Ini ya ada artikel2 ttg susu..
smoga bermanfaat n bisa berguna buat para ortu yg mo
pilih2 susu..

klo aku pribadi sih smp sekarang masih pilih ASi tuk
dd Ija n UHT tuk si Mas Kavin... yg cocok n yg anaknya
suka itu sih...

>MENGAPA ANAK PERLU MINUM SUSU?
>
>
>
>Tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk mengonsumsi susu
setiap hari 
patut
>diacungi jempol. Kendati sebaiknya harus dibarengi
pemahaman mengapa 
setiap
>orang perlu minum susu.
>
>
>
>Bagi generasi orang tua atau kakek-nenek kita boleh
jadi minum susu 
bukanlah
>bagian dari kehidupan mereka. Budaya tersebut mungkin
terkait erat 
dengan
>persepsi salah yang terbawa sejak zaman baheula :
susu dianggap 
identik
>sebagai minuman kaum penjajah. Untunglah tampil Prof.
Poerwo Sudarmo 
yang
>dijuluki Bapak Gizi Indonesia, dengan gagasan
briliannya "Empat Sehat 
Lima
>Sempurna". Bertitik tolak dari pola makan inilah,
susu menjadi bagian 
tak
>terpisahkan dari asupan makanan bergizi.
>
>
>
>Begitu gencarnya pola makan tersebut didengungkan,
kini mayoritas 
keluarga
>muda Indonesia mewajibkan anaknya minum susu. Bahkan
tak sedikit yang
>"memaksa" buah hati mereka minum susu setiap hari
bahkan sesering 
mungkin
>tanpa dibarengi pemahaman mengapa hal tersebut
dilakukan dan seberapa 
banyak
>porsi susu yang perlu diberikan.
>
>
>
>Pada prinsipnya, memang hanya bayi yang wajib minum
susu. Soalnya, 
sampai
>usia 6 bulan, susu merupakan satu-satunya sumber
makanan bagi bayi.
>
>
>
>Setiap bayi berhak mendapat ASI. Kandungan gizi dalam
ASI sudah 
sedemikian
>komplet dan bisa memenuhi kebutuhan tubuh untuk
tumbuh sekaligus 
otaknya
>untuk berkembang. Sayangnya, tidak semua ibu
beruntung bisa memberikan 
ASI
>kepada buah hatinya karena beberapa kondisi. Di
antaranya produksi ASI 
tak
>lancar, atau penyakit tertentu yang mengharuskan ibu
menghentikan 
pemberian
>ASI-nya. Pada kondisi-kondisi itulah kehadiran susu
formula mau tidak 
mau
>menjadi kebutuhan tersendiri. Kendati bukan rahasia
umum kalau susu 
formula
>diproduksi dari sumber hewani ataupun nabati.
>
>
>
>JANGAN BERHENTI MINUM SUSU
>
>
>
>Seperti sudah disinggung tadi, setelah anak berusia 6
bulan susu 
berperan
>sebagai pelengkap atau bukan lagi makanan utamanya.
Di usia ini 
anak-anak
>sudah sangat aktif dan mulai banyak membutuhkan zat
gizi lain yang 
tidak
>akan terpenuhi kalau hanya mengandalkan susu.
Sekalipun begitu, orang 
tua
>sebaiknya tidak menghentikan kebiasaan minum susu
pada anak, 
setidaknya
>sampai usia 12 tahun. Mengapa harus demikian, inilah
penjelasannya:
>
>
>
>LIMA ALASAN PERLUNYA MINUM SUSU
>
>
>
>1. Kandungan gizi yang terdapat dalam susu lebih
mudah diserap tubuh
>dibanding makanan lainnya.
>
>
>
>2. Konsumsi makanan bergizi yang terdapat dalam 4
sehat 3 kali sehari 
perlu
>disempurnakan dengan susu.
>
>
>
>3. Asupan mineral ke tubuh akan kurang bila tidak
ditambah dengan 
susu.
>Untuk anak 1 tahun ke atas, contohnya, kebutuhan
kalsiumnya adalah 
800-1.200
>mg/hari, sedangkan untuk bayi 1 tahun ke bawah
kebutuhannya hanya 300
>mg/hari. Kebutuhan ini tidak akan tercukupi dari
makanan saja, 
sehingga
>harus ditambah dengan susu yang kaya akan kalsium.
Kalsium yang 
terkandung
>dalam susu dalam jangka panjang bermanfaat mencegah
osteoporosis atau
>pengeroposan tulang.
>
>
>
>4. Kebutuhan lain yang bisa dipenuhi dengan minum
susu secara teratur 
adalah
>Vitamin A dan D. Kedua vitamin ini pun sangat sulit
tercukupi bila 
hanya
>mengandalkan asupan makanan saja.
>
>
>
>5. Susu kaya akan kandungan triptofan yang bermanfaat
mengistirahatkan
>sel-sel tubuh. Dengan kata lain, minum susu di malam
hari dapat 
membuat
>tidur lebih nyenyak, dan tubuh bisa istirahat secara
optimal.
>
>
>
>Dengan adanya kelima alasan ini, mulai sekarang
ayah-ibu sudah tahu 
dong
>mengapa anak perlu didorong minum susu meskipun itu
bukan lagi makanan
>utamanya.
>
>
>
>Gazali Solahuddin. Foto: Iman/nakita
>
>Konsultan Ahli: Dr. Eva J. Soelaeman, Sp.A(K) , dari
RSAB Harapan 
Kita,
>Jakarta
>
>SUSU FORMULA UNTUK BAYI
>
>
>
>Perhatikan faktor usia, kebutuhan gizi, dan cocok
atau tidaknya.
>
>
>
>Bila karena alasan tertentu bayi tak bisa mendapatkan
ASI, maka susu 
formula
>memang tepat dijadikan penggantinya. Namun, susu ini
tak bisa 
disamakan
>dengan ASI karena tak ada satu pun susu formula yang
kandungan gizinya 
dapat
>menyamai ASI. Terutama karena protein hasil olahan
tubuh ibu sama 
sekali
>berbeda dari protein olahan tubuh sapi.
>
>
>
>Selewat usia bayi, susu formula bukan lagi merupakan
pengganti ASI 
tetapi
>suplemen atau pelengkap makanan yang berfungsi
membantu pertumbuhan 
anak.
>Yang perlu dipahami, kebutuhan zat gizi masing-masing
golongan usia 
anak
>adalah berbeda. Ada golongan usia 0-1 tahun, 1-3
tahun, 3-5 tahun dan 
6
>tahun ke atas. Di pasaran, penggolongan susu formula
berdasar usia
>seharusnya mempermudah orang tua dalam memilihkan
susu untuk buah 
hatinya.
>Namun kenyataannya, penggolongan ini sering justru
membingungkan, 
bukan?
>Nah, sebelum tersesat, baca dulu panduannya berikut
ini.
>
>
>
>BEBERAPA YANG MESTI DIPERHATIKAN
>
>* Faktor Usia
>
>
>
>Klasifikasi susu berdasar usia tentu bukan tanpa
alasan. Susu formula 
untuk
>bayi saja dibedakan menjadi dua, yaitu:
>
>
>
>- susu formula awal untuk bayi usia 0-6 bulan
>
>
>
>- susu formula lanjutan untuk bayi usia 6-12 bulan.
>
>
>
>Mengapa perlu dibedakan? Karena kandungan susu dalam
masing-masing
>penggolongan tersebut disesuaikan dengan kemampuan
organ pencernaan 
bayi.
>Bayi usia 6 bulan ke bawah tentu sistem pencernaannya
belumlah 
sesempurna
>sistem pencernaan bayi usia 6 bulan ke atas.
>
>
>
>* Reaksi Cocok atau Tidaknya
>
>
>
>Bahan dasar susu formula yang tidak sama dengan ASI
kadang menimbulkan
>masalah tertentu, di antaranya:
>
>
>
>- Sembelit atau susah buang air besar akibat adanya
kandungan protein
>"rumput" sapi (kasein).
>
>
>
>- Reaksi alergi seperti kulit jadi kemerah-merahan,
gatal-gatal, 
saluran
>napas berlendir, dan diare.
>
>
>
>- Sering muntah dan kembung
>
>
>
>- Berat badan tak kunjung naik atau anak mudah sakit.
>
>
>
>Jika si kecil menunjukkan salah satu reaksi tersebut
setelah 
mengonsumsi
>susu formula, sebaiknya hentikan pemberiannya.
Konsultasikan pada 
dokter
>anak mengenai kemungkinan mengganti jenis susu
formula. Perhatikan 
juga ada
>tidaknya reaksi ketika susu formula awal diganti
dengan susu formula
>lanjutan.
>
>
>
>Singkatnya, dalam memilih susu formula perhatikan:
>
>
>
>- Rasa utamanya agar bayi benar-benar suka.
>
>
>
>- Manfaatnya, yaitu terbukti baik untuk tumbuh
kembang bayi.
>
>
>
>- Kecocokannya, yaitu tidak menimbulkan efek samping
seperti alergi, 
diare,
>atau sembelit.
>
>
>
>* Jenis Susu Formula
>
>
>
>Tidak semua susu formula cocok dengan kebutuhan bayi
meski sudah 
dipilih
>berdasar usia. Beberapa anak tertentu ada yang alergi
terhadap susu 
sapi.
>Untuk kasus seperti ini biasanya dokter akan
menganjurkan untuk 
menggantinya
>dengan susu yang terbuat dari kacang kedelai. Kalau
susu kedelai pun
>ternyata menimbulkan masalah, alternatif lainnya
adalah susu elemental 
atau
>susu formula hidrolisa. Inilah jenis-jenis susu:
>
>
>
>a. Susu formula berbahan dasar susu sapi
>
>
>
>Dokter akan menyarankan susu jenis lain, semisal susu
kedelai bila 
bayi
>dinilai sangat peka terhadap kandungan susu sapi.
>
>
>
>b. Susu formula berbahan soya atau kedelai
>
>
>
>Tak jarang ada juga bayi yang alergi susu sapi
sekaligus alergi soya. 
Bayi
>yang alergi terhadap kedua sumber protein ini
biasanya disarankan
>mengonsumsi susu alternatif lain, yaitu golongan susu
hipoalergenic .
>
>
>
>c. Susu formula hidrolisa atau susu elemental
>
>
>
>Susu formula jenis ini kandungan lemaknya sudah
diperkecil. Selain itu
>kandungan protein kaseinnya sudah dipecah menjadi
asam amino. Jadi,
>kandungannya bukan lagi protein, melainkan "bangunan"
protein yang 
paling
>kecil. Biasanya pada kemasannya bertuliskan HA atau
hipoalergenic. 
Susu
>jenis ini memang khusus untuk bayi yang alergi.
>
>
>
>Tentu saja pemberian susu khusus ini harus dengan
sepengetahuan 
dokter. Yang
>juga perlu diperhatikan adakah indikasi penyakit
lain, kandungan apa 
saja
>yang harus dihindari dan berapa takaran seharusnya.
>
>
>
>* Kandungan Gizi
>
>
>
>Sebenarnya, semua susu formula untuk bayi yang
beredar di pasaran 
memiliki
>kandungan gizi yang sama. Pada prinsipnya semua sudah
diupayakan 
mendekati
>komposisi ASI dengan kandungan sesuai standar yang
ditetapkan WHO 
sebagai
>badan kesehatan dunia. Selain itu, kadar kandungan
gizinya pun 
disesuaikan
>dengan kemampuan pencernaan bayi, tidak boleh lebih
tinggi ataupun 
lebih
>rendah. Ingat, kebutuhan zat gizi bayi berbeda sesuai
kelompok usia.
>
>
>
>Kandungan gizi susu formula untuk bayi di bawah 6
bulan lebih spesial,
>karena secara alami, usus bayi kecil belum mampu
mencerna nutrien susu
>dengan baik. Masih rentannya bayi dalam kelompok usia
ini membuat susu 
yang
>dikonsumsinya pun dibagi lagi secara spesifik. Di
antaranya susu untuk 
bayi
>yang lahir cukup bulan, susu untuk bayi yang lahir
kurang bulan 
ataupun yang
>lahir cukup bulan namun dengan berat badan lahir
rendah (BBLR).
>
>
>
>Untuk bayi 6 bulan ke bawah yang lahir kurang bulan
atau cukup bulan 
tapi
>dengan BBLR, komposisi nutriennya diformulasikan
lebih rendah dari 
susu
>formula untuk bayi enam bulan ke bawah yang cukup
bulan. Pembedaan ini
>dimaksudkan untuk menyesuaikan kondisi bayi yang daya
serapnya 
terhadap
>nutrien masih belum optimal, terutama ginjalnya.
>
>
>
>Adapun susu formula untuk bayi di bawah 6 bulan
secara umum 
digolongkan
>menjadi dua:
>
>
>
>1. Formula adaptasi
>
>
>
>Susu formula jenis ini mempunyai kandungan sebagai
berikut:
>
>
>
>* Lemak
>
>
>
>Disarankan mempunyai kadar lemak antara 2,7-41 g
setiap 100 ml atau 
setara
>8,5%. Dari jumlah ini, 3-6% kandungan energinya harus
terdiri dari 
asam
>linoleik.
>
>
>
>* Protein
>
>
>
>Kadarnya harus berkisar antara 1,2 sampai 1,9 g/100
ml, dengan rasio
>lakalbumin/kasein kurang lebih 60/40. Karena itu
komposisi asam 
aminonya
>harus identik dengan protein yang terdapat dalam ASI.
Alasannya, hanya
>protein itulah yang bisa dimanfaatkan bayi.
>
>
>
>* Karbohidrat
>
>
>
>Disarankan kandunganya antara 5,4 sampai 8,2 g bagi
tiap 100 ml.
>Karbohidratnya dianjurkan terdiri atas laktosa dan
selebihnya glukosa 
atau
>dekstrin-maltosa. Dalam hal ini tidak dibenarkan
menggunakan sumber
>karbohidrat dari tepung, madu, atau susu yang
diasamkan.
>
>
>
>* Mineral
>
>
>
>Sebagian besar mineral dalam susu sapi adalah
natrium, kalium, 
kalsium,
>fosfor, magnesium dan klorida. Karena itu
komposisinya harus 
diturunkan
>sekitar 0,25 sampai 0,34 g tiap 100 ml. Ini
dimaksudkan untuk 
menghindari
>gangguan keseimbangan air dan dehidrasi hipertonik,
selain timbulnya
>gangguan hipertensi di kemudian hari.
>
>
>
>* Vitamin
>
>
>
>Harus ditambahkan pada pembuatan susu formula.
>
>
>
>* Energi
>
>
>
>Harus disesuaikan dengan ASI yang jumlahnya sekitar
72 Kkal.
>
>
>
>2. Formula awal lengkap
>
>
>
>Sesuai namanya, susu ini memiliki susunan gizi yang
lengkap untuk bayi 
baru
>lahir. Sekalipun demikian, susu ini sedikit berbeda
dari formula 
adaptasi.
>Susu formula ini mempunyai kadar protein tinggi
karena rasio 
proteinnya
>tidak disesuaikan dengan rasio protein yang
terkandung dalam ASI. 
