Cacr air mah penyebabnya virus..akan sembuh dengan sendirinya dg daya tahan tubuh anak.. so, blum perlu AB klo ga ada komplikasinya.
Sebaiknya sih klo dah kena vcacar air si penderita diisolasi ya… saat gelembung mulai kluar itu dah bisa nular… Klo kitanya daya tahan tubuhnnya ok or dah diimunisasi varicela bisa jd 80% aman.. Klo ngilangin bekasnya bisa pake parutan jagung muda or pake eatmeal.. http://www.tabloidnova.com/articles.asp?id=12471 Cacar Air TAK CUMA MENYERANG SI KECIL Penyakit "klasik" ini belakangan mewabah lagi. Bisa menyerang siapa saja, tak peduli bayi maupun orang dewasa. Bisa sembuh sendiri, tapi bisa butuh penanganan khusus, terutama jika yang diserang adalah bayi yang baru lahir. Penyakit cacar air (varisela) bisasanya ditandai dengan keluhan tubuh mendadak lemas, tak mau makan, demam, dan gatal-gatal. Menurut dr. H.M. Vinci Ghazali, MBA, MM. dari Kid's World, Jakarta, penyebab cacar aiar adalah virus varicella-zoster. Virus ini ditularkan melalui percikan ludah penderita, atau melalui benda-benda yang terkontaminasi oleh cairan dari lepuhan kulit penderita. Karena gejalanya seringkali tidak khas, khususnya pada fase awal sebelum muncul kelainan kulit (prodormal), banyak orang "terkecoh" dengan penyakit ini. Gejala tubuh lemas, demam, malas makan, mirip dengan gejala banyak penyakit lain seperti flu atau campak. "Baru setelah muncul erupsi atau kelainan pada kulit, gejala khas varisela mulai jelas," kata dokter yang akrab dipanggil Vinci ini menjelaskan. Pada gejala berikutnya, varicela menimbulkan erupsi (lesi/kerusakan) kulit. Lesi ini bentuknya mulai dari gambaran yang tidak khas, yang diikuti dengan melenting (vesicle). "Kalau sudah melenting, dalam waktu rata-rata 24 jam, cairan di dalamnya mulai keruh, lantas 24 jam berikutnya mulai timbul rasa gatal." Jika vesicle ini digaruk, maka ia akan pecah dan terbuka. Akibatnya, kulit tidak lagi mempunyai perlindungan dan bisa kemasukan bakteri. Misalnya, jika mandi dengan air yang tidak bersih. "Ini yang disebut infeksi sekunder akibat bakteri," tandas Vinci. Kalau infeksi seperti ini terjadi, berarti penyakit virus cacar air akan ditambah dengan penyakit bakteri kulit. Penyembuhannya pun tidak lagi primer dan biasanya akan mengakibatkan terbentuknya jaringan ikat (scar) yang akan meninggalkan bekas. "Ini yang mungkin dulu menyebabkan orang tua melarang anaknya yang kena cacar air untuk mandi," lanjut Vinci TIGA MINGGU Erupsi atau munculnya kelainan kulit merupakan fase kedua gejala varisela. Begitu fase erupsi ini muncul, bisa dipastikan anak terkena cacar air. Biasanya, erupsi varisela dimulai dari sentrum, yaitu daerah tengah badan (perut), baru kemudian melebar ke samping. "Itu sebabnya, seringkali bagian perut dan badan penderita mengalami erusi, tapi bagian mukanya tidak. Jika pengobatan yang diberikan efektif dan kekebalan penderita tinggi, bisa jadi cuma badannya yang erupsi, lalu sembuh," jelas Vinci. Erupsi awal ditandai oleh semacam gambaran kemerahan (eritema), yang lama-lama di atasnya akan terbentuk vesicle. "Kalau diperhatikan, vesicle ini rata, tidak ada lekukan di tengahnya (unumbilicated vesicle). Kalau ada lekukan di tengah vesicle, biasanya bukan cacar air," tambah Vinci. Jadi, jika terlihat ada vesicle, dan mulainya dari bagian tengah badan ke samping, didahului oleh gejala lemas, demam disertai napsu makan menurun, "Maka kita sudah harus memikirkan kemungkinan anak terkena cacar air. Apalagi jika sekitar 2 minggu sebelumnya ada kontak dengan penderita cacar air." Penularan varisela sebetulnya sudah dimulai sebelum terjadinya fase erupsi, yaitu pada masa inkubasi. "Nah, 24 jam sebelum erupsi sudah menulari. Selama itu, ia akan menulari terus. Jadi, jangan dianggap kalau sudah sembuh tidak menularkan. Menurut penelitian, sekitar 12 hari setelah sembuh, baru aman. Tapi agar lebih aman, sebaiknya 3 minggu setelah sembuh jangan melakukan kontak, supaya tidak tertular atau menularkan," kata Vinci. WASPADA KOMPLIKASI Cacar air kebanyakan memang menyerang anak-anak, tapi bukan berarti bayi dan orang dewasa tak bisa kena. Hampir sebagian besar orang dewasa di Indonesia pernah terkena cacar air ketika mereka kecil. "Jadi, mereka yang sekarang sudah menjadi ibu rata-rata sudah memiliki kekebalan (antibodi) terhadap varisela, yang dibentuk ketika mereka terkena varisela saat kecil. Asumsinya, karena ibu-ibu di Indonesia saat ini sudah memiliki antibodi, maka bayi-bayi yang dilahirkan pun memiliki antibodi," jelas Vinci. Setelah lahir, bayi-bayi itu pun membawa antibodi varisela pasif dari ibunya. "Tapi antibodi pasif ini usianya pendek. Ketika anak berusia di atas setahun, antibodi tadi akan menipis. Nah, pada saat menipis inilah, anak mulai bisa tertular. Ini yang menyebabkan seakan-akan yang kena cacar air hanya anak, bukan bayi," lanjut Vinci. Seandainya para ibu tidak memiliki antibodi dan bayi di dalam kandungan mereka tidak terlindungi oleh antibodi varisela, maka bisa terjadi bayi lahir dengan varisela (nenatal varicela), atau terkena varisela pada saat berada di dalam rahim (congenital varicela). Jika si ibu terkena cacar air sebulan sebelum melahirkan, maka bayi akan mengalami lahir dengan cacar air stadium ringan. Yang berbahaya adalah jika si ibu terkena cacar air sekitar seminggu sebelum melahirkan. "Bisa-bisa bayinya lahir dengan cacar air berat, yang bisa berakibat fatal. Waktu yang hanya seminggu itu tidak cukup bagi ibu untuk membentuk antibodi, akibatnya janin tidak terlindungi ketika lahir, karena ia belum bisa membuat antibodi sendiri." Cacar air pada bayi yang belum memiliki antibodi sendiri bisa mengakibatkan beragam komplikasi, dari cacat di sistem saraf, kelumpuhan, kelainan mata, pneumonia, peradangan jantung, bahkan berakibat fatal (kematian). Akibatnya, pengobatannya pun menjadi serius, misalnya denan memberikan varicella-zoster imunoglobulin. Kalau kejadiannya sampai lebih jauh lagi, misalnya terjadi kecacatan, tentu pengobatannya khusus." SEMBUH SENDIRI Cacar air yang ringan pada anak biasanya akan sembuh sendiri, sesuai daya tahan tubuh anak. Sementara untuk pengobatan varisela disesuaikan dengan tahapnya. Jika tahapnya di kulit, diobati dengan obat lokal (kulit). "Kalau gatal-gatal, diberikan anti-gatal, kalau ada infeksi sekunder, diberikan anti-bakteri, dan sebagainya sesuai kebutuhan," kata Vinci. Pengobatan kedua adalah pengobatan sistemik. "Untuk yang ringan, diberikan obat untuk menghilangkan gejala. Kalau berat, misalnya ada demam, diberikan obat demam. Kalau disertai komplikasi, tentu diobati sesuai komplikasi yang muncul," lanjutnya. DILARANG MANDI? "Tidak usah mandi kalau sedang terkena cacar air," begitu biasanya dulu orang tua kita mengingatkan. Benarkah cacar air tak boleh terkena air? Yang jelas, mandi akan membuat bagian-bagian vesicle (melenting) yang sudah mati akan lepas. "Tapi dengan syarat, mandinya dengan air bersih yang tidak mengandung bakteri (tidak terkontaminasi oleh bakteri)," kata Vinci. Jika air yang digunakan untuk mandi tidak bersih, bisa-bisa malah menimbulkan infeksi sekunder. "Begitu ada infeksi sekunder, berarti penyembuhannya tidak primer, yang menyebabkan kemungkinan terjadinya scar atau bekas lebih banyak." Bagaimana mencegah cacar air? "Yang pertama tentu dengan menghindari kontak dengan penderita cacar air," jelas Vinci. Selain itu, anak usia 12-18 bulan sebaiknya diberikan imunisasi varisela. "Sementara vaksinasi pada orang dewasa diberikan terutama pada mereka yang kekebalan atau daya tahan tubuhnya rendah." Cacar Air dr medicastore (Varisela, Chickenpox) adalah suatu infeksi virus menular yang menyebabkan ruam kulit berupa sekumpulan bintik-bintik kecil yang datar maupun menonjol, lepuhan berisi cairan serta keropeng, yang menimbulkan rasa gatal. PENYEBAB Penyebabnya adalah virus varicella-zoster. Virus ini ditularkan melalui percikan ludah penderita atau melalui benda-benda yang terkontaminasi oleh cairan dari lepuhan kulit. Penderita bisa menularkan penyakitnya mulai dari timbulnya gejala sampai lepuhan yang terakhir telah mengering. Karena itu, untuk mencegah penularan, sebaiknya penderita diisolasi (diasingkan). Jika seseorang pernah menderita cacar air, maka dia akan memiliki kekebalan dan tidak akan menderita cacar air lagi. Tetapi virusnya bisa tetap tertidur di dalam tubuh manusia, lalu kadang menjadi aktif kembali dan menyebabkan herpes zoster. GEJALA Gejalanya mulai timbul dalam waktu 10-21 hari setelah terinfeksi. Pada anak-anak yang berusia diatas 10 tahun, gejala awalnya berupa sakit kepala, demam sedang dan rasa tidak enak badan. Gejala tersebut biasanya tidak ditemukan pada anak-anak yang lebih muda, gejala pada dewasa biasanya lebih berat. 24-36 jam setelah timbulnya gejala awal, muncul bintik-bintik merah datar (makula). Kemudian bintik tersebut menonjol (papula), membentuk lepuhan berisi cairan (vesikel) yang terasa gatal, yang akhirnya akan mengering. Proses ini memakan waktu selama 6-8 jam. Selanjutnya akan terbentuk bintik-bintik dan lepuhan yang baru. Pada hari kelima, biasanya sudah tidak terbentuk lagi lepuhan yang baru, seluruh lepuhan akan mengering pada hari keenam dan menghilang dalam waktu kurang dari 20 hari. Papula di wajah, lengan dan tungkai relatif lebih sedikit; biasanya banyak ditemukan pada batang tubuh bagian atas (dada, punggung, bahu). Bintik-bintik sering ditemukan di kulit kepala. Papula di mulut cepat pecah dan membentuk luka terbuka (ulkus), yang seringkali menyebabkan gangguan menelan. Ulkus juga bisa ditemukan di kelopak mata, saluran pernafasan bagian atas, rektum dan vagina. Papula pada pita suara dan saluran pernafasan atas kadang menyebabkan gangguan pernafasan. Bisa terjadi pembengkaan kelenjar getah bening di leher bagian samping. Cacar air jarang menyebabkan pembentukan jaringan parut, kalaupun ada, hanya berupa lekukan kecil di sekitar mata. Luka cacar air bisa terinfeksi akibat garukan dan biasanya disebabkan oleh stafilokokus. KOMPLIKASI Anak-anak biasanya sembuh dari cacar air tanpa masalah. Tetapi pada orang dewasa maupun penderita gangguan sistem kekebalan, infeksi ini bisa berat atau bahkan berakibat fatal. Adapun komplikasi yang bisa ditemukan pada cacar air adalah: - Pneumonia karena virus - Peradangan jantung - Peradangan sendi - Peradangan hati - Infeksi bakteri (erisipelas, pioderma, impetigo bulosa) - Ensefalitis (infeksi otak). DIAGNOSA Diagnosis ditegakkan berdasarkan ruam kulit yang khas (makula, papula, vesikel dan keropeng). PENGOBATAN Untuk mengurangi rasa gatal dan mencegah penggarukan, sebaiknya kulit dikompres dingin. Bisa juga dioleskan losyen kalamin, antihistamin atau losyen lainnya yang mengandung mentol atau fenol Untuk mengurangi resiko terjadinya infeksi bakteri, sebaiknya: - kulit dicuci sesering mungkin dengan air dan sabun - menjaga kebersihan tangan - kuku dipotong pendek - pakaian tetap kering dan bersih. Kadang diberikan obat untuk mengurangi gatal (antihistamin). Jika terjadi infeksi bakteri, diberikan antibiotik. Jika kasusnya berat, bisa diberikan obat anti-virus asiklovir. Untuk menurunkan demam, sebaiknya gunakan asetaminofen, jangan aspirin. Obat anti-virus boleh diberikan kepada anak yang berusia lebih dari 2 tahun. Asiklovir biasanya diberikan kepada remaja, karena pada remaja penyakit ini lebih berat. Asikloir bisa mengurangi beratnya penyakit jika diberikan dalam wakatu 24 jam setelah munculnya ruam yang pertama. Obat anti-virus lainnya adalah vidarabin. PENCEGAHAN Untuk mencegah cacar air diberikan suatu vaksin. Kepada orang yang belum pernah mendapatkan vaksinasi cacar air dan memiliki resiko tinggi mengalami komplikasi (misalnya penderita gangguan sistem kekebalan), bisa diberikan immunoglobulin zoster atau immunoglobulin varicella-zoster. Vaksin varisela biasanya diberikan kepada anak yang berusia 12-18 bulan. --- novita barini <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > st1\:*{behavior:url(#default#ieooui) } > Moms, > > Bantuin saya donk.., anakku cowok ( 7,8thn ) sudah > dari hari Jumat kemarin divonis dokter sakitcacar > air. Kayaknya ketularan dari kawannya yang terkena > seminggulalu. Saya lihat di hari ke – 4 ini, > masih ada yang berupa bintikmerah , ada juga yang > sudah melenting , ada juga yang sudah kering.Dapat > obat dari dokter adalah : Obat anti virus puyer ( 4 > x 1 hr ) , Antiobiotik –Puyer ( 3 x 1 hari ) > dan penurunpanas sirup , PK dan salep. > > > > Saya ingin tanyakan ke moms : > > 1. Kenapa setelah hari ke 4 semua cacarnya belum > keluar ya..? Berapa hari kira2 kalo bintil2kecil > itu > > Keluar semua dan mongering? > > 2. Cacar yang sudah pecah , kan diolesin > saleptuh..,tapi kok keringnya jadi hitam. Obat > tradisonal apa ya > > Supaya bekas cacar-nya tidakhitam2. > > 3.Asupan gizi dan makanan apa yangmembantu supaya > daya tahan tubuhnya tetap fit. Selama 3 hari > kemarin sayaberikan apa aja yang anak saya mau ( > alhamdullilah makannya tidak susah ), Bubur, roti, > kue2 ,sop , minuman isotonic dll ) Vitamin penambah > nafsumakan saya berikan . > > 4. Mengenai penularan . Seperti kita tau kan.. cacar > air memangjenis penyakit yang cepat penularannya, > > Nah selama ini anaksaya yang sakit ini masih > tidur satu ranjang dengan ibunyadan adiknya ( krn > gak mau ditinggal2 ) . Saya lagi was-was , > takutnyaadiknya tertular dan belum pernah kena > cacar air. Begitupula ibunya . Jadi saya atau > adiknya mesti mempersiapkandiri kalo tertular / > menguatkan daya tahan tubuh. Mudah2an enggakena . > Berapa lama proses inkubasi virus itu sendiri > danmelalui apa aja sih.. mediasinya kalo menulari > orang lain? .. > Regards, Uci mamaKavin+Ija http://oetjipop.multiply.com ________________________________________________________ Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru! http://id.yahoo.com/ -------------------------------------------------------------- Beli tanaman hias, http://www.toekangkeboen.com Info balita: http://www.balita-anda.com Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED] menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]