Moms..mau share nih artikel santai di hari jumat...
http://berandashofia.wordpress.com
 
Aktivitas Seni, Rangsang Kreativitas Anak
April 10, 2008 in Creativity | by sh0f14 | No comments 
Sejak di play group atau taman bermain, anak umumnya sudah diperkenalkan pada 
kegiatan seni yang sederhana. Mulai dari mewarnai, menggambar atau membuat 
kolase atau tempel-tempelan. Tapi benarkah aktivitas seni merangsang daya 
kreatifitas anak? Apakah hanya kegiatan seni yang punya peran merangsang 
kreatifitas anak?
Alangkah bangganya Nadira pada perkembangan putrinya, Nalwa (4 tahun) yang kini 
sudah pandai mewarnai dengan rapi dan indah. Memang sejak usia 3 tahun, Nalwa 
sudah dimasukkan ke taman bermain yang kebetulan dekat rumah. Alasannya, agar 
Nalwa punya kegiatan dan tidak hanya ngendon di rumah yang tidak membuatnya 
kreatif.
Kini alasan itu terbukti. Jika Nalwa mewarnai fldak ada lagi wama yang keluar 
dari garisnya. Selain itu dia juga terlihat mahir memainkan padanan warna 
bahkan tebal tipis nya pun sudah dikuasainya. “Duhh… cantiknya gambar putri 
mama,” seru Nadira begitu Nalwa memperlihatkan gambar bunga dan kupu-kupu yang 
bare saja selesai diwamainya Sejak pandai mewarnai, dalam pandangan Nadira, 
banyak kemajuan yang telah di capai oleh Nalwa. Jika melihat kertas kosong 
inginnya selalu menggambar. Tak hanya itu, Nalwa jarkan untuk berpikir dan 
mengolah masalah dari sudut seni yang tidak kaku, terbuka terhadap berbagai 
masukan, sehingga dapat menyelesaikan masalah dengan cara yang unik. “Seni 
mengajarkan anak pada keleluasaan cara berpikir, ide-ide kreatif hingga 
memandang sesuatu dari yang orisinal, bahkan kemampuan untuk mencari 
penyelesaian masalah atau problem solving,” urai Rosdiana.
Namun disayangkan Rosdiana, banyak orang yang hanya terpaku pada kegiatan seni 
saja untuk merangsang kreatifitas anak. Dukungan dari lingkungan, katanya, juga 
sangat berperan dalam membangun pondasi kreatifitas ini. “Kegiatan lain seperti 
olah raga, bela diri, dapat mengajarkan anak untuk mengendalikan emosi,” papar 
Rosdiana yang aktif di Klinik Mutiara Gading, Kelapa Gading, Jakarta Utara. 
Seri bela diri dapat mengolah emosi terutama bagi anak yang pemarah, tidak 
sabaran atau cengeng.
Seni bela diri seperti pencak silat atau taekwondo dan sejenisnya juga memiliki 
pengaruh besar dalam menyalurkan amarah dan rasa malu. Kedua seni ini sama-sama 
mengajarkan kebersamaan, kerja sama dan pengendalian diri.
Dengan dukungan dan rangsangan penuh dari lingkungan, maka kreatifitas anak 
akan muncul. Contohnya, jika anak memilih wama kuning atau coklat pada daun 
yang akan -diwamainya, jangan salahkan atau langsung menyuruhnya mengganti 
dengan warna hijau. Barangkali anak sedang berimajinasi bahwa tidak semua daun 
berwama hijau. Memaksanya untuk mengganti karena beranggapan bahwa wama daun 
harus hijau, sama artinya memasung kreatifitasnya. Pada akhirnya jika hal itu 
sering Anda lakukan, kreatifitas anak akan terhenti. “Malas ah, paling nanti 
mama akan menyalahkan.”
Banyak manfaat yang dapat diambil dari kegiatan seni. Manfaat tersebut tentunya 
akan berguna juga dalam kehidupan sehari-hari. Kesuksesan anak tidak hanya di 
ukur dari skor IQ yang tinggi saja. Kehidupan ini tidak di nilai oleh IQ tapi 
lebih pada kecerdasan seseorang dalam mengolah diri dan lingkungannya Oleh 
karena itu saran Rosdiana, amat menyedihkan jika anak yang cerdas tidak diberi 
sentuhan seni. Rosdiana mengakui berdasarkan penelitian, anak yang tumbuh tanpa 
dibarengi dengan kemampuan seni maka kehidupannya akan menjadi gersang. Anak 
menjadi kaku, ddak hanya dalam berinteraksi dengan lingkungan tapi juga dalam 
memandarig persoalannya. “Prosentase keberhasilan seseorang 77 hingga 80% 
ditentukan oleh Emosional Quation-baru selebihnya Intelegence Quation,” 
tegasnya. Jika penelitian berkata demikian akankah Anda berpikir sempit tentang 
ragam kreatifitas seni?


      

Kirim email ke