Assalamu'alaikum wr wb,

Demi Matahari yang bersinar di pagi hari,
Demi Bulan yang mengiringi,
Demi Siang yang menampakkan diri,
Demi Malam yang menutupi,
Demi Langit dan semua binaannya,
Demi Bumi dan segala yang ada di permukaannya,
Demi Jiwa dan penyempurnaannya,
Sesungguhnya Allah telah mengilhami setiap jiwa dengan keburukan dan kebaikan,
Beruntunglah orang yang selalu membersihkan hatinya,
Merugilah orang yang selalu mengotorinya………"
(QS As Syam 1-10)


beberapa waktu yang lalu,
saya dan beberapa kawan bersama sama menikmati hidangan es buah
dirumah salah seorang kawan di kawasan Bangka-Mampang

ditengah tengah perbincangan, tuan rumah sedikit kaget melihat banyak
semut yang akan masuk ke dalam es buah yang diwadahi toples plastik
tersebut, mendengar itu saya berkomentar

"semut itu memang --maaf-- goblok ya ?,
saking mau ngerasain manis sampai nyemplung ke air, akhirnya mati"

lalu teman saya menimpali
"ya, mereka mati dalam kenikmatan" :))

semut memang memiliki banyak keunikan,
dari dialog kami diatas, ada sebuah i'tibar(pelajaran) yang bisa kita
renungkan, kita manusia sering secara tak disadari bertingkah seperti
semut ..

untuk mengejar yang kita impikan,
seringkali kita justru mencampakkan diri kita dalam kebinasaan, karena
hasrat untuk menumpuk harta, menapak karir, seringkali akhirnya kita
"membunuh" diri diri kita ..

mungkin tidak langsung berdampak seperti semut yang langsung tak bernyawa ..
tidak, kadang kita tidak mengalaminya ..

yang saya maksud dengan membinasakan diri sendiri adalah dalam tataran
spiritual ..
dalam ruang Ilahiah yang mustinya justru kita hidupkan ...

betapa banyak anak anak remaja hidup dalam pergaulan bebas, bagi
mereka ini adalah "trend" dan "gaya hidup modern" belaka, dan mereka
menganggap itu bagian dari modernitas agar tak disebut kolot ... dan
pararel dengan anggapan tersebut, siapapun yang tidak funky, nggak
trendi, nggak cool seperti mereka, maka stempel kuno, norak lah yang
akan mereka tempelkan ...
padahal, dalam kacamata keimanan, justru mereka yang mencampakkan diri
mereka dalam kebinasaan ..

pun berapa banyak kaum eksekutif berdasi dan bersepatu hak tinggi,
yang menganggap bahwa cafe, diskotek, perselingkuhan, free sex adalah
sebuah aksesoris kehidupan yang niscaya belaka, tanpa pernah ada
sedikitpun "wajah"
Allah dalam aktifitas harian mereka ... jasad mereka memang tidak
mati, tapi hati mereka tak ubahnya mayat yang tak bergerak .. apa
bedanya mayat dengan orang hidup yang hatinya mati ? sama ....

dahulu, ketika habis maghrib, anak anak ramai mengaji berdengung bak
lebah .. tapi tidak sekarang .. mau maghrib, mau malam hari, hanya
ramai suara play station belaka, orang orang tua hanya berpikir
memenuhi kesenangan anaknya secara lahiriah, tapi jarang mau berpikir
keras untuk mengisi ruang bathin spirtual anak anak mereka ....

dalam sebulan, entah berapa uang yang dikeluarkan untuk mengkonsumsi
barang barang yang  berdimensi dunia, sementara disisi lain, hanya
uang receh belaka yang sempat terogoh masuk ke tromol masjid, bahkan
mungkin tidak sama sekali, kalau tidak boleh dibilang lupa ... betapa
banyak uang yang dibelanjakan untuk konsumsi jasadiah belaka, tidak
untuk ruhiyah yang justru akan menghidupkan dengan kehidupan yang
hakiki ...

QS 2:195. Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan
janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan
berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
berbuat baik.

allahu a'lam bisshawab

--------------------------------------------------------------
Beli tanaman hias, http://www.toekangkeboen.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke