FYI...

Uci mamaKavin+Ija
http://oetjipop.multiply.com
S e m a r a n g


--- In [EMAIL PROTECTED], "Irwan Endrayanto" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Dear dr. Wati dan SPs anggota milis SEHAT,

Rabu tgl 18 Juni, kami panitia PESAT ~Jogja diundang dalam pidato
pengukuhan guru besar Prof .dr. Yati Soenarto di UGM- seorang ahli
Diare di Indonesia.

Forum SEHAT dg PESAT mendapat tempat khusus dalam pidato tersebut
karena disebutkan dalam satu alenia khusus dalam pidato, terutama
untuk usaha dr. Wati mencerdaskan orangtua. Nanti saya kopikan
softcopynya jika sudah ada dan ada yang minat.

Berikut cuplikan dari website UGM.
salam
Irwan
http://endrayanto.staff.ugm.ac.id
-=========================
Pemberian Antibiotika pada Balita Sebabkan Diare

Hingga saat ini, diare masih menjadi penyebab utama kematian pada
anak-anak, terutama balita usia enam bulan hingga dua tahun. Penyakit
diare merupakan penyebab kematian anak kedua setelah pneumonia.

"Penyakit itu selalu kejar-kejaran dengan radang paru-paru, menjadi
penyebab kematian nomor satu dan nomor dua pada anak," ungkap ahli
kesehatan anak Prof dr Srisupar Yati Soenarto PhD SpAK, usai
menyampaikan pidato pengukuhan guru besar pada Fakultas Kedokteran
UGM, di Balai Senat UGM, Rabu (18/6).

Yang lebih membahayakan, imbuhnya, ada kecenderungan pemberian
antibiotika pada pasien dan penderita diare secara sembarangan atau
berlebihan, sehingga justru membuat resisten penyakit diare tersebut.

"Kebanyakan pasien atau orangtua yang memeriksakan anaknya seringkali
kurang puas jika anaknya belum diberi antibiotika. Padahal, seringkali
diare hanya cukup dilawan menggunakan oralit," jelas Yati.

Sebuah penelitian di lima provinsi di Indonesia pada 2003 menunjukkan,
penggunaan antibiotika untuk balita diare mencapai 85 persen.
Sementara menurut catatan Depkes pada 1987, sebesar 88 persen.
Sedangkan penelitian yang ia lakukan bersama mahasiswa pada 2007
menunjukkan, penggunaan antibiotika tidak rasional diare cair akut di
rumah sakit non pendidikan hampir seratus persen, sedangkan di rumah
sakit pendidikan hanya 18 persen.

Padahal, penggunaan tak rasional semacam itu juga dapat mengganggu
keseimbangan mikroflora dalam usus sehingga menyebabkan 'Antibiotic
Associated Diarrhea (AAD).

"Berdasarkan penelitian, kejadian AAD pada pasien rawat inap sebesar
31 persen," ungkap Yati kemudian.

Ketidakrasionalan terapi diare, tutur Yati lebih jauh, juga menjadi
isu penting terkait hasil temuan etiologi diare pada anak. Peresepan
jumlah obat berlebihan, polifarmasi, peresepan antibiotika dan obat
injeksi tidak sesuai indikasi, peresepan antibiotika dalam dosis
subterapeutik, peresepan antidiare, serta semua ketidakrasionalan
lainnya pun menjadikan beban biaya penanganan yang tinggi. Antibiotika
seharusnya hanya diberikan pada penderita diare akibat bakteri dan
antiparasit pada parasit.

Kendati begitu penggunaan antidiare seperti kaolin-pektat (absorben)
dan antimotilitas juga masih sering ditemukan, meski sebenarnya
antidiare dapat memperburuk keadaan pasien dengan menutupi keadaan
sesungguhnya. Absorben dapat menyebabkan pengeluaran kausa diare
bersama feses sehingga memperluas penularan diare.

Di lain pihak, antimotilitas memang dapat mengurangi diare dengan
menghambat kontraksi usus, tetapi juga menghambat pengeluaran toksin
dan bahkan dapat menyebabkan kelumpuhan usus pada anak-anak.

Sementara, resistensi bakteri merupakan risiko lain penggunaan
antibiotika yang tidak rasional. Sejak 1950-an hingga sekarang
dilaporkan banyak resistensi terhadap antibiotika.

"Penelitian di lima rumah sakit dan lima puskesmas pada 2005-2007
menunjukkan, Shigella sonnei dan Shigella flexneri resisten lebih dari
70 persen terhadap kotrimoksasol, tetrasiklin, dan penisilin.
Sedangkan Salmonella lebih dari 70 persen resisten terhadap
penisilin," tandasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)

--- End forwarded message ---



--------------------------------------------------------------
Info tanaman hias: http://www.toekangkeboen.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke