Ini ya ada artikel2 ttg susu.. smoga bermanfaat n bisa berguna buat para ortu yg mo pilih2 susu..
klo aku pribadi sih smp sekarang masih pilih ASi tuk dd Ija n UHT tuk si Mas Kavin... yg cocok n yg anaknya suka itu sih... >MENGAPA ANAK PERLU MINUM SUSU? > > > >Tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk mengonsumsi susu setiap hari patut >diacungi jempol. Kendati sebaiknya harus dibarengi pemahaman mengapa setiap >orang perlu minum susu. > > > >Bagi generasi orang tua atau kakek-nenek kita boleh jadi minum susu bukanlah >bagian dari kehidupan mereka. Budaya tersebut mungkin terkait erat dengan >persepsi salah yang terbawa sejak zaman baheula : susu dianggap identik >sebagai minuman kaum penjajah. Untunglah tampil Prof. Poerwo Sudarmo yang >dijuluki Bapak Gizi Indonesia, dengan gagasan briliannya "Empat Sehat Lima >Sempurna". Bertitik tolak dari pola makan inilah, susu menjadi bagian tak >terpisahkan dari asupan makanan bergizi. > > > >Begitu gencarnya pola makan tersebut didengungkan, kini mayoritas keluarga >muda Indonesia mewajibkan anaknya minum susu. Bahkan tak sedikit yang >"memaksa" buah hati mereka minum susu setiap hari bahkan sesering mungkin >tanpa dibarengi pemahaman mengapa hal tersebut dilakukan dan seberapa banyak >porsi susu yang perlu diberikan. > > > >Pada prinsipnya, memang hanya bayi yang wajib minum susu. Soalnya, sampai >usia 6 bulan, susu merupakan satu-satunya sumber makanan bagi bayi. > > > >Setiap bayi berhak mendapat ASI. Kandungan gizi dalam ASI sudah sedemikian >komplet dan bisa memenuhi kebutuhan tubuh untuk tumbuh sekaligus otaknya >untuk berkembang. Sayangnya, tidak semua ibu beruntung bisa memberikan ASI >kepada buah hatinya karena beberapa kondisi. Di antaranya produksi ASI tak >lancar, atau penyakit tertentu yang mengharuskan ibu menghentikan pemberian >ASI-nya. Pada kondisi-kondisi itulah kehadiran susu formula mau tidak mau >menjadi kebutuhan tersendiri. Kendati bukan rahasia umum kalau susu formula >diproduksi dari sumber hewani ataupun nabati. > > > >JANGAN BERHENTI MINUM SUSU > > > >Seperti sudah disinggung tadi, setelah anak berusia 6 bulan susu berperan >sebagai pelengkap atau bukan lagi makanan utamanya. Di usia ini anak-anak >sudah sangat aktif dan mulai banyak membutuhkan zat gizi lain yang tidak >akan terpenuhi kalau hanya mengandalkan susu. Sekalipun begitu, orang tua >sebaiknya tidak menghentikan kebiasaan minum susu pada anak, setidaknya >sampai usia 12 tahun. Mengapa harus demikian, inilah penjelasannya: > > > >LIMA ALASAN PERLUNYA MINUM SUSU > > > >1. Kandungan gizi yang terdapat dalam susu lebih mudah diserap tubuh >dibanding makanan lainnya. > > > >2. Konsumsi makanan bergizi yang terdapat dalam 4 sehat 3 kali sehari perlu >disempurnakan dengan susu. > > > >3. Asupan mineral ke tubuh akan kurang bila tidak ditambah dengan susu. >Untuk anak 1 tahun ke atas, contohnya, kebutuhan kalsiumnya adalah 800-1.200 >mg/hari, sedangkan untuk bayi 1 tahun ke bawah kebutuhannya hanya 300 >mg/hari. Kebutuhan ini tidak akan tercukupi dari makanan saja, sehingga >harus ditambah dengan susu yang kaya akan kalsium. Kalsium yang terkandung >dalam susu dalam jangka panjang bermanfaat mencegah osteoporosis atau >pengeroposan tulang. > > > >4. Kebutuhan lain yang bisa dipenuhi dengan minum susu secara teratur adalah >Vitamin A dan D. Kedua vitamin ini pun sangat sulit tercukupi bila hanya >mengandalkan asupan makanan saja. > > > >5. Susu kaya akan kandungan triptofan yang bermanfaat mengistirahatkan >sel-sel tubuh. Dengan kata lain, minum susu di malam hari dapat membuat >tidur lebih nyenyak, dan tubuh bisa istirahat secara optimal. > > > >Dengan adanya kelima alasan ini, mulai sekarang ayah-ibu sudah tahu dong >mengapa anak perlu didorong minum susu meskipun itu bukan lagi makanan >utamanya. > > > >Gazali Solahuddin. Foto: Iman/nakita > >Konsultan Ahli: Dr. Eva J. Soelaeman, Sp.A(K) , dari RSAB Harapan Kita, >Jakarta > >SUSU FORMULA UNTUK BAYI > > > >Perhatikan faktor usia, kebutuhan gizi, dan cocok atau tidaknya. > > > >Bila karena alasan tertentu bayi tak bisa mendapatkan ASI, maka susu formula >memang tepat dijadikan penggantinya. Namun, susu ini tak bisa disamakan >dengan ASI karena tak ada satu pun susu formula yang kandungan gizinya dapat >menyamai ASI. Terutama karena protein hasil olahan tubuh ibu sama sekali >berbeda dari protein olahan tubuh sapi. > > > >Selewat usia bayi, susu formula bukan lagi merupakan pengganti ASI tetapi >suplemen atau pelengkap makanan yang berfungsi membantu pertumbuhan anak. >Yang perlu dipahami, kebutuhan zat gizi masing-masing golongan usia anak >adalah berbeda. Ada golongan usia 0-1 tahun, 1-3 tahun, 3-5 tahun dan 6 >tahun ke atas. Di pasaran, penggolongan susu formula berdasar usia >seharusnya mempermudah orang tua dalam memilihkan susu untuk buah hatinya. >Namun kenyataannya, penggolongan ini sering justru membingungkan, bukan? >Nah, sebelum tersesat, baca dulu panduannya berikut ini. > > > >BEBERAPA YANG MESTI DIPERHATIKAN > >* Faktor Usia > > > >Klasifikasi susu berdasar usia tentu bukan tanpa alasan. Susu formula untuk >bayi saja dibedakan menjadi dua, yaitu: > > > >- susu formula awal untuk bayi usia 0-6 bulan > > > >- susu formula lanjutan untuk bayi usia 6-12 bulan. > > > >Mengapa perlu dibedakan? Karena kandungan susu dalam masing-masing >penggolongan tersebut disesuaikan dengan kemampuan organ pencernaan bayi. >Bayi usia 6 bulan ke bawah tentu sistem pencernaannya belumlah sesempurna >sistem pencernaan bayi usia 6 bulan ke atas. > > > >* Reaksi Cocok atau Tidaknya > > > >Bahan dasar susu formula yang tidak sama dengan ASI kadang menimbulkan >masalah tertentu, di antaranya: > > > >- Sembelit atau susah buang air besar akibat adanya kandungan protein >"rumput" sapi (kasein). > > > >- Reaksi alergi seperti kulit jadi kemerah-merahan, gatal-gatal, saluran >napas berlendir, dan diare. > > > >- Sering muntah dan kembung > > > >- Berat badan tak kunjung naik atau anak mudah sakit. > > > >Jika si kecil menunjukkan salah satu reaksi tersebut setelah mengonsumsi >susu formula, sebaiknya hentikan pemberiannya. Konsultasikan pada dokter >anak mengenai kemungkinan mengganti jenis susu formula. Perhatikan juga ada >tidaknya reaksi ketika susu formula awal diganti dengan susu formula >lanjutan. > > > >Singkatnya, dalam memilih susu formula perhatikan: > > > >- Rasa utamanya agar bayi benar-benar suka. > > > >- Manfaatnya, yaitu terbukti baik untuk tumbuh kembang bayi. > > > >- Kecocokannya, yaitu tidak menimbulkan efek samping seperti alergi, diare, >atau sembelit. > > > >* Jenis Susu Formula > > > >Tidak semua susu formula cocok dengan kebutuhan bayi meski sudah dipilih >berdasar usia. Beberapa anak tertentu ada yang alergi terhadap susu sapi. >Untuk kasus seperti ini biasanya dokter akan menganjurkan untuk menggantinya >dengan susu yang terbuat dari kacang kedelai. Kalau susu kedelai pun >ternyata menimbulkan masalah, alternatif lainnya adalah susu elemental atau >susu formula hidrolisa. Inilah jenis-jenis susu: > > > >a. Susu formula berbahan dasar susu sapi > > > >Dokter akan menyarankan susu jenis lain, semisal susu kedelai bila bayi >dinilai sangat peka terhadap kandungan susu sapi. > > > >b. Susu formula berbahan soya atau kedelai > > > >Tak jarang ada juga bayi yang alergi susu sapi sekaligus alergi soya. Bayi >yang alergi terhadap kedua sumber protein ini biasanya disarankan >mengonsumsi susu alternatif lain, yaitu golongan susu hipoalergenic . > > > >c. Susu formula hidrolisa atau susu elemental > > > >Susu formula jenis ini kandungan lemaknya sudah diperkecil. Selain itu >kandungan protein kaseinnya sudah dipecah menjadi asam amino. Jadi, >kandungannya bukan lagi protein, melainkan "bangunan" protein yang paling >kecil. Biasanya pada kemasannya bertuliskan HA atau hipoalergenic. Susu >jenis ini memang khusus untuk bayi yang alergi. > > > >Tentu saja pemberian susu khusus ini harus dengan sepengetahuan dokter. Yang >juga perlu diperhatikan adakah indikasi penyakit lain, kandungan apa saja >yang harus dihindari dan berapa takaran seharusnya. > > > >* Kandungan Gizi > > > >Sebenarnya, semua susu formula untuk bayi yang beredar di pasaran memiliki >kandungan gizi yang sama. Pada prinsipnya semua sudah diupayakan mendekati >komposisi ASI dengan kandungan sesuai standar yang ditetapkan WHO sebagai >badan kesehatan dunia. Selain itu, kadar kandungan gizinya pun disesuaikan >dengan kemampuan pencernaan bayi, tidak boleh lebih tinggi ataupun lebih >rendah. Ingat, kebutuhan zat gizi bayi berbeda sesuai kelompok usia. > > > >Kandungan gizi susu formula untuk bayi di bawah 6 bulan lebih spesial, >karena secara alami, usus bayi kecil belum mampu mencerna nutrien susu >dengan baik. Masih rentannya bayi dalam kelompok usia ini membuat susu yang >dikonsumsinya pun dibagi lagi secara spesifik. Di antaranya susu untuk bayi >yang lahir cukup bulan, susu untuk bayi yang lahir kurang bulan ataupun yang >lahir cukup bulan namun dengan berat badan lahir rendah (BBLR). > > > >Untuk bayi 6 bulan ke bawah yang lahir kurang bulan atau cukup bulan tapi >dengan BBLR, komposisi nutriennya diformulasikan lebih rendah dari susu >formula untuk bayi enam bulan ke bawah yang cukup bulan. Pembedaan ini >dimaksudkan untuk menyesuaikan kondisi bayi yang daya serapnya terhadap >nutrien masih belum optimal, terutama ginjalnya. > > > >Adapun susu formula untuk bayi di bawah 6 bulan secara umum digolongkan >menjadi dua: > > > >1. Formula adaptasi > > > >Susu formula jenis ini mempunyai kandungan sebagai berikut: > > > >* Lemak > > > >Disarankan mempunyai kadar lemak antara 2,7-41 g setiap 100 ml atau setara >8,5%. Dari jumlah ini, 3-6% kandungan energinya harus terdiri dari asam >linoleik. > > > >* Protein > > > >Kadarnya harus berkisar antara 1,2 sampai 1,9 g/100 ml, dengan rasio >lakalbumin/kasein kurang lebih 60/40. Karena itu komposisi asam aminonya >harus identik dengan protein yang terdapat dalam ASI. Alasannya, hanya >protein itulah yang bisa dimanfaatkan bayi. > > > >* Karbohidrat > > > >Disarankan kandunganya antara 5,4 sampai 8,2 g bagi tiap 100 ml. >Karbohidratnya dianjurkan terdiri atas laktosa dan selebihnya glukosa atau >dekstrin-maltosa. Dalam hal ini tidak dibenarkan menggunakan sumber >karbohidrat dari tepung, madu, atau susu yang diasamkan. > > > >* Mineral > > > >Sebagian besar mineral dalam susu sapi adalah natrium, kalium, kalsium, >fosfor, magnesium dan klorida. Karena itu komposisinya harus diturunkan >sekitar 0,25 sampai 0,34 g tiap 100 ml. Ini dimaksudkan untuk menghindari >gangguan keseimbangan air dan dehidrasi hipertonik, selain timbulnya >gangguan hipertensi di kemudian hari. > > > >* Vitamin > > > >Harus ditambahkan pada pembuatan susu formula. > > > >* Energi > > > >Harus disesuaikan dengan ASI yang jumlahnya sekitar 72 Kkal. > > > >2. Formula awal lengkap > > > >Sesuai namanya, susu ini memiliki susunan gizi yang lengkap untuk bayi baru >lahir. Sekalipun demikian, susu ini sedikit berbeda dari formula adaptasi. >Susu formula ini mempunyai kadar protein tinggi karena rasio proteinnya >tidak disesuaikan dengan rasio protein yang terkandung dalam ASI. Begitu >juga dengan mineral yang lebih tinggi dari susu formula adaptasi. Keuntungan >susu formula jenis ini adalah harganya yang jauh lebih murah daripada susu >formula adaptasi. > > > >Susu formula untuk bayi 6 bulan ke atas mengandung protein yang lebih tinggi >dari susu adaptasi maupun susu awal lengkap. Rasio proteinnya pun tidak >mengikuti rasio yang terdapat dalam ASI. Sedangkan kadar beberapa mineral, >karbohidrat, lemak dan energinya lebih tinggi. Ini dimaksudkan untuk >mengimbangi kebutuhan anak yang sudah semakin aktif dan sedemikian cepat >tumbuh kembangnya. > > > >Perbedaan paling nyata dalam kebutuhan zat gizi bayi 6 bulan ke bawah dan 6 >bulan ke atas adalah kalorinya. Kalori yang dibutuhkan bayi usia 6 bulan ke >bawah per hari hanya sebesar 560 kkl atau lebih, sedangkan bayi usia 6 bulan >ke atas adalah 800 kkl per hari atau lebih. > > > >* Kandungan Zat Tambahan > > > >Kemajuan teknologi memungkinkan susu formula yang sudah ada ditingkatkan >kualitasnya, yakni dengan diformulasikan sedemikian rupa sehingga makin >mirip dengan ASI. Salah satunya adalah penambahan DHA. Penambahan ini >dibolehkan karena zat tambahan tersebut merupakan zat-zat mikro. Hanya saja >penambahannya pun harus mengikuti standar yang berlaku. Yang tak kalah >penting, orang tua harus segera memastikan cocok atau tidaknya si bayi >mendapat susu tersebut. Bila ternyata tidak cocok, ya jangan dipaksakan. >Asal tahu saja, DHA yang berasal dari ikan berpotensi menyebabkan alergi. >Belakangan beberapa produsen susu menggunakan DHA/AA yang bersumber dari >bahan nonikan. > > > >* Porsi Pemberian > > > >Banyaknya susu formula yang diberikan kepada bayi tentu saja tergantung pada >kebutuhan. Umumnya sampai berusia 3 atau 4 bulan, bayi mendapat susu sekitar >180 ml yang diberikan setiap 2-3 jam. Meski begitu, prinsip on demand juga >berlaku dalam pemberian susu formula. Begitu bayi menangis karena lapar >meski mungkin belum waktunya, maka berikan saja sesuai keinginannya. > > > >Sementara susu formula lanjutan untuk bayi 6 bulan ke atas bisa diberikan 2 >kali sehari masing-masing sebanyak 180-200 ml. Lo, mengapa cuma 2 kali? Di >usia ini bayi sudah mendapat makanan setengah padat (bubur susu, nasi tim >yang disaring, dan seterusnya). Untuk jadwalnya bisa disesuaikan dengan >kebutuhan individual si bayi. > > > >Usahakan minum susu tidak berbarengan atau berdekatan dengan waktu makan >utama. Selain membuat anak jadi enggan makan karena sudah kenyang duluan, >penyerapan kalsium pun jadi terganggu. Tenggang waktu ideal minum susu >adalah 2-3 jam sebelum atau sesudah waktu makan makanan utama > > > >Dedeh Kurniasih/Gazali Solahuddin. Foto: Iman/nakita > > > >Konsultan Ahli: dr. H. Adi Tagor, Sp.A, DPH dari RS Pondok Indah, Jakarta; >Dr. Eva J. Soelaeman, Sp.A(K) dari RSAB Harapan Kita, Jakarta > > > >HARUSKAH PILIH SUSU DENGAN KANDUNGAN EKSTRA > > > >Tambahan berupa "zat penyehat" dalam susu formula hanya akan efektif bila >bersinergi dengan zat gizi lainnya. > > > >Hari gini , orang tua mana yang tak pernah dengar istilah DHA dan AA? Di >pasaran dengan mudah kita jumpai beragam produk susu formula lengkap dengan >zat-zat ekstra. Namanya macam-macam, ada susu formula dengan Omega-3 DHA ( >docosahexaenoic acid alias asam dokosaheksaenoat), AA/ARA ( arachidonic acid > alias asam arakidonat), prebiotik FOS ( fructo-oligo-saccharide ), >L-carnitin, laktoferin dan laktulosa, dan lainnya. > > > >Meski tambahan kandungan zat-zat itu didasari serangkaian penelitian, tak >heran kalau kemudian muncul pertanyaan, apa benar kehadirannya betul-betul >dibutuhkan oleh tubuh anak? Bagaimana dengan susu formula yang tidak >mengandung bahan-bahan tadi, benarkah tidak cukup membuat anak kita sehat >dan cerdas? > > > >FORTIFIKASI ZAT TAMBAHAN > > > >Bahan dasar susu formula umumnya adalah susu sapi, meski ada pula yang >berbahan dasar kedelai. Tanpa tambahan apa pun sebetulnya bahan-bahan dasar >ini sudah memiliki kandungan gizi yang tinggi walaupun tetap dengan >keterbatasan. Selain itu, ada beberapa zat gizi dan zat penyehatnya yang >rentan pemanasan. Oleh karena itulah, kandungan susu formula perlu >disesuaikan agar mendekati kecukupan gizi yang dianjurkan bagi bayi dan >anak. Caranya dengan menambahkan (fortifikasi) kandungan zat gizi dan zat >penyehat esensial tertentu yang belum ada, yang rendah ketersediaannya, atau >yang hilang selama proses pengolahan. > > > >Acuan dalam penyusunan komposisi susu formula, selain angka kecukupan gizi, >juga komposisi ASI sebagai makanan bayi dan anak hingga umur dua tahun. >Dengan begitu, formulasinya dibuat mendekati komposisi ASI, terutama susu >formula untuk bayi dan anak hingga usia dua tahun. > > > >Jika kini kita jumpai susu formula dengan kandungan zat penyehat seperti >asam folat, DHA/AA dan sebagainya, itu berkat temuan dalam penelitian bidang >nutrisi anak. Zat-zat esensial ini sebetulnya terdapat dalam ASI dengan >kadar yang cukup. > > > >Oleh para produsen, temuan ini lantas dipakai untuk memperkaya produk susu >formulanya dengan menambahkan kandungan zat-zat esensial tersebut. Memang, >melalui penelitian yang panjang, beberapa di antaranya telah terbukti >memberikan manfaat plus bagi kesehatan bayi dan anak. > > > >TAK HARUS DAN TAK DILARANG > > > >Yang perlu diketahui, kandungan tambahan seperti DHA sebenarnya hanyalah >komponen terkecil dari asam lemak. Tubuh anak pada dasarnya bisa membuat >sendiri sejauh ia mengonsumsi asam lemak tak jenuh atau asam linolenat dan >asam linoleat sebagai prekursornya. > > > >Nah kalau kita mengonsumsi DHA, pasti kecukupan DHA akan terpenuhi. Yang >menjadi pertanyaan, betulkah komponen tersebut lebih efektif bila >ditambahkan pada susu formula? Apakah komponen "kecil-kecil" tadi wajib >dikonsumsi? Kalau tubuh tak membentuk sendiri kandungan tersebut sampai >perlu ditambahkan dari luar, bagaimana dengan mereka yang tidak pernah >mengonsumsi susu formula seperti ini? > > > >Sampai sejauh ini, memang tak ada keharusan bagi orang tua untuk memberikan >susu dengan tambahan zat ekstra tersebut dan juga tak ada larangan karena >memang tidak berbahaya. Toh, jika kandungan tersebut tidak digunakan oleh >tubuh, maka akan terbuang dengan sendirinya. Apalagi risiko kelebihan ini >kecil kemungkinannya terjadi karena kadarnya sudah diperhitungkan. Lain hal >kalau kandungan tersebut dikonsumsi dalam bentuk suplemen misalnya, risiko >kelebihan bisa saja terjadi. > > > >Yang perlu dimengerti, kandungan tambahan ini hanya akan efektif berfungsi >bila bersinergi dengan zat gizi lainnya. Misalnya kandungan AA-DHA akan >berfungsi baik bila bersinergi dengan zat besi dalam pembentukan otak. Jadi >yang terpenting dari susu tetaplah zat gizi utamanya, yaitu karbohidrat, >lemak, protein, vitamin dan mineral. Jika kebutuhan dasar gizi sudah >tercukupi, maka zat ekstra ini baru akan terasa manfaatnya. > > > >Sebaliknya jika kandungan dasar gizinya saja tak tercukupi, bagaimana tubuh >dapat memanfaatkan komponen tambahan tersebut untuk dimetabolisme? Dengan >kata lain, susu formula tanpa kandungan tambahan di luar zat gizi utama >sudah sangat baik. Tinggal bagaimana orang tua menyikapinya dan menentukan >pilihan. > > > >Dedeh Kurniasih. Ilustrator: Pugoeh > > > >Narasumber: Nurfi Afriansyah, SKM, Msc. , Ahli Gizi dan Peneliti Promosi >Gizi Kesmas dan Dr. Mien Karmini Mahmud, MS. , Ahli Gizi dan Peneliti >Pangan, keduanya dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi dan Makanan >Depkes, Bogor > > > >KENALI KANDUNGAN TAMBAHAN PADA SUSU FORMULA > > > >Berikut beberapa kandungan tambahan yang ada dalam beragam produk susu >formula: > > > >1. AA (Asam Arakidonat) - DHA (Dokosaheksaenoat) > > > >Merupakan komponen