Jumat, 28 September 2007  
     
     
      http://www.kompas.com/ 

      Batasi Kendaraan Pribadi 
      Dilakukan dengan Mengatur Nomor Polisi Kendaraan



      Jakarta, Kompas - Salah satu cara memecahkan kemacetan yang semakin parah 
di Jakarta adalah dengan membatasi penggunaan kendaraan pribadi. Petugas dinas 
perhubungan dan polisi juga diminta agar terus menjaga kawasan-kawasan rawan 
macet hingga lalu lintas kembali lancar. 

      Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Muhammad Gunawan dan Ketua Fraksi 
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Muhammad Nakum mengemukakan 
usulan itu, Kamis (27/9) di Jakarta Pusat. 

      Menurut Nakum, cara pembatasan pergerakan kendaraan pribadi yang paling 
mudah adalah dengan sistem pengaturan pelat nomor kendaraan yang boleh 
beroperasi. "Jika Senin kendaraan bernomor genap yang boleh melaju di jalan, 
Selasa gantian nomor ganjil yang melaju di jalan. Begitu juga hari-hari 
berikutnya. Pengaturan pergerakan itu dapat mengurangi beban jalan sehingga 
kemacetan akan mudah diatasi," katanya. 

      "Fraksi PDI-P akan memanggil dinas perhubungan untuk berdiskusi mencari 
solusi yang memungkinkan guna mengatasi kemacetan," ujar Nakum. 

      Sehubungan dengan pembangunan jalur bus transjakarta yang dijadwalkan 
selesai pada 15 Desember 2007, Nakum mengingatkan agar petugas dinas 
perhubungan dan polisi terus berjaga di kawasan rawan macet hingga kemacetan 
selesai. "Selama ini di beberapa kawasan, petugas sering tidak terlihat 
meskipun terjadi kemacetan parah," ujarnya. 

      Pengaturan waktu kerja 

      Menurut Gunawan, jika pembatasan pergerakan tidak dapat dilakukan, DPRD 
dan pemerintah perlu memikirkan pengaturan waktu kerja agar tidak tercipta 
kemacetan parah. Jika jam masuk dan pulang pegawai negeri sipil, pegawai 
swasta, dan siswa sekolah tidak sama, beban volume lalu lintas juga tak terlalu 
berat. 

      Sementara pemerhati masalah transportasi kota dari Universitas Trisakti, 
F Trisbiantara, mengatakan, ada tiga langkah jangka pendek yang bisa dilakukan 
untuk mengatasi kemacetan, yakni pengaturan jam kerja fisik proyek, arus lalu 
lintas, dan penertiban hambatan samping lain. 

      Trisbiantara menguraikan, pembangunan jalur bus transjakarta di Koridor 
VIII, IX, dan X melewati jalan yang menjadi urat nadi kota. "Pekerjaan proyek 
harus dipercepat, bekerja lembur dengan sistem regu agar pekerja tidak sampai 
lelah. Sekarang malah kerjanya seperti orang kantoran," katanya. 

      Sementara, menurut Manajer Habitat Program dari United Nations Human 
Settlements Programme Dodo Juliman, pembangunan infrastruktur transportasi 
massal untuk mengurai kemacetan di Jakarta dan kawasan sekitarnya harus 
disinergikan dengan kebijakan perumahan yang mampu mendorong pembangunan 
perumahan vertikal di pusat kota. (eca/cal/ryo) 
     

               
             








=======================================
Just because we are smart, don't think other people are stupid
Watashi wa Isuramu kyou desu            
=======================================

Kirim email ke