Mbak, saya dulu sewaktu bujangan perokok berat. Satu hari bisa sampai 2 bungkus. Apalagi kalau pas sedang nongkrong dengan teman2 sesama perokok dan ada teman datang malah bisa lebih 3 bungkus. Pernah nyoba untuk berhenti sampai 6 bulan. Tapi karena godaan teman akhirnya kembali merokok lagi. Saat menikah kebetulan istri alergi dengan asap rokok dan sedang hamil. Rasa sayang aku sama anak istri alhamdulillah melebihi keegoisan aku untuk tetap menikmati asap rokok. Akhirnya dengan kesadaran sendiri aku berhenti sampai sekarang. Ternyata keinginan berhenti itu datang dalam diri sendiri bukan dari orang lain. Ada beberapa pertimbangan aku saat itu, antara lain ;
- dengan merokok mungkin nikmat saat itu bagi aku, tapi penyakit bagi orang yang menghirupnya sehingga aku telah berbuat zalim buat orang lain terutama anak istri dan kesehatanku sendiri - kenikmatan yang aku dapat setelah berhenti merokok bertambah. Tanpa aku sadari makanan dan minuman yang aku makan jauh lebih nikmat ketimbang saat sedang merokok karena tidak terpengaruh dengan asap dan panasnya hawa di dalam mulut. - nafas jadi lebih longgar berbicara jadi lebih pede karena bau asap rokok sekarang ini hampir semua orang sudah kurang menerima [ada bau yang tidak sedap, apa lagi bila asap rokok tersebut menempel di baju, dan tembok rumah. - anak dan istriku nggak mesti mikir2 untuk dekat dengan aku karena kekhawatiran asap dan apinya bisa melukai mereka, jadi bisa mesraan dengan keluarga kapan saja [biasanya dulu waktu mau dekat sama mamanya si caca aku gak bisa kalau sedang merokok, sebab dia alergi dengan asap rokok jadi malah ngumpet2 atau menjauhinya saat merokok. Akhirnya gak bisa sambil bercanda dengan istri] - aku mulai tegas ke teman2 saat mereka merokok dengan tidak menyambut rayuan mereka untuk merokok lagi. - terakhir dan penting, biaya rokok sebulan kan bisa aku pakai untuk susu anak, ngajak istri nonton, atau makan dimall-mall atau beli hadiah buat mereka. Jadi, kesimpulannya "mau beri istri dan anak asap rokok atau hadiah makan di restourant atau beli susu dan pakaian anak?" Demikian pengalaman aku dalam mengatasi rokok. Moga2 kiat2 Ini bisa digunakan oleh suami mbak Ida yah. Dari mantan Perokok berat seperti saya ini. Ayahtasha -----Original Message----- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, December 27, 2007 4:12 PM To: balita-anda@balita-anda.com Subject: Re: [balita-anda] Berhenti merokok suami ku berhenti merokok waktu tau aku hamil alvero, mbak. padahal sebelumnya 2 bungkus sehari. langsung berhenti gitu aja, ga pake dikurangi dikit demi sedikit. mungkin tergantung niat juga kali ya. walhasil sekarang dia jadi endut dan kebiasaan merokoknya di alihkan ke teh. maaf kalo kurang membantu. ika Bunda Alvero, Davina & + 7 week ~ Ambil yang baik, buang yang buruk dan ciptakan yang baru. Ida Rifai <[EMAIL PROTECTED]> 12/27/2007 02:30 PM Please respond to balita-anda@balita-anda.com To balita-anda@balita-anda.com cc Subject [balita-anda] Berhenti merokok Dear Temanss.. Ada yang punya pengalaman sukses berhenti merokok?? Baik diri sendiri ato suami?? Bagi tipsnya doonnggg.. Ato ada yang tau gak tempat terapi hipnotis untuk berhenti merokok?? Suamiku udah pengen berhenti niiihhh.. -ida- ------------------------------------------------------------------- Notification: As of 27 Mar 2007, PT. Kiani Kertas had changed its name to PT. Kertas Nusantara. In conjunction with the name change, the email address' domain had also changed from @corp.kiani.com to @corp.kertas-nusantara.com.