna karena demam menurunkan aktivitas    
lambung.          

    

Kenakan pakaian tipis dalam ruangan yang     baik
ventilasi udaranya. Anak tidak harus terus berbaring
di tempat     tidur)tetapi dijaga agar tidak melakukan
aktivitas berlebihan.          

    

Mengompres atau anak dengan air hangat     dapat
dilakukan jika anak rewel merasa sangat tidak nyaman,
umumnya pada     suhu sekitar 40 selsius. Mengompres
dapat dilakukan dengan meletakkan anak     di bak
mandi yang sudah diisi air hangat. Lalu basuh badan,
lengan, dan kaki anak     dengan air hangat
tersebut.             

    

Umumnya mengompres anak akan menurunkan demamnya dalam
30-45     menit. Namun jika anak merasa semakin tidak
nyaman dengan berendam, jangan lakukan     hal ini.   
        

    

Upaya     Suportif yang Tidak Direkomendasikan        
      

Upaya ‘mendinginkan’ badan anak dengan melepaskan 
   pakaiannya, memandikan atau membasuhnya dengan air
dingin, atau     mengompresnya dengan alkohol. Jika
nilai-ambang hipotalamus sudah     direndahkan
terlebih dahulu dengan obat, melepaskan pakaian anak
atau     mengompresnya dengan air dingin justru akan
membuatnya menggigil (dan tidak     nyaman), sebagai
upaya tubuh menjaga temperatur pusat berada pada    
nilai-ambang yang telah disesuaikan. Selain itu
alkohol dapat pula diserap     melalui kulit masuk ke
dalam peredaran darah, dan adanya risiko toksisitas.  
        

    

KESIMPULAN               

Pandangan masyarakat akan demam terus berubah. Kini
demam     dianggap sebagai respon ‘sehat’ terhadap
penyakit dan dianggap wajar.     Pengobatan secara
‘agresif’ harus dibuktikan oleh bukti-bukti
ilmiah.     Sehingga terapi yang rasional adalah
menenangkan pasien dan tenaga     kesehatan, serta
meyakinkan bahwa merekalah yang ‘mengendalikan’   
 penyakit anaknya, bukan ‘dikendalikan’ penyakit. 
         

    

Upaya menangani demamnya bukanlah prioritas utama.
Tindakan     pertama adalah mengidentifikasi adakah
infeksi bakteri (pneumonia, otitis     media,
faringitis streptokokus, meningitis, atau sepsis), dan
kalau perlu     merujuk ke RS untuk tindakan
selanjutnya.           

    

Baik orangtua maupun  tenaga     kesehatan seharusnya
tidak otomatis memberikan obat pereda demam pada semua
    anak demam. “Tangani anaknya, bukan
termometernya”. Usaha meredakan     demam lebih
ditujukan mengatasi ketidaknyamanan anak (jika memang 
   signifikan), dan biasanya diperoleh melalui
pemberian parasetamol secara     oral pada anak yang
hanya mengalami demam tinggi saja. Hal ini akan    
menciptakan layanan kesehatan (dan keluarga) yang
efisien semata-mata     ditujukan bagi kebaikan anak,
menekankan pada upaya mencari penyebab     serta
melalui usaha mengurangi polifarmasi yang tidak perlu,
serta     memprioritaskan pengobatan esensial saja.   
      

    

(Disusun oleh dr Arifianto dan dr Nurul Itqiyah
Hariadi)           

    

Catatan:     Panduan / guideline     ini dapat
senantiasa mengalami perubahan seiring dengan
ditemukannya     perkembangan ilmiah terkini, dan
adanya guideline terbaru yang dapat     diadaptasi.   
          

  

 

  

      

      
      

Information on this web site is provided for
informational       purposes only and is not a
substitute for professional medical advice. You      
should not use the information on this web site for
diagnosing or treating       a medical or health
condition. You should carefully read all product      
packaging. If you have or suspect you have a medical
problem, promptly       contact your professional
healthcare provider.

      
 
      
 
      
 

Regards,
Uci mamaKavin+Ija
http://oetjipop.multiply.com


      
________________________________________________________ 
Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru! 
http://id.yahoo.com/


--------------------------------------------------------------
Beli tanaman hias, http://www.toekangkeboen.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke