Mbak Sylvia, makasish banget artikelnya, kemarin adik dah periksa ke dokter,
katangya panggul adik memang kecil, ditambah ada beberapa riwayat kesehatan
yang tidak memungkin dia untuk melahirkan normal, kalau dipaksakan sangat
riskan bagi adik, kami sudah pasrah kalau memang harus ceasar lagi, kami
hanya dapat berdoa, dan menjaganya serta memberikan dukungan agar dia tabah.

Salam
Mama Anjel


Pada tanggal 18/09/07, Sylvia Radjawane <[EMAIL PROTECTED]>
menulis:
>
> Hi mbak Angelina,
>
> Ada artikel dari websitenya _Nakita_ tentang pemeriksaan panggul dalam
> rangka persalinan.
> Semoga jadi tambahan info :)
>
> cheers,
> Sylvia - Jovan & Rena's mum with 25-week-'bump'
>
> -------------------------
> http://www.tabloid-nakita.com/artikel.php3?edisi=06304&rubrik=kecil
>
>
>
> *PEMERIKSAAN PANGGUL, MENGAPA PERLU?*
>
> *P**anggul sempit bukan tak mungkin dilalui si jabang bayi.*
>
> Suksesnya persalinan ditentukan juga oleh kondisi jalan lahir. Ibarat
> landasan sebuah bandara, jalan lahir turut berkontribusi terhadap sukses
> tidaknya si bayi "lepas landas". Jika bayinya besar tapi jalan lahirnya
> sempit, bisa dipastikan akan sulit keluar. Jadi, ukuran bayi juga
> menentukan
> lancar tidaknya persalinan.
>
> Guna mengantisipasinya, pada usia kehamilan 36 minggu, dokter akan
> melakukan
> pemeriksaan panggul. Dari situ dokter bisa menentukan mungkinkah bagi ibu
> untuk melahirkan secara normal. Ini menyangkut diameter maupun luas
> masing-masing pintu panggul. Semakin luas panggul ibu mestinya semakin
> mudah
> bayi keluar. Sebaliknya, semakin sempit panggulnya, maka makin besar
> kemungkinan timbulnya kesulitan dalam persalinan.
>
> Luas atau tidaknya panggul sebetulnya bisa dilihat secara kasat mata.
> Kalau
> ibu bertubuh tinggi besar, misalnya, bisa dipastikan ukuran panggulnya
> juga
> besar dan luas. Sedangkan ibu yang cuma memiliki tinggi 150 cm atau malah
> kurang, kemungkinan besar ukuran panggulnya kecil dan sempit.
>
> Namun, ibu yang bertubuh mungil jangan langsung berkecil hati. Pengamatan
> ini hanya asumsi, bukan patokan yang bisa dijadikan pegangan. Pemeriksaan
> yang akurat hanya bisa dilakukan secara klinis dan rontgen. "Bedakan juga
> antara panggul dan pinggul. Panggul merupakan kumpulan tulang dengan
> sedikit
> otot, sedangkan pinggul merupakan kumpulan otot dan lemak. Jadi, seseorang
> yang memiliki pinggul besar belum tentu panggulnya juga besar," kata *dr.
> Okky Sofyan, Sp.OG.*
> DUA BAGIAN JALAN LAHIR
>
> Selanjutnya Okky menjelaskan, jalan lahir sendiri dibedakan menjadi dua
> bagian, yaitu bagian keras yang terdiri atas tulang-tulang dan bagian
> lunak
> yang terdiri atas otot-otot. Sedangkan panggul adalah jalan lahir yang
> dibentuk oleh tiga macam tulang, yaitu tulang koksa, tulang saktrum, dan
> tulang koksigis. Semua tulang tersebut membentuk jalan lahir layaknya
> sebuah
> tabung.
>
> Bagian panggul sendiri dibagi menjadi tiga bagian, yakni pintu atas
> panggul,
> pintu tengah panggul, dan pintu bawah panggul yang letaknya paling dekat
> dengan vagina.
> DUA CARA PEMERIKSAAN
>
> Bisa tidaknya ibu melahirkan secara normal ditentukan oleh pemeriksaan
> berikut:
>
> * Pemeriksaan Secara Klinis
>
> Pemeriksaan dilakukan dengan jari pada usia kehamilan 36 minggu. Teknisnya
> dokter akan memasukkan dua jarinya (jari telunjuk dan tengah) ke jalan
> lahir
> hingga menyentuh bagian tulang belakang/promontorium. Setelah itu, dokter
> akan menghitung jarak dari tulang kemaluan hingga promontorium untuk
> mengetahui ukuran pintu atas panggul dan pintu tengah panggul.
>
> Jarak minimal antara tulang kemaluan dengan promontorium adalah 11 cm.
> Jika
> kurang maka dikategorikan sebagai panggul sempit. Bagaimana kans panggul
> sempit ini? Jika bayi yang akan lahir tidak besar, maka ibu berpang gul
> sempit masih bisa melahirkan secara normal.
>
> Inilah perincian peluang melahirkan normal berdasarkan bobot bayi:
>
> - *Panggul Sempit*, panggul jenis ini hanya bisa mengeluarkan bayi
> berbobot
> 2,5 kg ke bawah.
>
> - *Panggul Sedang*, bisa mengeluarkan bayi berbobot 2,5-3,5 kg.
>
> - *Panggul Luas*, panggul jenis ini bisa mengeluarkan bayi berukuran besar
> 3,5-3,9 kg.
>
> * Pemeriksaan Rontgen
>
> Dilakukan dengan cara memotret panggul ibu, menggunakan alat rontgen.
> Selama
> pemotretan ibu diminta duduk, persis seperti tindakan rontgen pada anggota
> tubuh yang lain, hanya saja intensitas cahaya yang digunakan lebih rendah.
>
> Hasil foto lantas dianalisa untuk mengetahui ukuran panggul. Mulai dari
> pintu atas panggul, pintu tengah panggul, dan pintu bawah panggul. Bahkan
> aneka kelainan letak bayi pun sebetulnya bisa terdeteksi melalui cara ini.
>
> Dibanding pengukuran secara klinis, pengukuran dengan alat rontgen
> menghasilkan data yang lebih terperinci mengenai diameter pintu-pintu
> panggul. Patokan yang dipakai adalah ukuran panggul rata-rata perempuan
> normal, yaitu:
>
> - *Pintu atas panggul* (*pelvic inlet*) minimal memiliki diameter 22 cm.
>
> - *Pintu tengah panggul* (*mid pelvic*) diameter minimalnya adalah 20 cm.
>
> - *Pintu bawah panggul,* panjang diameter normalnya rata-rata minimal 16
> cm.
>
> Bila ukuran rata-rata pintu panggul tersebut kurang, maka panggul yang
> bersangkutan kurang sesuai untuk proses persalinan normal. Namun, bisa
> saja
> dokter tetap mengusahakan agar bayi bisa keluar secara alamiah.
> INDIKASI YANG MENGHARUSKAN PEMERIKSAAN
>
> Idealnya, semua pemeriksaan tadi dilakukan pada semua ibu hamil di usia
> kehamilan 36 minggu. Meski begitu, sebagian dokter biasanya akan melakukan
> pemeriksaan panggul hanya jika ada indikasi tertentu, di antaranya:
>
> - Ada dugaan disproporsi/ketidaksesuaian antara besarnya bayi dan ukuran
> panggul ibu. Khususnya jika ukuran bayi besar sementara ukuran panggul ibu
> sempit. Biasanya bayi berbobot 4 kg ke atas sulit dilahirkan secara
> normal.
> Selain kepala tidak bisa memasuki lubang panggul, ukuran bahu bayi yang
> biasanya juga besar menjadi hambatan tersendiri.
>
> - Diduga ada kelainan pada panggul, semisal karena trauma akibat
> kecelakaan
> yang merusak bentuk panggul. Kondisi ini boleh jadi kurang ideal untuk
> melahirkan anak secara normal. Hal yang sama bisa terjadi bila ibu
> memiliki
> riwayat penyakit perusak panggul, seperti TBC tulang, rakhitis, atau
> polio.
> Bakteri TBC tulang mampu merusak bentuk panggul, entah menjadi bengkok
> ataupun tidak beraturan.
>
> - Kelainan letak bayi, misalnya letak muka bayi yang "salah" atau
> menghadap
> langsung ke jalan lahir akan menyulitkan persalinan. Di antara
> bagian-bagian
> kepala, muka bayi memiliki diameter yang paling lebar. Apalagi kalau
> ukuran
> panggul ibu dikategorikan sempit. Yang "benar", ubun-ubun bayilah yang
> menghadap jalan lahir.
>
> Panggul sempit memang tidak bisa diubah atau diperbesar lewat operasi.
> Akan
> tetapi dalam persalinan normal berlaku hukum relatif. Artinya, panggul
> yang
> sempit bukan halangan bagi ibu untuk melahirkan normal. Jika ukuran
> bayinya
> relatif kecil, peluang menjalani persalinan normal sangatlah besar.
> Apalagi
> jika pada umur 38 minggu, kepala bayi sudah berada di bawah dan masuk ke
> pintu panggul.
>
> Selain itu, ada dua faktor yang ikut mempermudah persalinan normal meski
> ibu
> berpanggul sempit. Hanya saja, kedua faktor ini sulit diukur. Pertama,
> kekuatan pada ibu, di antaranya kekuatan untuk mengejan. Semakin kuat daya
> mengejan dan semakin tepat caranya, maka bayi bisa dengan mudah menerobos
> jalan lahir yang sempit sekalipun. Sebaliknya, jika ibu relatif lemah,
> maka
> bayinya pun akan sulit keluar meski panggul ibu besar dan luas.
>
> Kedua adalah daya *moulage*. Seperti diketahui, rangkaian tulang yang
> membentuk kepala bayi masih belum menyatu. Nah, saat lahir, kepala bayi
> bisa
> mengerut hingga memudahkannya lahir. Setelah bayi keluar, kepalanya akan
> kembali menyesuaikan diri ke bentuk semula.
>
> Dengan dua faktor itu, dokter akan mencoba mengupayakan persalinan normal.
> Akan tetapi jika semua upaya di atas telah dilakukan dan bayi tidak
> kunjung
> keluar, entah karena panggul ibu sempit, bayi berukuran besar, atau ibu
> lemah saat mengejan, maka tidak ada jalan lain kecuali melahirkan dengan
> operasi sesar.* *
> 4 JENIS BENTUK PANGGUL
>
> *Okky* juga menerangkan jenis bentuk panggul perempuan berdasarkan
> penelitian Caldwell-Moloy:
>
> * *Ginekoid*, adalah jenis panggul "ideal" yang dimiliki oleh sekitar 45%
> perempuan. Bentuk pintu atas panggulnya hampir bulat, melintang kiri dan
> kanan mirip lingkaran, sementara dinding sampingnya lurus.
>
> * *Android*, hanya 15% perempuan yang memiliki panggul jenis ini. Bentuk
> pintu atasnya menyerupai segitiga. Dinding samping panggul membentuk sudut
> yang semakin menyempit ke bawah.
>
> * *Antropoid*, bentuknya lonjong seperti telur ke arah depan. Dinding
> samping panggul berbentuk lurus. Wanita yang memiliki jenis panggul ini
> diperkirakan mencapai 35%.
>
> * *Platipelloid*, bentuk pintu atas panggul seperti kacang atau ginjal.
> Dinding samping panggul membentuk sudut yang makin lebar ke arah
> bawah. Ada5% perempuan yang memilikinya.
>
> Meski begitu, kebanyakan perempuan umumnya menunjukkan tipe campuran
> antara
> kesemua jenis tadi.
>
> -------------------------
> **
>
>
> On 9/18/07, Lif Rahayu <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > Kalau gak salah bidan atau dsog bisa ngukur deh, ada rumusnya gitu, udah
> > lupa saya. SOL.
> >
> > On 9/18/07, Angelina Widayati <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > Makasih mbak, kata adik panggulnya juga kecil, eh tapi besar kecil
> ukuran
> > panggul bisa dilihat kasat mata khan? soalnya adik itu Maaf " Pantatnya
> > besar " selama ini mungkin saya salah menterjemahkan panggul ama
> pinggang.
> > maaf
> >
> > <deleted>
> >
>

Kirim email ke