dari milis _sehat_ juga

---------- Forwarded message ----------
From: Agnes Tri Harjaningrum <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Feb 20, 2006 5:05 PM
Subject: Re: [sehat] TB paru pada anak
To: [EMAIL PROTECTED]

Dear pak Jatmiko,

Sebetulnya tidak mudah menegakkan diagnosa TB pada anak. Konsensus nasional
TB anak IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) 2002 membuat alur deteksi dini
dan rujukan TB pada anak sebagai berikut. Seorang anak dicurigai menderita
TB bila, ada riwayat kontak dengan penderita TB sputum BTA positif, reaksi
cepat BCG( timbul kemerahan di lokasi suntikan dalam 3-7 hari setelah
imunisasi BCG), berat badan turun tanpa sebab yang jelas atau berat badan
kurang yang tidak naik dalam 1 bulan meskipun sudah dengan penanganan gizi,
demam lama atau berulang tanpa sebab yang jelas, batuk lebih dari 3 minggu,
pembesaran kelenjar limfe superficial yang spesifik, skrolfuloderma,
konjungtivitis fliktenularis, tes tuberculin yang positif (> 10 mm), dan
gambaran foto rontgen sugestif TB. Bila ditemukan 3 gejala atau lebih, maka
seorang anak dianggap menderita TB dan harus mendapatkan obat anti
tuberculosis (OAT). Selanjutnya anak diobservasi selama 2 bulan. Bila
keadaannya membaik maka OAT diteruskan, tapi bila tetap atau memburuk harus
dirujuk ke rumah sakit.

Dari penjelasan bapak, yang mungkin dicurigai oleh dokternya adalah berat
badan tidak naik, pembesaran kelenjar di leher dan hasil limfosit yang
tinggi. Kalau kita tinjau ulang lagi berat badan anak bapak, anak usia 22
bulan memang  pertumbuhannya sudah melambat pak, lagipula untuk menentukan
seorang anak underweight atau tidak harus dilihat juga tinggi badannya nya.
Kalau bapak ingin tau, coba deh masuk ke web sehat, kebagian useful tools
disitu ada cara pengukuran growth chart.

Dari pembesaran kelenjar di lehernya, seberapa besar dan seberapa banyak pak
kelenjarnya? Dan dimanakah letak persisnya? Letak ini penting jg pak,
karena, pembesaran kelenjar getah bening pada anak tidak selamanya harus
diterapi, kebanyakan malah hilang sendiri.

Tentang hasil limposit yang tinggi, hasil lab hanya mendukung diagnosa, tapi
yang utama harus dilihat lagi klinis si anak dan faktor2 lainnya, terutama
dari 10 kriteria di atas.

Jadi, menurut saya, anak bapak belum termasuk dalam kriteria untuk terapi
TB. Kecuali kalau kelenjar getah bening yang membesar di leher itu melingkar
seperti letak kalung, dan jumlahnya banyak, memang kemungkinan TB kelenjar,
tapi apakah betul demikian?. Kalau perlu bapak berhak second opinion ke
dokter lain pak sebelum memutuskan memberikan obat tersebut ke anak.

Pertanyaan ke 2 dan ke 3, betul berat badan anak bisa saja naik bukan karena
hasil terapi TB (kalau anaknya memang bukan penderita TB), bisa saja memang
karena pola makannya sudah bagus dan orangtuanya sudah lebih variatif dalam
mengatur menu si anak. Dan apakah ada efek samping obat TB? Banyak pak,
terutama ke hati dan ginjal.

Semoga membantu ya pak :-)

Agnes






On 2/20/06, jatmiko hadi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Dokter,
  Salam kenal dok, saya anggota baru di millist sehat, dan mungkin topik
ini sering diangkat, anak saya laki-laki berusia 22 bln, akhir-akhir ini
sangat susah makan, BBnya 11,5 kg dan tidak naik semenjak 3 bulan yang
lalu,
ada benjolan kelenjar di leher dan sering keluar keringat saat tidur
walaupun udara dingin.
  Berdasarkan gejala tersebut saya pergi ke DSA, beliau meminta untuk
dilakukan Tes darah dan Rontgen dan tes mantaux, dari tes tersebut dapat
dilihat bahwa hasil Rontgen Normal, untuk hasil tes darahnya TB IgG
negatif,
hanya saja Limfositnya  diatas normal (82). Melihat hasil tersebut DSA
saya,
mengatakan bahwa dari hasil lab TB negatif, tetapi karena Limfositnya
tinggi
tetap harus dilakukan terapi selama 1 bulan.Jika berat nafsu makannya
nambah dan berat badannya naik maka terapi akan dilakukan 6 bulan, namun
jika nafsu makan dan berat badannya tetap maka terapi akan distop.
Kemudian
dokter membuatkan resep 3 jenis obat untuk 1 bulan. untuk tes mantouxnya
sendiri tidak perlu dilakukan lagi.
  Sampai saat ini saya belum menebus resep tersebut karena ada keraguan
saya dok, mohon pencerahanyya dok,
  1. Apakah memang benar harus dilakukan terapi TB pada anak saya, karena
saya kasihan pada anak saya kalo harus minum obat TB padahal belum jelas
dia
TB atau tidak.
  2. Kalo ternyata memang BBnya naik apakah karena faktor keberhasilan
obat tersebut.
  3. Adakah efek negatif dari obat TB.

  Terimakasih banyak sebelumnya.

  Salam,
  jatmiko




Kirim email ke