FYI

Uci mamaKavin+ija
http://oetjipop.multiply.com

--- In [EMAIL PROTECTED], "dina kurniasari"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:

*



MENCEGAH KECELAKAAN PADA BAYI*

*S**ebagian upaya pencegahan kecelakaan di rumah sering dirasa mengada-ada
oleh para orang tua. Namun sesungguhnya, jumlah kecelakaan pada bayi sudah
tak bisa dihitung dengan jari. Cegahlah sekarang juga!*

Ini tidak main-main. Data menunjukkan angka kecelakaan di rumah sebagian
besar menelan korban anak-anak. Pada bayi, umumnya kecelakaan terjadi
karena
jatuh, tergores benda tajam, tersedak, tercekik atau tanpa sengaja menelan
obat-obatan dan bahan kimia yang ditaruh di sembarang tempat. Bisa
ditebak,
umumnya kecelakaan seperti itu disebabkan kelalaian orang dewasa di
sekitarnya.

Menurut *Dr. Sudjoko Kuswadji, MSc(OM) PKK*, dokter ahli kesehatan kerja,
setiap kecelakaan pada anak yang terjadi di rumah menjadi tanggung jawab
orang tuanya. "Sebab, anak-anak usia di bawah lima tahun, pada dasarnya
belum bisa menjaga dirinya sendiri."

Di Amerika saja, tambahnya, orang tua yang menyebabkan anaknya meninggal
atau cacat karena kecelakaan di rumah, akan dituntut oleh *District
Attorney
*atau jaksa penuntut umum. Pasalnya, akibat kelalaian orang tua, anaknya
jadi meninggal atau cedera.

Di Indonesia, kasus-kasus cedera dan kematian anak akibat kecelakaan di
rumah, jarang sekali dilaporkan, apalagi sampai dibawa ke meja hijau.
Kebanyakan kasus yang terjadi pun diakui orang tua, tidak diduga akibat
"kelalaian" mereka, sehingga anak-anak menjadi korban.

"Kebanyakan orang tua tak menyadari, bayi bisa bergerak secara cepat.
Mereka
menjangkau apa saja yang ada di dekat mereka. Ditambah rasa ingin tahu
mereka. Ditinggal ibunya sebentar saja, bisa fatal akibatnya," sesal Djoko
yang berpraktik di Klinik International SOS, Jakarta. Contohnya, ibu
dan si
kecil duduk bersama di meja makan. Tiba-tiba telepon berdering dan ibu
beranjak untuk menerima telepon. Tak lama, anaknya sudah menjerit karena
tersiram kopi panas milik ibunya.

Kalau saja orang tua bisa mengantisipasi hal-hal di rumah yang bisa
mencederai anak, mungkin tak banyak anak yang akan menjadi korban. Berikut
cara-cara mengantisipasi bahaya di rumah, seperti yang disarankan Sudjoko.
 TERSEDAK

*PADA* usia tertentu, anak-anak selalu memasukkan apa pun di mulutnya.
Hati-hati, bisa membuatnya tersedak! Inilah beberapa hal yang perlu
dilakukan orang tua untuk mencegah kejadian tersedak:

* Jauhkan anak dari barang-barang kecil dan mainan yang bisa dilepas
menjadi
bagian-bagian kecil.

* Belilah mainan yang sesuai dengan umur dan keterampilan bayi. Memberikan
mainan untuk umur 2 tahun ke atas kepada bayi, sungguh mengundang risiko,
karena ukurannya yang kecil.

* Jauhkan mainan anak-anak yang lebih besar dari jangkauan si bayi. Bayi
selalu tertarik dengan benda berwarna yang cerah.

* Ajari si kakak untuk selalu menyimpan mainannya secara rapi pada kotak
khusus tertutup yang sudah disediakan.

* Periksa secara berkala semua mainan yang mungkin kendur atau sudah
patah.
Bagian yang terlepas bisa mudah tertelan.

* Setiap kali membersihkan lantai, pastikan tak ada benda kecil yang
tertinggal seperti peniti, uang logam, baterei, tutup botol, kuku,
penjepit
kertas, jepit rambut, karet gelang, dan benda kecil lainnya.

* Hindari memakaikan baju yang penuh kancing atau aksesoris yang mudah
ditarik. Bila terlepas, bisa tertelan oleh bayi.

* Jangan memberikan permen, popcorn, kacang, dan makanan potongan
kecil atau
butiran karena dapat membuat bayi tersedak, atau benda itu masuk ke dalam
hidung.

* Selalu tunggui setiap kali bayi makan. Jangan memberi makan sembari ia
bermain, merangkak atau belajar berjalan.
*TENGGELAM*

*SERING* terjadi bayi yang sudah mulai berjalan sendiri atau anak kecil
tenggelam di kolam renang milik orang tuanya. Ini karena minimnya
pengawasan
saat si bayi bemain-main di dekat kolam renang. Agar anak terhindar dari
bahaya tenggelam, inilah yang perlu dilakukan orang tua!

* Gunakan ember dan air yang ukurannya disesuaikan usia anak. Jangan
pernah
meninggalkan bayi sendirian sedetik pun di dekat bak mandi.

* Selalu buang air di dalam *bath-up *setiap kali usai menggunakannya.
Bila
sedang mengisi *bath-up*, tutuplah pintu kamar mandi. Bila perlu, kuncilah
untuk mencegah si kecil merangkak masuk.

* Sekeliling kolam renang harus diberi pagar pengaman yang rapat dan pintu
pagar menuju kolam harus selalu terkunci.

* Selalu awasi si kecil bila ia berada di dekat air, meski di kolam yang
khusus untuknya sekalipun.

* Jangan terlalu berambisi mengajari bayi berenang sejak dini di kolam
renang umum. Usia yang paling disarankan adalah tiga tahun karena daya
tahan
tubuhnya sudah lebih kuat menghadapi parasit dan bakteri yang mungkin
ada di
kolam renang umum. Lagi pula, kalau diajarkan terlalu dini, orang tua
biasanya "menggampangkan"; begitu si kecil sudah bisa *ngambang* atau
berenang sedikit, dikiranya sudah aman padahal belum tentu. Kelak, bila
ingin memasukkan si kecil ke kursus renang, pilihlah guru yang
bersertifikat
dan terlatih mengajar balita.
KESETRUM

*YANG* sering terjadi, anak kesetrum karena memasukkan benda logam ke
dalam
stop kontak. Bahaya kesetrum bisa dihindari dengan cara-cara berikut:

* Kita harus rajin mencek setiap kabel-kabel listrik dan stop kontak yang
ada di rumah. Bila ada kabel yang mengelupas, segera ganti dengan kabel
baru. Gantilah stop kontak dengan model yang tertutup atau berpengaman.
Misal, harus diputar dulu bila hendak digunakan.

* Tutup stop kontak dengan barang-barang furnitur berat yang tak mudah
digeser.

* Hindari peralatan listrik seperti mikser atau setrika dengan kabel
menjuntai dari jangkauan anak-anak.

*TERBAKAR*

*BAYI* memiliki kulit yang lebih tipis dibandingkan anak-anak dan orang
dewasa. Kulit mereka lebih rentan terhadap luka bila terkena api atau
tersiram sesuatu yang panas. Yang sering terjadi, ibu membuat susu sambil
tetap menggendong bayinya. Bahayanya, jika si bayi meronta, maka botol
susu
yang sudah berisi air hangat akan terguncang hingga airnya bisa
menyiram si
bayi. Apa yang buat kita tidak terasa panas, buat si bayi bisa menyebabkan
kulit jadi merah seperti halnya tersiram air panas.

Supaya risiko terbakar atau terkena air dan benda panas dapat dihindari,
lakukan hal berikut:

* Selalu mengetes terlebih dulu panasnya air yang akan digunakan untuk
menyeduh susu atau memandikan bayi.

* Jika Anda sedang menikmati kopi atau teh, hindari sambil memegang bayi.

* Jangan sambil menggendong bayi bila sedang memasak. Si kecil bisa
menarik
gagang panci atau meronta-ronta yang membuat konsentrasi Anda terpecah.

* Arahkan mulut teko ke dalam, untuk menghindari tertumpah ke bawah bila
tersenggol.

* Jangan sambil menggendong bayi bila sedang menyetrika.

* Simpan korek api dan pemantik api jauh dari jangkauan anak.

*JATUH*

*SERING* terjadi, bayi jatuh dari *baby taffel *atau tempat tidur, baik
tempat tidurnya sendiri atau orang tuanya. Agar si kecil tak sampai jatuh,
orang tua seharusnya:

* Tidak membiarkan si bayi (terutama yang sudah bisa tengkurap dan
merangkak) sendirian sedetik pun bila dia berada di tempat tidur, *baby
taffel,* sofa atau kursi.