Begitu
>juga dengan mineral yang lebih tinggi dari susu
formula adaptasi. 
Keuntungan
>susu formula jenis ini adalah harganya yang jauh
lebih murah daripada 
susu
>formula adaptasi.
>
>
>
>Susu formula untuk bayi 6 bulan ke atas mengandung
protein yang lebih 
tinggi
>dari susu adaptasi maupun susu awal lengkap. Rasio
proteinnya pun 
tidak
>mengikuti rasio yang terdapat dalam ASI. Sedangkan
kadar beberapa 
mineral,
>karbohidrat, lemak dan energinya lebih tinggi. Ini
dimaksudkan untuk
>mengimbangi kebutuhan anak yang sudah semakin aktif
dan sedemikian 
cepat
>tumbuh kembangnya.
>
>
>
>Perbedaan paling nyata dalam kebutuhan zat gizi bayi
6 bulan ke bawah 
dan 6
>bulan ke atas adalah kalorinya. Kalori yang
dibutuhkan bayi usia 6 
bulan ke
>bawah per hari hanya sebesar 560 kkl atau lebih,
sedangkan bayi usia 6 
bulan
>ke atas adalah 800 kkl per hari atau lebih.
>
>
>
>* Kandungan Zat Tambahan
>
>
>
>Kemajuan teknologi memungkinkan susu formula yang
sudah ada 
ditingkatkan
>kualitasnya, yakni dengan diformulasikan sedemikian
rupa sehingga 
makin
>mirip dengan ASI. Salah satunya adalah penambahan
DHA. Penambahan ini
>dibolehkan karena zat tambahan tersebut merupakan
zat-zat mikro. Hanya 
saja
>penambahannya pun harus mengikuti standar yang
berlaku. Yang tak kalah
>penting, orang tua harus segera memastikan cocok atau
tidaknya si bayi
>mendapat susu tersebut. Bila ternyata tidak cocok, ya
jangan 
dipaksakan.
>Asal tahu saja, DHA yang berasal dari ikan berpotensi
menyebabkan 
alergi.
>Belakangan beberapa produsen susu menggunakan DHA/AA
yang bersumber 
dari
>bahan nonikan.
>
>
>
>* Porsi Pemberian
>
>
>
>Banyaknya susu formula yang diberikan kepada bayi
tentu saja 
tergantung pada
>kebutuhan. Umumnya sampai berusia 3 atau 4 bulan,
bayi mendapat susu 
sekitar
>180 ml yang diberikan setiap 2-3 jam. Meski begitu,
prinsip on demand 
juga
>berlaku dalam pemberian susu formula. Begitu bayi
menangis karena 
lapar
>meski mungkin belum waktunya, maka berikan saja
sesuai keinginannya.
>
>
>
>Sementara susu formula lanjutan untuk bayi 6 bulan ke
atas bisa 
diberikan 2
>kali sehari masing-masing sebanyak 180-200 ml. Lo,
mengapa cuma 2 
kali? Di
>usia ini bayi sudah mendapat makanan setengah padat
(bubur susu, nasi 
tim
>yang disaring, dan seterusnya). Untuk jadwalnya bisa
disesuaikan 
dengan
>kebutuhan individual si bayi.
>
>
>
>Usahakan minum susu tidak berbarengan atau berdekatan
dengan waktu 
makan
>utama. Selain membuat anak jadi enggan makan karena
sudah kenyang 
duluan,
>penyerapan kalsium pun jadi terganggu. Tenggang waktu
ideal minum susu
>adalah 2-3 jam sebelum atau sesudah waktu makan
makanan utama
>
>
>
>Dedeh Kurniasih/Gazali Solahuddin. Foto: Iman/nakita
>
>
>
>Konsultan Ahli: dr. H. Adi Tagor, Sp.A, DPH dari RS
Pondok Indah, 
Jakarta;
>Dr. Eva J. Soelaeman, Sp.A(K) dari RSAB Harapan Kita,
Jakarta
>
>
>
>HARUSKAH PILIH SUSU DENGAN KANDUNGAN EKSTRA
>
>
>
>Tambahan berupa "zat penyehat" dalam susu formula
hanya akan efektif 
bila
>bersinergi dengan zat gizi lainnya.
>
>
>
>Hari gini , orang tua mana yang tak pernah dengar
istilah DHA dan AA? 
Di
>pasaran dengan mudah kita jumpai beragam produk susu
formula lengkap 
dengan
>zat-zat ekstra. Namanya macam-macam, ada susu formula
dengan Omega-3 
DHA (
>docosahexaenoic acid alias asam dokosaheksaenoat),
AA/ARA ( 
arachidonic acid
> alias asam arakidonat), prebiotik FOS (
fructo-oligo-saccharide ),
>L-carnitin, laktoferin dan laktulosa, dan lainnya.
>
>
>
>Meski tambahan kandungan zat-zat itu didasari
serangkaian penelitian, 
tak
>heran kalau kemudian muncul pertanyaan, apa benar
kehadirannya 
betul-betul
>dibutuhkan oleh tubuh anak? Bagaimana dengan susu
formula yang tidak
>mengandung bahan-bahan tadi, benarkah tidak cukup
membuat anak kita 
sehat
>dan cerdas?
>
>
>
>FORTIFIKASI ZAT TAMBAHAN
>
>
>
>Bahan dasar susu formula umumnya adalah susu sapi,
meski ada pula yang
>berbahan dasar kedelai. Tanpa tambahan apa pun
sebetulnya bahan-bahan 
dasar
>ini sudah memiliki kandungan gizi yang tinggi
walaupun tetap dengan
>keterbatasan. Selain itu, ada beberapa zat gizi dan
zat penyehatnya 
yang
>rentan pemanasan. Oleh karena itulah, kandungan susu
formula perlu
>disesuaikan agar mendekati kecukupan gizi yang
dianjurkan bagi bayi 
dan
>anak. Caranya dengan menambahkan (fortifikasi)
kandungan zat gizi dan 
zat
>penyehat esensial tertentu yang belum ada, yang
rendah 
ketersediaannya, atau
>yang hilang selama proses pengolahan.
>
>
>
>Acuan dalam penyusunan komposisi susu formula, selain
angka kecukupan 
gizi,
>juga komposisi ASI sebagai makanan bayi dan anak
hingga umur dua 
tahun.
>Dengan begitu, formulasinya dibuat mendekati
komposisi ASI, terutama 
susu
>formula untuk bayi dan anak hingga usia dua tahun.
>
>
>
>Jika kini kita jumpai susu formula dengan kandungan
zat penyehat 
seperti
>asam folat, DHA/AA dan sebagainya, itu berkat temuan
dalam penelitian 
bidang
>nutrisi anak. Zat-zat esensial ini sebetulnya
terdapat dalam ASI 
dengan
>kadar yang cukup.
>
>
>
>Oleh para produsen, temuan ini lantas dipakai untuk
memperkaya produk 
susu
>formulanya dengan menambahkan kandungan zat-zat
esensial tersebut. 
Memang,
>melalui penelitian yang panjang, beberapa di
antaranya telah terbukti
>memberikan manfaat plus bagi kesehatan bayi dan anak.
>
>
>
>TAK HARUS DAN TAK DILARANG
>
>
>
>Yang perlu diketahui, kandungan tambahan seperti DHA
sebenarnya 
hanyalah
>komponen terkecil dari asam lemak. Tubuh anak pada
dasarnya bisa 
membuat
>sendiri sejauh ia mengonsumsi asam lemak tak jenuh
atau asam linolenat 
dan
>asam linoleat sebagai prekursornya.
>
>
>
>Nah kalau kita mengonsumsi DHA, pasti kecukupan DHA
akan terpenuhi. 
Yang
>menjadi pertanyaan, betulkah komponen tersebut lebih
efektif bila
>ditambahkan pada susu formula? Apakah komponen
"kecil-kecil" tadi 
wajib
>dikonsumsi? Kalau tubuh tak membentuk sendiri
kandungan tersebut 
sampai
>perlu ditambahkan dari luar, bagaimana dengan mereka
yang tidak pernah
>mengonsumsi susu formula seperti ini?
>
>
>
>Sampai sejauh ini, memang tak ada keharusan bagi
orang tua untuk 
memberikan
>susu dengan tambahan zat ekstra tersebut dan juga tak
ada larangan 
karena
>memang tidak berbahaya. Toh, jika kandungan tersebut
tidak digunakan 
oleh
>tubuh, maka akan terbuang dengan sendirinya. Apalagi
risiko kelebihan 
ini
>kecil kemungkinannya terjadi karena kadarnya sudah
diperhitungkan. 
Lain hal
>kalau kandungan tersebut dikonsumsi dalam bentuk
suplemen misalnya, 
risiko
>kelebihan bisa saja terjadi.
>
>
>
>Yang perlu dimengerti, kandungan tambahan ini hanya
akan efektif 
berfungsi
>bila bersinergi dengan zat gizi lainnya. Misalnya
kandungan AA-DHA 
akan
>berfungsi baik bila bersinergi dengan zat besi dalam
pembentukan otak. 
Jadi
>yang terpenting dari susu tetaplah zat gizi utamanya,
yaitu 
karbohidrat,
>lemak, protein, vitamin dan mineral. Jika kebutuhan
dasar gizi sudah
>tercukupi, maka zat ekstra ini baru akan terasa
manfaatnya.
>
>
>
>Sebaliknya jika kandungan dasar gizinya saja tak
tercukupi, bagaimana 
tubuh
>dapat memanfaatkan komponen tambahan tersebut untuk
dimetabolisme? 
Dengan
>kata lain, susu formula tanpa kandungan tambahan di
luar zat gizi 
utama
>sudah sangat baik. Tinggal bagaimana orang tua
menyikapinya dan 
menentukan
>pilihan.
>
>
>
>Dedeh Kurniasih. Ilustrator: Pugoeh
>
>
>
>Narasumber: Nurfi Afriansyah, SKM, Msc. , Ahli Gizi
dan Peneliti 
Promosi
>Gizi Kesmas dan Dr. Mien Karmini Mahmud, MS. , Ahli
Gizi dan Peneliti
>Pangan, keduanya dari Pusat Penelitian dan
Pengembangan Gizi dan 
Makanan
>Depkes, Bogor
>
>
>
>KENALI KANDUNGAN TAMBAHAN PADA SUSU FORMULA
>
>
>
>Berikut beberapa kandungan tambahan yang ada dalam
beragam produk susu
>formula:
>
>
>
>1. AA (Asam Arakidonat) - DHA (Dokosaheksaenoat)
>
>
>
>Merupakan komponen dari asam lemak esensial yang
terdapat di otak. 
Komponen
>ini merupakan asam lemak rantai panjang atau
istilahnya LCPUFA ( Long 
Chain
>Polyunsaturated Fatty Acids ).
>
>
>
>Manfaat :
>
>
>
>Untuk tumbuh kembang otak. Penting bagi perkembangan
saraf di otak, 
terutama
>pembentukan jaringan lemak otak ( mylenisasi ) dan
interkoneksi 
antarsaraf
>di otak. Selain untuk perkembangan organ penglihatan
yang optimal dan
>pertumbuhan jaringan tubuh serta prostaglandin.
Kekurangan AA dan DHA 
akan
>berimbas pada perkembangan fungsi mental dan
intelektualnya.
>
>
>
>2. Karoten
>
>
>
>Terdapat dalam jaringan dan cairan tubuh manusia
termasuk ASI.
>
>
>
>Manfaat :
>
>
>
>Untuk meningkatkan kekebalan tubuh, memelihara
sel-sel sehat dan 
melindungi
>bahaya kumulatif radikal bebas.
>
>
>
>3. Selenium
>
>
>
>Merupakan salah satu unsur mineral.
>
>
>
>Manfaat :
>
>
>
>Mineral yang berfungsi untuk meningkatkan sistem
kekebalan tubuh 
sekaligus
>berfungsi sebagai antioksidan
>
>
>
>4. Sphingomyelin
>
>
>
>Sejenis fosfolifid yang terdapat pada ASI yang
merupakan komponen 
utama
>dalam proses pembentukan selubung myelin otak.
>
>
>
>Manfaat :
>
>
>
>Selubung myelin ini berperan penting dalam
mempercepat rangsangan dari 
satu
>sel saraf ke sel saraf lain.
>
>
>
>5. Nukleotida
>
>
>
>Senyawa dimana asam nukleat diuraikan pada hidrolisa,
terdiri dari 
basa
>nitrogen, gula dan golongan fosfat.
>
>
>
>Manfaat :
>
>
>
>Meningkatkan sintesa LCFUFA, meningkatkan kekebalan
tubuh, 
meningkatkan
>hifidobakteria di usus, menurunkan kejadian diare dan
membantu 
absorpsi zat
>besi.
>
>
>
>6. Laktoferin
>
>
>
>Protein yang umum terdapat dalam susu.
>
>
>
>Manfaat :
>
>
>
>Suatu glikoprotein yang berfungsi meningkatkan daya
tahan tubuh dari
>serangan bakteri berbahaya dengan mengikat zat besi
yang dibutuhkan 
bakteri
>tersebut sebagai sumber makanan.
>
>
>
>7. Laktulosa
>
>
>
>Yaitu prebiotik yang membantu meningkatkan
pertumbuhan bifidobakteria 
atau
>bakteri menguntungkan.
>
>
>
>Manfaat :
>
>
>
>Membantu kesehatan sistem pencernaan dan memperbaiki
penyerapan zat 
gizi.
>Selain menghasilkan vitamin-vitamin yang berguna bagi
tubuh dan zat 
asam
>yang mampu membunuh bakteri jahat.
>
>
>
>8. Asam Linoleat (Omega 6) dan asam Linolenat (Omega
3)
>
>
>
>Adalah prekursor AA dan DHA dan merupakan bagan dari
asam lemak.
>
>
>
>Manfaat :
>
>
>
>DHA bisa disintesa di dalam tubuh bila ada asam
linoleat dan asam 
linolenat
>yang langsung masuk ke tubuh kemudian dimetabolisme
sehingga menjadi 
DHA.
>Fungsi Omega 3 lainnya adalah membuat lentur pembuluh
darah, 
menghindari
>terjadinya vlak atau sumbatan pada pembuluh darah.
Kecenderungan ini 
terjadi
>pada penderita penyakit jantung koroner dan pembuluh
darah.
>
>
>
>9. FOS ( Fructo Oligo Saccharide )
>
>
>
>Salah satu bahan yang bisa menjadikan atau membentuk
flora usus yang 
baik.
>Umumnya berasal dari gula buah-buahan.
>
>
>
>Manfaat :
>
>
>
>Berfungsi untuk membantu meningkatkan flora usus,
menekan perkembangan
>bakteri patogen dan meningkatkan daya tahan tubuh.
>
>
>
>10. Zat besi
>
>
>
>Salah satu mineral yang dibutuhkan tubuh.
>
>
>
>Manfaat :
>
>
>
>Merupakan salah satu mineral yang berfungsi untuk
pembentukkan sel 
darah
>merah. Selain berperan dalam mylenisasi otak dan
peningkatan daya
>konsentrasi.
>
>
>
>11. Probiotik
>
>
>
>Probiotik yaitu mikroorganisme atau bakteri seperti
lactobasiles untuk
>mendesak bakteri patogen.
>
>
>
>Manfaat :
>
>
>
>Membuat kondisi usus lebih sehat, hingga proses
pencernaan berjalan 
baik.
>
>
>
>13. Prebiotik
>
>
>
>Adalah serat makanan golongan karbohidrat yang dapat
menstimulir 
pertumbuhan
>bakteri probiotik, terutama bifidobakteria dan
laktobasilus yang 
bermanfaat.
>ASI juga mengandung berbagai macam karbohidrat dalam
bentuk 
oligosakarida
>yang tak dapat diserap usus halus tapi baik untuk
pertumbuhan koloni
>bifidobakteria di usus besar bayi.
>
>
>
>Manfaat :
>
>
>
>Bisa mencegah sembelit
>
>
>
>SUSU SEGAR DAN SUSU CAIR, APA BEDANYA?
>
>
>
>Susu cair lebih awet kalau disimpan dalam kemasan
yang baik.
>
>
>
>Saat ini di pasaran telah beredar beragam susu cair.
Ada yang memberi 
label
>susu segar, susu pasteurisasi, susu sterilisasi atau
susu UHT ( Ultra 
High
>Temperature ). Tahukah Anda, semua jenis susu
tersebut memiliki 
kandungan
>gizi yang sama karena telah diformulasikan sama
dengan susu segar. 
Namun
>dibanding susu segar, aneka susu yang telah mengalami
proses 
pengolahan tadi
>memiliki kelebihan, yakni waktu simpan yang lebih
lama.
>
>Utami Sri Rahayu. Foto: Iman/nakita
>
>Narasumber: Dr. Ir. Nuri Andarwulan dari Departemen
Teknologi Pangan 
dan
>Gizi, Institut Pertanian Bogor
>
>
>
>SUSU SEGAR
>
>
>
>* Susu segar adalah susu dari sapi, kerbau, kuda,
kambing atau domba 
yang
>sehat dan tidak tercampur kolostrum.
>
>* Syarat susu segar yang baik: mengandung tidak
kurang dari 3,25 
persen
>lemak susu dan 8,25 persen padatan bukan lemak.
>
>* Tidak mengandung tambahan air, bahan tambahan
pangan dan antibiotik, 
serta
>belum mengalami perubahan warna, bau dan kekentalan.
>
>* Memiliki citarasa paling baik dibanding susu cair
yang telah 
diproses
>karena kandungan asam lemak susu (asam butirat) masih
bagus.
>
>* Demi menjaga keamanan pangan, susu segar yang akan
diminum langsung
>sebaiknya diproses terlebih dulu. Caranya, dengan
memanaskannya hingga
>mencapai suhu 70ú80 derajat Celcius selama 5-10
menit. Jadi, jangan 
sampai
>mendidih agar emulsi susu tidak pecah.
>
>
>* Susu segar yang telah diproses harus segera diminum
dan habis saat 
itu
>juga. Bila disimpan dalam suhu ruang dikhawatirkan
mikroba-mikroba 
yang ada
>di udara bebas akan merusak susu tersebut. Masa
simpan dalam suhu 
ruang tak
>lebih dari 2 jam.
>
>* Bila disimpan dalam lemari pendingin, kemungkinan
mampu bertahan 
selama 12
>jam. Namun usahakan menggunakan wadah yang telah
disterilisasi (dapat
>menggunakan gelas atau botol gelas yang telah
direbus).
>
>* Mikroba yang berada di udara akan mencemari susu
segar yang telah 
diperah.
>Ini karena kondisi suhu udara dan tingkat kelembapan
di Indonesia 
tinggi
>(rata-rata 28° - 30° C).
>
>
>
>SUSU UHT (Ultra High Temperature)
>
>
>
>* Susu segar atau susu rekonstitusi atau susu
rekombinasi yang 
disterilkan
>pada suhu tidak kurang dari 135° C selama 2 detik
dan segera dikemas 
dalam
>kemasan steril.
>
>* Pemanasan dengan suhu mencapai 135° C sudah mampu
membunuh bakteri 
yang
>ada.
>
>* Citarasa susunya sudah tidak terlalu bagus karena
telah melalui 
proses
>pemanasan dengan suhu tinggi.
>
>* Kelebihan proses ini tidak menghilangkan kandungan
nutrisi mikro, 
seperti
>vitamin dan mineral.
>
>* Kandungan gizinya telah diformulasikan menyerupai
susu segar dan 
susu
>formula bubuk. Kandungannya tidak kurang dari 3,25
persen lemak susu 
dan
>8,25 persen padatan bukan lemak.
>
>* Dapat disimpan dalam suhu ruangan.
>
>* Waktu penyimpanan mencapai 6 bulan sampai dengan
setahun untuk 
kemasan
>yang belum dibuka.
>
>
>
>SUSU STERILISASI
>
>
>
>Beberapa produsen susu mengeluarkan produk susu
"penambah energi". 
Kandungan
>kalori, protein, dan mineralnya memang lebih tinggi
dibandingkan susu
>formula lainnya. Alhasil, energi yang masuk ke tubuh
anak pun diyakini
>secara otomatis lebih tinggi. Selain itu, susu jenis
ini memang lebih 
mudah
>diserap oleh pencernaan karena komposisi lemaknya
berbentuk MCT ( 
Medium
>Chain Triglycerides ). Bahkan, susunan asam amino
yang terkadung di 
dalamnya
>pun tergolong lengkap untuk melakukan sintesa
protein.
>
>Biasanya, susu ini dikategorikan sebagai menu
tambahan atau pelengkap. 
Namun
>mengingat kandungan zat gizinya memang terbilang
komplet, susu 
penambah
>energi ini boleh dikatakan sebagai pengganti makanan.
Meski demikian 
bukan
>berarti anak hanya mengonsumsi susu ini dan tak perlu
lagi menyantap 
makanan
>yang lain.
>
>Susu penambah energi sebaiknya diberikan pada anak
yang nafsu makannya
>tergolong buruk atau rendah. Namun sekali lagi,
alangkah baiknya jika 
orang
>tua lebih dulu berkonsultasi dengan dokter anak atau
ahli gizi anak 
untuk
>mencari tahu apa penyebab buruknya nafsu makan si
kecil. Apakah karena
>gangguan medis atau ada faktor psikologis, semisal
bosan dengan menu 
makanan
>yang itu-itu saja maupun suasana makan yang tidak
menyenangkan.
>
>
>
>
>
>SUSU PASTEURISASI
>
>
>
>Susu pasteurisasi adalah susu segar yang dipanaskan
dengan metode high
>temperature short time atau dengan metode holding dan
segera dikemas 
dalam
>kemasan steril . Selain susu segar, proses pengawetan
dengan cara
>pasteurisasi diterapkan pula pada susu rekonstitusi
dan susu 
rekombinasi.
>Susu rekonstitusi adalah susu cair yang disiapkan
dengan penambahan 
air pada
>bubuk susu berlemak ( full cream), atau bubuk susu
skim, atau bubuk 
susu
>rendah lemak. Sedangkan susu rekombinasi adalah susu
cair yang 
dihasilkan
>dari campuran komponen susu (susu skim, krim) dan
air.
>
>* Suhu saat dilakukan pemanasan mencapai 65° C
sampai 80° C agar dapat
>mematikan bakteri penyebab penyakit.
>
>* Kandungan gizi susu pasteurisasi telah
diformulasikan sama dengan 
susu
>segar dan susu formula bubuk. Kandungan lemak susunya
tidak kurang 
dari 3,25
>persen dan 8,25 persen padatan bukan lemak.
>
>* Citarasa susunya masih baik karena tidak melalui
proses pemanasan 
yang
>tinggi.
>
>* Masa simpannya antara 5-7 hari pada suhu 4° C atau
dalam lemari 
pendingin.
>
>
>
>SUSU KENTAL MANIS
>
>
>
>* Produk susu kental manis diperoleh dengan cara
menghilangkan 
sebagian air
>melalui proses evaporasi (penguapan) sehingga
diperoleh kepekatan 
tertentu.
>
>* Kandungan gizinya berbeda dari susu segar. Bahkan
kandungan 
vitaminnya
>lebih rendah bila dibandingkan dengan susu segar.
Susu jenis ini 
memang
>tidak ditujukan untuk pemenuhan pola 4 sehat 5
sempurna. Lebih banyak
>digunakan sebagai campuran bahan masakan.
>
>* Kandungan gula dan lemaknya sangat tinggi, sehingga
tidak cocok 
diberikan
>kepada bayi.
>
>* Produk ini dapat digolongkan sebagai produk dengan
masa kedaluwarsa
>panjang karena tingginya kandungan gula yang dapat
mencegah 
pertumbuhan
>mikroba. Kemasan yang belum dibuka mampu bertahan
sampai 2 tahun. 
Sedangkan
>kemasan yang sudah dibuka hanya mampu bertahan kurang
lebih 2 bulan, 
itu pun
>bila disimpan dalam lemari pendingin.
>
>
>
>TIP-TIP PRAKTIS MEMILIH SUSU CAIR
>
>
>
>M emilih produk susu cair tidaklah sulit. Yang
penting periksa dengan 
teliti
>sebelum membeli. Berikut panduannya:
>
>* Pilih produk dengan kemasan sempurna (tidak cacat,
tidak penyok, dan
>sebagainya).
>
>* Baca tanggal kedaluwarsa yang terdapat dalam
kemasan.
>
>* Bila kemasan sudah tampak menggembung, pertanda
sudah tercemar oleh
>mikroba.
>
>* Walaupun kemasan produk terlihat sempurna (tidak
cacat), cobalah 
keluarkan
>sebagian. Cicipi apakah terasa asam. Bila asam
pertanda sudah ada 
bakteri di
>dalamnya. Ini bisa terjadi karena kebocoran kemasan
yang sangat kecil
>sekalipun. Selanjutnya, bakteri penghasil asam itu
akan membuat cairan 
susu
>menggumpal.
>
>



Regards,
Uci mamaKavin+Ija
http://oetjipop.multiply.com


      
________________________________________________________ 
Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru! 
http://id.yahoo.com/

--------------------------------------------------------------
Beli tanaman hias, http://www.toekangkeboen.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke