kalau jawaban spt ini bgmn ya?
 
kalau jawabnya seperti ini tambah bingung donk...

----- Forwarded Message ----
From: Renungan Harian
Sent: Saturday, September 20, 2008 11:25:29 PM


Di Balik Minuman Isotonik

Posted: 20 Sep 2008 01:49 AM CDT

I've got this email, and suprise juga. Coz aku adalah penggemar minuman 
isotonik juga. Well artikel ini mungkin menjelekan produk isotonik, but aku 
tidak bermaksud menjelekan (aku penggemar juga, remember?), cuma if it's true, 
i think u all need to know

---------->>> Read this

Minuman isotonik semakin gencar menyerbu pasaran. Melalui iklan, produk ini 
dicitrakan mampu mengganti cairan tubuh yang hilang dalam waktu singkat. 

Di balik kesan kesegarannya, minuman isotonik dapat berbahaya apabila 
dikonsumsi sembarangan. Sebuah iklan minuman isotonik di televisi mengatakan, 
ion di dalam isotonik mampu menjaga kelembapan kulit dan tubuh lebih baik 
daripada air biasa. Iklan lain menyebutkan, kehilangan dua persen cairan tubuh 
akan menurunkan stamina dan konsentrasi.

Dosen pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor, 
Fransiska Rungkat Zakaria, mengatakan, iklan produk isotonik sebagian 
menyesatkan masyarakat. Di iklan, seolah-olah isotonik bisa diminum siapa saja 
dan dalam kondisi apa saja. Padahal, Fransiska mengingatkan, isotonik tidak 
bisa dikonsumsi sembarangan karena minuman ini mengandung garam natrium (NaCl).

" Coba perhatikan labelnya, pasti ada kandungan Na dan Cl nya," tutur 
Fransiska. Ia menambahkan, minuman isotonik itu tidak lain adalah larutan 
garam. Oleh produsennya, larutan itu kemudian diberi tambahan zat lain, seperti 
vitamin. Ion yang disebut-sebut sangat bermanfaat bagi tubuh sebenarnya juga 
tidak hanya terkandung pada isotonik.

Setiap garam yang dilarutkan dalam air, kata Fransiska, pasti akan berubah 
menjadi ion Na dan ion Cl. "Jadi, ion yang terkandung dalam sayur lodeh dengan 
ion dalam isotonik itu sama saja," tutur Fransiska. Karena berisi garam, 
isotonik tidak boleh diminum sembarangan. Apabila berlebihan, kadar garam dalam 
tubuh akan menyebabkan tekanan darah tinggi atau hipertensi. 

"Bila sudah kena hipertensi, tinggal menunggu saja bagian tubuh mana yang jebol 
duluan," kata Fransiska.

Dari makanan apabila tubuh kita berkeringat, natrium dan klorida yang 
terkandung dalam cairan tubuh ikut keluar melalui pori-pori kulit. Jika kedua 
zat itu tidak digantikan, sel-sel tubuh kita lama-lama akan
rusak dan mati. Persoalannya, dari manakah zat natrium dan klorida itu 
diperoleh ? Apakah harus dari minuman isotonik ? Jawabannya, tidak.

Menurut Fransiska, makanan yang kita konsumsi sehari-hari sudah cukup untuk 
menggantikan natrium dan klorida yang keluar bersama keringat.

"Setiap kali masak, kita selalu menggunakan garam. Itu sudah cukup untuk 
mengganti garam yang keluar dari tubuh. Bahkan berlebih," papar Fransiska.

Ia mengingatkan, dalam kondisi normal, tubuh orang dewasa hanya memerlukan 2,3 
gram natrium per hari, sedangkan klorida hanya 50-100 mg. Pada anak-anak, 
kebutuhan dua zat itu lebih sedikit dibandingkan dengan orang dewasa. Apabila 
kita memasak tanpa garam, kebutuhan natrium dan klorida juga sudah bisa 
dipenuhi dari bahan makanan..

Ia mencontohkan, 1 ons daging merah mengandung 70 mg natrium, sementara setiap 
10 ons nasi mengandung 10 mg natrium. Bahan makanan lain, seperti telur, daging 
ayam, kacang-kacangan, buah,
dan sayur, juga mengandung natrium.

" Karena itu, pada kondisi normal, kita tidak perlu lagi mengganti cairan tubuh 
dengan isotonik," kata Fransiska. Fransiska mengingatkan, isotonik lebih cocok 
dikonsumsi atlet yang menggeluti olahraga berat. Pada atlet olahraga berat, 
kebutuhan sodium memang lebih tinggi dari orang biasa, yaitu 5-7 gram per hari.

Meski begitu, sebaiknya dihitung lebih dulu apakah natrium dan klorida yang 
dibutuhkan atlet bersangkutan sudah cukup didapat dari makanan yang dikonsumsi. 
Bila masih kurang, boleh saja ditambah dengan isotonik.

Di negara maju, kata Fransiska, ada lembaga yang meneliti dan menghitung berapa 
jumlah natrium pada makanan yang dikonsumsi atlet. Hasilnya, menu makanan yang 
dihidangkan tiga kali sehari itu sudah mengandung 6 gram natrium. 

Mengecoh
Meski isotonik tidak boleh dikonsumsi sembarangan, beberapa iklan produk 
isotonik justru memakai model orang biasa (bukan atlet) sebagai konsumen 
isotonik. Minuman isotonik itu juga ditenggak pada kondisi biasa saja, seperti 
terjebak macet yang tidak selalu identik dengan keluarnya ion-ion tubuh secara 
berlebihan.

Bahkan disebutkan, tanpa menyebut kondisinya, isotonik lebih baik dari air 
biasa. Menurut Fransiska, iklan semacam itu sangat menyesatkan masyarakat. 
Produsen boleh saja menarik pembeli dengan iklan yang kreatif, tetapi dalam 
iklan juga harus dicantumkan informasi yang jelas, bukan informasi menyesatkan.

Produsen seharusnya juga mencantumkan peringatan minuman itu mengandung garam. 
Agar konsumen bisa mengambil keputusan terbaik, harus disebutkan pula berapa 
jumlah garam yang dibutuhkan manusia per harinya.

" Memang produsen akan ribut. Kalau label itu diberlakukan, produk mereka tidak 
akan laku. Meski demikian, jangan karena kepentingan ekonomi, kesehatan 
masyarakat dipertaruhkan, " kata Fransiska.

Jadi, meski kelihatannya menyegarkan, hati-hati bila ingin mengonsumsi isotonik.
 
 
------ deleted------

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

Kirim email ke