Dear Nakiters & BA,

Hanya sekedar nanya nih ...
Apakah ada efek samping terhadap kesehatan bila empedu sudah diangkat .?
Dan apakah ada hubungan nya dengan kegiatan yang dilakukan setiap hari
dengan daya tahan tubuh ...? misalnya apakah mudah cape ato tidak tahan
terhadap kerja yang berat ?

Mohon pencerahannya .....

Best Regards,
Manahan.

-----Original Message-----
From: Agus Susanto [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, July 17, 2007 7:52 AM
To: Nakita (E-mail); BA (E-mail)
Cc: Dr. Rina (In House Medical Care)
Subject: [balita-anda] FW: Batu Empedu
Importance: High

BATU EMPEDU 



DEFINISI Batu Empedu adalah timbunan kristal di dalam kandung empedu
atau di dalam saluran empedu. 
Batu yang ditemukan di dalam kandung empedu disebut kolelitiasis,
sedangkan batu di dalam saluran empedu disebut koledokolitiasis. 

PENYEBAB Batu empedu lebih banyak ditemukan pada wanita dan faktor
resikonya adalah : 
- usia lanjut 
- kegemukan (obesitas) 
- diet tinggi lemak 
- faktor keturunan. 

Komponen utama dari batu empedu adalah kolesterol, sebagian kecil
lainnya terbentuk dari garam kalsium. 
Cairan empedu mengandung sejumlah besar kolesterol yang biasanya tetap
berbentuk cairan. Jika cairan empedu menjadi jenuh karena kolesterol,
maka kolesterol bisa menjadi tidak larut dan membentuk endapan diluar
empedu. 

Sebagian besar batu empedu terbentuk di dalam kandung empedu dan
sebagian besar batu di dalam saluran empedu berasal dari kandung empedu.


Batu empedu bisa terbentuk di dalam saluran empedu jika empedu mengalami
aliran balik karena adanya penyempitan saluran atau setelah dilakukan
pengangkatan kandung empedu. 

Batu empedu di dalam saluran empedu bisa mengakibatkan infeksi hebat
saluran empedu (kolangitis), infeksi pankreas (pankreatitis) atau
infeksi hati. 

Jika saluran empedu tersumbat, maka bakteri akan tumbuh dan dengan
segera menimbulkan infeksi di dalam saluran. Bakteri bisa menyebar
melalui aliran darah dan menyebabkan infeksi di bagian tubuh lainnya. 

GEJALA Sebagian besar batu empedu dalam jangka waktu yang lama tidak
menimbulkan gejala, terutama bila batu menetap di kandung empedu. 

Kadang-kadang batu yang besar secara bertahap akan mengikis dinding
kandung empedu dan masuk ke usus halus atau usus besar, dan menyebabkan
penyumbatan usus (ileus batu empedu). 

Yang lebih sering terjadi adalah batu empedu keluar dari kandung empedu
dan masuk ke dalam saluran empedu. 
Dari saluran empedu, batu empedu bisa masuk ke usus halus atau tetap
berada di dalam saluran empedu tanpa menimbulkan gangguan aliran empedu
maupun gejala. 

Jika batu empedu secara tiba-tiba menyumbat saluran empedu, maka
penderita akan merasakan nyeri. 
Nyeri cenderung hilang-timbul dan dikenal sebagai nyeri kolik. 
Nyeri timbul secara perlahan dan mencapai puncaknya, kemudian berkurang
secara bertahap. Nyeri bersifat tajam dan hilang-timbul, bisa
berlangsung sampai beberapa jam. 

Lokasi nyeri berlainan, tetapi paling banyak dirasakan di perut atas
sebelah kanan dan bisa menjalar ke bahu kanan. 

Penderita seringkali merasakan mual dan muntah. 
Jika terjadi infeksi bersamaan dengan penyumbatan saluran, maka akan
timbul demam, menggigil dan sakit kuning (jaundice). 

Biasanya penyumbatan bersifat sementara dan jarang terjadi infeksi. 
Nyeri akibat penyumbatan saluran tidak dapat dibedakan dengan nyeri
akibat penyumbatan kandung empedu. 

Penyumbatan menetap pada duktus sistikus menyebabkan terjadinya
peradangan kandung empedu (kolesistitis akut). 
Batu empedu yang menyumbat duktus pankreatikus menyebabkan terjadinya
peradangan pankreas (pankreatitis), nyeri, jaundice dan mungkin juga
infeksi. 

Kadang nyeri yang hilang-timbul kambuh kembali setelah kandung empedu
diangkat, nyeri ini mungkin disebabkan oleh adanya batu empedu di dalam
saluran empedu utama. 

DIAGNOSA Pemeriksaan terbaik untuk menemukan batu empedu adalah dengan
pemeriksaan USG dan kolesistografi. 

Pada kolesistografi, foto rontgen akan menunjukkan jalur dari zat
kontras radioopak yang telah ditelan, diserap di usus, dibuang ke dalam
empedu dan disimpan di dalam kandung empedu. 

Jika kandung empedu tidak berfungsi, zat kontras tidak akan tampak di
dalam kandung empedu. Jika kandung empedu berfungsi, maka batas luar
dari kandung empedu akan tampak pada foto rontgen. 

Diagnosis batu di dalam saluran empedu ditegakkan berdasarkan adanya
nyeri perut, jaundice, menggigil dan demam. 
Hasil pemeriksaan darah biasanya menunjukkan pola fungsi hati yang
abnormal, yang menunjukkan adanya penyumbatan saluran empedu. 

Beberapa pemeriksaan lainnya yang bisa memberikan informasi tambahan
untuk membuat diagnosis yang pasti adalah: 
- USG 
- CT scan 
- berbagai teknik foto rontgen yang menggunakan zat kontras radioopak
untuk menggambarkan saluran empedu. 

PENGOBATAN Jika tidak ditemukan gejala, maka tidak perlu dilakukan
pengobatan. 

Nyeri yang hilang-timbul bisa dihindari atau dikurangi dengan
menghindari atau mengurangi makanan berlemak. 

Batu Kandung Empedu 

Jika batu kandung emped menyebabkan serangan nyeri berulang meskipun
telah dilakukan perubahan pola makan, maka dianjurkan untuk menjalani
pengangkatan kandung empedu (kolesistektomi). 

Pengangkatan kandung empedu tidak menyebabkan kekurangan zat gizi dan
setelah pembedahan tidak perlu dilakukan pembatasan makanan. 

Sekitar 1-5 orang dari setiap 1.000 orang yang menjalani kolesistektom
meninggal. 

Kolesistektomi laparoskopik mulai diperkenalkan pada tahun 1990 dan
sekarang ini sekitar 90% kolesistektomi dilakukan secara laparoskopi. 

Kandung empedu diangkat melalui selang yang dimasukkan lewat sayatan
kecil di dinding perut. 
Jenis pembedahan ini memiliki keuntungan sebagai berikut: 
- mengurangi rasa tidak nyaman pasca pembedahan 
- memperpendek masa perawatan di rumah sakit. 

Teknik lainnya untuk menghilangkan batu kandung empedu adalah: 
- pelarutan dengan metil-butil-eter 
- pemecahan dengan gelombang suara (litotripsi) 
- pelarutan dengan terapi asam empedu menahun (asam kenodiol dan asam
ursodeoksikolik). 

Batu Saluran Empedu 

Batu saluran empedu bisa menyebabkan masalah yang serius, karena itu
harus dikeluarkan baik melalui pembedahan perut maupun melalui suatu
prosedur yang disebut endoscopic retrograde cholangiopancreatography
(ERCP). 

Pada ERCP, suatu endoskop dimasukkan melalui mulut, kerongkongan,
lambung dan ke dalam usus halus. Zat kontras radioopak masuk ke dalam
saluran empedu melalui sebuah selang di dalam sfingter Oddi. 

Pada sfingterotomi, otot sfingter dibuka agak lebar sehingga batu empedu
yang menyumbat saluran akan berpindah ke usus halus. 

ERCP dan sfingterotomi telah berhasil dilakukan pada 90% kasus. 
Kurang dari 4 dari setiap 1.000 penderita yang meninggal dan 3-7%
mengalami komplikasi, sehingga prosedur ini lebih aman dibandingkan
pembedahan perut. 

Komplikasi yang mungkin segera terjadi adalah: 
- perdarahan 
- peradangan pankreas (pankreatitis) 
- perforasi atau infeksi saluran empedu. 

Pada 2-6% penderita, saluran menciut kembali dan batu empedu muncul
lagi. 
Batu kandung empedu tidak dapat diangkat melalui prosedur ERCP. 

ERCP saja biasanya efektif dilakukan pada penderita batu saluran empedu
yang lebih tua, yang kandung empedunya telah diangkat. 

PENCEGAHAN Karena komposisi terbesar batu empedu adalah kolesterol,
sebaiknya menghindari makanan berkolesterol tinggi yang pada umumnya
berasal dari lemak hewani. 

Sekian informasi dari saya, mudah-mudahan ini dapat membantu... 


Salam, 


 


--------------------------------------------------------------
Beli tanaman hias, http://www.toekangkeboen.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke