QUESTION: Two of my patients have been diagnosed with giardiasis, and I
would like to treat them with the drug of choice for this infection,
metronidazole (Flagyl). One of them is 6 weeks pregnant and the other is
breastfeeding a 2-month-old infant, and I have received conflicting
information about the safety of this drug during pregnancy and
breastfeeding. What should I do? ANSWER: Although metronidazole has been on
the market for almost 40 years, its use remains controversial during
pregnancy and breastfeeding. Recent evidence has shown, however, that this
drug is not associated with adverse effects during either pregnancy or
breastfeeding.

Metronidazole is bactericidal against anerobic bacteria. It exerts
trichomonacidal activity and is also active against *Giardia lamblia*
and *Entamoeba
histolytica*. Its exact mechanism of action is unknown. A chemically
reactive reduced form of metronidazole appears to be responsible for the
drugĂ­s activity.1

*Pregnancy*

Use of metronidazole during pregnancy has been controversial. The drug is
mutagenic in bacteria and carcinogenic in rodents, but has never, in almost
40 years of use, been shown to be associated with human cancer.2,3 These
concerns, together with some old case reports describing three cases of
midline facial defects, are probably the main reason this drug has not been
recommended for use during pregnancy.4

Adding to the fear and uncertainty is a passage in the product monograph
describing use of metronidazole during pregnancy: "metronidazole crosses the
placental barrier; it should be withheld during the first trimester. In
addition, it is advisable that administration be avoided during the second
and third trimesters; however, if treatment is considered necessary, its use
requires that the potential benefits outweigh the possible risks."1 After
reading that, it is quite understandable that physicians would hesitate to
prescribe this drug to pregnant women, even when indicated.

The latest studies, which examined the cases of thousands of women exposed
to metronidazole during pregnancy, including a Medicaid cohort study, a
large case-control study, and two meta-analyses, have concluded that there
is no evidence that using metronidazole during pregnancy increases the rate
of major birth defects above the baseline rate of 1% to 3% or that there are
any detectable adverse effects on fetuses.5-8


InsyaAllah gak papa, jeng...flagylstatin itu nama generiknya metronidazole.

Mama Nayma



On 6/11/07, Selly Susanti <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Makasih artikelnya mom kavin dan mba lif rahayu..

Btw mengenai fladystin yg sudah saya pakai gimana mba, pengaruh ke baby
ga?


-----Original Message-----
From: uci momkavin+ija [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, June 11, 2007 12:58 PM
To: balita-anda@balita-anda.com
Cc: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [balita-anda] Balasan: Re: [balita-anda] tanya DSOG - tanya
keputihan ketika hamil -



Keputihan tuh normal..klo bening gak berbau, gak berwarna n gak
berlebihan.
Klo wanita hamil smakin besar usia kehamilan makin banyak cairan yg
dikluarkan vagina..krn pelan2 mulut rahim melunak utk mempersiapkan proses
kelahiran normal..

Ini artikel ttg keputihan yaaa

Uci mamaKavin+Ija
http://oetjipop.multiply.com

6 FAKTA TENTANG KEPUTIHAN
http://www.tabloidnova.com/articles.asp?id=8762
http://www.tabloidnova.com/articles.asp?id=8762&no=2



Hampir setiap wanita pernah mengalaminya. Bahkan, si Upik pun, bisa
keputihan. Penyebabnya amat beragam.
Simak fakta-fakta penting tentang keputihan alias pektay.

Dalam keadaan normal, vagina memproduksi cairan yang berwarna bening,
tidak
berbau, tidak berwarna, dan jumlahnya tak berlebihan. Cairan ini berfungsi
sebagai sistem perlindungan alami, mengurangi gesekan dinding vagina saat
berjalan dan saat melakukan hubungan seksual.

Selain cairan, di jaringan vagina juga hidup kuman pelindung (flora
doderleins). Pada keadaan normal, jumlahnya cukup dominan dengan fungsi
menjaga keseimbangan ekosistem vagina. Nah, pada beberapa kondisi
hormonal,
keseimbangan itu terganggu.
"Misalnya, saat stres, menjelang dan setelah haid, kelelahan, diabetes,
saat
terangsang, hamil, atau mengonsumsi obat-obat hormonal seperti pil KB,"
jelas ginekolog dr. Arju Anita, Sp.OG.

Gangguan hormonal ini membuat cairan vagina yang keluar sedikit berlebih.
Inilah yang disebut keputihan (lekore atau flour albus). "Tapi keputihan
akibat perubahan hormonal biasanya masih dalam taraf normal karena tidak
ada
perubahan warna, bau, atau rasa gatal," lanjutnya.

Lain hal dengan keputihan yang sifatnya abnormal yang umumnya dipicu kuman
penyakit (pathogen) dan menyebabkan infeksi. Akibatnya, timbul
gejala-gejala
yang sangat mengganggu, seperti berubahnya warna cairan menjadi kekuningan
hingga kehijauan, jumlah berlebih, bahkan bisa sampai keluar dari celana
dalam, kental, lengket, berbau tidak sedap atau busuk, terasa sangat gatal
atau panas, dan menimbulkan luka di daerah mulut vagina.

Jika itu yang terjadi, lebih baik konsultasi ke dokter kandungan. Dokter
akan melakukan pemeriksaan laboratorium dengan cara mengambil sedikit
cairan
untuk diperiksa, mengandung kuman atau tidak.

1. JAMUR VS VIRUS
Keputihan bisa karena banyak hal. Benda asing, luka pada vagina, kotoran
dari lingkungan, air tak bersih, pemakaian tampon atau panty liner
berkesinambungan. Semua ini potensial membawa jamur, bakteri, virus, dan
parasit:

a. Jamur Candidas atau Monilia
Warnanya putih susu, kental, berbau agak keras, disertai rasa gatal pada
vagina. Akibatnya, mulut vagina menjadi kemerahan dan meradang. Biasanya,
kehamilan, penyakit kencing manis, pemakaian pil KB, dan rendahnya daya
tahan tubuh menjadi pemicu. Bayi yang baru lahir juga bisa tertular
keputihan akibat Candida karena saat persalinan tanpa sengaja menelan
cairan
ibunya yang menderita penyakit tersebut.

b. Parasit Trichomonas Vaginalis
Ditularkan lewat hubungan seks, perlengkapan mandi, atau bibir kloset.
Cairan keputihan sangat kental, berbuih, berwarna kuning atau kehijauan
dengan bau anyir. Keputihan karena parasit tidak menyebabkan gatal, tapi
liang vagina nyeri bila ditekan.

c. Bakteri Gardnella
Infeksi ini menyebabkan rasa gatal dan mengganggu.
Warna cairan keabuan, berair, berbuih, dan berbau amis. Beberapa jenis
bakteri lain juga memicu munculnya penyakit kelamin seperti sifilis dan
gonorrhoea.

d. Virus
Keputihan akibat infeksi virus juga sering ditimbulkan penyakit kelamin,
seperti condyloma, herpes, HIV/AIDS.
Condyloma ditandai tumbuhnya kutil-kutil yang sangat banyak disertai
cairan
berbau. Ini sering pula menjangkiti wanita hamil. Sedang virus herpes
ditularkan lewat hubungan badan. Bentuknya seperti luka melepuh, terdapat
di
sekeliling liang vagina, mengeluarkan cairan gatal, dan terasa panas.
Gejala
keputihan akibat virus juga bisa menjadi faktor pemicu kanker rahim.

2. JANGAN LUPA GANTI TAMPON
Tak perlu panik jika keputihan. Umumnya, wanita memang mengalami
keputihan,
apalagi di Indonesia yang tingkat kelembapan udaranya tinggi. Untuk
mencegahnya, simak beberapa hal berikut:

a. Selalu jaga kebersihan diri, terutama kebersihan alat kelamin. Bulu
vagina (pubis) yang terlampau tebal bisa dijadikan tempat sembunyi kuman.
Jadi, jangan lupa menggunting atau membersihkannya agar pemberian obat
keputihan berupa salep lebih mudah menyerap.

b. Biasakan membasuh vagina dengan cara yang benar, yaitu dengan gerakan
dari depan ke belakang. Cuci dengan air bersih setiap buang air dan mandi.

c. Ganti tampon atau panty liner pada waktunya. Jangan terlalu kelamaan
agar
bakteri tidak mengumpul.

d. Jika keputihan masih dalam taraf ringan, coba gunakan sabun atau
larutan
antiseptik khusus pembilas vagina, tapi jangan gunakan berlebihan karena
hanya akan mematikan flora nor mal vagina. Jika perlu, konsultasikan dulu
ke
dokter.

e. Hindari terlalu sering memakai bedak talk di sekitar vagina, tisu
harum,
atau tisu toilet. Ini akan membuat vagina kerap teriritasi.

f. Hindari suasana vagina lembap berkepanjangan karena pemakaian celana
dalam yang basah, jarang diganti, tidak menyerap keringat, atau memakai
celana jins terlalu ketat.

g. Perhatikan kebersihan lingkungan. Keputihan juga bisa muncul lewat air
yang tidak bersih. Jadi, bersihkan bak mandi, ember, ciduk, water torn,
dan
bibir kloset dengan antiseptik untuk menghindari menjamurnya kuman.
3. SUAMI JUGA DIPERIKSA
Jika Anda sudah kena keputihan, lakukan hal berikut:
a. Konsultasikan ke dokter kandungan. Siapa tahu keputihan Anda masih bisa
diobati dengan salep atau obat-obatan yang mengandung antiseptik dan
antibiotik.
Dokter akan memberi obat sesuai keluhan.

b. Jika keputihan masih terus terjadi, lakukan pemeriksaan laboratorium.
Cairan vagina akan diambil untuk diperiksa, apakah di dalamnya terdapat
kuman penyakit atau tidak. Bisa jadi hanya karena faktor hormonal atau
kebersihan yang kurang terjaga.

c. Bagi yang sudah berkeluarga, lakukan pemeriksaan bersama pasangan.
Dokter
akan mengadakan cek silang pada suami Anda. Siapa tahu kuman keputihan
berasal dari suami.

d. Jika belum sembuh juga, lakukan cek silang dengan obat. Siapa tahu Anda
ternyata resisten terhadap obat yang diberikan.

e. Untuk yang sudah berhubungan badan, lakukan pap smear. Apalagi jika
keputihan dibarengi sesuatu yang mencurigakan di mulut rahim dan
dikhawatirkan membawa virus kanker. Idealnya, pap smear dilakukan setahun
sekali.

f.l Jika positif terkena virus, bisa dilanjutkan dengan pemeriksaan mulut
rahim dengan menggunakan alat pembesar yang diletakkan di luar bibir
vagina.
Sebagai penunjang, lakukan pula tes urin dan tes darah.

4. MANDUL
Jika tak diobati sampai tuntas, tak mustahil infeksi pada vagina akan
menjalar ke berbagai tempat. Kuman dengan mudah menyusup dan menyebabkan
infeksi lanjutan pada rongga rahim dan saluran telur. Hal ini membuat
cairan
di kedua tempat itu berlebih dan terjadi pelengketan dalam indung telur.

Akibatnya, sperma sulit bertemu dengan sel telur. Jika hal ini terjadi
berlarut-larut, pasangan akan sulit memiliki keturunan. Inilah, kata
Anita,
yang sebetulnya menimbulkan asumsi bahwa secara tidak langsung keputihan
bisa membuat wanita jadi mandul.

Selain penyakit, efek paling besar dari keputihan adalah perasaan tak
nyaman, termasuk saat melakukan aktivitas seksual. Suami bisa jadi
mengeluh
karena terganggu cairan keputihan berlebih dengan bau yang sangat tajam.

Jika hubungan intim terus dilakukan, suami bisa tertular kuman keputihan
atau yang disebut fenomena pingpong. Oleh sebab itu, selama terapi
keputihan, dianjurkan tidak melakukan hubungan seks sebelum keputihan
berkurang.

5. SI UPIK BISA KENA
Coba telisik, apakah si kecil sering bermain tanah atau memanjat pohon?
Hati-hati, lo, karena keputihan ternyata juga bisa menyerang anak-anak.
Saat
main-main di sembarang tempat, kotoran, pasir, semut, atau segudang kuman
penyakit lainnya bisa dengan mudah menyusup.

Misalnya, cacing kremi yang biasanya ada di tanah.
Parasit satu ini bisa menjalar masuk lewat lubang anus ke vagina.
Gejalanya
pun tak beda dengan keputihan pada orang dewasa. Keluar cairan berlebih,
berbau, menimbulkan rasa gatal, dan jika digaruk menimbulkan luka infeksi.

Penanganan paling mudah adalah membersihkan vagina dengan sabun atau
larutan
antiseptik, tapi jangan terlalu sering. Umumnya, tiga hari berturut-turut
sesuai petunjuk pengunaan. Jika tidak ada perubahan, segera konsultasi ke
dokter.

6. MITOS DAUN SIRIH
Suatu ketika, seorang pasien berobat karena vaginanya sangat kering dan
lecet. Apa pasal? Ternyata ia minum jamu anti keputihan untuk mengobati
keputihan.
"Sebaiknya tidak mengonsumsi obat-obatan seperti jamu dan kaplet
tradisional
untuk mengobati keputihan karena sifatnya menarik cairan dan hanya akan
membuat lapisan vagina teriritasi," jelas Anita.

Bagaimana dengan daun sirih yang selama ini dipercaya mampu mengobati
keputihan? Daun sirih memang mengandung antiseptik. "Tetapi penelitian
terakhir menyebutkan, daun sirih mengandung bakteri yang tidak bisa mati
hanya dengan pemanasan sekian derajat."

--- Lif Rahayu <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Mbak, keputihan penyebabnya macem2. Kalau flagystin itu engandung
> antibiotika dan dikasih kalo keputihan itu penyebabnya bakteri. Gimana
> cara caritahunya? Mesti diambil tuh cairan vaginanya, diusap gitu,
> terus dibawa ke lab, untuk dicek. Saya dulu begitu pas keputihan,
> diusap cairan vagina ama dr dachrial, terus dibawa ke lab. Kalo
> penyebabnya jamur, obatnya juga beda, bukan flagylstin lagi.....Better
> dicek cairannya deh...semoga membantu ya.
>
> Kalo lagi hamil, keputihan banyak biasanya wajar koq, produksi cairan
> vagina jadi makin banyak...mom Kavin pasti punya artikelnya. Saya dlu
> juga gitu...hihihihi...
>
>
> On 6/11/07, Selly Susanti
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > Dr. Garini ramah mba saya dan suami sreg sama
> beliau.
> > Cuman yg jadi pikiran ini mba, saya pas hamil
> sekarang(usia 6 minggu)ada
> > keputihan ga banyak cuman gatel, waktu hamil
> pertama ga dan sebelumnya pun
> > blm pernah, baru kali ini.
> > Sama dokter garini dikasih Fladystin 3 buah untuk
> 3 hari, saya baca di
> > medica store ternyata fladystin ga boleh utk ibu
> hamil :(( padahal saya
> > dah
> > pake 2 kali (malem minggu dan malem senin)..kira2
> ada pengaruhnya ke baby
> > ga
> > ya?
> >
> > Mohon sharringannya parents semua..
> >
> > Terimakasih sebelumnya,
> > Mama Deeja+
> >
> > -----Original Message-----
> > From: Gopina Goham [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> > Sent: Monday, June 11, 2007 9:49 AM
> > To: balita-anda@balita-anda.com
> > Subject: Re: [balita-anda] tanya DSOG
> >
> > jadi hasilnya gimana di dr garini?
> >
> > On 6/8/07, Selly Susanti
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > > Makasih mamanya alfin (gopina dan goham),
> mama2D, mba melisa, mba
> > > irma, mba tprahayu dan semuanya untuk anggaota
> BA, saya tadi ga kuciwa
> > > ko cuman miris aja ejejejej(kidding) :d
> Insyaallah besok jadinya mo ke
> > > Dr. Garini aja :)(BA emang TOP)
> > >
> > > Sekali lagi makasih semuanya..:)
> > >
> > > Salam,
> > > Mama Deeja+
> > >
> >
> >
>
--------------------------------------------------------------
> > Beli tanaman hias, http://www.toekangkeboen.com
> Info balita:
> > http://www.balita-anda.com Peraturan milis, email
> ke:
> > [EMAIL PROTECTED] menghubungi admin,
> email ke:
> > [EMAIL PROTECTED]
> >
> >
> >
> >
> >
>
--------------------------------------------------------------
> > Beli tanaman hias, http://www.toekangkeboen.com Info balita:
> > http://www.balita-anda.com Peraturan milis, email ke:
> [EMAIL PROTECTED]
> > menghubungi admin, email ke:
> [EMAIL PROTECTED]
> >
> >
>

Regards,
Uci mamaKavin+Ija
http://oetjipop.multiply.com



________________________________________________________
Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!
http://id.yahoo.com/

--------------------------------------------------------------
Beli tanaman hias, http://www.toekangkeboen.com Info balita:
http://www.balita-anda.com Peraturan milis, email ke:
[EMAIL PROTECTED] menghubungi admin, email ke:
[EMAIL PROTECTED]




--------------------------------------------------------------
Beli tanaman hias, http://www.toekangkeboen.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]


Kirim email ke