Maaf bu mods... sedikit OOT yah...
Mohon maaf bagi yang tidak berkenan...
sekedar sharing..

Berapa gaji untuk para ibu ?

Monday, 25 May 2009 | Jendela Hati
 
“Berapa gaji ibumu sebulan?”  begitu tanya kawan Dina (11 thn ) di sms padanya, 
dan Dina berlari padaku…”berapa ma..? hmm... dari ayah sekian..dari kantor 
sekian...” jawabku tersenyum.
 
“Berapa gaji untuk para ibu..?“ demikian pertanyaan seorang kawanku di 
facebook, dia seorang direktur juga merangkap sebagi seorang ibu, supir dan 
juga tukang masak demikian urainya dalam sebuah notes “housewife” di 
facebooknya.
 
Sambil menggoreng kentang untuk kemudian ditumbuk dengan ulegan dan dicampur 
dengan kornet dan telur, aku sibuk menghitung berapa gaji seorang ibu. Rasanya 
gaji para orangtua ayah dan ibu adalah gaji yang paling tinggi di dunia, karena 
mereka (terutama ibu), bekerja dan berfikir mengurus rumah tangga hampir 24 
jam, dan tidak pernah mendapat sertifikat atas segala jasa dan usahanya, juga 
tidak ada seorangpun di dunia ini yang mampu mengalahkan kesibukan seorang ibu, 
dan juga tak ada seorangpun di dunia ini yang mampu menghitung berapa gaji 
seorang ibu dengan pas. Hanya pemerintah Australia dan beberapa negara maju 
lainnya yang mengembangkan skim kesejahteraan buat para ibu dengan memberikan  
uang lebih bagi ibu yang melahirkan anak banyak (di Australia, ibu beranak 
banyak lebih kaya dari seorang wanita yang tidak punya anak namun bekerja di 
kantoran, ternyata pepatah banyak anak ,banyak rezeqi itu dimengerti pemerintah 
Australia).
 
Kembali pada pertanyaan kawanku di facebook, ’berapa gaji para ibu’, maka 
ingatanku melayang pada ibu mertuaku...betapa ketika anaknya sudah gajianpun, 
beliau tetap tidak mendapatkan apapun, karena gaji anaknya setiap bulan 
diberikan padaku, istrinya.
Bergegas aku menyeka mataku yang merebak membayangkan ibu mertuaku, dan segera 
kukemas perkedel hangat, ikan bawal goreng dan sup jagung, dan dengan bergegas, 
aku menelpon suamiku :”mas...malam ini jemput saya di rumah ibu yaa..mas” 
kataku cepat-cepat. “Loh, kenapa ibu...?” tanya suamiku cemas.
“Iki loh mas...kita makan malam bersama ibu, yaaa...?” Dalam hati aku tersenyum 
sambil membelai rambut bungsuku yang tebal, “gaji ibu terbayar bila anaknya 
soleh dan memiliki mantu yang soleh dan cucu yang soleh yang selalu ingat dan 
mendoakan dirinya...” karena itu yang sesungguhnya dibutuhkan seorang ibu…
“Sejumput kasih sayang dan secercah perhatian,“ itulah gaji terbesar yang 
diharapkan seorang ibu.



Jangan Marah Ibu...

Monday, 11 May 2009 | Jendela Hati

“Ibu tak akan marah padamu, bila kamu tidak nakal, tidak isengin adikmu dan 
nurut sama ibu. Kamu tahu tidak ? Ibu capek ! kamu harusnya faham, ibu dan ayah 
bekerja siang malam untuk dirimu. Bisa tidak kamu tidak membuat ibu marah 
selalu ?! Masuk kamarmu dan jangan keluar sampai besok pagi !!! Istighfar kamu 
!!!”
 
"Laa taghdob…wa lakal jannah, jangan marah ibu, surga untukmu, maafkan ahmad ya 
bu....ai love yu…” Begitu bunyi sms yang dikirim sang anak lelaki berusia 10 
tahun ini pada ibunya pada pukul 11 malam, tepat setelah ibunya merebahkan diri 
di peraduan dan bersiap mematikan lampu kamar.
 
Melelehlah airmata sang ibu membaca sms singkat yang menyentuh dari anaknya. 
Kemudian saya pun berfikir :
 
“Mengapa semua orangtua selalu ingin anaknya memahami dirinya, bahkan bebas 
marah, membentak dan mengeluarkan kata-kata yang mungkin menyakitkan hati si 
anak dan selalu merasa dirinya benar.”
 
Kalau aku menjadi si anak, dan aku diteriaki : “kamu harusnya faham !!!” bla 
bla bla... maka aku akan berkata: “aku tak faham ibu dan tak mungkin faham, 
bagaimana mungkin aku faham... aku belum pernah jadi orangtua, namun ayah dan 
ibu sudah pernah menjadi remaja seusiaku. Seharusnya ibu yang memahami aku.”
Tapi alhamdulillah hal itu tidak aku lakukan, karena teringat al qur’an surat 
17 : 23  “janganlah kamu katakan ‘ah’ kepada kedua orang tuamu.” –bayangkan, 
mengatakan ah saja tak boleh, apalagi komplain ya ?
 
Dan cukuplah ALLAH Maha Mengetahui, dan semoga sms itu cukup mewakili 
perasaanku : Laa tagdob…walakal jannah.....(jangan marah ibu, bagimu surga).



Kalau Ibu Sayang Padaku

Thursday, 2 April 2009 | Jendela Hati

Pada suatu hari di sebuah kota dekat Las Vegas, ada seorang ibu yang sibuk 
mencari uang untuk membeli roti, ikan tuna, sandwich, coklat, juice jeruk dan 
berbagai makanan yang sangat lezat rasanya. Ketika uang sudah terkumpul, ibu 
tua ini kemudian segera bergegas ke pasar kecil dan membeli berbagai keperluan 
anaknya yang sangat disukai oleh sang anak.

Selang beberapa saat kemudian, sang ibu kemudian memasukkan semua jenis makanan 
dengan rapih kedalam rantang makanan yang disusun berlapis-lapis dan bila tutup 
rantang dibuka, maka baunya sungguh sangat menggugah selera.

Ketika matahari semakin terik dan ada diatas kepala, dengan tertatih-tatih, 
sang ibu membawa rantang makanan untuk anak kesayangannya. Perlahan ibu tua 
yang penuh kasih ini menyeret tubuhnya berjalan pelan dan sangat menjaga agar 
rantang berisi makanan tersebut tidak tumpah dan jatuh ke jalanan. Pikirnya, 
biarlah aku yang terjatuh, asalkan bukan makanan dalam rantang ini.

Ketika rembang petang sudah datang, akhirnya dengan wajah berpeluh keringat, 
sang ibu tua berhasil mencapai tempat anaknya tinggal selama ini, berpagar 
tinggi dan bertembok besar. Ya, itulah penjara Las Vegas.

Dengan sukacita sang ibu bergegas masuk dan mendapatkan izin dari sipir penjara 
untuk menjenguk anaknya. Penuh suka sang ibu membuka rantang makanan dan 
meletakkan makanan kesukaan anaknya dihadapan sang anak yang hanya diam 
termangu.

Sang ibu bertanya, "Mengapa diam saja nak? Makanan dan minuman apalagi yang 
kausuka? ibu akan bawakan besok hari, makanan apa saja yang engkau inginkan.", 
Sang anak tetap diam dan merengut. "Dengan sabar sang ibu bertanya lagi, 
makanan apa yang engkau ingin ibu bawakan nak? sang anak menjawab, "Ibu tak 
perlu datang kesini lagi, aku tak perlu makanan ini, ibu tidak sayang padaku."

"Janganlah engkau berkata begitu pada ibumu nak, Ibu sangat sayang padamu, dan 
makanan ini ibu berikan hanya untukmu sebagai tanda cinta dan sayang Ibu 
padamu."

"Tidak!! Ibu tidak sayang aku, gara-gara ibu, maka aku sekarang berada dalam 
penjara yang suram ini. Mengapa ibu tidak pernah mengajarkan aku kebaikan, yang 
ibu tahu hanya memberi makanan saja. Dari kecil ketika aku mencuri di toko kue, 
Ibu hanya diam saja dan tak pernah berkata apa-apa, pun tak pernah menasehati 
mana yang baik dan mana yang buruk. Sehingga ketika aku memiliki tabiat suka 
mencuri, maka tabiatku inilah yang membuat aku masuk penjara. Sungguh, Ibu tak 
sayang padaku, karena Ibu hanya mampu memberikan makanan yang enak-enak, tetapi 
tidak pernah memberi tahu aku mana yang baik dan mana yang buruk. Sehingga 
sekarang aku harus mendekam di penjara karena dari kecil Ibu tak pernah 
mendidik aku".

Sejenak sang Ibu terdiam, dan menghapus air matanya, Ibu tua terlalu sayang 
pada anaknya sehingga tidak pernah mendidik anak dan menasehati anaknya bila 
ada yang salah, Ibu tua hanya ingin melihat anaknya selalu senang sehingga 
akhirnya sang anak menderita karena belaian kasih sayang Ibu yang salah.

(Qur'an surah At-Taubah ayat 24)

Kirim email ke