* Pasang pagar pengaman di tangga yang menuju ruang atas.

* Pasang tali pengaman di kursi bayi, dorongan bayi, kursi makan dan
peralatan lain yang dilengkapi tali pengaman. Meski hanya ditinggal
membuat
susu atau menerima telepon, tetap pasangkan tali pengaman ini.

* Jika si bayi sudah mampu berdiri, lepaskan *bumper* (bantal
pengaman) dari
tempat tidurnya karena akan dipakainya untuk memanjat.

* Untuk mengantisipasi si kecil jatuh dari tempat tidur, sejak awal
belilah
tempat tidur yang bisa diatur ketinggiannya. Semakin besar si kecil,
seharusnya semakin rendah alas ranjangnya sehingga ia tidak bisa meloncati
pagar pengaman tempat tidur karena menjadi lebih tinggi. Kuncilah selalu
pagar pengaman ini.

* Jangan gunakan *baby walker*. Ini penyebab bayi sering jatuh. Kalau
kakinya sudah bisa mengayuh, luncurannya bisa kencang. Nah, cedera
biasanya
terjadi karena jatuh terjungkal atau menabrak benda-benda lain di rumah.

* Jangan taruh bayi dan kursinya di tempat tinggi, semisal di meja, di
tempat yang tidak rata atau di bangku yang tinggi. Jangan biarkan si kecil
sendirian duduk di kursinya.
*TERCEKIK DAN KEKURANGAN NAPAS*

*KASUS* yang sering terjadi bayi kekurangan napas karena hidungnya
tertutup
oleh bantalnya sendiri. Bahaya tercekik dan kekurangan napas dapat dicegah
dengan cara:

* Taruh bayi di tempat tidur yang spreinya tidak kusut dan kasurnya tak
terlalu empuk agar tak timbul gelombang.

* Hindari bayi tidur dengan bantal-bantal yang bertumpuk di sekitarnya.
Tumpukan ini bisa rubuh lalu bantal menutupi jalan napasnya.

* Ikat semua tali yang menjuntai, seperti tali gorden, krei, tali sarung
guling, dan lainnya sehingga tak bisa dibuat mainan oleh si kecil. Bahaya
tercekik bisa timbul dari tali yang menjuntai.

* Jangan mengikatkan sesuatu pada lehernya, termasuk topi yang memakai
tali
pengikat.

* Jangan memberikan mainan yang bertali atau mempunyai simpul-simpul yang
bisa dilepas.

* Simpan semua tas plastik, kantong plastik dari jangkauan bayi. Bahaya
kekurangan napas dapat terjadi bila bayi bermain tas plastik. Mereka
memasukkan kepalanya ke dalam plastik, padahal akibatnya ia bisa
kekurangan
napas karena defisit udara.
*KERACUNAN*

*BAHAYA* keracunan yang sering terjadi pada anak adalah menelan obat
berlebihan (overdosis) karena orang tua menaruh obat sembarangan. Potensi
keracunan lainnya menelan cairan kosmetik ibunya, cairan pembersih untuk
rumah dan cairan pembasmi serangga, dan bahan beracun lainnya. Untuk
menghindarinya, berikut yang harus dilakukan:

* Taruh semua barang-barang yang menimbulkan potensi keracunan seperti
bahan-bahan pembersih, pewangi pakaian, pupuk, dan lainnya di tempat
tinggi
dan tak mudah dijangkau. Bila perlu, kunci lemari khusus tersebut.
Simpanlah
tetap bersama pembungkusnya. Biasanya, di situ tertera cara menanggulangi
bila terhirup atau tertelan.

* Hal yang sama juga berlaku dalam penyimpanan kosmetik, parfum, pencuci
mulut, pembersih muka dan peralatan kosmetik lainnya.

* Taruh bumbu dapur, kecap, sirup, dan minyak goreng di tempat yang
terkunci
pula.

* Demikian juga vitamin, obat-obat bebas, dan lainnya di tempat yang aman
dari jangkauan anak.

Seharusnya kemasan bahan yang beracun (*toxic product*) didesain
sedemikian
rupa agar tak bisa dibuka oleh anak.

*Santi Hartono. Foto: Iman/nakita*


--
Dina Kurniasari
[EMAIL PROTECTED]
"Semoga semua bayi di dunia mendapat ASI dari ibunya"


[Non-text portions of this message have been removed]

--- End forwarded message ---



--------------------------------------------------------------
Info tanaman hias: http://www.toekangkeboen.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke