mgkn kurusnya krn cacingan juga...

jd inget dulu saya jg anemia, ciri2nya jelas bgt suka tidur dikelas, kurus,
cepet capek, pelor. Trus suatu hari di sklh ada pemeriksaan cacingan, krn
liat badan yg kurus divonis cacingan trus diksh obat cacing sm mantrinya
disuruh minum di rmh. Sampe rmh nyokap ngamuk2 gak terima anaknya dibilang
cacingan...masak hnya diliat dr BB aja, gak periksa feses asal bgt, bsknya
ngomong ke pihak sklh kurusnya bkn krn cacingan tpi turunan :D


On 8/8/07, Sylvia Radjawane <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Hi mbak Agnes,
>
> Tahu nggak nya anemia sebenarnya harus lewat test darah dulu.  Apa sudah
> pernah dijalanin anak tetangganya mbak?
> Kalau pun memang anemia, umumnya karena kurang zat besi dalam asupan
> nutrisinya.  Apa sudah pernah dicoba juga untuk perkaya zat besi di menu
> makanan anaknya?
>
> Kalau badan kurus banget sih bisa dari berbagai faktor
> penyebabnya.  Anemia
> (yang memang karena kurang zat besi dalam darah) biasa dihubungkan dengan
> kondisi badan penderita yang pucat, lemes, kalau di sekolah suka agak
> terganggu konsentrasi belajarnya, kadang sering pingsan, dll.  Apa anaknya
> sering ngalamin seperti ini? So, badan kurus saja bukan berarti otomatis
> 'anemia'. At least test darah bisa jadi konfirmasi apa memang masih
> kategori
> normal, perlu tambahan zat besi untuk kondisi 'anemia' atau malah ada
> indikasi gejala lain yang 'mirip' anemia (mis. thalassemia yang bersifat
> genetis, or penyakit serius lain).
>
> Kalau memang concern banget dengan kondisi badan kurusnya, apalagi kalau
> memang pengaruh banget dengan sistem pencernaan, tumbuh-kembang dan
> kemampuan lainnya (lebih bisa dicermati karena anaknya sudah usia sekolah,
> kan?), mungkin bisa juga konsultasi dengan ahli medis yang kompeten.
>
> Saya sendiri, biasa lakukan 'basic check' dengan amati kelopak mata bawah.
> Kalau warnanya merah  bahkan merah segar, hampir dipastikan bukan sedang
> terserang anemia or kurang darah.  Or untuk antisipasi dini, segera pilih
> menu makanan yang kaya zat besi (daging merah, bayam, kacang2 an, dll.)
>
> O ya, saya coba posting salah satu info tentang anemia anak.  Semoga jadi
> tambahan info, ya mbak.
>
> cheers,
> Sylvia - Jovan & Rena's mum with 19-week-'bump'
>
> -------------------------
>
> http://www.keepkidshealthy.com/welcome/commonproblems/anemia.html
> (translated by: Sylvia Radjawane)
>
>
> *ANEMIA IN CHILDREN
> *
>
> Anemia umumnya terdeteksi saat dokter anak Anda melakukan tes darah rutin
> kepada anak Anda yang sedang tidak sakit (biasanya saat usia 9 bulanan dan
> saat menginjak usia remaja). Jika hasil tes darahnya 'rendah', Anda
> mungkin
> diberitahukan bahwa anak Anda punya kadar zat besi yang rendah dalam
> tubuhnya. Tetapi hasil tes ini tidaklah benar2 akurat. Yang umum diperiksa
> adalah kadar hematokrit anak Anda, yang biasanya terdeteksi dengan
> hematokrit level 'rendah' bagi penderita anemia.
>
> Lalu mengapa dokter anak Anda mengatakan bahwa kadar zat besi dalam tubuh
> anak Anda rendah? Ini karena kadar zat besi yang rendah adalah penyebab
> terbesar terjadinya anemia pada anak2. Metode standar untuk menangani
> sebagian besar penderita anemia 'ringan' anak2 yaitu dengan konsumsi
> vitamin
> penambah kadar zat besi setiap hari selama 1 bulan, dan jika setelah 1
> bulan, kadar zat besi ternyata meningkat, berarti diagnosa anemia karena
> 'kekurangan zat besi' adalah tepat. Sebaliknya, jika hasil tes hitung
> darah
> setelah 1 bulan konsumsi vitamin tidak menunjukkan kemajuan, maka
> dilakukan
> tes lebih lanjut, yang mungkin termasuk CBC (tes hitung darah lengkap),
> kadar zat besi, TIBC (total kapasitas ikatan zat besi dalam darah), kadar
> ferritin, dan hitung reticulosit. Tes penunjang lain dapat berupa tes
> kadar
> timah, usapan darah (di mana sel2 darah diamati di bawah mikroskop lab.
