Ini kan Widodo nya Ferina yang dulu pernah ikut Group Elfas Singers kan??
Saya pernah baca artikel mereka tentang bagaimana mereka menghadapi
anaknya
yang penderita autis
-----Original Message-----
From: santi [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, July 30, 2007 3:51 PM
To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: [balita-anda] Pelecehan thd anak autis
Fyi, dari milis sbelah.
-----Original Message-----
From: Suniati Thio
Sent: Thursday, July 26, 2007 3:06 PM
To: Veny
Subject: pelecehan thd anak autis
Rekan rekan semua,
Perkenalkan nama saya Widodo Wijono istri Ferina Widodo.
Kami punya 3 anak, yg pertama perempuan 15thn (Winona Amanda Tiara) klas 1
SMA, yg kedua laki laki 13 thn (Wismubroto Putra) klas 6 SD dan yang
bontot
laki laki 6 thn (Windriargo Hario) klas 1 SD. Anak kami yg kedua
penyandang
Autis.
Dibawah ini adalah surat yang kami kirimkan ke Management Time Zone.
Maksud
dari pengiriman surat ini bukan untuk memprovokasi rekan semua tetapi
sekedar perhatian agar hal serupa tidak akan pernah terjadi lagi pada anak
anak kita.
Kepada Yth,
Jakarta 23 Juli 2007
Ibu Angela Sutan
Marketing Manager
PT. Matahari Graha Fantasy
Jakarta.
Salam Sejahtera
Kami adalah pelanggan/konsumen Time Zone Lippo Super Mall Karawaci (Time
Zone LSMK), tujuan kami mengirimkan surat ini adalah sebagai ungkapan
kekecewaan kami atas kejadian yang kami alami di Time Zone LSMK pada
tanggal
15 Juli 2007, sekitar pukul 19:00. Setelah melalui berbagai pertimbangan
dan
juga konsultasi dengan beberapa pakar/psikolog, kami terbitkan surat ini
dengan itikad baik agar dapat ditinjau oleh pihak Time Zone.
Time Zone LSMK adalah salah satu tempat bermain favorit anak kami laki
laki
13 thn dan sejak mereka masih kecil kami sekeluarga sering bermain di Time
Zone LSMK.
Anak kami adalah penyandang Autis, sungguhpun demikian ia memiliki
kemampuan
lebih dalam hal keberanian dalam bermain permainan yang menantang dan juga
memiliki keseimbangan yang sangat baik. Anak kami sangat senang bermain
Jet
Coster, Kora Kora, Roller Blade, Ice Skating, Papan luncur di kolam renang
Lippo Cikarang dsb.
Setiap liburan sekolah ia selalu mengajak kami berlibur ke DUFAN, LSMK
untuk
bermain Jet Coster dan juga permainan yang menantang lainnya. Kami dan
pengasuh hanya mendampingi saja.
Pada hari Minggu tanggal 15 Juli 2007 yang merupakan hari terakhir liburan
sekolah, anak kami menagih janji untuk dapat bermain di Time Zone LSMK.
Sesampainya disana anak kami ditemani ayahnya naik Jet Coster (1 x
putaran),
kemudian dilanjutkan dengan bermain simulator Jet Coster (Van Turner).
Tetapi pada pukul 19:00 saat anak kami akan kembali naik Jet Coster untuk
yang kedua kalinya didampingi pengasuhnya, petugas permainan melarang anak
kami untuk menaiki permainan tersebut setelah tahu bahwa anak kami Autis.
Hal itu dipertanyakan karena melihat anak kami mengepak ngepakkan
tangannya
sesaat sambil tertawa ditangga sebelum duduk di Jet Coster, padahal hal
ini
hanyalah salah satu kebiasaan dari umumnya anak Autis dalam mengungkapkan
kegembiraan mereka, dan bukan reaksi / perilaku yang membahayakan. Pada
waktu itu anak kami juga tenang, senang dan tidak ada masalah apa apa,
karena sudah terbiasa bermain di Time Zone LSMK.
Kami sangat terkejut dan juga heran, kenapa anak kami dilarang main tanpa
ada masalah apapun. Kamipun bertanya dimana peraturan tertulisnya, karena
peraturan tertulis yang terpampang dengan jelas adalah "Usia harus minimal
12 tahun dan tinggi badan minimal 120 centimeter". Usia anak kami 13
tahun,
tinggi badan 160 centimeter dan beratnya 55 kilogram.
Kami sudah berusaha menjelaskan kepada petugas tersebut bahwa tadi kita
sudah bermain dipermainan tersebut, petugas tersebut kelihatannya tidak
percaya akan keterangan ini dan ia meminjam power card kami untuk
diperiksa
kebenarannya dicounter dan setelah itu petugas tersebut mengembalikan
kartu
saya tetapi tetap tidak memperbolehkan anak kami bermain. Setelah itu
petugas tersebut memanggil supervisornya, dan kembali kami jelaskan
perihal
ini, tetapi dengan entengnya mereka mengatakan bahwa anak Autis tetap
tidak
diperbolehkan padahal sudah terbukti anak kami mampu bermain dengan baik.
Bahkan perlu kami jelaskan bahwa anak kami mempunyai kemampuan yang
luarbiasa dalam hal keberanian dan keseimbangan yang tidak dimiliki oleh
setiap anak normal sekalipun.
Kami sampai pada satu kesimpulan bahwa pihak pengelola dan juga petugas
tidak mengerti sama sekali apa itu Autis.
Kejadian ini sangat mengecewakan anak kami, harapannya dipenghujung
liburan
sekolah dapat bermain di Time Zone LSMK berakhir dengan kegagalan. Bagi
kami
larangan tersebut merupakan " Pelecehan terhadap Anak Autis" dan juga
"Pelanggaran Hak Azasi Anak" hal ini juga merupakan perlakuan
Diskriminatif,
karena anak Autis berhak bermain dan bersenang senang seperti anak lain.
Perlu diketahui bahwa karakter Anak Autis satu dengan yang lain berbeda,
sangat beragam, spesifik dan tidak bisa disama ratakan. Ada Anak Autis
yang
takut akan ketinggian, takut berenang, takut akan keramaian ataupun
ditengah
keramaian itu sendiri dsb, bagi Anak Autis seperti itu sudah tentu orang
tua
mereka tidak akan membawa anaknya bermain ditempat-tempat yang
membahayakan
dan tidak nyaman bagi anak mereka. Tetapi ada juga Anak Autis yang pandai,
hobby berenang, gemar tantangan, tidak ada masalah dikeramaian dan
kebetulan
anak kami termasuk pada kategori ini.
Kami mohon perhatian dari pihak Time Zone untuk menyikapi permasalahan ini
dengan sungguh sungguh, karena hal ini menyangkut nasib entah berapa
banyak
Anak Autis di Indonesia, mereka akan mendapatkan perlakuan diskriminatif
juga.
Sebagai sebuah perusahaan besar, Time Zone harus berkonsultasi dengan
pakar
pakar psikologi anak yang menangani masalah Autis sebelum membuat suatu
larangan ataupun peraturan dan juga harus menampilkan dengan jelas
larangan
larangan tersebut. Sebagai contoh "Dilarang untuk pengidap sakit jantung
dan
epilepsi" dsb.
Time Zone seyogyanya membekali para karyawan yang bertugas dengan
pengetahuan praktis tentang psikologi anak agar dapat menimbang hal hal
yang
sekiranya bakal terjadi dalam mengambil suatu keputusan.
Anak Autis manapun berhak untuk berbahagia, bermain dan bersenang-senang
karena hal itu juga dapat merupakan suatu teraphy bagi mereka untuk dapat
menjadi lebih baik dan juga mengasah kemampuan kemampuan mereka yang
terpendam.
Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Salam kami,
Widodo Wijono
Ferina Widodo
Orang tua dari Wismubroto Putra Widodo.
Tel. 021- 585 5383
Tembusan:
Surat Pembaca Harian Kompas
Tukar pendapat (Sharing)
* Kak Seto (Ketua Komnas Perlindungan Anak)
* Dra. Rose Mini A. Prianto M. Psi (Psikolog, Dosen Universitas
Indonesia)
* Dra .Nuki Nurdadi Msi (Pakar Autis, Dosen Universitas
Indonesia)
* Dra. Adriana Ginanjar Psi (Pendidik, Pendiri Sekolah Khusus Penyandang
Autisma Mandiga)
* Ibu Ira Dompas SH (Orang Tua Oscar Dompas, penyandang Autis & penulis
buku)
* Juga beberapa pakar, pendidik lain.
Mohon tanggapan dari rekan rekan Ortu anak penyandang Autis, dan juga
mohon
maaf bila kurang berkenan
Terima kasih.
Widodo Wijono
Procurement Department