SIAPA yang bisa menyangka, seorang anak bangsa dari kota kecil, Salatiga
bisa menyentak dunia? Septi Peni Wulandari tidaklah muda lagi. Usianya telah
menginjak 35 tahun. Dia bukanlah seorang direktris perusahaan, ataupun
pemegang jabatan 'seksi' yang patut dilirik. Dia "hanya" seorang ibu rumah
tangga, kebanggaan bagi 3 buah hatinya. Namun, dengan 10 jarinya ia mampu
merambah Amerika, membuat para ibu rumah tangga di sana menganga dengan
inspirasinya.
Septi Peni Wulandari - biasa disapa Peni- adalah sosok yang memperkenalkan
metode jarimatika. Sebuah konsep kontemporer mempelajari matematika, mata
pelajaran yang mungkin pernah membuat pusing kita semua. Jarimatika adalah
kependekan dari Jari dan Matematika. Metode yang dikembangkan Peni sangat
simpel, tapi tak semua orang terpikir dengan sesuatu yang sederhana itu.
"Saya terinspirasi dari anak-anak saya, untuk mengubah cara pandang mereka
terhadap matematika yang dianggap rumit. Saya mulai dengan yang
konvensional, bermain dengan 10 jari, kadang ditambah juga dengan jari kaki.
Aha...! Kenapa tidak kita aktifkan kembali, memaksimalkan penambahan,
pengurangan, perkalian dan pembagian, sehingga membuat anak-anak mudah,"
kata Peni yang ditemui di Jakarta beberapa waktu lalu.
Peni lalu mencontohkan, pola kerja jarimatikanya. Lima jari di tangan kanan
diumpamakan sebagai angka satuan, dan lima jari di tangan kiri sebagai angka
puluhan. Dengan cepat pula ia mencontohkan penambahan, pengurangan,
pembagian, dan perkalian dengan 10 jarinya. "Kalau awal-awal memang susah.
Itu juga yang saya alami ketika menularkannya kepada ibu-ibu rumah tangga di
sekitar tempat tinggal saya. Apalagi, ibu-ibu kan mungkin jari tangannya
sudah kaku. Ada yang sampai menangis segala pas belajarnya. Tapi saya
semangati, sabar nanti pasti bisa," ungkap ibu dari Enes (11), Ara (10) dan
Elan (5) ini.
Kreatifitas Peni tak berhenti sampai di jarimatika. Kegemarannya menulis
buku harian tentang segala aktifitas harian bersama sang anak, juga
membuatnya menghasilkan beberapa buku. Berkembang lagi dengan mengajak
ibu-ibu rumah tangga untuk mandiri secara finansial melalui kursus
jarimatika. Peni ingin mengubah pandangan yang menganggap ibu rumah tangga
tak ada nilainya, dan tak dianggap sebagai profesi. "Sekarang, kalau ditanya
saya dengan bangga mengatakan bahwa saya adalah ibu rumah tangga
profesional. Dan ternyata menjadi ibu rumah tangga juga bisa mandiri secara
finansial. Akhirnya, banyak juga yang memilih meninggalkan karirnya dan
kembali ke rumah bersama anak-anak" ujarnya.
Dengan jarimatika-nya, mantan PNS ini membangun perkumpulan ibu-ibu rumah
tangga yang dinamakannya Institut Ibu Profesional dengan anggota 1000 orang.
Kegiatannya, segala sesuatu yang menghasilkan selain mengadakan kursus
jarimatika. Di kota kelahirannya Salatiga, Peni membangun pusat pelatihan
dan *training center *di kawasan Margo Sari. Kata dia, segala sesuatu tak
harus berpusat di Jakarta.
Dari Salatiga, Peni merambah Amerika Serikat. Pada tahun 2007, ia diundang
ke beberapa kota di negara adidaya itu dan mengajarkan jarimatika kepada
puluhan ibu rumah tangga disana. Kiprah Peni tak berhenti sampai di Amerika.
Dalam waktu dekat, ia juga akan memenuhi undangan ke sejumlah negara lain
seperti Swedia, Malaysia, Singapura, Thailand dan beberapa negara di kawasan
Timur Tengah. Bagaimana dengan anak-anak, jadi sering ditinggal *dong* mbak?
"Saya bagi tugas dengan suami. Saya selalu mencoba bijaksana dengan waktu
untuk anak-anak," katanya.

sumber : kompas.com

Kirim email ke