ini ada artikel dr archive nakita, siapa tau membantu

http://www.mail-archive.com/milis-nak...@news.gramedia-majalah.com/msg05386.html

IH, KOK, BISULAN MELULU
Ini hal sepele yang kerap diderita anak tapi sering bikin kita jengkel.
Habis,
baru sembuh sebentar, eh sudah muncul lagi.



Pasti anak Ibu banyak makan telur, makanya bisulan." Begitu, kan, komentar
yang
sering kita dengar? Padahal, itu sama sekali tak benar! "Itu cuma mitos,"
ujar
dr. Titi Lestari Sugito, SpKK. "Enggak ada kaitannya, kok, antara telur dan
bisulan," lanjut dokter spesialis kulit dan kelamin RSUPN Ciptomangunkusumo
ini.

Justru telur adalah makanan bergizi. "Telur itu, kan, mengandung protein.
Jadi,
boleh diberikan kepada anak," tandas Titi. Bukankah kecukupan gizi yang baik

akan meningkatkan daya tahan tubuh menjadi lebih baik? Lantas, apa, dong,
sebenarnya yang membikin bisul?

LINGKUNGAN KURANG BERSIH

Bisul atau bisulan (kalau jumlahnya banyak) yang dalam bahasa kedokteran
disebut furunkel, seperti dituturkan Titi, merupakan radang atau infeksi
yang
disebabkan oleh kuman atau bakteri staphylococcus aureus. "Bisul bisa
menyerang
siapa saja dan dari golongan usia berapa saja, namun yang paling sering
diserang adalah bayi dan anak-anak." Lo, kok, begitu?

Seperti kita ketahui, faktor kebersihan memegang peranan penting dalam
terjadi-tidaknya infeksi. Bila lingkungan kurang bersih, infeksi pun akan
mudah
terjadi. Sementara yang namanya anak, identik dengan dunia bermain, termasuk

main yang kotor-kotor semisal main tanah. Belum lagi habis main si anak
langsung pegang ini-itu tanpa cuci tangan lebih dulu. "Nah, kalau kebersihan

anak dan bayi tak dijaga dan diperhatikan oleh orang tua, ya, susah. Itu
akan
mempermudah terjadinya bisul," ujar Titi.

Selain itu, anak-anak biasanya sering menggaruk karena rasa gatal yang
ditimbulkan akibat banyak keringat dan biang keringat. Padahal, terang Titi,

garukan tersebut dapat merusak kulit sehingga memudahkan masuknya kuman dan
timbullah infeksi. "Itulah mengapa anak yang sering berkeringat, apalagi
keringat buntet, mudah timbul bisulan."

Umumnya bisulan pada bayi dan anak-anak ditemui di daerah-daerah yang banyak

berkeringat seperti di muka, punggung, lipatan-lipatan paha dan sebagainya.
Dengan demikian, daerah-daerah tersebutlah yang paling sering digaruk oleh
anak
atau mendapatkan gesekan, sehingga pertahanan kulit akan terganggu dan mudah

terjadi infeksi. Apalagi kulit bayi dan anak-anak masih tipis dan cukup
rentan.

Namun jangan pula dilupakan faktor gizi. Sebab, seperti dikatakan Titi, gizi

yang kurang juga dapat mempengaruhi timbulnya infeksi. "Bila gizi kurang
berarti daya tahan tubuh menurun, sehingga akan mempermudah timbulnya
infeksi,"
jelasnya. Terlebih lagi pada bayi dan anak-anak, kekebalan tubuhnya memang
masih kurang dibandingkan orang dewasa.

MEMERAH DAN BENGKAK

Orang tua bisanya kurang tanggap terhadap gejala munculnya bisul. Entah
lantaran kurang perhatian atau memang tak tahu seperti apa gejala bisul.
Maklumlah, gejala awalnya hanya terlihat semacam bintil merah, baru kemudian

membesar dan bahkan terkadang ditemui abses atau bernanah. "Proses
membesarnya
bisul merupakan proses imflamasi atau radang. Jadi, ada suatu mekanisme atau

reaksi dari tubuh terhadap adanya kuman di daerah tersebut," jelas Titi.

Warna memerah dan bengkak merupakan tanda bahwa tubuh memberikan suatu
respon
dengan berusaha mendatangkan sel-sel radang di sekitarnya untuk mematikan
kuman
dan mengeluarkan kuman tersebut. Lamanya proses membesar tergantung dari
respons imunologis yang dimiliki orang tersebut. Bila responsnya baik, maka
makin cepat pula sembuhnya.

Menurut Titi, sebetulnya gejala bisul tak selalu sampai bernanah. Kalau toh
akhirnya bernanah, itu pertanda bahwa pertahanan tubuh kurang atau lantaran
infeksi tersebut tak segera ditangani. "Tapi bila pertahanan tubuh baik atau

infeksinya segera diobati, misalnya pemberian antibiotik, maka tak akan
sampai
abses. Biasanya bisul cuma memerah dan kemudian mengecil sendiri." Nah, pada

anak-anak, karena pertahanan tubuhnya masih kurang, mau tak mau bisul harus
diobati.

Biasanya gejala bisul disertai rasa nyeri akibat radang atau infeksinya.
Apalagi kalau bisul semakin besar. Tubuh yang tak bisa mengatasi akan
mengakibatkan bisul yang timbul menjadi banyak dan bernanah, sehingga
terjadilah penyebaran kuman yang tak hanya di satu lokasi saja.
Penyebarannya
juga bisa lewat darah atau kelenjar getah bening, "Tapi itu jarang sekali
terjadi," ujar Titi.

Yang pasti, karena penyebabnya infeksi maka bisul termasuk penyakit menular.

"Menularnya bisa karena garukan tangan, sehingga memindahkan kumannya dari
satu
tempat ke tempat lain." Tak heran awam sering menyebut bisulnya jadi
beranak.
"Itu menunjukkan daya tahan tubuh anak kurang sekali."

JANGAN DIPENCET

Seringkali bisul dibiarkan saja, tak segera diobati. Tunggu sampai
istilahnya
"matang". Padahal, justru sebetulnya kalau bisa bisul jangan sampai
bernanah,
"Karena bisa terjadi kerusakan jaringan yang lebih parah dan banyak lagi.
Kulit
bisa berongga," terang Titi.

Jika bisul hanya satu atau beberapa dan masih kecil di permukaan biasanya
bisa
disembuhkan dengan salep antibiotik. Pemakaian obat dalam bentuk salep atau
krim yang dioleskan di kulit lebih efektif ketimbang pengobatan jenis lain.
Obat-obatan semacam salep ini sangat dianjurkan untuk kulit karena dibuat
dengan daya serap yang cukup efektif terhadap kulit. Tapi, jika sudah
membesar,
agak dalam dan banyak, anak perlu diberi obat antibiotik yang diminumkan
juga.

Penisilin juga merupakan salah satu obat pilihan. Cuma, bakteri
staphylococcus
aureus penyebab bisul bisa mengakibatkan resisten terhadap penisilin, karena

kuman tersebut mengeluarkan enzim sehingga penisilinnya tak berfungsi lagi.
Akibatnya banyak yang menjadi resisten. Karena itu, anjur Titi, lebih baik
berikan obat antibiotik yang tahan terhadap enzim yang dikeluarkan kuman
tadi,
supaya efektif. Selain itu, penisilin juga merupakan salah satu obat yang
relatif sering menimbulkan reaksi alergi.

Bila sudah terjadi abses, sebaiknya nanahnya dikeluarkan. Biasanya dokter
akan
menginsisi/mengiris dengan pisau tajam sehingga penyembuhannya akan lebih
sempurna. Bila pecah sendiri akan menimbulkan kerusakan kulit dan akan
berbekas. Begitu pula bila dipaksa dikeluarkan, misalnya dengan dipencet,
penyembuhannya akan menimbulkan bekas yang tak sedap dipandang. "Bekas pada
jaringan kulitnya akan meninggalkan parut, bisa lekukan atau yang lebih
tinggi
lagi. Tak mungkin akan normal kembali. Walaupun pada anak kulitnya masih
berkembang, namun tetap saja tak akan normal kembali karena jaringannya yang

rusak akan membekas," jelas Titi.

Memang, sih, kemajuan teknologi kedokteran memungkinkan untuk mengoreksi
bekas
luka tersebut dengan operasi. Tapi hal tersebut sangat tergantung pada
jaringan
parut yang ditimbulkannya. Disamping tentunya memerlukan biaya yang cukup
mahal
dibandingkan dengan mengobati bisulnya itu sendiri.

Untuk mencegah berulangnya kembali bisul pada anak, dianjurkan agar selalu
menjaga kebersihan, baik kebersihan diri si anak maupun lingkungannya.
Memang,
bila dibandingkan sepuluh tahun lalu, masih banyak ditemui bisulan pada bayi

dan anak-anak. "Sekarang ini sudah jauh berkurang. Mungkin karena faktor
pendidikan, ekonomi dan gizi yang sudah lebih baik," kata Titi.

Dedeh Kurniasih


BISUL BUKAN GARA-GARA HOBI MAKAN TELUR
Selama ini ada anggapan anak yang kebanyakan makan telur akan gampang
bisulan.
Betulkah telur memicu bisul?

Ada sebuah penelitian yang menyebutkan bahwa angka terjadinya bisulan di
Jakarta mencapai 26% dari 326 responden yang diteliti di tahun 2001. Angka
itu
cukup tinggi, mengingat bisul bukan penyakit berat dan sebagian di antaranya

dapat sembuh sendiri. "Masyarakat yang tinggal di daerah padat, sangat
rentan
terhadap bisul," tandas dr. Susmeiati H. Sabardi, SpKK dari Bagian Kulit dan

Kelamin RSAB Harapan Kita, Jakarta. Bisul berada di urutan ketiga dari
jenis-jenis peradangan kulit yang paling sering dijumpai.

APA SIH BISUL ITU?

Bisul sendiri sebenarnya hanyalah sebuah istilah. Jadi, lain daerah bisa
lain
pula menyebutnya. Akan tetapi secara medis, "Bisul adalah suatu peradangan
pada
kulit yang biasanya mengenai folikel rambut dan disebabkan oleh kuman
staphylococcus aureus," papar dokter yang akrab disapa Susi ini.

Dari jenis-jenisnya, secara medis bisul dibedakan sebagai berikut:
* Folikulitis

Folikulitis adalah peradangan yang hanya terjadi pada umbi akar rambut saja.

Berdasarkan letak munculnya, bisul jenis ini dapat dibedakan menjadi 2,
yaitu
superficial atau hanya di permukaan saja dan yang letaknya lebih dalam lagi
disebut profunda.

* Furunkel

Furunkel adalah peradangan pada umbi akar/folikel rambut dan sekitarnya.
Biasanya jumlahnya hanya satu.

* Furunkel losis

Disebut furunkel losis apabila jumlah furunkel-nya lebih dari satu.

* Karbunkel

Bila di saat yang bersamaan ada beberapa/sekelompok furunkel, secara medis
diistilahkan sebagai karbunkel.

* Abses multiple kelenjar keringat

Bisul ini biasanya berupa benjolan yang tidak bermata, jumlahnya banyak,
bergerombol di beberapa tempat, seperti di dada dan sebagainya. Bisul jenis
ini
paling banyak menyerang anak-anak.

* Hidra adinitis

Ada juga jenis bisul yang mengenai kelenjar apokrin, yaitu bila bisul
tersebut
muncul di ketiak atau daerah genital. Secara medis bisul ini diistilahkan
sebagai hidra adinitis.
* Skrofulo derma

Bentuknya memang seperti bisul, tapi sebenarnya adalah benjolan pada getah
bening karena penyakit TBC.

CERMATI GEJALANYA

Walaupun jenis bisul cukup banyak, tapi biasanya orang awam menganggapnya
sama
saja. Hal tersebut tidak sepenuhnya salah karena memang gejala yang
dimunculkan
memang mirip.

- Gatal-gatal

Bila bisul yang muncul masih berupa folikulitis, gejala yang timbul biasanya

berupa gatal-gatal di daerah benjolan dan sekitarnya.

- Nyeri

Pada bisul yang berjenis furunkel atau karbunkel selain gatal, biasanya juga

disertai nyeri.

- Berbentuk kerucut dan "bermata"

Bisul jenis furunkel dan karbunkel biasanya berbentuk kerucut dan bermata
yang
mudah pecah dan mengeluarkan cairan dari dalamnya.
- Berbentuk kubah

Sedangkan bisul yang muncul pada kelenjar keringat biasanya berbentuk bulat
seperti kubah, tidak bermata dan tanpa disertai rasa nyeri. Bisul jenis ini
biasanya tidak mudah pecah.

- Demam

Gejala bisul yang muncul pada kelenjar apokrin biasanya disertai demam.

HINDARI PEMICUNYA

Sekali lagi, bisul bukanlah alergi dimana ada unsur genetik/keturunan yang
menyebabkannya kambuh. "Menurut literatur tidak ada orang yang mempunyai
bakat
bisulan," jelas Susi. Namun pada beberapa kasus, ada juga orang yang
mempunyai
kecenderungan bisulan berulang. "Biasanya orang-orang dengan penyakit
tertentu,
seperti diabetes, lebih mudah bisulan dan setelah sembuh pun dengan mudah
akan
muncul lagi," lanjutnya.

Secara garis besar ada 3 pemicu munculnya bisul, yaitu:

- Faktor kebersihan

Pada dasarnya bisul muncul karena adanya kuman. Orang-orang yang tidak
menjaga
kebersihan tubuh dan lingkungannya dengan baik, otomatis lebih berpeluang
terpapar kuman penyebab bisul. Tak heran kalau mereka yang tinggal di daerah

pemukiman padat, di daerah pengungsian, dimana faktor kebersihannya
terabaikan
akan lebih mudah bisulan. Namun harus diingat, walaupun tinggal di tempat
yang
bersih tapi kalau jarang mandi dan membersihkan badan, dengan sendirinya
kuman
pun akan bersarang.

- Daerah tropis

Secara geografis Indonesia termasuk daerah tropis. Dimana udaranya panas
sehingga dengan mudah orang akan berkeringat. Keringat pun bisa menjadi
salah
satu pemicu munculnya bisul. Terutama bisul yang terjadi pada kelenjar
keringat.

- Menurunnya daya tahan tubuh

Menurunnya daya tahan tubuh bisa disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya
kurang gizi, gangguan darah seperti anemia, mengidap penyakit keganasan
seperti
kanker, atau penyakit lain seperti diabetes dan sebagainya. Biasanya faktor
pemicu itu tak muncul sendirian, melainkan ada beberapa sekaligus. "Misalnya

karena selalu berkeringat kemudian muncul biang keringat. Karena gatal, lalu

digaruk, ditambah lagi kebersihannya jelek dan gizinya pun rendah, akhirnya
jadi bisul. Begitu seterusnya," jelas Susi.

Jadi, tidak benar anggapan sebagian masyakarat yang menyebutkan bisulan
gara-gara banyak makan telur. "Kalau memang sudah ada faktor pemicunya, mau
makan telur atau tidak ya tetap saja bisulan," tandas Susi.

Setelah bisulan pun sebetulnya tidak ada pantangan terhadap makanan
tertentu,
termasuk telur. Yang jelas pola makan memang haruslah seimbang. Pesannya,
"Jangan makan telur terlalu banyak, terlepas apakah akan bisulan atau
tidak."

Menurut Susi bisul bisa saja muncul sejak bayi, meski bukan bayi baru lahir.

Ibu-ibu, terutama yang baru punya anak pertama, umumnya takut memandikan dan

mengeramasi bayinya. "Padahal bayi juga sudah berkeringat. Terlebih kalau
bayi
dibobok dengan segala macam minyak penghangat yang tentu jadi lahan subur
untuk
berkembang biaknya kuman. Nah, kondisi kulit yang seperti ini juga bisa
menjadi
penyebab bisulan."

Yang tak kalah penting, bisul juga bisa menular. Kontak langsung bisul
dengan
kulit apalagi bila ada goresan meskipun kecil (mikro trauma) dapat
menyebabkan
kuman berpindah tempat. Tapi kalau tidak ada luka, kebersihannya terjaga dan

daya tahan tubuh sedang bagus, tidak akan terjadi penularan.

Selain kontak langsung, bisul juga bisa menular melalui kontak tidak
langsung.
Seperti pemakaian handuk bersama, seprei, baju dan sebagainya. Begitu juga
dengan tempat umum, seperti perosotan, kolam mandi bola, dan mainan
sejenisnya
yang memungkinkan sebagai ajang penularan kuman.

Mungkinkah ada orang yang seumur hidup tidak pernah bisulan? "Sebenarnya
bukan
tidak pernah," ungkap Susi. Bisa jadi bisul itu hanya kecil sementara yang
bersangkutan selalu menjaga kebersihan tubuh dan lingkungannya ditambah lagi

daya tahan tubuhnya memang bagus "Hingga bisul itu selalu sembuh dengan
sendirinya. Nah, karena selalu sembuh sendiri itulah seakan-akan ia tidak
pernah bisulan sama sekali."

PAHAMI PENANGANANNYA

Satu benjolan kecil atau bekas gigitan nyamuk sebaiknya jangan digaruk,
karena
bisa menyebabkan luka dan memudahkan kuman masuk. Makanya, kalau sudah
muncul
benjolan kecil sebaiknya perhatikan kebersihan lebih saksama supaya tidak
terpapar kuman. Calon bisul atau bisul kecil di daerah permukaan
(superficial)
bisa sembuh dengan sendirinya jika kebersihannya terjaga dan tidak tercemar
bakteri. Selain itu, bisul juga jangan digaruk supaya di situ tidak terjadi
peradangan.
Bisul-bisul jenis furunkel dan karbunkel yang memang mudah pecah biasanya
akan
pecah sendiri akibat gesekan dengan benda lain. Misalnya bisul yang muncul
di
lipatan lengan, lipatan paha, kaki dan sebagainya akan mudah pecah tergesek
baju maupun anggota badan lainnya.

Bila bisul terus membesar atau timbul radang dan badan mulai terasa tidak
nyaman, sebaiknya segeralah bawa anak ke dokter. "Oleh dokter ia akan
diberikan
krim antibiotik atau bila perlu tambahan antibiotik oral, tergantung pada
kondisi bisulnya," ujar Susi. Antibiotik itu bertujuan untuk mengendalikan
dan
mematikan bakteri sehingga bisulnya akan kempes dan kering. Dokter pun akan
memberikan kompres yang berfungsi untuk mendinginkan, meredakan, dan
mengurangi
kuman di daerah sekitar bisul.

Kebiasaan sebagian masyarakat yang berusaha memecahkan bisul dengan paksa,
sangat tidak disarankan. "Sebaiknya bisul jangan dipencet-pencet karena bisa

memperparah keadaan." Obat-obat bisul yang banyak beredar di pasaran pun
sebaiknya hanya digunakan untuk bisul-bisul ringan yang muncul di permukaan
saja. "Tapi kalau letaknya terlalu dalam tentunya obat-obat tradisional
tersebut sudah tidak efektif lagi," imbuhnya.
KONDISI TERPARAH

Walaupun belum pernah tercatat kematian yang diakibatkan bisul, tapi ada
baiknya hal ini diwaspadai. Tahukah Anda, bakteri/kuman yang terdapat pada
bisul bila dibiarkan saja dapat masuk ke aliran darah. Akibatnya bisa
terjadi
infeksi pada tulang di sekitar bisul, bahkan kuman tersebut bisa jadi
terbawa
sampai jantung dan otak. Akan tetapi, lanjut Susi, kasus semacam ini
termasuk
jarang dijumpai.

Parah atau tidaknya bisul tergantung pada ganas atau tidaknya bakteri yang
masuk. "Kalau memang bakterinya termasuk ganas, tentu kondisinya lebih
serius."
Yang harus diwaspadai adalah bisul yang muncul di wajah, tepatnya di daerah
sinus. "Bila sampai terjadi infeksi di daerah itu akibatnya bisa fatal."

TIPS BAGI ORANG TUA

Susi memberikan beberapa saran sehubungan dengan pencegahan dan kesembuhan
bisul:

* Orang tua harus memperhatikan kebersihan anaknya. Baik kebersihan badan
maupun lingkungan bermainnya.

* Bila sudah timbul keluhan seperti gatal-gatal, jangan dianggap remeh, bisa

jadi itu adalah gejala awal timbulnya bisul.

* Kalau ada benjolan, jangan dipencet-pencet apalagi kalau tangan/benda yang

digunakan untuk memencet tidak bersih. Aktivitas ini bisa memperparah
keadaan.

* Jangan sembarangan menggunakan antibiotik untuk mengobati bisul walaupun
bentuknya hanya berupa krim, karena antibiotik bisa menimbulkan
kekebalan/resistensi.

* Perhatikan gizi anak. Asupan gizi yang baik akan berpengaruh terhadap daya

tahan tubuhnya.

* Bila anak dalam kondisi tidak sehat, sebaiknya hindari tempat permainan
umum
yang bisa menularkan kuman.
Marfuah Panji Astuti





=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+

2009/5/14 Nayla Riani <putriku_na...@yahoo.com>

> Dear Parents
>
> Mohon sharingnya ya
> aku punya tetangga (tapi maaf ya, ini bukan mau ngomongin/gosip soal
> tetangga ),
> anaknya berusia sekitar 4 bulanan, aku lihat di kepalanya banyak bisul.
> kata tetangga ku sih udah dibawa ke dokter dan udah dikasih obat, cuma waktu
> itu aku ga tanya detil, apa penyebabnya, dll nya, (karena takut menyinggung
> perasaannya dia).
> nah setau aku, dulu pamannya si anak itu waktu kecilnya juga bisulan kaya
> gitu di kepalanya.
> nah yang aku mau tanya, sebenarnya apa ya bisul di kepala itu ?
> apa penyebabnya ?
> seberapa berbahaya nyakah ?
> menularkah ?
> atau menurunkah ?
>
> he he
> bingung nih...
> mohon sharingnya ya...buat tambah wawasan
>
>
> regards
> mamanya nayla
>
>
>
>




-- 
rgds,
Lita
http://rumahnyaalsa.multiply.com
http://www.facebook.com/people/Besta-Arlita/1032282229

Kirim email ke