Dear mbak Diah, Dari pengalamanku, kelihatannya anak perempuan (2th) lebih tinggi dan lebih cepat naik deh panasnya dari anak laki-laki. Udah gitu susah turunnya. Berhubung anakku sepasang dan dua-duanya kalau panas step, aku lama-lama dah biasa dan rumahku dah standby macem-macem. Termometer digital harus punya, stesolid dan obat panas selalu standby dan telp aku set emergency number buat BSnya langsung pencet kalau ada apa-apa. BS nya aku training dan kalau anak sakit harus punya buku catatan panasnya, maklum deh gak ada ortu dan mertua di rumah. Dokter ku punya petunjuk praktis penanganan kejang demam dan dah aku praktekkan : Cek panasnya, kalau sudah ketahuan panas, (diatas 37.5 sudah masuk kategori panas, tapi belum demam) kasih obat panasnya selang seling antara parasetamol (tempra, panadol) dan ibuprofen (proris) masing-masing jeda waktunya 4 jam. Kalau sudah 3 set panasnya turun dibawah 38.5, berarti gak perlu antibiotik, terusin aja. Kalau sudah 3 set (contoh proris (4 jam ) panadol (4 jam)-ini hitungannya 1 set) tetap bertahan di 38.5, malah naik terus, stesolid harus sudah masuk dari duburnya.Berhubung anakku step biasanya begitu panas, langsung code red mbak, dan langsung cari dokter, biar hatiku tenang . dan selama pengamatan ini, tindakan untuk menurunkan panas tetap harus dilakukan. Aku banyak baca cara menurunkan panas pada anak, baru anak yang kedua perempuan aja aku harus praktekin semuanya. Jadi berhubung panasnya gak mau turun, selain pakai tehnik basuh air hangat sambil dikipas-kipas,dan bulak balik aku mandi rendam air hangat, biarpun itu malem-malem dan karena obatnya dimuntahin (kalau sudah panas kayanya susah nelannya) aku pakai proris yang dubur. Tepat 2 hari, panasnya turun sendiri. Kalaupun ke dokter dan dikasih obat, panasnya tetap akan terjadi karena ini proses alamiah tubuh untuk mengusir penyakit. dokter akan cari tau sumber panasnya apa, perlu antibiotik atau hanya non antibiotik saja. Trus kalau dikasih obat mbak, harus dicek isinya apa saja. kadang ada dokter yang suka kasih luminal atau ada juga yang kasih obat penenang. Kalau dibawa kerumah sakit udah kejang, ada juga yang langsung harus rawat inap,padahal anaknya cuma pilek aja. Biasanya aku gak tebus sih mbak kalau udah ada obat semacam penenang dan luminal. Biasanya sih ini di bukan di dokter langgananku. Kejang itu bukan penyakit, sama seperti mimisan, tapi ya jangan sering-sering lah ya,dan kita hanya bisa mencegah aja, kalau bisa sih anak jangan sampai sakit. dikuatkan daya tahan tubuhnya. Jangan panik itu sih pasti mbak, walau stress juga dan cape banget. Kalau anak step mungkin dokter akan sarankan untuk EEG, untuk membuktikan bahwa ini adalah kejang demam biasa, bukan karena ada faktor lainnya. Kalau infeksi virus, panasnya cepat sekali naik mbak, dan harus percaya sama termometer dan sama insting sebagai mama deh kalau aku ngerasa anakku gak sehat, aku pasti gak ke kantor, standby disamping dia, siap-siap begadang. Sebelum demam biasanya anak udah nunjukin tanda-tanda sakit. Jangan lupa untuk baca termometer digital yang di ketiak, harus ditambah 1, kalau yang telinga biasanya akurat. Kalau terlanjur kejang, ya lakukan penanganan kejang demam segera, langsung lihat jam dan hitung berapa menit, karena pasti ditanya nanti. Biasanya habis kejang dia ngantuk, dan lemes, jangan langsung dikasih minum, takut dia kejang lagi. Aku perhatikan, anak kalau udah panas dan mau kejang sekalipun, tetap akan lincah bergerak, hanya kalau tau-tau dia minta digendong, nempel sama kita, gak respon kalau dipanggil, atau kelihatan gelisah, pori-pori tangannya terasa merinding, lemes, ini biasanya kurang dari 5 menit sebelum kejang,langsung stesolid masuk aja mbak dan posisi diatur miring tidurnya supaya tidak mengganggu pernafasannya kalau dia kejang dan muntah. Aku pernah kejadian gini waktu lagi nunggu dokter di rumah sakit, yasmin mulai nunjukin tanda mau kejang, aku langsung cari ruangan yang ada kulkas, pikiranku kalau ke UGD, jaraknya kejauhan dan gak keburu, dan biasanya di kulkas disimpen obat-obat. Apa daya, waktu aku masuk dan minta stesolid, yasmin dah keburu kejang. Ini jadi pelajaran buat aku mbak bahwa kalau bawa anak panas, aku juga harus bawa semua obatnya, antisipasi macet, ngantri, dlsb. Nyesel banget, udah tau, tapi masih kecolongan juga. Kakaknya sih sudah 6 tahun, sudah gak pernah kejang sama sekali. mudah-mudahan bisa bantu. Santi Saraswati <[EMAIL PROTECTED]> wrote: mbak, sediain proris yg dimasukin ke anus *maaf* aja di kulkas, jadi kalau panasnya udah 38, kasih itu aja biar gak keburu step lagi. Mudah2an Nabila cepat sembuh.
On 8/14/07, Diah R wrote: > > Dear SP, > > > > Dari hari Minggu Nabila panas badannya, nah pas senin pagi sekitar jam > 5.30 > an gitu tiba2 dia kejang2. secara ini baru kali pertama aku ngalamin kaya > gini, jadi panic banget. Yang kepikiran Cuma masukin sendok ke mulutnya > biar > dia ga gigit lidah. Terus abis itu aku kasih minum. Alhamdulillah sekita 1 > menitan dia udah sadar lagi. > > > > Nah aku jadi kipikiran, kira2 hal2 apa sih yang harus dilakukan kalau > menghadapi anak kejang kaya gitu. buat tambahan ilmuku gitu loh. > Sebelumnya > Thanks banget atas masukannya. > > > > Diah > > -- http://ciplok2.multiply.com http://www.orinsan.myffi.biz http://www.friendster.com/8073432 --------------------------------- Sick sense of humor? Visit Yahoo! TV's Comedy with an Edge to see what's on, when.