Apakah beraktifitas di bawah sutet berbahaya?
Katanya sih SUTET tidak berbahaya !!

http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=235237&kat_id=13
...
Nilai ambang batas medan listrik untuk paparan selama 24 jam penuh harus
berada di bawah 5 kV per meter. Berapa paparan yang muncul dari SUTET?
...
Hasil riset Bambang menunjukkan, di Desa Marga Mukti, Sumedang, medan
listrik yang terpicu adalah sekitar 0,005-0,875 kV per meter. Adapun tinggi
bentangan kabelnya 18,02-19,5 meter ke permukaan tanah. Di Desa Kadung Ela,
Kuningan, kekuatan medan listrik seitar 0,002-2,908 kV per meter. Tinggi
kabel 22,35-30,45 meter. 

Hasil serupa didapati di Desa Karangmangu, Cirebon. Medan listrik berkisar
0,0135-3,48 kV per meter. Tinggi bentangan kabel 14,5-26,91 meter. Adapun
riset dilakukan di berbagai lokasi, dari atap rumah penduduk hingga sawah
dan kebun. 

Berbahayakah kapasitas medan listrik seperti ini? Menurut International
Radiation Protection Association (IRPA), nilai ambang batas medan listrik
untuk paparan selama 24 jam penuh harus berada di bawah 5 kV per meter.

''Bila dibandingkan dengan pengukuran di tiga lokasi SUTET ini terlihat
jelas bahwa besarannya masih jauh di bawah nilai ambang batas. Artinya masih
sangat aman,'' tutur Bambang. Hal serupa didapati di seluruh lokasi yang
dilalui SUTET di Jawa dan Bali lantaran pendirian SUTET menerapkan standar
yang sama. 
...

http://bazzbeto.blogspot.com/2006/02/sutet-tidak-berbahaya.html
...
tapi sampai saat ini kesimpulannya (SUTET) tidak berbahaya,


http://www.te.ugm.ac.id/forum/viewtopic.php?p=20554&sid=59cf1aff2a597d2af4fa
932218ebc7a2
...
Hingga saat ini, belum ada kesepakatan dari para ahli kesehatan dunia
mengenai efek SUTET terhadap kesehatan, termasuk kanker dan tumor pada anak
dan orang dewasa. Karena penelitian yang dilakukan di seluruh dunia, tidak
ada yang bersifat eksperimental atau percobaan. Yang dilakukan selama ini
biasanya hanya mempelajari fakta yang berupa gejala, gangguan penyakit yang
dialami masyarakat kemudian dikaji hubungannya dengan SUTET. 
Jadi, kemungkinan satu gejala penyakit terkait dengan banyak faktor.
Contohnya penyakit kanker darah. Dapat dihubungkan dengan faktor genetik,
gizi, perilaku atau zat berbahaya lainnya dalam lingkungan. Sangat sulit
membuktikan hubungan sebab akibat antara efek SUTET dengan kesehatan manusia
karena manusia tidak bisa dijadikan objek penelitian yang bersifat percobaan
(eksperimental). 
Di samping bertentangan dengan kaidah dasar moral dan etika kedokteran, juga
bisa melanggar HAM. Sebagai contoh, untuk meneliti efek rokok terhadap
terjadinya kanker paru pada anak, tidak mungkin membuat percobaan dengan
memberikan anak-anak rokok dengan sengaja sampai timbul kanker paru-paru). 
Berdasarkan penelitian yang dilakukan selama ini, gangguan kesehatan yang
sering dikeluhkan masyarakat, seperti pusing, nyeri otot, gatal-gatal pada
kulit, sesak nafas, susah tidur, berdebar-debar, gangguan penglihatan dan
lain-lain, merupakan gangguan psikosomatik yang bersifat subyektif. Yaitu
ada keluhan tetapi tidak terbukti dalam pemeriksaan fisik dan penunjang.
Contohnya, ada keluhan penglihatannya terganggu dan berkunang-kunang. Tapi
ketika matanya diperiksa ternyata tidak ada kelainan. 
Gangguan psikis yang sangat populer dewasa ini berhubungan dengan SUTET
disebut dengan elektromagnetik hipersensitiviti, sebenarnya merupakan
gangguan stres yang berlebihan yang dihubungkan dengan banyak faktor yang
mempengaruhi, termasuk faktor sosial. Misalnya keluhan sakit perut yang
hebat sebenarnya karena masalah keuangan, masalah keluarga dan lain-lain
lalu diperberat dengan rasa takut terhadap SUTET. 
Adanya sinyalemen yang beredar selama ini, bahwa SUTET dapat menyebabkan
kanker dan tumor (terutama pada anak) sampai saat ini belum dapat dibuktikan
secara benar (berdasarkan hasil riset) 
Berdasarkan hasil penelitian tentang medan magnet dan medan listrik yang ada
di daerah pemukiman jalur SUTET, seperti jalur Saguling-Cibinong, Bandung
Selatan-Ungaran dan Cirata-Cibatu II, ditemukan angka yang sangat jauh dari
Nilai Ambang Batas yang ditentukan IRPA, INIRC dan WHO 1990 yaitu sebesar
0,1 mT (medan magnet) dan 5 kV/m (medan listrik). Untuk medan Magnet, 3
wilayah tersebut paling tinggi hanya mencapai 0,009 mT. Sementara medan
listriknya hanya mencapai 3 kV/m.). 
Begitu juga penelitian komprehensif lain yang dilakukan di jalur Muara
Tawar-Cibatu dengan melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik serta
menggunakan riset laboratorium, radiology, elektrokardiogram dan
elektroensefalogram. 
Riset yang dilaksanakan FKUI dan ITB tersebut menemukan bahwa tidak ada
korelasi positif antara antara jarak tempat tinggal dengan SUTET terhadap
gangguan kesehatan. Begitu juga dengan besar dan lama pemajanan dengan
derajat kelainan fungsi system tubuh. 

Adanya gangguan mental emosional (tidak puas dan tertekan) berkorelasi
dengan meningkatnya penghasilan. Sementara Adanya infeksi dan anemia,
berkorelasi dengan rendahnya tingkat penghasilan sebagaimana yang ditemukan
pada masyarakat umum lainnya.


rgds,
rahman gunawan

"Kerjakanlah sesuatu secara tulus dan wajar, dan segalanya akan baik. 
 Kesempurnaan terletak pada motivasi kerja, bukan pada pekerjaan"

> -----Original Message-----
> From: Erik [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> 
> boedoet wrote:
> > korban sutet) aja gak didengerin....
> 
> Kemarin saya main ke daerah Kebon Pala (Cawang). Di sana, warga
> malah membuat lapangan bulutangkis di bawah tower SUTET. Jadi
> bingung!


--------------------------------------------------------------
Beli tanaman hias, http://www.toekangkeboen.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke