Dalam masyarakat dikenal penyakit kurang darah yang
biasa disebut dengan anemia. Sebetulnya anemia tak
tepat jika disebut penyakit kurang darah. Yang benar
adalah kurangnya sel darah merah karena kadar
hemoglobin yang rendah dalam darah.

Kita tahu darah manusia tersusun atas dua komponen
utama a.l. Plasma darah yaitu cairan tidak berwarna
dalam darah yang berfungsi mengangkut air, mineral,
ion dan sari-sari makanan ke seluruh jaringan tubuh.

Lalu sel darah yang terdiri dari sel darah merah
(eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan keping
darah (trombosit). Sel darah merah dibentuk di sumsum
tulang. Dalam pembentukannya diperlukan vitamin B12
(sianokobalamin) dan asam folat.

Salah satu bagian yang menyusun sel darah merah adalah
hemoglobin. 
Hemoglobin bertugas mengikat oksigen dari paru-paru
dan membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh untuk
memenuhi kebutuhan oksigen semua jaringan tubuh. Dalam
pembentukan hemoglobin diperlukan zat besi.

Jika tubuh kekurangan zat besi maka akan menghambat
pembentukan hemoglobin yang berakibat pada
terhambatnya pembentukan sel darah merah. 
Selanjutnya timbullah anemia akibat kekurangan zat
besi yang disebut dengan anemia defisiensi zat besi.

Normalnya, kadar hemoglobin dalam darah seseorang
sekitar 12 g/100 ml. Bila kadar hemoglobin dalam darah
berkisar 9-11 g/100 ml, penderita digolongkan anemia
ringan. Bila kadar hemoglobin 6-8 g/100 ml, berarti
anemia sedang. Sedangkan anemia berat bila kadar
hemoglobin kurang dari 6 g/100 ml.


Menurut Guru besar ilmu kedokteran anak FK Undip Ag.
Soemantri, gejala-gejala orang yang mengalami anemia
defisiensi zat besi di antaranya kelelahan, lemah,
pucat dan kurang bergairah, sakit kepala dan mudah
marah.

Pada tingkat lanjut penderita tidak mampu
berkonsentrasi, rentan 
terhadap infeksi hingga perubahan bentuk kuku seperti
sendok dan rapuh, pecah-pecah pada sudut mulut, lidah
lunak dan sulit menelan.

"Faktor-faktor penyebab terjadinya anemia defisiensi
zat besi sebagian besar karena kurangnya zat besi
dalam makanan yang dikonsumsi. Juga malabsorbsi zat
besi [penyerapan zat besi yang tidak optimal] akibat
diare kronis," papar peneliti yang melakukan di
seluruh Jateng dan DIY itu.

Selain itu, lanjutnya, gangguan saluran pencernaan
bisa menyebabkan kurangnya kadar zat besi dalam tubuh
sehingga pembentukan sel darah merah terhambat. Begitu
juga perdarahan menstruasi berat, luka, kanker dan
perdarahan gastrointestinal akibat induksi obat.
(kutipan dari salah satu artikel di situs kesehatan
Mother: Monday, 11 Jul 2005 8:34:40 WIB )

so, klo memang begitu sbaiknya dipersiksakan ke dokter
spy mendapat penanganan lebih lanjut..

smoga membantu yaa
--- Agnes K <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Dear smart parents...
> 
> Aku kebetulan punya tetangga yang anak perempuannya
> umur +/- 6 thn badannya kuruuusss bgt... katanya
> ortunya dia menderita anemia. 
> 
> Kalo ada info mengenai penyakit itu please sharing
> ya parents.... soalnya ngeliat dia kasian
> juga....badannya kecil banget kayak engga ada
> dagingnya..tapi aktifitas dia normal sich...
> sekolah, bermain, dll. 
> 
> 
> 
> 
> thanks 
> MamNiMas

Regards,
Uci mamaKavin+Ija
http://oetjipop.multiply.com


      
________________________________________________________ 
Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru! 
http://id.yahoo.com/

--------------------------------------------------------------
Beli tanaman hias, http://www.toekangkeboen.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke