Viva Indonesia.....!!!!!!

 
Rabu, 18 Juli 2007,
Tak Gentar dengan Nama Besar Korsel 
 


JAKARTA - Sore ini skuad Merah Putih melakoni partai hidup mati melawan
Korsel. Sejarah tinta emas menanti Bambang Pamungkas dkk bila mampu
lolos ke babak kedua. Tiket Stadion Utama Gelora Bung Karno yang ludes
terjual sejak kemarin menandakan dukungan semangat publik luar biasa. 

Denyut dukungan untuk skuad Merah Putih tak hanya bergetar di Senayan.
Seluruh rakyat Indonesia kini berdebar menanti kemenangan melawan
"raksasa" Korsel. Bila sukses menaklukkan Negeri Ginseng tersebut,
inilah kali pertama Indonesia menapak perempat final di turnamen paling
prestisius di kawasan Asia. 

Wapres Jusuf Kalla kemarin hadir di tengah pemain untuk memberikan
semangat dan motivasi. Dia menyaksikan langsung latihan tim asuhan Ivan
Kolev itu di Lapangan ABC, Senayan, Jakarta. 

RI 2 meminta para pemain tak perlu takut dengan nama besar Korsel di
jagat sepak bola. Kekalahan Korsel dari Bahrain 1-2 menjadi bukti bahwa
Negeri Ginseng itu bisa ditaklukkan. Sebab, Bahrain takluk di tangan
Merah Putih. 

Dengan fakta seperti itu, Kalla sangat yakin, Bambang dkk akan
menaklukkan Taeguk Warriors -julukan Korsel- dengan skor 1-0. "Di atas
kertas Indonesia pasti menang. Skor 1-0 untuk Indonesia," ujar Kalla .

Apalagi, kata dia, Timnas Indonesia akan berlaga di hadapan 85 ribu
suporternya. "Semangat pemain-pemain kita pasti lebih tinggi daripada
kemarin. Spirit yang paling penting dalam pertandingan," tegasnya.

Saat berdialog, Wapres meminta seluruh pemain tidak mengecewakan
dukungan seluruh rakyat Indonesia. "Lihat, karcis habis, stadion penuh.
Mungkin, hanya 30 tahun lalu stadion penuh. Itu membuktikan cinta yang
luar biasa suporter kepada Timnas PSSI. Mungkin, ini cinta yang paling
besar dalam sepuluh tahun terakhir. Kemenangan besok akan menjadi titik
balik kebangkitan olahraga Indonesia," tuturnya.

Ketika ditanya tentang bonus yang akan diberikan kepada timnas bila
mampu lolos ke perempat final, Kalla menegaskan bahwa PSSI telah
menyiapkan bonus bagi semua pemain dan ofisial. "Soal bonus itu perkara
kecil. Penghargaan yang luar biasa dari seluruh masyarakat Indonesia itu
yang terbesar. You tidak bisa beli penghargaan itu dengan harga berapa
pun," katanya.

Menanggapi keluhan suporter yang kesulitan mendapatkan tiket, Kalla
menilai, itu sebagai hal yang wajar. "Tiket apa pun, baik kereta atau
pesawat, kalau banyak yang mencari, pasti tidak cukup. Tapi, mendukung
kan tidak harus menonton langsung," kilahnya.

Kalla hampir pasti tidak akan menyaksikan langsung. Sebab, Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono telah memastikan akan hadir di Royal Box
Stadion Gelora Bung Karno. Sesuai aturan protokoler, presiden dan wakil
presiden tidak boleh berada dalam satu acara selain acara-acara
kenegaraan di istana dan gedung DPR/MPR. Karena itu, salah satu pejabat
harus mengalah.

"Saya pasti menonton, tapi mungkin di televisi. Nantilah kita lihat,
yang penting presiden datang," kata Kalla. 

Paginya Timnas Merah Putih kembali mendapatkan suntikan moral dari Ketua
Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin di ruangan makan Timnas Hotel JW
Marriott. "Tujuan kedatangan saya ke sini adalah membangkitkan semangat
mereka untuk menjaga harga diri bangsa. Saya juga akan mendoakan mereka
untuk membangkitkan nama Indonesia ke mata dunia lewat sepak bola. Salah
satu di antaranya adalah mengalahkan Korsel di pertandingan besok (hari
ini, Red)," kata Din Syamsuddin kepada wartawan.

"Jangan takut dengan Korea. Saya juga mengimbau kepada masyarakat
Indonesia, mari mendukung timnas dengan sekuat tenaga. Walaupun Korsel
tim yang bagus, saya memprediksikan Indonesia menang 1-0 atau 2-1,"
tambahnya. 

Din datang dengan lima orang angkatan muda PP Muhammadiyah. Pria yang
hari itu mengenakan batik biru tersebut juga membawa anaknya, Farzandy,
yang juga penggemar timnas. Din juga memimpin doa untuk kemenangan
Timnas Indonesia.

Dengan didampingi Deputi Manajer Timnas Chandra Solehan, pria ramah itu
bersalaman dengan seluruh pemain timnas. Dia juga sempat kecewa atas
kostum warna putih yang akan dikenakan Indonesia sore ini. Din
mempertanyakan mengapa bukan warna kebesaran merah yang digunakan dari
pertarungan mahapenting tersebut.

Ketika dijelaskan bahwa itu sudah konsekuensi saat technical meeting
dengan pihak Korsel beberapa hari lalu, Din akhirnya menerima kondisi
tersebut. "Putih itu suci. Namun, kita tentu tetap ingin Merah Putih
berkibar sebagai tanda kemenangan," katanya. (noe/dio/fim/lis) 


Patahkan Korsel dari Kiri

Untuk membunuh Kstaria Taeguk di Gelora Bung Karno, sore ini, Indonesia
kembali mengandalkan trisulanya di lini depan. Trio Budi Sudarsono,
Bambang Pamungkas, dan Elie Aiboy bakal dijadikan senjata utama untuk
merobek gawang Korsel yang dikawal kiper veteran Lee Woon Jae.

Dalam dua laga sebelumnya, penampilan ketiganya memang sangat
menjanjikan. Tak hanya apik dalam melakukan kombinasi dalam merusak
pertahanan lawan, mereka juga sukses mencetak gol. Budi dan Bambang
berhasil menceploskan bola ke gawang Bahrain, sedang Elie sukses
mengoyak jala Arab Saudi.

"Kami tahu Korsel tim kuat. Tapi, kami punya karakter. Dengan karakter
itu kami yakin bakal mampu membobol gawang mereka dan mengalahkan
mereka," tegas Bepe, sapaan akrab Bambang Pamungkas.

Janji yang tak kalah kuatnya juga dilontarkan oleh partner Bambang di
sisi kiri penyerangan Indonesia, Budi Sudarsono. Striker asal Persik
Kediri itu siap mengacak-acak sektor kanan pertahanan Korsel. Budi siap
menyihir barisan belakang Tim Negeri Gingseng tersebut dengan gocekan
bolanya.

"Doakan saya bisa menaklukkan Korsel dengan tusukkan-tusukkan yang akan
saya lakukan dari sisi kiri," tutur pemain yang akrab dengan nomor
punggung 13 tersebut.

Budi tak bakal sendirian mematahkan Korsel sisi kiri. Sebab, M. Ridwan
juga siap melakukan hal yang sama dalam duel nanti sore. Pemain asal
PSIS Semarang itu sudah merasa gatal untuk aktif membantu serangan
Indonesia. Sebab, dalam dua laga sebelumnya Ridwan memang lebih banyak
berdiri di daerah pertahanan untuk menahan laju serangan lawan.

"Saat lawan Korsel besok (hari ini) tugas saya untuk bertahan memang
berat. Sebab, di sisi kanan Korsel memiliki Lee Chun Soo yang sangat
berkualitas. Saya tentu akan berjuang maksimal untuk tidak membiarkan
dia leluasa melepaskan umpan," janji Ridwan.

"Meski begitu, saya juga bakal ikut membantu serangan Indonesia dengan
menyisir lewat sisi kiri lapangan. Kalau memungkinkan, saya juga ingin
melakukan shooting," tambah pemain berusia 27 tahun itu.

Bukan hal yang salah memang. Apalagi, selama ini Ridwan dikenal sebagai
bek yang sangat agresif dalam menyerang. Dia juga memiliki tembakan
jarak jauh yang akurat dan keras. "Semoga saja besok (hari ini) saya
punya kesempatan melepaskan tendangan jarak jauh. Dengan begitu, peluang
kami untuk membobol gawang mereka akan semakin besar," koar Ridwan.
(fim/dio)

 

Bonus Seratusan Juta Per Pemain Menanti 

Tak hanya sejarah emas yang akan diperoleh Bambang Pamungkas dkk bila
mampu lolos ke perempat final. Hujan bonus juga bakal mengguyur skuad
Merah Putih jika mampu mengalahkan Korsel. 

Berapa bonusnya? Manajer Timnas PSSI Andi Darussalam Tabussala
mengungkapkan, penghargaan itu akan dilipatgandakan dari apa yang
diperoleh saat menundukkan Bahrain 2-1. Usai menang atas negara dari
Jazirah Arab itu, Bambang Pamungkas dkk dikucuri Rp 50 juta per orang. 

"Kalau menang dengan Korsel, nilainya bertambah besar," kata Andi, tanpa
bersedia menyebutkan nilai nominal. 

Apakah Rp 75 juta? "Yang pasti, nilai yang diperoleh per pemain jauh di
atas Rp 75 juta," jawab Andi. Namun, sumber-sumber di PSSI menyebut
angka berkisar Rp 100 juta per pemain. Andi juga tak menampik angka itu.


Wajar PSSI menyiapkan bonus jumbo dalam partai sore nanti. Maklum,
Korsel yang dihadapi adalah salah satu "Macan Asia" yang sudah punya
nama di level internasional. 

Tim Negeri Ginseng itu dihuni pemain-pemain berkualitas nomor wahid.
Korsel juga mempunyai sejarah sepak bola yang sangat menakjubkan di
kawasan Asia, bahkan di Piala Dunia.

Bagaimana secara teknis? "Pertandingan besok (hari ini, Red) adalah game
penting. Tentu melawan mereka (Korsel) bakal menjadi laga sulit.
Apalagi, kami sama-sama ingin menang," komentar Ivan Kolev, pelatih
Timnas Indonesia. 

"Untuk itu, saya mengharapkan wasit yang memimpin pertandingan besok
(hari ini, Red) bertindak fair. Kami tidak ingin lagi melihat wasit
membuat keputusan yang mengecewakan seperti saat melawan Arab Saudi,"
imbuh pelatih asal Bulgaria itu.

Pertarungan dengan Korsel memang menjadi pertandingan superpenting bagi
Indonesia. Itu tak lain karena bentrok sore ini bakal menjadi jalan
terakhir skuad Merah Putih mencatat sejarah lebih tinggi dalam
keikutsertaannya di Piala Asia. Jika menang, Indonesia dipastikan
menggenggam tiket ke babak kedua alias perempat final Piala Asia 2007.
(fim/dio) 

 

Minta Pemain Tutup Mulut



Sebagai salah satu poros kekuatan sepak bola Asia, Korea Selatan
(Korsel) tentu tak ingin malu. Pemilik dua gelar Piala Asia tersebut tak
mau pulang dini di babak penyisihan Piala Asia 2007. Karena itu, pasukan
Peter "Pim" Verbeek itu bakal berjuang habis-habisan untuk menang. 

Mereka siap mengikuti jejak tim-tim Piala Dunia 2006 (Jepang dan
Australia) ke perempat final. "Tak ada pilihan lain, kami harus fight
untuk menang," tegas Pelatih Korsel Pim Verbeek. Pria asal Belanda itu
menilai kedua tim sama-sama di bawah tekanan. 

Meski didukung sekitar 80 ribu suporter di Gelora Bung Karno, Senayan,
pemain Indonesia dianggap bakal memikul beban mental. "Bebannya tentu
lebih berat dari kami," tandasnya. Verbeek juga mengatakan performa para
Ksatria Taeguk (julukan Timnas Korsel) dalam kondisi prima, meski kalah
dari Bahrain 1-2 Minggu lalu. "Waktu itu kami hanya tak beruntung saja,"
kilahnya.

Verbeek menyebut Indonesia memiliki serangan cepat dan pertahanan
tangguh. Selain itu, tuan rumah Grup D itu juga mempunyai keuntungan
waktu recovery sehari lebih lama dari Korsel. 

Kemarin, Verbeek sempat emosi soal kritikan yang dilontarkan anak
asuhnya, Lee Dong-gook, soal strategi tim. Lee menilai taktik Verbeek
yang memainkan satu penyerang dan mengandalkan serangan dari sayap,
tidak cukup untuk membuka peluang mencetak gol.

Tak mau kritik itu mengancam internal tim, Verbeek meminta strikernya
itu untuk diam dan memikirkan performa sendiri. "Kami bermain dengan
tiga penyerang. Lee tak bermain cukup lama. Dia lebih dari setahun tidak
bermain penuh selama 90 menit. Dia harusnya fokus pada permainan sendiri
sebelum berpikir taktik," balas Verbeek. (dio/fim/lis) 



Regards, 

Afriyuddin 
PT. Panasonic Shikoku Electronics Batam (PSECB) 



Kirim email ke