***********************
No virus was detected in the attachment no filename
No virus was detected in the attachment no filename

Your mail has been scanned by InterScan.
***********-***********


iya mbak aku juga bingung
makanya aku gak ikut pencalonan presiden
hehehe...



  ----- Original Message -----
  From: [EMAIL PROTECTED]
  To: balita-anda@balita-anda.com
  Sent: Wednesday, July 11, 2007 12:03 PM
  Subject: RE: [balita-anda] Kenapa Negeriku Malah Dijadikan Syurga Bagi 
Expatriate?


  kalo menurutku kita real aja.
  perusahaan membutuhkan expat. tapi expat punya standard gaji dan
  kesejahteraan sendiri.
  mau ga mau perusahaan harus mengeluarkan segitu.
  kalo karyawan indonesia juga punya standard sendiri. dan perush juga ga
  mau rugi.

  kayak jenis pekerjaan juga. bule punya standard sendiri. bule2 da mulai
  meninggalkan pekerjaan seperti pilot, abk dll.
  mereka anggap itu pekerjaan kelas sekian. sedangkan indonesia enggak.
  bahkan buruh2 kita banyak yg kerja di negara lain.
  banyak banget yg perlu dibenahi oleh negara ini. kadang gw bingung.
  kalo gw presiden gw benahinnya mulai dari mana ya ? hehe





  "Ina" <[EMAIL PROTECTED]>
  07/11/2007 11:34 AM
  Please respond to
  balita-anda@balita-anda.com


  To
  <balita-anda@balita-anda.com>
  cc

  Subject
  RE: [balita-anda] Kenapa Negeriku Malah Dijadikan Syurga Bagi Expatriate?






  Malah ada sdr kerja di kontraktor pma
  Dia punya bawahan expat asal
  Negara companynya
  Gajinya masih gedean bawahannya
  Padahal jelas2 scr struktur si expat ini
  Bawahan sdr ku
  System penggajiannya jg beda kl sdrku
  Dr  kantor representatifnya di jkt ini
  Kl bawahannya yg expat langsung dari
  Kantor pusat negaranya
  Isn't it ironic...dont u think
  (alanis morisette style,..)

  cheers
  ina

  -----Original Message-----
  From: Ratna Wulan Sari [mailto:[EMAIL PROTECTED]
  Sent: Wednesday, July 11, 2007 11:20 AM
  To: balita-anda@balita-anda.com
  Subject: Re: [balita-anda] Kenapa Negeriku Malah Dijadikan Syurga Bagi
  Expatriate?

  pernah loh, ada kejadian diperusahaan lama saya yang 100% PMDN. ada 1
  orang bulenya di site yang digaji sangat tinggi, padahal yang kerjanya
  kebanyakan teman saya (pak S). waktu pak S menanyakan ke HRD, bahwa
  pekerjaan si P (Bule ini) sebenernya dia yang banyak ngerjain dan
  mengapa gajinya hanya 1/10 si P. Jawaban HRD manager membuat geli. S,
  salahmu, kenapa kamu ngga dilahirkan sebagai bule, kata Manager HRD
  sambil nepuk2 pundaknya pak S. Pak S cuma bengong. Waktu dia cerita
  keteman2, semuanya pada ngakak,... padahal sih ironis sekali, tapi cuma
  bisa jadi bahan lelucon yang bikin geli.

  regards,
  ratna


  ----- Original Message ----
  From: Dwi Wahyono <[EMAIL PROTECTED]>
  To: balita-anda@balita-anda.com
  Sent: Wednesday, 11 July 2007 10:56:15
  Subject: Re: [balita-anda] Kenapa Negeriku Malah Dijadikan Syurga Bagi
  Expatriate?


  Bener banget apa yang disampaikan mbak sefty.... kebetulan saya jg
  pernah
  kerja di kantor yang banyak bule-nya.... perbandingan fasilitas dan
  gaji...wah...bukan main.....sebagai gambaran...seorang bule (xpat) itu
  paling minim gajinya sebulan $ 25,000 (kalau dikonversi ke rupiah
  sekitar
  250juta) + fasilitas + reimburse all expense
  ....apartemen...laundry....sampai beli aqua gelas di Hero aja di
  reimburse
  juga.....

  Sementara ....... kalau pakle (pasangannya bule / Indonesia) gajinya
  paling
  tinggi 60juta/bulan.... apalagi kayak saya yang levelnya baru staff....
  hiks..hiks... malu ah nyebutinnya.... :)

  Padahal mereka kerja di Indonesia...dan mengeruk kekayaan alam
  Indonesia....
  aneh ya negeri ini....?

  Makanya sekali lagi...kita mesti merubah paradigma berfikir kita....mari
  ciptakan generasi2 yang cerdas dan pintar.... yang punya niat ikhlas utk
  memajukan negara dan rakyat Indonesia... yang bukan hanya menjadikan
  materi
  sebagai satu2nya parameter kesuksesan dan kebahagiaan....

  Kalau kita..ortu sdh bisa memberikan contoh yang baik kepada anak
  kita...Indonesia akan menjadi bangsa yang makmur..adil...dan
  sejahtera....
  Insya Allah...

  Wassalam,
  dwi

  *
  jadimengenangbeberapatahunsilamsaatdisekelilingbanyakorangbuleberkeliara
  n...
  :)

  On 7/11/07, [EMAIL PROTECTED]
  <[EMAIL PROTECTED]>
  wrote:
  >
  > Sumber:
  > http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=20&dn=20070710204429
  >
  > Oleh : Vima Tista Putriana
  >
  > 10-Jul-2007, 22:13:03 WIB - [www.kabarindonesia.com]
  >
  > KabarIndonesia Tiga setengah abad berada di bawah penjajahan Belanda
  > yang sangat tidak beradab telah membuat bangsa Indonesia tumbuh
  > menjadi bangsa yang "rendah diri". Meskipun sudah lebih dari 60
  > tahun merdeka, tetapi sindrom "mental bangsa terjajah" ini tetap
  > belum hilang. Masih saja merasa diri belum sejajar dengan bangsa
  > lain.
  >
  > Satu contoh sederhana keminderan ini terlihat dari diskriminasi
  > tingkat gaji yang sangat tinggi antara expatriate dan anak negeri
  > sendiri. Para expatriate di Indonesia digaji 10 kali lipat dari
  > orang Indonesia meskipun dengan tingkat pendidikan, kemampuan,
  > tanggung jawab dan kinerja yang sama.
  >
  > Seorang foreign engineer di Jakarta misalnya, menurut standar
  > Bappenas, mendapatkan gaji sekitar US $5.000,00 per tahun.
  > Sebaliknya orang Indonesia, dengan kualifikasi sama hanya menerima
  > sebesar $500,00 saja. Tidak jarang dalam suatu proyek, meskipun
  > dengan kualifikasi pendidikan lebih tinggi semisal MSc atau PHd,
  > orang Indonesia digaji tetap lebih rendah dari expatriate yang cuma
  > BSc (Rahardjo,2006).
  >
  > Di samping gaji tinggi, biasanya expatrite juga mendapat berbagai
  > fasilitas berlimpah seperti berkantor di kawasan segitiga mas
  > (Sudirman, Thamrin dan Kuningan), tempat tinggal di apartemen mewah,
  > keanggotan di club-club olah raga dan hiburan elite dan lain-lain.
  >
  > Intinya mereka sangat dimanjakan, sehingga tidak salah kalau
  > dikatakan Indonesia adalah syurga bagi para expatriate.
  > Sebenarnya tidak masalah jika expatriate digaji sedemikian tinggi
  > jika memang memiliki kemampuan unik yang tidak dimiliki oleh orang
  > Indonesia dan betul-betul dibutuhkan. Tetapi jika kemampuan dan
  > kinerja sama, lalu digaji lebih tinggi hanya karena statusnya bule,
  > sungguh tidak logis menurut cara fakir orang yang berjiwa "merdeka".
  >
  > Jika pemerintah atau perusahaan harus membayar mahal hanya untuk
  > status ke-bule-an saja, bukankah ini standar yang sangat stupid.
  > Ketika jasa seseorang dihargai cuma 1/10 dari koleganya, hanya
  > karena dia orang INDONESIA, berarti sungguh malang menjadi orang
  > Indonesia.
  >
  > Mirisnya lagi, yang mengeluarkan standar gaji yang sangat
  > diskriminatif ini adalah Bappenas-Pemerintah Indonesia sendiri.
  > Berarti pemerintah Indonsia melecehkan rakyatnya sendiri, menganggap
  > bodoh bangsanya sendiri. Ini sungguh bertolak belakang dari peran
  > yang seharusnya dimainkan oleh pemerintah.
  >
  > Bukankah pemerintah suatu negara seharusnya menyokong rakyatnya,
  > mendorong mereka supaya bisa maju, jika belum mampu difasilitasi
  > supaya mencapai kualifikasi sama dengan expatriate. Singkatnya
  > memberi kesempatan seluas-luasnya kepada anak bangsa untuk bisa
  > berkembang dan mengekspolasi potensinya.
  >
  > Kenyataan di lapangan menunjukkan tidak selalu yang bernama bule
  > lebih pintar dari orang Indonesia. Banyak diantara mereka memiliki
  > kemampuan biasa-biasa saja. Malah mungkin di negaranya berada pada
  > lapis ke-3 atau 4, tapi di Indonesia mereka disanjung sedemikian
  > rupa, mendapatkan posisi yang sangat bagus dan hidup mewah.
  >
  >


  
  ____________________________________________________
  Yahoo! Singapore Answers
  Real people. Real questions. Real answers. Share what you know at
  http://answers.yahoo.com.sg


  --------------------------------------------------------------
  Beli tanaman hias, http://www.toekangkeboen.com
  Info balita: http://www.balita-anda.com
  Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
  menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]


Kirim email ke