Sekedar sharing. Anak saya dulu sempet pindah TK waktu posisinya masih 
pertengahan TK A. Waktu itu saya sempat survay dulu, cari tahu kurikulumnya 
sama atau tidak dengan TK nya yang lama, termasuk chit chat dengan guru 
pengajar, sopir antar jemput dan pengurus sekolah, plus menceritakan problem 
saya. terus terang anak saya pernah digalakin pembantu dan masih trauma berat, 
sehingga sifatnya sangat menutup diri dan tidak mau dekat dan percaya sama 
orang, saya berusaha menyembuhkan luka akibat trauma tersebut dengan bekerja 
sama dengan guru TK yang lama dan saya mengharapkan kerjasama setara dari TK 
barunya. Saya sangat mempertaruhkan kondisi emosional anak saya pada saat 
menarik dia dari TK lamanya itu. setelah pusing tujuh keliling selama hampir 4 
bulan, dan bulak balik ke TK yang diincar, walaupun cuma duduk2 doang mengajak 
anak melihat-lihat dan merasakan suasana sekitarnya, akhirnya ketemu juga yang 
cocok. Saya banyak ngobrol sama anak pada masa- masa ini, saya ceritakan
 apa yang akan dia tinggalkan dan apa yang akan dia hadapi. waktu itu saya 
pikir dia gak ngerti juga apa yang saya sampaikan, tapi saya tetap ceritakan 
semuanya ke dia.Di TK lama dia udah mandiri, berangkat pakai antar jemput dan 
gak pernah ditemani sama sekali. Di TK baru, begitu hari pertama, saya langsung 
di tanya sama gurunya, apakah saya percaya kepada mereka atau tidak. ditengah 
kebingungan menggeret anak saya yang menolak mati-matian masuk kelas dan tidak 
mau melepaskan pelukan, saya bulatkan tekad dan bilang iya. ok kalau begitu, 
kata mereka, serahkan anak ibu, percayakan pada kami, dan anak saya serah 
terimakan didepan pintu kelas, diiringi jerit tangisnya.pintu langsung ditutup. 
Antara bingung dan ragu saya cuma bengong di depan pintu, sampai seorang guru 
keluar dan bilang, tenang bu, tunggu saja diluar. Ibu harus percaya sama kami. 
Besok antar jemput datang, saya juga melakukan hal yang sama, dan syukurlah 
sampai sekarang masuk SD semua lancar. Dalam perjalanan
 dari TK sampai SD itu, saya memang mengakui keterbatasan sebagai ibu kerja 
yang 9 to 5 gak bisa tau dan memantau semuanya, BS cuma pegang adiknya dan gak 
anter sampai sekolah, jadi saya rajin telpon HP guru nya dan selalu datang pas 
diundang POMG or partisipasi semampunya mendukung ekskul sekolah, termasuk 
gotong alat kalau lagi manggung, biar saya bisa ngobrol dalam suasana santai 
dengan guru-gurunya dan sesama ortu, dan nitipin anak saya kalau ada acara 
diluar sekolah yang saya gak bisa ikut.Dengan begini, kadang saya bisa 
menyampaikan aspirasi saya ke pihak sekolah dengan bantuan dan dukungan ibu-ibu 
lainnya.Kebetulan TK nya tidak menerapkan baca tulis hitung, jadi dari PG 
sampai TK B anak saya kelihatannya cuma bermain - main saja. tidak ada PR, 
tidak ada tugas. Happy time deh pokoknya, sampai saya agak khawatir, bisa masuk 
SD atau tidak dia nantinya, makanya saya cukup amazing bahwa pada akhir TK B 
kemarin tau - tau dia bisa membacakan dongeng dari buku anak yang saya
 suka bacakan tiap malam. Dia juga sudah bisa nulis surat pendek untuk saya dan 
papanya tiap kami pulang kantor. Dan yang lebih melegakan hati saya, dia sudah 
tidak tertutup dan pemarah seperti dulu, dia sudah berani tampil (sekarang 
malah cenderung narsis) dan meninggalkan TK dengan beberapa piala hasil 
penampilan Marchingnya yang sangat dia banggakan. hal yang sangat luar biasa 
buat saya mengingat beberapa tahun lalu saya harus bahu membahu dengan 
guru-gurunya untuk mengembalikan keceriaannya dan membangkitkan keberaniannya 
untuk bergaul dengan orang, dan tampil didepan umum. 
   
   
  yangpernahputusasatapisekarangsudahlegadanamatbersyukur
  gurumemangpahlawantanpatandajasa
   
  fithri Purwanti Devi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  yg sy ta'u utk PG hanya mengenal huruf atau angka saja tapi tdk ada
target
nah TK A mengenal dan menulis huruf atau angka, target d kurikulum 1 s/d
20 (versi sekolah anakku) jd ada pengulangan lagi ..

klo' pindah sekolah baru memang butuh adaptasi (ada yg cepat ada yg
lama) krn ada teman baru, guru baru n lingkungan baru..., mungkin bisa d
tunggu/d temani sama mba'nya utk bbrp minggu/bln tapii jk dah punya
teman maen biasanya lbh mau k sekolah tanpa d paksa2.
Ada teman sekolah anakku.. nah anaknya susah sekali berbaris, masuk
kelas ,etc.. akhirnya ma-mang(supirnya) ngajak temannya tuk maen
kerumah(ijin ortu tentunya) pokonya d antar jemput tuh temennya biar
maen bareng k rumah... walhasil berhasil juga caranya dia ... n skrng
dia tinggal duduk2aja ndak pusing kaya' dulu...

Ko' ada guru seperti itu?! Apa ndak salah?! Inikhan sekolah tk.. gurunya
hrs kasih sayang,sabar dan tuturkata baguss,halus n mendidik.
komplain k kepsek, tanyakan juga k ortu laennya yg dah lama
menyekolahkan anaknya (TKB) apa gurunya dari dulu begitu ..., jk
kepseknya sependapat dg kita dan gurunya d tegur masih tdk berubah ya..
minta ganti gurunya ....

utk pindah sekolah bisa aja walo sudah berjln 1 bln kecuali jk
sekolahnya itu favorit dan jml muridnya sudah mencapai target nah .. ini
agak susahdptnya

mudah2an membantu

-----Original Message-----
From: Restiani Tan [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, July 31, 2007 10:25 AM
To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: [balita-anda] pelajaran TK A koq seperti di PG ?

Dear BAers,

" INI MAH GAMPANG, KOKO SUDAH BIASA !" itu adalah jawaban dari Kevin
saat ditanya kenapa ngerjain PR dgn ogah ogahan dan sepertinya nga ada
semangat sama sekali. Kemarin adalah PR pertama Kevin di TK A sekolah
baru deket rumah, PR nya adalah menulis huruf C. sedangkan huruf C
adalah pelajaran yang diterimanya saat di PG (sekolahan lama, pindah ke
sekolah baru karena pindah rumah)

gara gara kejadian itu saya sampe tidak bisa tidur semalam memikirkan
kenapa mutu pelajarannya seperti itu? sepertinya ketinggalan banget
karena pelajarannya rata rata sudah diterimanya saat di PG dan kevin
selalu mendapat nilai A atau Very Very Good dan selalu mendapat cap
paling banyak diantara semua murid dalam kelasnya.

Kevin memang bukan anak jenius, hanya sedikit diatas rata2 teman
sekelasnya. klo sampai dia harus mengulang pelajaran yang sudah
diterimanya semasa PG, bukannya sayang sekali?
sedangkan untuk minta naik ke TK B tidak diijinkan karena umurnya kurang
4 bulan :(

saat di PG Kevin termasuk anak yang mandiri, sekolah tidak perlu di
tunggui sama BS nya, makan, minum semua dilakukan sendiri dan dia
termasuk anak yang penurut.
sekarang setelah pindah ke sekolah baru ini dia koq jadi tidak mau
ditinggal sama BS nya?

Day 1 : Briefing
Kevin dgn semangat berangkat sekolah 
Day 2 : libur
Day 3 : masuk kelas
Day 4 sampai hari ini sudah 2 minggu Kevin tidak mau masuk kelas tanpa
BS nya

saya sempat nganter dan menemani Kevin dikelas hari sabtu lalu, dan saya
merasa Miss atau gurunya di kelas selain suara nya ngeBASS banget juga
sangat galak dan sering membentak.
saat ada anak2 perempuan sedang ngobrol dikelasnya, dibentak bentak.
ada anak yang mainin sepatu, dibentak klo nga didengerin sepatunya di
buka dan dibuang depan anak2 itu.
menurut BS yang kebetulan dalam kelas, Miss tersebut sering pukul papan
tulis jika ada anak2 yang ngobrol dan saat makan tidka boleh bersuara.

apakah menurut ibu ibu dan bapak2 BA, disiplin seperti itu pantas di
berlakukan untuk anak TK A (TK kecil) yang baru masuk sekolah??
anak saya yang pada dasarnya penurut jadi kaget dan tidak berani masuk
kelas sendirian karena itu.

kira kira ada nga yang punya pengalaman sama? gimana solusinya? apakah
saya harus cari sekolah baru?
klo masuk sekolah yang lain setelah tahun ajaran dimulai 1 bulan apakah
masih diijinkan? 

plis dunk sharingnya. saya sudah stress mikirin soal ini, kerja pun jadi
nga konsen :<

trims in advance
Restianni


--------------------------------------------------------------
Beli tanaman hias, http://www.toekangkeboen.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]



       
---------------------------------
Luggage? GPS? Comic books? 
Check out fitting  gifts for grads at Yahoo! Search.

Kirim email ke