dari asam lemak esensial yang terdapat di otak. Komponen >ini merupakan asam lemak rantai panjang atau istilahnya LCPUFA ( Long Chain >Polyunsaturated Fatty Acids ). > > > >Manfaat : > > > >Untuk tumbuh kembang otak. Penting bagi perkembangan saraf di otak, terutama >pembentukan jaringan lemak otak ( mylenisasi ) dan interkoneksi antarsaraf >di otak. Selain untuk perkembangan organ penglihatan yang optimal dan >pertumbuhan jaringan tubuh serta prostaglandin. Kekurangan AA dan DHA akan >berimbas pada perkembangan fungsi mental dan intelektualnya. > > > >2. Karoten > > > >Terdapat dalam jaringan dan cairan tubuh manusia termasuk ASI. > > > >Manfaat : > > > >Untuk meningkatkan kekebalan tubuh, memelihara sel-sel sehat dan melindungi >bahaya kumulatif radikal bebas. > > > >3. Selenium > > > >Merupakan salah satu unsur mineral. > > > >Manfaat : > > > >Mineral yang berfungsi untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh sekaligus >berfungsi sebagai antioksidan > > > >4. Sphingomyelin > > > >Sejenis fosfolifid yang terdapat pada ASI yang merupakan komponen utama >dalam proses pembentukan selubung myelin otak. > > > >Manfaat : > > > >Selubung myelin ini berperan penting dalam mempercepat rangsangan dari satu >sel saraf ke sel saraf lain. > > > >5. Nukleotida > > > >Senyawa dimana asam nukleat diuraikan pada hidrolisa, terdiri dari basa >nitrogen, gula dan golongan fosfat. > > > >Manfaat : > > > >Meningkatkan sintesa LCFUFA, meningkatkan kekebalan tubuh, meningkatkan >hifidobakteria di usus, menurunkan kejadian diare dan membantu absorpsi zat >besi. > > > >6. Laktoferin > > > >Protein yang umum terdapat dalam susu. > > > >Manfaat : > > > >Suatu glikoprotein yang berfungsi meningkatkan daya tahan tubuh dari >serangan bakteri berbahaya dengan mengikat zat besi yang dibutuhkan bakteri >tersebut sebagai sumber makanan. > > > >7. Laktulosa > > > >Yaitu prebiotik yang membantu meningkatkan pertumbuhan bifidobakteria atau >bakteri menguntungkan. > > > >Manfaat : > > > >Membantu kesehatan sistem pencernaan dan memperbaiki penyerapan zat gizi. >Selain menghasilkan vitamin-vitamin yang berguna bagi tubuh dan zat asam >yang mampu membunuh bakteri jahat. > > > >8. Asam Linoleat (Omega 6) dan asam Linolenat (Omega 3) > > > >Adalah prekursor AA dan DHA dan merupakan bagan dari asam lemak. > > > >Manfaat : > > > >DHA bisa disintesa di dalam tubuh bila ada asam linoleat dan asam linolenat >yang langsung masuk ke tubuh kemudian dimetabolisme sehingga menjadi DHA. >Fungsi Omega 3 lainnya adalah membuat lentur pembuluh darah, menghindari >terjadinya vlak atau sumbatan pada pembuluh darah. Kecenderungan ini terjadi >pada penderita penyakit jantung koroner dan pembuluh darah. > > > >9. FOS ( Fructo Oligo Saccharide ) > > > >Salah satu bahan yang bisa menjadikan atau membentuk flora usus yang baik. >Umumnya berasal dari gula buah-buahan. > > > >Manfaat : > > > >Berfungsi untuk membantu meningkatkan flora usus, menekan perkembangan >bakteri patogen dan meningkatkan daya tahan tubuh. > > > >10. Zat besi > > > >Salah satu mineral yang dibutuhkan tubuh. > > > >Manfaat : > > > >Merupakan salah satu mineral yang berfungsi untuk pembentukkan sel darah >merah. Selain berperan dalam mylenisasi otak dan peningkatan daya >konsentrasi. > > > >11. Probiotik > > > >Probiotik yaitu mikroorganisme atau bakteri seperti lactobasiles untuk >mendesak bakteri patogen. > > > >Manfaat : > > > >Membuat kondisi usus lebih sehat, hingga proses pencernaan berjalan baik. > > > >13. Prebiotik > > > >Adalah serat makanan golongan karbohidrat yang dapat menstimulir pertumbuhan >bakteri probiotik, terutama bifidobakteria dan laktobasilus yang bermanfaat. >ASI juga mengandung berbagai macam karbohidrat dalam bentuk oligosakarida >yang tak dapat diserap usus halus tapi baik untuk pertumbuhan koloni >bifidobakteria di usus besar bayi. > > > >Manfaat : > > > >Bisa mencegah sembelit > > > >SUSU SEGAR DAN SUSU CAIR, APA BEDANYA? > > > >Susu cair lebih awet kalau disimpan dalam kemasan yang baik. > > > >Saat ini di pasaran telah beredar beragam susu cair. Ada yang memberi label >susu segar, susu pasteurisasi, susu sterilisasi atau susu UHT ( Ultra High >Temperature ). Tahukah Anda, semua jenis susu tersebut memiliki kandungan >gizi yang sama karena telah diformulasikan sama dengan susu segar. Namun >dibanding susu segar, aneka susu yang telah mengalami proses pengolahan tadi >memiliki kelebihan, yakni waktu simpan yang lebih lama. > >Utami Sri Rahayu. Foto: Iman/nakita > >Narasumber: Dr. Ir. Nuri Andarwulan dari Departemen Teknologi Pangan dan >Gizi, Institut Pertanian Bogor > > > >SUSU SEGAR > > > >* Susu segar adalah susu dari sapi, kerbau, kuda, kambing atau domba yang >sehat dan tidak tercampur kolostrum. > >* Syarat susu segar yang baik: mengandung tidak kurang dari 3,25 persen >lemak susu dan 8,25 persen padatan bukan lemak. > >* Tidak mengandung tambahan air, bahan tambahan pangan dan antibiotik, serta >belum mengalami perubahan warna, bau dan kekentalan. > >* Memiliki citarasa paling baik dibanding susu cair yang telah diproses >karena kandungan asam lemak susu (asam butirat) masih bagus. > >* Demi menjaga keamanan pangan, susu segar yang akan diminum langsung >sebaiknya diproses terlebih dulu. Caranya, dengan memanaskannya hingga >mencapai suhu 70ú80 derajat Celcius selama 5-10 menit. Jadi, jangan sampai >mendidih agar emulsi susu tidak pecah. > > >* Susu segar yang telah diproses harus segera diminum dan habis saat itu >juga. Bila disimpan dalam suhu ruang dikhawatirkan mikroba-mikroba yang ada >di udara bebas akan merusak susu tersebut. Masa simpan dalam suhu ruang tak >lebih dari 2 jam. > >* Bila disimpan dalam lemari pendingin, kemungkinan mampu bertahan selama 12 >jam. Namun usahakan menggunakan wadah yang telah disterilisasi (dapat >menggunakan gelas atau botol gelas yang telah direbus). > >* Mikroba yang berada di udara akan mencemari susu segar yang telah diperah. >Ini karena kondisi suhu udara dan tingkat kelembapan di Indonesia tinggi >(rata-rata 28° - 30° C). > > > >SUSU UHT (Ultra High Temperature) > > > >* Susu segar atau susu rekonstitusi atau susu rekombinasi yang disterilkan >pada suhu tidak kurang dari 135° C selama 2 detik dan segera dikemas dalam >kemasan steril. > >* Pemanasan dengan suhu mencapai 135° C sudah mampu membunuh bakteri yang >ada. > >* Citarasa susunya sudah tidak terlalu bagus karena telah melalui proses >pemanasan dengan suhu tinggi. > >* Kelebihan proses ini tidak menghilangkan kandungan nutrisi mikro, seperti >vitamin dan mineral. > >* Kandungan gizinya telah diformulasikan menyerupai susu segar dan susu >formula bubuk. Kandungannya tidak kurang dari 3,25 persen lemak susu dan >8,25 persen padatan bukan lemak. > >* Dapat disimpan dalam suhu ruangan. > >* Waktu penyimpanan mencapai 6 bulan sampai dengan setahun untuk kemasan >yang belum dibuka. > > > >SUSU STERILISASI > > > >Beberapa produsen susu mengeluarkan produk susu "penambah energi". Kandungan >kalori, protein, dan mineralnya memang lebih tinggi dibandingkan susu >formula lainnya. Alhasil, energi yang masuk ke tubuh anak pun diyakini >secara otomatis lebih tinggi. Selain itu, susu jenis ini memang lebih mudah >diserap oleh pencernaan karena komposisi lemaknya berbentuk MCT ( Medium >Chain Triglycerides ). Bahkan, susunan asam amino yang terkadung di dalamnya >pun tergolong lengkap untuk melakukan sintesa protein. > >Biasanya, susu ini dikategorikan sebagai menu tambahan atau pelengkap. Namun >mengingat kandungan zat gizinya memang terbilang komplet, susu penambah >energi ini boleh dikatakan sebagai pengganti makanan. Meski demikian bukan >berarti anak hanya mengonsumsi susu ini dan tak perlu lagi menyantap makanan >yang lain. > >Susu penambah energi sebaiknya diberikan pada anak yang nafsu makannya >tergolong buruk atau rendah. Namun sekali lagi, alangkah baiknya jika orang >tua lebih dulu berkonsultasi dengan dokter anak atau ahli gizi anak untuk >mencari tahu apa penyebab buruknya nafsu makan si kecil. Apakah karena >gangguan medis atau ada faktor psikologis, semisal bosan dengan menu makanan >yang itu-itu saja maupun suasana makan yang tidak menyenangkan. > > > > > >SUSU PASTEURISASI > > > >Susu pasteurisasi adalah susu segar yang dipanaskan dengan metode high >temperature short time atau dengan metode holding dan segera dikemas dalam >kemasan steril . Selain susu segar, proses pengawetan dengan cara >pasteurisasi diterapkan pula pada susu rekonstitusi dan susu rekombinasi. >Susu rekonstitusi adalah susu cair yang disiapkan dengan penambahan air pada >bubuk susu berlemak ( full cream), atau bubuk susu skim, atau bubuk susu >rendah lemak. Sedangkan susu rekombinasi adalah susu cair yang dihasilkan >dari campuran komponen susu (susu skim, krim) dan air. > >* Suhu saat dilakukan pemanasan mencapai 65° C sampai 80° C agar dapat >mematikan bakteri penyebab penyakit. > >* Kandungan gizi susu pasteurisasi telah diformulasikan sama dengan susu >segar dan susu formula bubuk. Kandungan lemak susunya tidak kurang dari 3,25 >persen dan 8,25 persen padatan bukan lemak. > >* Citarasa susunya masih baik karena tidak melalui proses pemanasan yang >tinggi. > >* Masa simpannya antara 5-7 hari pada suhu 4° C atau dalam lemari pendingin. > > > >SUSU KENTAL MANIS > > > >* Produk susu kental manis diperoleh dengan cara menghilangkan sebagian air >melalui proses evaporasi (penguapan) sehingga diperoleh kepekatan tertentu. > >* Kandungan gizinya berbeda dari susu segar. Bahkan kandungan vitaminnya >lebih rendah bila dibandingkan dengan susu segar. Susu jenis ini memang >tidak ditujukan untuk pemenuhan pola 4 sehat 5 sempurna. Lebih banyak >digunakan sebagai campuran bahan masakan. > >* Kandungan gula dan lemaknya sangat tinggi, sehingga tidak cocok diberikan >kepada bayi. > >* Produk ini dapat digolongkan sebagai produk dengan masa kedaluwarsa >panjang karena tingginya kandungan gula yang dapat mencegah pertumbuhan >mikroba. Kemasan yang belum dibuka mampu bertahan sampai 2 tahun. Sedangkan >kemasan yang sudah dibuka hanya mampu bertahan kurang lebih 2 bulan, itu pun >bila disimpan dalam lemari pendingin. > > > >TIP-TIP PRAKTIS MEMILIH SUSU CAIR > > > >M emilih produk susu cair tidaklah sulit. Yang penting periksa dengan teliti >sebelum membeli. Berikut panduannya: > >* Pilih produk dengan kemasan sempurna (tidak cacat, tidak penyok, dan >sebagainya). > >* Baca tanggal kedaluwarsa yang terdapat dalam kemasan. > >* Bila kemasan sudah tampak menggembung, pertanda sudah tercemar oleh >mikroba. > >* Walaupun kemasan produk terlihat sempurna (tidak cacat), cobalah keluarkan >sebagian. Cicipi apakah terasa asam. Bila asam pertanda sudah ada bakteri di >dalamnya. Ini bisa terjadi karena kebocoran kemasan yang sangat kecil >sekalipun. Selanjutnya, bakteri penghasil asam itu akan membuat cairan susu >menggumpal. > > Regards, Uci mamaKavin+Ija http://oetjipop.multiply.com ________________________________________________________ Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru! http://id.yahoo.com/ -------------------------------------------------------------- Beli tanaman hias, http://www.toekangkeboen.com Info balita: http://www.balita-anda.com Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED] menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]