GANGGUAN makan atau feeding disorder adalah suatu kondisi di mana bayi atau 
anak tidak dapat atau menolak untuk makan, atau memiliki kesulitan makan, yang 
dapat menyebabkan penyakit, kegagalan pertumbuhan normal, dan bahkan kematian. 

Gangguan tersebut bisa berupa menolak makan, makan diemut, muntah, tersedak, 
dan memilih-milih makanan. Gangguan ini dapat mengarah pada malnutrisi dengan 
konsekuensi perkembangan yang cukup serius. Ditandai dengan pengurangan berat 
badan yang tiba-tiba pada bayi atau anak-anak (di bawah 6 tahun) dan 
perlambatan atau gangguan emosi dan perkembangan sosial. Bila tidak 
diidentifikasi lebih dini, gangguan makan memiliki efek jawngka panjang pada 
pertumbuhan dan perkembangannya. 

Makanan dan gizi adalah hal terpenting dalam proses tumbuh kembang anak yang 
optimal. Banyak orangtua yang telah mengetahui pentingnya asupan makanan dan 
gizi bagi pertumbuhan dan perkembangan anaknya, sehingga mereka memilihkan menu 
makanan yang bernutrisi tinggi. 

Sayangnya, kesulitan biasanya datang dari sisi sang anak. Mereka sering tidak 
mau makan atau cenderung lebih menyukai makanan seperti makanan siap saji atau 
junk food, makanan manis (permen dan coklat), atau makan camilan dalam kemasan 
yang gurih-gurih. Hal ini kemudian menimbulkan istilah yang disebut "gangguan 
makan."

Menurut Prof DR Ir Ali Khomsan MS, dari Departemen Gizi Masyarakat IPB, 
penyebab gangguan makan normal ditemukan pada anak yang mulai belajar berjalan, 
biasanya pada usia antara 9-16 bulan. Sebelum usia tersebut, perkembangan fisik 
dan otak anak berlangsung paling pesat, karena itu tubuh membutuhkan gizi yang 
banyak, sehingga biasanya anak memiliki nafsu makan yang baik. 

Namun mulai sekira usia 1 tahun, perkembangan tubuh tidak lagi sepesat 
sebelumnya, kebutuhan tubuh akan makanan menurun dan biasanya diikuti nafsu 
makan anak yang juga menurun. 

Selain itu, ada juga faktor fisiologis lain yang dapat menyebabkan gangguan 
makan, di antaranya anak memakan cemilan di antara jam makan, perkembangan ego 
anak, anak ingin mencoba kemampuan yang baru dimilikinya, atau menu makanan 
yang tidak bervariasi atau bentuk makanan tidak menarik.

Nah, agar Anda selaku orangtua dapat mengatasi gangguan tersebut, maka harus 
mengetahui gejala-gejalanya. Yaitu anak cenderung menolak makan, sulit 
mengunyah, memuntahkan makanan, makan lama atau diemut, menumpahkan makanan, 
menangis sebelum dan sesudah makan, berat badan yang tidak sesuai normal, diare 
atau sakit perut, konstipasi, perubahan perilaku, serta memilih-milih makanan 
berdasarkan jenis, warna, atau tekstur tertentu.

Saat sang buah hati beranjak besar, dengan usia 2-3 tahun biasanya ego mereka 
sudah mulai tumbuh. Nah, agar tak jadi ajang 'negosiasi' dan membuat mereka 
menolak untuk makan, Roslina Verauli, MPsi, psikolog Tumbuh Kembang Anak dari 
RS Pondok Indah menuturkan trik untuk mengatasinya.

Jangan tanya mau makan atau tidak, karena pasti anak akan menjawab, TIDAK. 
Langsung tanya saja, mau pakai apa? Ayam atau daging? Sayurannya banyak atau 
sedikit? Jangan pernah mengajukan yes-no questions.

Karena usia 2 tahun anak sudah bisa manipulasi, paling gampang lihat 
lirikannya. Jangan biarkan anak berpikir bahwa makan itu sebegitu pentingnya 
dengan kita berespons berlebihan saat dia menolak makan. 

Ketika makan cuma sedikit, tanyakan : "sudah selesai?" Jika ia menjawab sudah, 
langsung angkat saja piringnya. Jangan tunggui anak makan sampai habis, hingga 
1 jam misalnya. 15-30 menit saja sudah cukup untuk waktu makannya. 

Selain itu, orangtua harus rileks dalam menghadapi anak. Jangan sampai 
berbicara dengan anak pakai emosi dan teriak-teriak. Kalau sudah begini, dapat 
dipastikan anak Anda semakin mengunci mulutnya. 

Pada tahap akhir, Anda harus membangun suasana makan yang menyenangkan. Anak 
makan, kita ikut makan. Bukan saat di mana ia dikejar-kejar untuk makan dan 
dipaksa untuk menghabiskannya. 

Selamat mencoba! (Mom& Kiddie//nsa) 

http://lifestyle.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/10/22/196/156509/196/waspadai-jika-anak-mulai-tidak-mau-makan

Triagus - KPN
"Nothing is Easy, but Nothing is Impossible"

Kirim email ke