Hi mbak Vin,

he..he.. the best method pasti 'pemberian ASI eksklusif' yang memang
dikenalkan sejak baby 'brojol' (biasa dikenal dengan istilah ELO / Early
Latch On).

Kalau masalah 'kebiasaan' RS, memang mungkin belum semua punya 'paham' yang
sama tentang ASI eksklusif.  Tapi saya pikir, semua instansi RS sedang
menuju ke sana (karena semua pasti mau ngalamin proses 'belajar' dan
'berubah' jadi yang lebih baik).
Buktinya, sudah mulai banyak iklan dari badan kesehatan dunia dan nasional,
duta ASI, produk MPASI, klinik2 laktasi, milis tentang ASI, public figures
dan DSOG/DSA yang mulai memprioritaskan ASI .

Saya sendiri punya pengalaman yang berbeda, saat bersalin kedua anak saya di
RS yang sama. Tahun 2003, waktu melahirkan Jovan - ada panduan untuk ibu
yang baru bersalin, ada session khusus teknik menyusui/memerah ASI saat
senam melahirkan, tapi sehabis bersalin nggak ada suster yang meng-encourage
untuk ibu belajar menyusui.  Seperti temannya mbak, cuma ditanya: 'mau
dikasih ASI atau sufor, bu?'.  Untung, waktu itu saya 'berani' bilang, 'ASI
aja, sus. Saya mau coba ASI eksklusif' :)  Ditambah lagi ibu saya yang tiap
jenguk saya nggak bosen2 bilang, 'ayo sering dikasih ASI anakmu, supaya
nggak kuning nanti' (thanks, mom!) :)  Di situ deh mulai belajar PD di
tengah lingkungan yang saat itu 'belum' terlalu mendukung ASI eksklusif.

Tapi tahun 2005 waktu melahirkan Rena, di RS yang sama (bahkan masih ketemu
dengan beberapa suster yang sama), mulai kelihatan 'bedanya'. Setelah
bersalin, di ruangan post-natal (kebetulan di kamar saya berdua dengan ibu
lain yang juga baru melahirkan), saya lihat seorang suster yang intens
sekali mengajarkan cara menyusui.
Biar sudah ganti shift (ganti staff), sebagian besar suster yang saya temui
sangat mendukung ASI eksklusif.  Tiap sekian jam sekali, pasti ada suster
yang dorong tempat tidur bayi dari ruangan bayi ke bed ibunya, sambil
bilang, 'ayo bu, coba susuin lagi ya dedenya'.
Kondisi seperti ini juga yang memudahkan saya sebelum bersalin untuk kasih
special request 'saya mau kasih ASI eksklusif dan baby room-in dengan saya,
ya sus'  (sebelum sempat ditanya mereka :))

So, kalau pun 'kebetulan' ketemu dengan RS/dokter/staff medis yang mungkin
belum mendukung 'ASI eksklusif', toh own personal and final decision ada di
tangan  sang mama. Mungkin bisa mulai belajar untuk bilang 'saya mau kasih
ASI eksklusif ke bayi saya' sebagai keputusan yang harus dihormati staf
medis yang menangani para ibu  yang baru bersalin.
Semoga nanti kalau ada rencana 'ngasih adik' ke Jasmine, mbak Vin sudah ada
di lingkungan yang pro 'ASI' :)

cheers,
Sylvia - Jovan & Rena's mum with 17-week-'bump'



On 7/25/07, v. divka < [EMAIL PROTECTED]> wrote:

Dear parents,


Teman saya ada yang baru lahiran semalem, saya tanya tentang apakah
bayinya
sudah diberikan ke ibunya untuk diberi ASI ? ternyata sampai tadi pagi
belum
.....
(cuma pengin tahu saja kebiasaan2 di masing2 RS)

Sebenarnya yang terbaik gimana ? karena dulu saya gak ngalamin ngasih ASI
di
RS (juga selanjutnya) , tapi koq kakak saya di KL langsung dikasih bayinya
segera setelah dibersihkan.

Temen saya ditanya oleh susternya, mau dikasih ASI atau susu formula,
eh....temen saya yang gak ngerti jawabnya ..... "formula ..... "

nah loh ???? bukannya sekarang lagi digalakkan pemberian ASI eksklusif ?
atau masih wajar selama di RS diberi formula
btw .... dulu DSA anak saya (waktu kita mau pulang dari RS) malah gak
pernah
mesenin saya untuk kasih ASI, yg diobrolin malah takeran susu formula
(dikasih catatan pula)


gimana dong parents, yang bener yang mana sih ....


<deleted>

Kirim email ke