sebelumnya makasih untuk masukannya ya pak erwinh... setuju ma pendapat mbak lif tiap org pasti punya pertimbangan sendiri... yang namanya ibu yang ngerasain 9 bln lbh ada kehidupan d rahimnya, kmd dg taruhan nyawa mengantarkannya melihat indahnya dunia gak ada yg pgn jauh dr anak2nya pak jd kalaupun ibunya kerja bukan berarti kami ini egois & tdk memikirkan masa dpn buah hati kami... yang pasti apapun yg kami lakukan sepenuhnya demi masa dpn anak2 juga ... *maafklotampaktllemasionalyamohondimengerti*
----- Original Message ----- From: "Lif Rahayu" <[EMAIL PROTECTED]> To: <balita-anda@balita-anda.com> Sent: Wednesday, May 09, 2007 10:55 PM Subject: Re: [balita-anda] buat ibu2 yang kerja kantoran... semoga menjadi renungan... > Bagus banget, Pak. Tapi beda rumahtangga, beda situasinya dan beda pula > solusinya.....maaf ya. > > Mama Nayma > > > On 5/10/07, Erwinh <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > Assalamu'alaikum wr wb, > > > > Saya adalah ayah dari 2 orang putra dan seorang putri. Istri saya > > lulusan ITS. Sebelum menikah, istri saya bekerja di sebuah perusahaan > > Telekomunikasi terkemuka di Surabaya. Karena saya berdomisili di > > Jakarta, setelah menikah, istri saya ikut tinggal di Jakarta dengan > > resign terlebih dahulu dari pekerjaannya yang lama. Setelah menikah, > > istri saya pengen punya anak terlebih dahulu, sebelum nantinya, akan > > mencari pekerjaan lagi setelah melahirkan. Singkatnya, setelah anak > > saya lahir, istri saya akan mengasuhnya sendiri terlebih dahulu sampai > > usia 6 bulan, dan berencana untuk mencari pekerjaan setelah itu (bagi > > saya pribadi, sejak awal saya lebih suka istri saya tinggal di rumah, > > sekalipun saya tidak pernah memaksakannya kepada istri saya, saya > > serahkan kepadanya untuk memilih). Setelah 6 bulan berjalan, saya > > menanyakan kepadanya apakah tidak mencoba cari kerja Ma ? Zidane udah > > berumur 6 bulan tuh................. > > "ehmmm........nanti dulu deh, aku masih gak mau pisah jauh-jauh dari dia" > > 6 bulan, 7 bulan, 10 bulan, 12 bulan, kembali saya tanyakan hal > > tersebut kepadanya, sampai akhirnya dia memutuskan dengan tegas, bahwa > > dia tidak mau lagi kerja di kantoran, "insyaAllah lebih bermanfaat > > kalau di rumah" katanya kala itu. > > Sekalipun sebetulnya kami hidup sederhana, gaji mengandalkan gaji saya > > yang sebetulnya masih jauh kalau dibanding dengan rata-rata yang dobel > > gardan :) sekolah anak saya pilihkan yang sedang-sedang saja, mobil > > second seharga di bawah 100 juta (alhamdulillah belum pernah mogok), > > rumah milik sendiri sekalipun kecil (tapi alhamdulillah ga ngontrak). > > Anak 3, semuanya sehat, Alhamdulillah ya Allah, sesungguhnya sangatlah > > banyak nikmatmu kepada keluargaku, hanya kadangkala sayalah yang tidak > > pandai bersyukur........ > > > > -- > > > > Ibu-ibu yang dirahmati Allah, > > 1. Saya coba menggarisbawahi kalimat ibu ".......aku kerja juga demi > > kesejahteraan anak dan juga untuk jaga2 seandainya ada sesuatu yang > > mengusik sumber pendapatan utama (suami)........" > > Saya coba list apa saja kejadian yang mungkin akan menyebabkan > > pendapatan utama (suami) tersendat : > > a. Suami meninggal dunia > > b. Suami diPHK > > c. Suami cacat parah seumur hidup > > d. Suami menceraikan para Ibu > > Astaghfirullahal adziiim, semoga bukan itu do'a dari Ibu-ibu untuk > > suaminya. Ibu-ibu, terutama Ibu-ibu muslim, pernahkah Ibu > > mendengar/membaca firman Allah "Aku bertindak sesuai sangkaan hambaKu" > > Jauhkanlah semua pikiran negatif, sebaiknya kita ganti dengan pikiran > > positif selalu berdo'a semoga suami kita panjang umur, diberkahi, > > diberi keselamatan, setia, dsb-dsb. > > Oke, mungkin Ibu bilang, sekedar jaga-jaga. Kalau demikian, boleh dong > > kalau kita mengajukan pertanyaan yang sebanding (biar imbang), Ibu > > bekerja untuk berjaga-jaga manakala sumber utama terusik, apakah > > sekarang kita juga sudah berjaga-jaga agar anak-anak kita kelak tidak > > terjerumus ke hal-hal yang dimurkai Allah : > > pergaulan bebas, hamil di luar nikah, terjerumus narkoba, dsb-dsb > > Andaikata hal itu terjadi, apakah uang yang susah-susah kita kumpulkan > > bisa melunasinya ? > > Bukankah kita diajarkan do'a untuk kedua orang tua "Ya Allah, > > ampunilah Ayah bundaku, sayangilah mereka seperti mereka menyayangiku > > di waktu kecil ?" > > Mari kita renungkan, kira-kira do'a ini lebih pantas untuk siapa atau > > akan diberikan oleh Allah kepada siapa ? > > apakah kasih sayang yang dimaksud adalah kasih sayang ketika > > mengandung, kemudian melahirkan ditambah 3 bulan ketika para Ibu > > mengambil cuti melahirkan ? ataukah kasih sayang sejak anak kita kecil > > sampai usia pernikahan (>23 tahun). 12 bulan dibanding 22 tahun. > > Kemudian, apakah kasih sayang itu adalah materi/uang/pemenuhan > > kebutuhan lahiriah. Tentu tidak, karena kasih sayang itu bahasa ruhani > > bukan materi. Sehingga kalau kasih sayang selalu dihubungkan dengan > > materi tentu saja tidak akan mengena. > > Seperti halnya, kasih sayang kita kepada orang tua, apakah Anda akan > > menjualnya kepada orang yang bisa membelinya ? Coba sebutkan berapa > > harganya kasih sayang (dalam rupiah). > > Jelaslah bahwa bahasa ruhani harus dijawab dengan ruhani. > > > > > > 2. Saat ini biaya pendidikan mahal. Betul. Tapi bukankah kita bisa > > menyekolahkannya di sekolah-sekolah yang biasa-biasa saja ? Pertanyaan > > mendasar, apa yang kita kejar dari sekolah favorit ? cerdas akademik, > > status sosial, atau cerdas akhlak ? > > Apakah sekolah favorit menjadi anak kita akan cerdas secara akademik ? > > belum tentu, banyak contoh anak yang cerdas akademik berasal dari > > keluarga dan sekolah yang biasa-biasa saja. > > Apakah sekolah favorit pasti menjadikan anak kita berakhlak mulia ? > > Sudah banyak pakar yang bilang, bahwa akhlak itu dimulai dari > > keluarga, teladan dari Ayah bundanya, bukan dari sekolah. > > Jadi, sebetulnya kita bisa mengurangi anggaran tersebut dengan > > menyekolahkan anak-anak kita di sekolah yang sedang-sedang saja. > > > > 3. Pertanyaan selanjutnya, Apakah Ibu di rumah menjamin bisa > > menjadikan anak-anak kita berakhlak mulia ? Jawabnya jelas tidak, > > tergantung bagaimana kita sebagai Ibu di rumah memanfaatkan waktu. > > Jangankan itu, bahkan tidak ada jaminan bagi seorang Nabi memiliki > > anak yang sholeh sholehah, contoh Nabi Adam dan Nabi Nuh. > > Demikian juga tidak ada jaminan seorang yang rajin shalat akan masuk > > syurga (kedua hal tersebut sudah ada di dalam Al-Qur'an). > > Dalam hal ini, mari kita gunakan logika normatif saja, bahwa siapa > > yang menanam benih maka dia yang akan menuai. Siapa yang berusaha > > dengan sungguh-sungguh untuk mendidik anak agar menjadi anak yang > > barakah, maka insyaAllah dia akan memperolehnya (semoga saya bisa > > melaksanakannya, amiiin). > > Coba renungkan, Apa yang bisa didapat Ibu yang memanfaatkan waktunya 8 > > jam untuk mendidik anak-anaknya setiap hari, dengan Ibu yang > > meluangkan waktu 2 jam sehari ? > > > > Maaf kalau terlalu panjang lebar, hanya sharing. > > Ayah Zidane. > > > > > > > > > > On 5/9/07, dhani resya <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > > hmh.. pengen curhat.. mudah2an bisa jadi masukan buat > > > > > yang lain... > > > > > > > > > > kalo dipikir-pikir aku ini kurang bersyukur... udah > > > > > dapet kerja, gaji lumayan, tapi merasa kurang, bukan > > > > > soal materi tapi kurang waktu bersama anak... > > > > > > > > > > kadang suka mikir kenapa juga kerja di kantoran kalo > > > > > di rumah bisa ngurus anak, padahal kalo dipikir-pikir > > > > > lagi aku kerja juga demi kesejahteraan anak dan juga > > > > > untuk jaga2 seandainya ada sesuatu yang mengusik > > > > > sumber pendapatan utama (suami). > > > > > kalo pagi suka maleeeessss banget pergi kerja karena > > > > > masih kangen banget sama anak. > > > > > > > > > > > > > -------------------------------------------------------------- > > > > Beli tanaman hias, http://www.toekangkeboen.com > > > > Info balita: http://www.balita-anda.com > > > > Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED] > > > > menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED] > > > > > > > > > > > > > > > > > -- > > > Laksmi Juwita > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > Send instant messages to your online friends > > http://uk.messenger.yahoo.com > > > > -------------------------------------------------------------- > > Beli tanaman hias, http://www.toekangkeboen.com > > Info balita: http://www.balita-anda.com > > Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED] > > menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED] > > > > > -------------------------------------------------------------- Beli tanaman hias, http://www.toekangkeboen.com Info balita: http://www.balita-anda.com Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED] menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]