weekend kemarin jadi weekend yang ruwet buat saya....
sabtu malam saya, anak saya & pembantu ke hypermart - kebon kacang jam 9
malam
karena suami ada tamu terus jadi gak bisa nemenin
seperti biasa anak saya selalu minta main di happy kid (playground) di
hypermart
karena waktu terbatas saya minta pembantu & saya split belanjanya
waktu itu jam 21.15, sedang tutup toko jam 22.00, sehingga punya waktu hanya
1/2 jam
saya bayar happy kid untuk 1/2 jam saja sejumlah Rp. 8000

setelah kira-kira sudah mau akan bayar di kasir saya minta pembantu untuk
jemput anak saya
nggak tahunya belum sampai di happy kid pembantu ketemu dengan mbak2 penjaga
di happy kid
pembantu saya tanya "koq sudah bubar, anak saya mana ?"
mereka langsung jawab "sudah gak ada anak lagi mbak, memang anaknya namanya
siapa ?"
"jasmine, yang anaknya pake baju putih", kata pembantu saya
"lho kan sudah dijemput sama bapak-bapak 2 orang" kata mereka, "sama
ayahnya"
padahal suami saya kan gak ikutan

seketika jantung rasanya kayak jatuh, tapi untung masih bisa menguasai
keadaan
pembantu saya sudah panik, marah-marahin mbak2nya itu
saya cuma berusaha untuk tenang, lempar pertanyaan2 yang sifatnya kronologis
tapi mereka juga kebingungan akhirnya saling menyalahkan di antara mereka
sendiri
saya inisiatif untuk cari di lingkungan sekitar
baru beberapa langkah saya lihat di lorong, anak saya sedang ditemani oleh
petugas hypermart
gak kuasa langsung saya teriak "JASMINE !!!!" , si Jasmine langsung lari2
menyambut saya
rupanya dia cari-cari kami berputar2 hypermart, ditemani oleh seorang
petugas

setelah itu kami langsung melanjutkan pembayaran karena toko sudah mulai
dimati2kan lampunya
sambil menunggu bayar saya terus berpikir bagaimana hal itu bisa terjadi
akhirnya saya utarakan ke bagian informasi & security hypermart
pihak hypermart berjanji akan menyelidiki kejadian tersebut via rekaman CCTV

pada hari minggu saya dicall oleh hypermart yang telah melihat rekaman video
ternyata yang terjadi adalah memang ada 2 orang bapak yang menjemput 2
anaknya
secara bersamaan anak saya juga dilepas band di tangannya dan diperbolehkan
keluar
hanya saja 2 anak lain diterima oleh ayahnya sedangkan anak saya berjalan
sendirian tanpa kawalan siapapun

bayangkan jika ada orang yang tidak bertanggung jawab mengamati hal itu,
anak saya bisa saja dalam sekejap berada dalam bahaya

mungkin karena missunderstanding (anak saya dianggap anak bapak itu juga)
atau karena keegoisan (mereka ingin cepat bubaran/tutup) yang pasti saya
menyesalkan mereka tidak profesional dalam menjalankan tugasnya
terutama saat2 ini dimana sedang marak penculikan anak, mereka seharusnya
lebih waspada dalam menjalankan tugasnya


meski yang terjadi jauh dari kasus penculikan yang nyata, tapi saya sempet
merasakan detik saat2 di mana kemungkinan anak saya berada di tangan orang
lain/ bahaya, rasanya buat saya limbung (kasir & satpam sampai perlu menegur
kami karena kami seperti orang bengong saat itu), di rumah gak enak tidur
gak enak makan
apalagi keluarga2 yang pernah merasakan kasus yang nyata, contoh keluarga
Raisya, saya yakin sampai sekarang yang namanya trauma masih belum atau
tidak mudah hilang

Kirim email ke