FYI,

buat yg lagi hamil n siap2 mnyusui.. buat busui ok jugaaa...

Uci mamaKavin+ija
http://oetjipop.multiply.com

--- In [EMAIL PROTECTED], Andi Fatmawati <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:

        Perlekatan, Kunci Sukses Menyusui
Sumber: Mother And Baby Sun, 07 Oct 2007 09:00:00 WIB

  Bagi ibu yang sedang menyusui, selain ketenangan psikis, perlekatan
juga salah satu kunci keberhasilan pemberian ASI atau menyusui.
Perlekatan yang baik kala menyusui akan menghindari masalah pada
payudara. Ingat, saat menyusui lidah bayi bergerak bergelombang
(memeras) dan mendorong ASI dari gudang ASI ke dalam mulut.

Perlekatan yang baik adalah dagu bayi menempel pada payudara Ibu.
Mulut bayi terbuka lebar, bibir bawah bayi berputar ke bawah, dan
sebagian besar daerah areola payudara masuk ke mulut bayi. Dengan cara
itu, maka kelenjar-kelenjar susu akan bekerja sempurna mengalirkan ASI.

Bila bayi menyusu hanya mengisap bagian puting maka terjadi perlekatan
yang salah. Isapan seperti itu tentu saja tidak memaksimalkan
keluarnya ASI atau ASI keluar tidak lancar. Selain itu, karena
perlekatan yang salah bisa memunculkan masalah di sekitar payudara
terutama di daerah puting, seperti nyeri dan lecet.

Sebenarnya, ada beberapa penyebab dari perlekatan yang buruk seperti
faktor Ibu yang belum berpengalaman. Penyebab kurang pengalaman dari
Ibu bisa saja karena baru memiliki satu anak atau bayi sudah terkena
susu botol. Faktor lainnya bisa juga karena fungsi tidak sempurna,
misalnya bayi terlalu kecil, payudara kaku, payudara penuh, dan mulai
pemberian Asi pada bayi terlambat. Perlekatan tidak berhasil bisa jadi
karena petugas kesehatan yang tidak terlatih. Faktor pemakaian botol
saat menyusui bayi juga menjadi penyebab perlekatan buruk. Artinya,
bayi sebelum dikenalkan ASI sudah diperkenalkan terlebih dahulu dengan
susu formula. Atau bisa juga bayi sebelum tiba waktunya diberi makanan
pendamping ASI, sudah diberikan terlebih dahulu.

Perlekatan buruk bisa juga terjadi karena faktor pendukung bagi ibu
yang melahirkan tidak ada. Misalkan keluarga kurang mendukung. Karena
itu dukungan dari keluarga sangat dibutuhkan teutama dari suami. Peran
suami dan keluarga terhadap pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif
sangat besar.

ASI diproduksi di Alveoli, bila ASI habis maka alveoli akan segera
memproduksi lagi. Alveoli berbentuk bulat dan bergerombol seperti buah
anggur. Alveoli dikelilingi otot yang disebut myoepithel. Otot inilah
yang memompa ASI keluar dari alveoli menuju tempat penyimpanan ASI.
Kerja myoepithel sangat tergantung pada hormon oksitosin yang dikirim
otak. Jika oksitosin keluar, otot pun bekerja.

Oksitosin bisa keluar jika ibu merasa tenang dan disayang oleh suami
serta mendapat dukungan dari orang-orang di sekelilingnya. Dan di
sinilah suami memegang peranan penting. Dengan memperlihatkan kasih
sayang dan perhatian terhadap ibu dan bayi.
Peran suami dalam proses tersebut akan memberi motivasi ibu untuk
menyusui.

Suami dapat berperan dalam menyukseskan ASI eksklusif dengan tak hanya
menjadi pengamat pasif. Akan tetapi, ia juga dengan aktif memberikan
bantuan praktis misalnya, jika bayi ingin menyusu, ayah yang
menggendong untuk diserahkan kepada ibu. Dengan begitu terjadi sebuah
ritual kecil yang melibatkan ketiganya.

Suami juga bisa ikut berperan menyendawakan bayi setelah diberi ASI,
mengganti popok, menggendong, menenangkan bayi yang menangis, membawa
bayi untuk berjemur dan berjalan-jalan, juga membantu pekerjaan rumah
lainnya. Dengan melakukan hal-hal tersebut, seorang ibu akan merasa
tenang dan mendapat dukungan dari suami.

Kesuksesan dalam menyusui juga didukung oleh posisi menyusui Ibu yang
benar. Posisi tubuh dan cara memegang bayi, membuat lbu dan bayi
sama-sama nyaman. Karena itu tidak ada salahnya bila para ibu juga
memahami posisi menyusui.

Posisi menggendong
Baringkan si kecil dalam posisi menyamping. Sebagian muka, perut dan
lututnya menempel pada dada dan perut Anda. Selipkan tangan bayi
lainnya di bawah lengan Anda biar bebas bergerak-gerak. Ini posisi
menyusui paling favorit sepanjang zaman.

Posisi menggendong silang
Sangga kepala bayi dengan telapak tangan. Kepala, bahu dan perutnya
menghadap Anda. Jika Anda menyusui dengan payudara kiri, pegang si
kecil dengan tangan kanan. Tempelkan mulutnya ke puting susu dengan
ibu jari, sedangkan lengan Anda di belakang kepalanya. Posisi ini bisa
jadi pilihan jika payudara Anda terlalu besar bagi mulut mungilnya.

Posisi tidur bersisian
Ganjal kepala, bahu dan kedua lutut Anda dengan bantal. Dengan begitu,
punggung dan panggul Anda dalam garis lurus. Sambil tidur berhadapan,
bantu mulutnya mendekat pada puting susu. Biar nyaman, ganjal kepala
bayi dengan bantal juga. Posisi ini bisa dilakukan jika Anda belum
bisa duduk enak atau seusai operasi Caesar.

Posisi menyangga kepala
Sangga kepala, leher, dan bahu si kecil dengan telapak tangan Anda,
sedangkan tubuhnya diletakkan di bawah tangan Anda. Mukanya menghadap
Anda. Biar nyaman, ganjal tangan Anda dengan bantal yang diletakkan di
atas pangkuan. Kalau Anda akan menyusui pada payudara kanan, pegang
bayi dengan tangan kanan. Arahkan mulut bayi ke puting susu Anda.
Posisi ini oke banget bila si kecil mungil, kembar, puting susu Anda
datar, dan Anda habis operasi Caesar.
              Sumber: Tabloid Ibu Anak






--------------------------------------------------------------
Beli tanaman hias, http://www.toekangkeboen.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke