nice to read for all...diambil dr tulisan rekan sebelah
special pake telor buat sobat yg barusan curhat ttg' resah,gelisah, dan 
susahnya nerapin easy going, positive thingking...
==============

Tadi pagi saya dengar satu cerita perumpamaan yang sangat bagus dari 
sebuah radio lokal..bagi saya layak untuk dibagikan..cerita tentang 
seorang ceria dan pemurung. si ceria yang mempunyai sebuah handphone 
selalu dengan senang hati meminjamkan kepada si pemurung jika membutuhkan 
untuk telepon ke teman-temannya atau kerumah. Sebaliknya si pemurung yang 
secara sengaja tidak mempunyai handphone karena dalam pikiran si pemurung, 
jika mempunyai handphone maka dia harus dengan berat meminjamkan juga 
kepada si ceria atau teman-temannya. Bahkan si pemurung selalu merasa 
orang tuanya tidak menyayanginya dan selalu mengeluarkan keluhan kepada 
orang tuanya. Orang tua dari si ceria dan pemurung mengetahui hal ini dan 
situasi yang ada diantara si ceria dan pemurung. Maka itu mereka berencana 
untuk melakukan pengujian terhadap mereka berdua. Mereka ingin bisa 
masing-masing dari anak mereka merasakan perasaan yang berbeda dengan 
kebiasaannya sehari-hari. 
 
Orang tua mereka memberikan si pemurung sebuah handphone dengan harapan 
agar dapat merasakan sukacita. Hadiah tersebut ditaruh diatas  tempat 
tidur dan ketika si pemurung pulang dari sekolah, secepat mungkin membuka 
hadiah tersebut dan tersenyum selama dalam proses  membuka hadiahnya. 
Namun senyum itu berubah lagi ketika mengetahui bahwa hadiah yang 
diberikan adalah sebuah handphone. Seketika pikiran negatif muncul, jika 
si pemurung mempunyai handphone maka dia harus menanggung beban bahwa si 
ceria dan teman-temannya akan meminjam dan akhirnya menjadi rusak. Atau 
muncul juga pikiran mengapa orang tuanya memberikan handphone? Dan 
keluhan-keluhan lain yang terus diucapkan oleh si pemurung. 
 
Sedangkan si ceria diberikan hadiah kotoran kuda oleh orang tuanya. Alasan 
mengapa dihadiahkan begitu karena si ceria adalah orang yang  selalu ceria 
dan melihat segala sesuatu dalam pandangan positif. Oleh karena itu, sang 
orang tua berusaha agar si ceria mengalami perasaan yang sangat sedih dan 
ingin melihat bagaimana reaksi kelanjutan si ceria. Ketika hadiah tersebut 
ditaruh dikotak dan dibuka oleh si ceria, reaksi ceria langsung bingung 
dan mengerutkan kening sesaat. Dan sambil berpikir keras, dan akhirnya 
mulai tersenyum kecil dan akhirnya semakin tersenyum dengan lepasnya. Lalu 
si ceria langsung bertanya kepada orang tuanya sambil tersenyum, 
 
"Aku tahu mengapa ayah dan ibu memberikan kado ini!".
 
Sang orang tua kebingungan dan membalas,"Mengapa kamu tersenyum nak? 
padahal kami memberikan hadiah seperti itu?". Si ceria menjawab, 
 
"Awalnya sedikit bingung tapi aku tahu kalau ayah dan ibu pasti akan 
memberikan sesuatu yang lebih besar dan jauh lebih baik dari hadiah yang 
aku terima ini!" 
 
"Mengapa kamu berpikir seperti itu?", tanya balik sang ayah dengan cepat.
 
"Karena aku tahu kalo ayah dan ibu sayang ama aku sehingga hadiah itu 
hanya salah satu petunjuk akan hadiah yang jauuuhh lebih bagus..!! Pasti 
ayah akan memberikan aku seekor kuda yang sangat baguus kan?? hayo ngaku!! 
", sambil bertanya dengan semangat. 
Sang orang tua akhirnya tersenyum dan mengiyakan pemberian seekor kuda 
yang sangat bagus kepada si ceria.
 
Cerita ini menunjukkan pada saya 3 hal dimana hal tersebut bersifat sangat 
mendasar namun sulit untuk dilakukan. 
 
1. Semangat untuk berpikir POSITIF dalam semua keadaan.
Berpikir positif adalah hal mendasar yang telah diberikan Tuhan semenjak 
kita lahir. Namun seiring bertambah usia dimana banyak  pengaruh pikiran 
negatif dalam lingkungan kita maka membuat cara berpikir semakin sering 
dalam kondisi negatif. Bahkan banyak pengalaman dari hidup yang 
mengkondisikan dalam pengalaman negatif akhirnya memaksa kita terus 
menerus untuk melakukan kebiasaan berpikir negatif. 
 
Dari cerita diatas, juga menunjukkan bahwa hidup tidaklah selalu dalam 
keadaan yang baik-baik saja. Akan ada banyak tantangan, kesulitan dan 
masalah yang memaksa kita dalam kondisi tidak baik-baik saja. Nah, saat 
itulah dibutuhkan Pikiran POSITIF yang dapat membawa kita lebih mantap dan 
stabil dalam menghadapi kondisi yang tidak baik-baik tersebut. Namun akan 
ada banyak pendapat bahwa melakukan Pemikiran Positif tidaklah berpengaruh 
banyak terhadap kondisi emosi kita atau juga ada yang berpendapat untuk 
melakukannya cenderung sulit dan akhirnya tidak dilakukan. 
 
Memang yang saya tuliskan disini bukannya berarti saya sendiri tidak 
mengalami saat-saat sulit tersebut, saya sempat mengalami jatuh bangun 
dalam tetap konsisten meunculkan pikiran Positif tersebut. Namun yang 
menjadi kekuatan buat saya pada akhirnya adalah keinginan untuk terus 
berpikir Positif yang akhirnya membuat diri kita menjadi Terlatih. 
Mengenai Berpikir Positif tidak memberi banyak pengaruh kepada kondisi 
emosi kita, hal ini terjadi karena memang diri kita terbiasa untuk 
melakukan pemikiran secara Negatif. Maka itu disaat kita melakukan 
Pemikiran secara Positif maka bawa semua bagian dari diri kita untuk IKUT 
berpikir Positif. Nantinya keputusan selanjutnya yang kita ambil akan 
semakin lebih jernih dan atmosfir tergesa-gesa akan hilang. Sehingga 
dampaknya tindakan kita selanjutnya akan lebih baik. Pikiran Positif = 
Emosi lebih tenang + Mampu mengambil keputusan dengan dapak yang lebih 
baik + Lingkungan sekitar akan ikut terkena imbas positif. 
 
2. Yakin bahwa segala sesuatu yang kita kerjakan dengan baik akan membawa 
TUJUAN AKHIR dan BERKAT yang lebih baik. 
Hal ini ditunjukkan dengan cara berpikir si ceria yang awalnya bingung 
namun akhirnya berpikir bahwa segala sesuatu yang terlihat jelek dan tidak 
baik serta berat untuk dilakukan akan berakhir dengan hadiah kehidupan 
yang jauh lebih baik. Tetapi ada syarat khusus supaya kita benar-benar 
akan mendapatkan Tujuan Akhir dan Berkat yang lebih baik yaitu asalkan 
kita melakukan apa yang kita kerjakan tidak merugikan orang lain dan malah 
membawa kebaikan buat orang lain serta diri kita sendiri. Saya pernah 
ditanya oleh orang dalam satu sesi presentasi, " Menurut Anda apa yang 
disebut dengan BAIK dan SALAH?". Terus terang saya kesulitan untuk 
menjawab pertanyaan ini namun ada 1 hal yang menjadi kepastian dan tetap 
saya yakini sampai saat ini adalah nilai kebaikan itu tergantung dampak 
yang diterima oleh orang lain/sekitar kita dan diri kita sendiri. Jadi 
yang disebut BAIK adalah selama pekerjaan tersebut tidak merugikan orang 
lain kecuali memang orang lain itu sengaja berpikiran tidak baik terhadap 
kita. Karena itu diperlukan third party justification yang melibatkan 
orang lain yang cukup obyektif untuk memberi evaluasi apakah tindakan kita 
termasuk kategori Baik atau Tidak. 
 
Nah penjelasan Baik atau Tidak Baik ini berkaitan dengan keyakinan pada 
point 2 diatas. Memang butuh proses internal yang mendalam dan  kontinyu, 
namun saya pikir inilah resiko yang harus diambil ketika kita berkehendak 
menjadi manusia yang semakin Sempurna di bumi. 
 
3. Berkaitan dengan manusia Sempurna di Bumi dengan point no.2 
diatas,untuk mampu dengan keyakinan bahwa kita mempunyai Tujuan Akhir dan 
Berkat yang lebih baik maka kita harus mempunyai hubungan yang baik dengan 
Tuhan Pencipta kita. Dalam cerita diatas, si anak yang ceria tersebut 
mempunyai pengalaman yang dalam dengan sang orang tua dan membuat anak 
tersebut mempunyai keyakinan bahwa sang orang tua tidak akan memberikan 
hadiah yang tidak baik. Walaupun kenyataannya, si ceria diberikan hadiah 
yang tidak baik tetapi si ceria dapat melihat hal yang lebih besar dan 
lebih indah dari sang orang tua berdasarkan keyakinan tersebut. Maka itu, 
sebaiknya masing-masing dari kita mempunyai hubungan yang baik dengan Tuan 
Pencipta kita. Dengan begitu, segala sesuatu yang kita kerjakan membuat 
hidup menjadi lebih baik baik untuk diri kita sendiri dan orang sekitar 
kita. 
 
3 hal diatas merupakan pengetahuan dasar dalam hidup kita tetapi sudahkah 
kita melakukannya? sekedar melakukannya merupakan hal baik  namun dengan 
konsisten melakukannya adalah hal yang jauh lebih baik bagi hidup kita. 
Seperti kata temen saya, "Sulit bukan berarti tidak dapat dilakukan, mudah 
bukan berarti dilupakan". 


Kirim email ke