*********************** No virus was detected in the attachment no filename No virus was detected in the attachment no filename
Your mail has been scanned by InterScan. ***********-*********** kenapa mo unsub, mbak? ----- Original Message ----- From: Retno Apriyatiningsih To: balita-anda@balita-anda.com Sent: Wednesday, August 15, 2007 4:29 PM Subject: RE: [balita-anda] tentang formaldehyde *********************** No virus was detected in the attachment no filename Your mail has been scanned by InterScan. ***********-*********** [EMAIL PROTECTED] -----Original Message----- From: Lif Rahayu [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, August 15, 2007 2:50 PM To: balita-anda@balita-anda.com Subject: [balita-anda] tentang formaldehyde Prends, Berikut ini adalah tentang formaldehyde dari milist sebelah. Original posted by ibu Julia Maria van Tiel. Dear Bu Linda dkk Terima kasih untuk Bu Lita ttg penjelasannya. Seharusnya kita lebih bijak membaca berita. Rupanya mungkin berita yang ditangkap oleh Bu Linda bahwa formaldehyde di US & EU dilarang penggunaannya, adalah mengutip pernyataan dari LKJ (Lembaga Konsumen Jakarta). Ini kutipannya: LKJ mendesak BPOM bertindak adil menarik produk lokal dari pasaran yang diketahui mengandung formalin, sama dengan perlakuan terhadap produk impor asal Cina dua pekan silam. Menurut Zaim, data yang dia peroleh menyebutkan, formalin tergolong toksik atau zat beracun, karsinogenik atau memicu sel kanker, dan alergenik yang menimbulkan alergi. Dia juga mengutip penelitian Badan Lingkungan Hidup AS (United State Environmental Protection Agency, USEPA) yang mengklasifikasikan formalin sebagai probable human carcinogen, karena bukti-bukti yang cukup kaitan antara formalin dengan kanker nasofaring pada manusia. Hal tersebut juga dinyatakan oleh International Agency for Researh on Cancer, AS. Standar USEPA untuk batas toleransi formalin di udara, misalnya, sangatlah ketat, yakni hanya 0.016 ppm. "Karena sifatnya yang sangat berbahaya, negara di Uni Eropa bahkan telah menyatakan formalin sebagai bahan terlarang sama sekali untuk segala jenis penggunaan, termasuk pengawetan mayat, mulai bulan depan," katanya. * http://www.tribun-timur.com/view.php?id=47669 * Berita seperti di atas bisa kita baca dimana-mana, karena LKJ melakukan konferensi pers. Barangkali ada baiknya saya menambahkan penjelasan tentang formaldehyde. Maksudnya bukan untuk lebih menakut-nakuti sebagaimana yang dilakukan LKJ tetapi untuk lebih memahami permasalahan seputar formaldehyde ini. Sehingga sebagai konsumen kita tidak cepat menjadi histeris seperti yang banyak terjadi akhir-akhir ini. Apakah formaldehyde itu? Q & A formaldehyde dapat dibaca dalam website ini, penjelasan yang mudah dan jelas. * http://www.formacare.org/Q___A_on_formaldehyde.130.0.html#410 * Formaldehyde adalah salah satu bentuk dari golongan aldehyda, yang merupakan kimia organik. Karena itu formaldehyde secara alami ada dimana-mana. Bukan dalam bentuk pollutant, karena memang ia bukan pollutant tetapi komponen kimia organic alami. Jika berlebihan barulah ia disebut pollutant karena dapat memberikan dampak pada kesehatan dan lingkungan. Ia berada di berbagai tanaman, buah2an yang kita makan, sayur2an, bahkan produk manusia seperti gas dari perut (kentut). Ia ada di dalam dan di luar rumah. Jumlah formaldehyde di alam akan meningkat jika ada pencemaran udara dari emisi kendaran bermotor, sampah, asap dapur, pembusukan daun-daunan dan tanaman, dan pelepasan formaldehyde dari berbagai industri. Formaldehyde sendiri merupakan bentuk gas. Berasal dari gas methane yang teroksidasi menjadi formaldehyde. Jika formaldehyde yang sifatnya dapat larut dalam air ini dicampur dengan air dengan komposisi 37-40 % formaldehyde maka namanya menjadi formalin. Biasanya ditambahkan methanol 10 persen agar formaldehydenya stabil tidak lepas lagi menjadi gas. Namun jika diberikan pemanasan, methanol yang cepat menguap itu, formaldehyde pun akan berubah kembali menjadi gas. Karena itu jika semisal anda mengudap mie basah yang dimasak/dipanaskan, segera formaldehyde yang berada dalam mie itu sudah segera hilang. Formaldehyde juga bisa ditemukan dalam pemanis sintetis aspartame yang banyak digunakan dalam diet gula serta berbagai minuman soft drink. Formaldehyde yang mampu memfiksasi protein banyak digunakan di dalam lab biologi, parasitologi, dan patologi yaitu untuk mengawetkan berbagai specimen pemeriksaan. Selain juga untuk mengawetkan cadaver. Selain mempunyai kekhususan mampu memfiksasi protein, ia juga termasuk dalam biocide atau antimikrobia, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan preservative atau pengawet. Banyak digunakan dalam pengawetan bahan-bahan yang basah atau berbentuk gelatin/jelly, misalnya kosmetik dan makanan yang terbuat dari bahan- bahan gelatin seperti ice cream dan bonbon jelly. Dalam dunia kedokteran formaldehyde juga digunakan sebagai antibakteria, dan kini penggunaannya semakin luas ke dalam pengawetan vaksin (masih dalam penelitian). Karena sifatnya yang sangat tidak stabil, penggunaan formaldehyde dalam vaksin masih dianggap sebagai bahan yang kurang prima. Dalam dunia kedokteran gigi, formaldehyde bukanlah barang yang langka, sejak dahulu dunia kedokteran gigi sudah banyak memanfaatkan kebolehan prosesing bahan tambal gini maupun gigi palsu dari polimersisasi bahan composite resin, akrilik, glassionomer, dlsb dengan menggunakan formaldehyde ini. Selain penggunaannya sangat mudah yaitu prosesnya yang sederhana dan plastis, bahan2 ini juga sangat murah, dengan warna yang dapat diatur sesuai dengan warna gigi. Kekeliruan informasi Memasukkan formaldehyde dalam pasta gigi maksudnya bukan menjaga agar bahan itu tetap lumer, sehingga bisa menyebabkan gigi menjadi keropos, sebagaimana yang disinyalir oleh sebuah harian yang mengutip pakar yang dirilis oleh harian tersebut: Sebabkan Komplikasi Menurut pakar teknologi pangan, Prof Dr Ir Simon Bambang Widjanarko MApp Sc, kandungan formalin dalam produk kecantikan seperti, sabun dan kosmetik, akan menimbulkan alergi karena kontak dengan kulit. Efek ini akan terlihat langsung untuk kulit yang sensitif. "Yang paling berbahaya, jika senyawa formaldehyde ini masuk ke dalam tubuh, ini akan menyebabkan berbagai komplikasi. Karena formalin merupakan senyawa keras yang membahayakan sistem imun tubuh," papar guru besar Unibraw itu. Pada produk pasta gigi, formalin justru akan menimbulkan efek berbeda. Gigi akan mengalami proses korosif dan lama-kelamaan membuat gigi keropos. "Bukan hanya formalin saja yang dicurigai, sekarang beberapa produsen pasta gigi juga mulai menggunakan hidroquinon. Fungsinya, hanya untuk menjaga pasta gigi tetap lumer dan dampak untuk kesehatan baru diketahui setelah 5-10 tahun pemakaian," jelas Simon. Pendapat itu diamini pakar biokimia Unibraw, Ir Chanif Mahdi MS, di mana bahaya yang paling besar adalah jika senyawa berbahaya itu masuk dalam tubuh dan berinteraksi dengan sistem enzim. Interaksi ini akan menyebabkan orang akan mudah terserang kanker kulit, kanker darah, bahkan kanker usus. "Tergantung enzim yang diserangnya," tandas penemu kit tester formalin itu. Agar konsumen terhindar dari bahaya formalin dan senyawa lain yang membahayakan tubuh, maka pemerintah harus melakukan pengawasan lebih ketat untuk seluruh produk kosmetik dan makanan. Tetapi, masyarakat juga harus sadar dengan bahaya formalin, sehingga sebelum menggunakan produk apapun usahakan melakukan pengujian sederhana untuk melihat kandungan formalin dalam produk yang dibeli. "Saya punya kit tester untuk mendeteksi adanya formalin dan beberapa senyawa berbahaya seperti, borax dan rodhamin," akunya. Ditambahkan, mengonsumsi susu dan yogurt minimal 1,5 liter dalam sepekan juga mampu menentralisir 70-80 persen kadar formalin dalam tubuh. Minuman yogurt memiliki kemampuan menetralisir formalin lebih tinggi dibanding susu. Sebab, yogurt mengandung vitamin antidoksidan dan protein senyawa antidioksidan yang mampu memberikan efek ajufan (mengaktifkan sel imun tubuh). "Yogurt juga mampu mengaktifkan sel- sel tubuh yang rusak," tandasnya. jbp/amb/yul/st11 * http://www.surya.co.id/web/index2.php? * option=com_content&do_pdf=1&id=17583 Formaldehyde digunakan sebagai antimikroba dalam pasta gigi dan tentu saja formaldehyde tidak bisa menyebabkan gigi menjadi keropos, karena yang dapat menyebabkan gigi keropos adalah reaksi antara asam yang ada di air liur dengan calsium gigi. Penggunaan dalam industri Dalam dunia industri formaldehyde banyak digunakan dalam proses polimerisasi bahan-bahan plastic yang bisa kita temui sehari-hari di sekitar kita (acrylic, silicon, fiber, melamin, linoleum, crocky, composite resine), dalam cat, dan penyamakan kulit. Dengan meningkatnya jumlah industri meningkat pula penggunaan formaldehyde ini. Pada tahun 2000, Jerman melakukan penelitian air sungainya (*http://pubs.acs.org/cgi- * bin/abstract.cgi/ancham/2000/72/i21/abs/ac000337j.html) menunjukkan pencemaran yang semakin meningkat, antara lain disebabkan karena kini banyak industri plastic dan tekstil yang membuang limbahnya ke sungai. Sementara itu air sungai digunakan sebagai sumber air minum. Untuk mengatasi hal ini, karena sungai yang masuk ke daerah Jerman dari negara-negara lain, maka Jerman mengusulkan kepada EU agar diadakan revisi peraturan perindustrian, terutama pengetatan pengolahan limbah pabrik, pengurangan jumlah penggunaan formaldehyde, dan pengurangan pelepasan formaldehyde di alam. Berlawanan dengan pengurangan tadi, dalam dunia agrikultur yang kini sudah mapan dengan penggunaan pupuk biologis dari kotoran ternak, juga membuat permasalahan ini menjadi semakin sulit. Karena itu peraturan pemberian pupuk juga mendapat perhatian, dimana petani tidak lagi diperbolehkan melempar pupuk kotoran ternak di atas tanah garapannya, tetapi kotoran itu harus disiramkan masuk beberapa sentimeter ke dalam tanah. Maksudnya agar amoniak dan formalin yang ada tidak masuk ke dalam got-got atau kanal-kanal sekitar tanah garapan yang kemudian masuk ke dalam sungai. Untuk melakukan revisi peraturan (directive) itu yang sulit, sebab harus ada alasan mengapa peraturan itu diadakan. Peraturan dibuat adalah dalam upaya menjaga keamanan kesehatan masyarakat dan lingkungan. Hal yang dapat menjelaskan ini adalah berbagai riset- riset yang mampu menunjukkan bagaimana dampaknya terhadap kesehatan dan lingkungan. EU directive tahun 2004 tertulis bahwa formaldehyde sebagai probable human carcinogen. Disebutkan sebagai probable karena hasil penelitiannya pada manusia tidak ada, yang ada hanya penelitian-penelitian di mencit. Dengan dosis yang tinggi memang menunjukkan adanya pertumbuhan tumor di jalan nafas mencit (nasopharyngeal). Untuk melakukan percobaan dengan pemantauan jangka panjang (longitudinal) pada manusia tentu saja tidak sesuai dengan bioetika. Yang bisa dilakukan adalah melakukan pemeriksaan pada pekerja, namun hasilnya tidak bisa menggambarkan apakah memang kanker nasopharings itu disebabkan karena pelepasan formaldehyde dalam pabrik tersebut. Apakah bisa kumulatif di dalam tubuh? Dalam diskusi2 di banyak milis nampak sekali rasa ketakutan masyarakat terhadap pasta gigi berformaldehyde ini jika masuk ke dalam tubuh meski jumlahnya sedikit dapat berakumulasi di dalam tubuh yang dapat menyebabkan keracunan. Dalam website dari EU meeting tentang formaldehyde ini dipaparkan banyak sekali bagaimana toksikologi dan metabolisme di dalam tubuh. * http://204.200.215.84/html/european_meeting_2005.html * Formaldehyde begitu masuk ke dalam tubuh akan segera dimetabolisme oleh tubuh dan dipecah menjadi bahan lain yaitu asam formiat, air dan CO yang segera dikeluarkan lagi melalui urin. Sehingga secara sistemis formaldehyde tidak bisa mengganggu atau meracuni atau bahkan terakumulasi. Tentunya tidak bisa mengganggu enzym2 yang ada di dalam perut, ataupun mengganggu sistem imun tubuh (pernyataan pakar diatas nampaknya lebih kepada pernyataan complimentary alternative medicine, bukan kedokteran konvensional). Dari berbagai laporan penelitian dalam EU meeting itu dijelaskan bahwa gangguan formaldehyde bukan ke arah sistemis (dalam tubuh) dan juga tidak dapat memutasi kromosom (gen mutasi), tetapi gangguan formaldehyde lebih ke arah lokal atau topical. Yaitu bila seseorang menghisap formaldehyde dalam jangka waktu lama dengan dosis tinggi maka akan terjadi iritasi jalan nafas yang akhirnya menyebabkan proliferasi (berkembangnya) sel sel epithel di permukaan jalan nafas, dan berlanjut menjadi cancer. Kesimpulan ini diambil dengan mengambil kesimpulan penelitian dari mencit – sementara pada manusia belum ada bukti yang dapat memberikan kesimpulan tersebut. Karena begitu sulitnya EU melakukan perubahan pada EU formaldehyde directive ini (hanya untuk merubah kata2: probably human carcinogen menjadi human carcinogen….menghilangkan kata-kata probable), maka meeting dengan para ahli dilakukan berulang-ulang, dan diharapkan directive yang baru akan selesai pada akhir tahun ini. Sampai saat ini jika kita membaca berbagai laporan dalam EU newsletters tidak ada yang larangan penggunaan formaldehyde ini apalagi jika dikatakan untuk berbagai keperluan seperti yang dilansir oleh LKJ. Bisa dibayangkan jika pelarangan itu diadakan, maka berbagai industri yang ada yang mengandalkan bahan plastic bisa hancur. Sampai saat ini directive formaldehyde yang baru juga belum ada. Karena situasi di lapangan dirasakan bahwa formaldehyde semakin banyak digunakan dalam industri – industri pun semakin banyak, di eropa muncullah kampanye Free Formaldehyde, untuk mengingatkan kita pada limbah yang masuk ke sungai, pelepasan formaldehyde dalam pabrik yang tetap terpantau berada di bawah ambang, serta menjaga lingkungan (pengaturan penggunaan pupuk, asap rokok, polusi asap pembakaran dlsb). Bukan ke arah memusnahkan produk yang jadi. Jika kampanye free formaldehyde dari belahan eropa merambat ke asia, bisa saja terjadi, karena bagaimanapun eropa selalu menjadi barometer dari negara-negara di Asia. Namun kampanye ini jangan disalah artikan bahwa free formaldehyde adalah pemusnahan formaldehyde dan barang-barang atau produk jadinya. Free formaldehyde secara harafiah adalah hal yang tidak mungkin, karena bagaimana pun formaldehyde juga merupakan produk alami. Bisa ditemukan dimana-mana secara alami. Yang bisa kita ambil manfaatnya dari polemik ini adalah, kita akan menjadi lebih bijak jika kita mau memahami persoalannya, sehingga tidak perlu ikut2an melakukan gerakan-gerakan menentang atau memanas-manasi - yang justru akan lebih merugikan kita sendiri, misalnya justru gosok gigi kembali menggunakan abu gosok. Atau bahkan justru kita terjerumus ke produk lain yang justru hanya mencoba mengambil keuntungan di air keruh. Bagaimanapun para ilmuwan sudah berusaha menolong meningkatkan kesehatan masyarakat dengan berbagai temu-temuan dalam rangka mengurangi angka kesakitan, termasuk gigi berlubang. Salam, Julia Maria van Tiel (ibu rumah tangga, mantan dokter gigi, antropolog kesehatan, tidak terlibat perdagangan pasta gigi). -------------------------------------------------------------- Beli tanaman hias, http://www.toekangkeboen.com Info balita: http://www.balita-anda.com Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED] menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]