mbak, salah satu kriteria anemia adalah Hb rendah, jika Hb rendah ya anemia, anaknya lincah juga termasuk anemia, mbak. Coba aja bawa ke dokter deh....
On 8/9/07, [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Tanya mbak Lif...kalo hasil tes darah HB rendah tapi anaknya lincah dan > bener-bener nggak mau diam.... apakah ini juga bisa digolongkan anemia > yach??? > > Thanks infonya > > Ana Retno Mawarti > PT. ISM Bogasari FlourMills > Industrial Sales Dept > > > > > > "Agnes K" <[EMAIL PROTECTED]> > 08-08-07 02:38 PM > Please respond to > balita-anda@balita-anda.com > > > To > <balita-anda@balita-anda.com> > cc > > Subject > Re: [balita-anda] Penyakit Anemia > > > > > > > Thanks mbak Lif... info ini sangat bermanfaat, akan saya sampaikan ke > mamanya. > > > Salam > MamNiMas > ----- Original Message ----- > From: "Lif Rahayu" <[EMAIL PROTECTED]> > To: <balita-anda@balita-anda.com> > Sent: Wednesday, August 08, 2007 11:20 AM > Subject: Re: [balita-anda] Penyakit Anemia > > > > Hmmm, anemia pada anak kecil sebagian besar karena defisiensi zat besi. > > Kalo > > udah begini, mesti dikasih supplement zat besi. Tapi test dulu kadar Hb > > darahnya, kalo rendah ya anemia. Kekurangan zat besi bahaya lho, > > perkembangan otak jadi terhambat, tingkat kecerdasan berkurang. > > > > Supplemen zat besi murah koq, beli aja bangsa ferril atau ferrogoblin > > atau > > ferrilin gitu. Setahu saya satu botol itu tidak sampai 30 ribu hargaya, > > dan > > bisa dipakai selama 45 hari berturut2, sehari satu sendok. Berikut > > sedikit > > artikel yang saya dapet. > > > > Intinya sih lagi2....MAKANAN BERGIZI....capek deh muter kalo udah > > ngomongin > > gini, karena kembali lagi ke pendapatan per kapita bangsa kita rendah, > > why? > > tingkat penganguran rendah? why? muter2222 nanti jadi panjaaaaang dan > > lebaaaar, sementara baca dulu artikel ini ya, jeng. > > > > Atasi Anemia, Selamatkan Anak-anak > > ** > > > > > > Jangan remehkan anemia, terutama pada anak-anak. Pengabaian penyakit > > yang > > lebih dikenal sebagai kurang darah ini bisa membawa bencana pada > > generasi > > mendatang. Anemia mengancam kecerdasan anak, menurunkan prestasi > > belajar, > > dan melahirkan generasi ber-IQ `jongkok'. Bila hal itu tak diatasi, > > jangan > > bermimpi anak-anak negeri ini mampu bersaing di era globalisasi, 10 - 20 > > tahun mendatang. > > > > Tanda-tanda ancaman itu sudah tampak. Pemeriksanaan kadar *hemoglobin* > > (Hb) > > siswa di 17 Sekolah Dasar (SD) di Jakarta yang dilakukan Yayasan Kusuma > > Buana dari November 2006 - Februari 2007 membuktikan prevalensi anemia > > sebesar 23,2 persen dengan kisaran 11,1 - 50,9 persen di tiap sekolah. > > > > Anemia adalah kondisi di mana kadar Hb seseorang di bawah normal. Hb > > berfungsi mendistribusikan oksigen ke seluruh tubuh. Bila kadar Hb > > berkurang, maka pasokan oksigen ke semua organ tubuh pun berkurang > > hingga > > mengganggu kerja organ tersebut. Bila yang terganggu pasokan oksigen > > untuk > > otak, maka kemampuan berpikir atau konsentrasi bakal terganggu. > > > > Ternyata, indikasi itu tak hanya terjadi di Jakarta tapi juga wilayah > > lain > > di Indonesia. Survei Kesehatan Rumah Tangga (KRT) 2004 menunjukkan > > tingginya > > kejadian anemia pada anak usia sekolah. Survei itu menunjukkan, Anemia > > Defisiensi Besi (ADB) - kadar Hb di bawah normal karena kurang zat besi > > -- > > ditemukan 39 persen pada balita dan 24 persen pada usia 5 - 11 tahun. > > Padahal, ADB pada anak usia sekolah dan prasekolah bisa mengganggu > > proses > > tumbuh kembangnya. > > > > Kenyataan itulah yang mendorong Departemen Kesehatan meluncurkan > > kampanye > > Indonesia bebas anemia dalam kurun waktu 2006-2008 dengan didukung PT > > Merck > > Tbk. Kampanye itu bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai > > anemia, pencegahan, dan pengobatannya. Untuk operasional, Merck > > menggandeng > > DEG, suatu institusi Keuangan di Jerman dan SEAMEO-TROPMED UI untuk > > training > > materi penyuluhan anemia bagi para trainer dan Yayasan Kusuma Buana > > sebagai > > pelaksana program "Atasi anemia, tingkatkan semangat belajar!" > > > > *Gejala 5 'L'* > > Anak didiagnosa menderita anemia, menurut *Word Health Organization* > > (WHO), > > jika kadar Hb kurang dari 12 g/dL untuk usia lebih dari 6 tahun dan > > kurang > > dari 11 g/dL usia di bawah 6 tahun. Anak-anak yang terkena anemia dapat > > dikenali dengan 5 L (lemah, letih, lesu, lelah, dan lunglai). Ciri lain, > > wajah tampak pucat, mata berkunang-kunang, sampai nafsu makan berkurang. > > > > Anemia, sejatinya, tak hanya disebabkan kekurangan zat besi, tapi juga > > kurangnya vitamin B12, asam folat, dan senyawa lainnya yang merupakan > > komponen pembentukan sel darah merah. Anemia juga dapat disebabkan oleh > > pendarahan dan penyakit kronis. > > > > Data Departemen Kesehatan 2000 menunjukkan, penyebab anemia adalah > > malnutrisi balita yang terbagi menjadi gizi kurang sebanyak 5.2 juta > > orang > > (26,4 persen), gizi buruk sebanyak 1,7 juta (8,9 persen), dan marasmik > > kwasiorkor sebanyak 170.000 (0,9 persen). Kecacingan pun menyebabkan > > siswa > > SD menderita anemia. > > > > Kondisi ini, tentu tidak bisa dibiarkan. Sebab, menurut dr Djajadiman > > Gatot, > > SpA (K) dari Divisi Hematologi Onkologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak > > FKUI/RSCM, ADB mengganggu belajar, juga menurunkan fungsi otot dan daya > > tahan tubuh pada anak. ''Bila daya tahan tubuh menurun maka risiko > > infeksi > > pun akan meningkat,'' tuturnya dalam sebuah seminar di Jakarta, beberapa > > waktu lalu. > > > > Djajadiman mengatakan, anemia saat anak masih bayi akan bedampak pada > > prestasi di masa sekolah. Konsentrasi dan daya ingat anak rendah dan > > bisa > > berujung pada rendahnya kecerdasan intelektual (IQ) dan gangguan > > perilaku. > > > > Toh, 'dunia belum kiamat' bagi penderita anemia. ADB bisa ditangani > > dengan > > pemberian preparat zat besi dan mengatasi penyebabnya. Anak-anak - juga > > ibu > > hamil - dianjurkan memperbanyak mengkonsumsi daging, hati, kuning telur, > > tepung, roti, dan gandum yang diperkaya zat besi. Konsumsi zat besi > > sebaiknya diikuti dengan vitamin C karena dapat meningkatkan penyerapan > > zat > > besi. > > > > *Generasi Cerdas* > > Sebetulnya, tambahan zat besi di usia sekolah, menurut dr Soedjatmiko, > > SpA > > (K), MSi, spesialis anak dan megister perkembangan anak FKUI/RSCM, tidak > > banyak manfaatnya. ''Oleh karena itu, pencegahan dan pengobatan > > sebaiknya > > mulai umur enam bulan sampai 2-3 tahun,'' tuturnya dalam seminar yang > > sama. > > > > Soedjamiko mengatakan, untuk menjamin perkembangan otak dan kecerdasan > > optimal, cegah kekurangan zat besi pada bayi, dan calon ibu (remaja > > putri), > > di samping kebutuhan nutrisi lain dan simulasi dini sejak dalam > > kandungan. > > Bayi dan balita mulai umur enam bulan sebaiknya diperiksa kadar zat > > besi. > > Bila kurang, berikan tambahan zat besi dan perbaikan makanan. ASI > > diteruskan > > sampai dua tahun. > > > > Ibu hamil, Soedjatmiko melanjutkan, sebaiknya diberikan tablet zat besi > > agar > > menjamin tercukupinya kebutuhan zat besi untuk jamin, terutama > > perkembangan > > otak dan darah. Remaja putri juga sebaiknya memeriksakan kadar zat besi. > > Bila di bawah normal, segera berikan zat besi sampai normal agar kelak > > ketika hamil kebutuhan untuk janin tercukupi. > > > > Ingin generasi mendatang cerdas? Soedjatmiko mengatakan, itu bisa > > dilakukan > > dengan mencegah kekurangan zat besi sejak bayi dalam kandungan sampai > > usia > > 2-3 tahun. Selama masa itu, berikan ASI dan nutrisi yang lengkap dan > > seimbang, lakukan simulasi dini dengan penuh kasih sayang, imunisasi > > lengkap > > dan teratur, jaga kebersihan badan dan lingkungan, dan pantau tumbuh > > kembang > > secara teratur. Dengan begitu, anemia teratasi, anak-anak selamat dari > > ancaman kebodohan. > > (bur ) > > > > > > On 8/8/07, Agnes K <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > >> > >> Dear smart parents... > >> > >> Aku kebetulan punya tetangga yang anak perempuannya umur +/- 6 thn > >> badannya kuruuusss bgt... katanya ortunya dia menderita anemia. > >> > >> Kalo ada info mengenai penyakit itu please sharing ya parents.... > > soalnya > >> ngeliat dia kasian juga....badannya kecil banget kayak engga ada > >> dagingnya..tapi aktifitas dia normal sich... sekolah, bermain, dll. > >> > >> > >> > >> > >> thanks > >> MamNiMas > > > > > > -------------------------------------------------------------- > Beli tanaman hias, http://www.toekangkeboen.com > Info balita: http://www.balita-anda.com > Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED] > menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED] > >