> untuk mendeteksi ketidaknormalan), elektroforesis hemoglobin dan/atau tes
> feses untuk mengamati kemungkinan adanya darah dalam feses anak Anda.
>
> Dengan metode CBC, selain rendahnya kadar zat besi dapat terdeteksi,
> metode
> ini bisa juga dijadikan petunjuk adanya indikasi MCV (microcytic anemia)
> yang rendah, tingginya RDW (medote pengukuran keragaman ukuran dan bentuk
> sel darah merah), juga rendahnya RBC (tes hitung sel darah merah). Tetapi
> memang keseluruhan jenis tes semacam ini tidak selalu ada di semua klinik
> pediatrik, tergantung dari jenis pemeriksaan yang akan dilakukan.
>
> Tes versi baru semestinya sudah segera tersedia, untuk memudahkan
> melakukan
> diagnosa terhadap anemia karena kurang zat besi. Dengan memeriksa
> kandungan
> hemoglobin retikulosit (HR), kekurangan zat besi dapat didiagnosa lebih
> awal, karena umumnya level komponen HR ini langsung terindikasi 'rendah'
> dalam tes, bahkan sebelum seorang anak mengalami anemia.
>
> Penyebab lainnya terhadap anemia 'ringan' yang umum dialami anak2,
> khususnya
> dengan kadar MCV normal dan tidak ada gejala lainnya, adalah adanya
> infeksi
> yang baru saja dialami sang anak, seperti: infeksi telinga, infeksi sinus,
> yang dapat menyebabkan produksi sel darah merah menurun dalam kurun waktu
> tidak lama (biasanya sekitar 1 bulan).
>
> Jika anak Anda tidak memiliki faktor resiko kekurangan zat besi, dan
> memiliki anemia 'ringan' tanpa gejala lain, juga memiliki MCV (microcytic
> anemia) normal, maka tes hitung darahnya dapat diulangi sekitar 1 bulan
> kemudian tanpa perlu memulai treatment dengan suplemen zat besi, apalagi
> jika ia sebelumnya memang baru saja mengalami infeksi.
>
> Kondisi 'anemia' lebih serius biasanya terjadi jika seorang anak mengalami
> anemia 'parah' yang menyebabkan gejala2 lain, seperti detak jantung yang
> cepat atau sesak napas, bunyi (desingan) jantung yang tidak normal,
> tingkat
> energi yang menurun (cepat lelah), pusing (sering pingsan), organ hati
> yang
> membesar (hepatomegaly), atau kuning (jaundice). Anak2 dengan anemia yang
> disertai gejala2 seperti ini harus segera dievaluasi untuk mengetahui
> penyebab anemia-nya dan segera diupayakan treatment yang tepat untuk
> menangani kondisinya.
> *Iron Deficiency Anemia*
>
> Anemia pada anak2 umumnya disebabkan kurangnya zat besi dalam tubuh
> mereka.
> Rendahnya kadar zat besi dalam tubuh menyebabkan hitung darah jadi rendah
> dan dapat menyebabkan anak Anda merasa cepat lelah, memiliki kulit yang
> pucat, sering rewel dan merasa lemah. Kondisi seperti ini dapat menjurus
> kepada banyak masalah lain, termasuk ketidakmampuan belajar atau problem
> peri laku.
>
> Penyebab kurangnya zat besi sebagian besar juga disebabkan menu
> makanan/minuman sehari-hari yang tidak cukup kandungan zat besi di
> dalamnya.
> Kondisi seperti ini dapat disebabkan konsumsi susu formula yang rendah zat
> besi, tidak ditunjang oleh ASI aau susu formula/sereal yang diperkaya
> dengan
> zat besi, tidak cukup mengonsumsi makanan yang kaya zat besi, dan yang
> paling umum terjadi, disebabkan mengonsumsi susu terlalu banyak. Susu sapi
> reguler tidak mengandung banyak zat besi di dalamnya, dan ini justru
> mencegah anak Anda menyerap zat besi dari nutrisi lain dalam organ
> ususnya.
> Terlalu banyak susu juga dapat menyebabkan anak Anda kehilangan sedikit
> darah dalam tinjanya.
>
> Penanganan terhadap kondisi anemia karena kurangnya zat besi meliputi
> konsumsi vitamin zat besi dan mengatur ulang pola menu dengan makanan yang
> kaya zat besi. Bahan makanan yang 'kaya' zat besi, diantaranya: daging,
> kacang2an, bayam, juga bahan makanan lain yang diperkaya dengan zat besi.
> Baik juga untuk mengonsumsi vitamin zat besi dengan jus jeruk, karena
> vitamin C dapat membantu mempercepat penyerapan zat besi. Jangan
> mengonsumi
> vitamin zat besi bersamaan dengan susu sapi.
>
> Penting pula untuk dokter Anda memeriksa ulang tes hitung darah anak Anda
> sekitar sebulan setelah anak Anda menjalani treatment menu
> makanan/suplemen
> vitamin zat besi untuk memastikan bahwa treatment ini berjalan baik dan
> kondisi anemia sudah tertangani.
> *Other causes of Anemia in Children*
>
> Walaupun kekurangan zat besi adalah penyebab umum dari anemia yang
> diderita
> anak2, masih banyak lagi kondisi lainnya yang juga menyebabkan anemia,
> termasuk di antaranya:
>
> a. Anemia karena berkurangnya produksi sel darah merah (yang akan menjurus
> kepada hasil hitung retikulosit yang rendah), selain dari kurangnya zat
> besi, disebabkan di antaranya:
>
>   -
>
>   Keracunan timah (khususnya bagi anak2 yang punya resiko terpapar racun
>   timah dari lingkungan)
>   -
>
>   Thalassemia (kelainan darah genetis yang kadang disalah-tafsirkan
>   sebagai 'kurang kadar zat besi'). Hal ini karena Thalassemia juga dapat
>   menyebabkan rendahnya MCV (microcytic anemia). Jika anak Anda memiliki
>   microcytic anemia yang juga tidak membaik setelah manjalani treatment
> dengan
>   suplemen zat besi, perlu pula mempertimbangkan kemungkinan penyakit
>   Thalassemia. Walaupun jenis Thalassemia tertentu dapat menyebabkan
> anemia
>   yang 'parah', tapi dalam sebagian besar kasus, Thalassemia hanya
> menyebabkan
>   anemia 'ringan' yang tidak menunjukkan gejala apa2 juga tidak
> membutuhkan
>   treatment medis khusus. Metode tes untuk diagnosa Thalassemia di
> antaranya
>   adalah metode hemoglobin elektroforesis. Penyakit Beta Thalassemia umum
>   terjadi di kalangan penduduk keturunan Afrika dan Mediterania. Penyakit
>   Alpha Thalassemia lebih cenderung dialami orang Afro-Amerika dan Asia.
>   -
>
>   Penyakit kronis (banyak jenis penyakit kronis dapat menyebabkan
>   anemia)
>   -
>
>   Kekurangan vitamin B12 (kadang dihubungkan dengan kebiasaan makan
>   vegetarian yang ketat) dan/atau kekurangan asam folat (kebanyakan
> dialami
>   anak2 yang mengonsumsi susu kambing). Kondisi2 seperti ini dihubungkan
>   dengan hasil tes hitung darah yang mengindikasikan meningkatnya kadar
> MCV
>   (macrocytic anemia)
>   -
>
>   Aplasia sel darah merah, termasuk indikasi penyakit TEC (Transient
>   Erythroblastopenia) di masa kanak2.
>   -
>
>   Anemia aplastik
>   -
>
>   Penyakit2 berbahaya, termasuk leukimia (yang umumnya dihubungkan
>   dengan hasil tes darah yang mengindikasikan rendahnya hitung platelet
> darah
>   dan jumlah sel darah putih yang abnormal) dan gejala2 lainnya.
>
> b. Anemia karena meningkatnya kerusakan sel2 darah merah (hasil hitung
> retikulosit yang normal), disebabkan di antaranya:
>
>   -
>
>   Sickle sel anemia dan kondisi lainnya yang menyebabkan rusaknya
>   hemoglobin, termasuk Hemoglobin E, yang lazim dalam populasi masyarakat
> di
>   Asia Tenggara
>   -
>
>   Kerusakan lain pada sel2 darah merah, seperti rusaknya membran
>   (sphrecytosis atau elliptocytosis yang diperoleh secara genetis),
> kerusakan
>   enzim (kekurangan enzim glucose-6-phosphate dehydrogenase / G-6-PD dan
>   kekurangan enzim pyruvate kinase)
>   -
>
>   Anemia hemolitik
>
> c. Anemia karena kehilangan darah dapat menjadi kondisi sekunder dari
> adanya
> kejadian trauma atau bleeding terus-menerus, juga dari perdarahan
> menstruasi
> dalam jumlah yang berlebihan atau berlangsung berkepanjangan (yang juga
> bisa
> menyebabkan anemia karena kurangnya zat besi)
>
> -------------------------
>
> On 8/8/07, Agnes K <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> > Dear smart parents...
> >
> > Aku kebetulan punya tetangga yang anak perempuannya umur +/- 6 thn
> > badannya kuruuusss bgt... katanya ortunya dia menderita anemia.
> >
> > Kalo ada info mengenai penyakit itu please sharing ya parents....
> soalnya
> > ngeliat dia kasian juga....badannya kecil banget kayak engga ada
> > dagingnya..tapi aktifitas dia normal sich... sekolah, bermain, dll.
> >
> > <deleted>
>

Reply via email to