Repost..
-----Original Message----- From: mama kavindra [mailto:mamaka...@balita.zzn.com] Sent: 06 Juni 2006 9:57 To: balita-anda@balita-anda.com Subject: Re: Re: [balita-anda] mimisan Mimisan sih bisanya krn ada pendarahan ringan di hidung... ini terjadi krn terlalu sering kepanasan so selaput hidung jd kering n pecah...or bisa juga krn sering2 korek hidung Gak perlu dikuatirkan kecuali halo tjd pendarahan hebat dr hidung n gak brenti2 lebih baik ke dokter aja.. takutnya kalo ada apa2 Aku punya dikit artikel nih... Uci mamaKavin+ igunting dari: Majalah anakku - Edisi Mei 2005 Mimisan 90% dapat diatasi sendiri. Jangan panik. Bagian dalam hidung dilapisi oleh selaput lendir yang selalu basah. Selaput lendir ini banyak mengandung jalinan pembuluh darah. Di bagian depan, jalinan pembuluh darah disebut sebagai pleksus Kiesselbach. Di bagian belakang juga ditemukan jalinan pembuluh darah. Bila pembuluh darah ini pecah, terlihat sebagai mimisan. Sebagian besar mimisan dapat berhenti dengan pertolongan sederhana atau bahkan berhenti sendiri. Yang sering terlihat menakutkan dan membuat ibu panik adalah bila anak mengalami muntah darah, padahal sebenarnya hanya memuntahkan darah yang tertelan. Demikian pula dengan batuk darah, bukan berasal dari paru melainkan karena batuk mendorong darah yang ada di tenggorokan. Penyebab 1. Penyebab paling sering adalah benturan atau kebiasaan mengkorek- korek hidung. 2. Udara panas dan kering menyebabkan selaput lendir hidung menjadi kering dan pecah. 3. Bila hidung tersumbat terus dan berbau busuk, mungkin disebabkan anak memasukkan suatu benda ke dalam hidungnya. 4. Sekat hidung yang bengkok, menyebabkan aliran udara kurang baik. Akibatnya selaput lendir hidung menjadi kering dan pecah. 5. Pilek dan alergi. Peradangan di rongga hidung dan membuang ingus terlalu keras dapat menyebabkan mimisan. 6. Mencium bahan kimia, misalnya asam sulfat, bensin, amonia. 7. Kadang-kadang mimisan adalah gejala penyakit darah, misalnya kurang trombosit, kurang faktor pembekuan, leukemia, dan lain-lain. Pada penyakit-penyakit tersebut, sering ada gejala lain misalnya pucat, biru-biru di kulit, dan lain-lain. 8. Mimisan pada orang dewasa dapat disebabkan merokok, tekanan darah tinggi, alkohol, atau makan obat yang mengencerkan darah. 9. Anak yang minum obat yang mengandung asetosal dan ibuprofen juga dapat mengalami mimisan karena darah menjadi kurang cepat membeku. Mencegah mimisan 1. Jangan mengkorek-korek hidung. 2. Jangan membuang ingus keras-keras. 3. Hindari asap rokok atau bahan kimia lain. 4. Gunakan pelembab ruangan bila cuaca terlalu kering. 5. Gunakan tetes hidung NaCl atau air garam steril untuk membasahi hidung. 6. Oleskan vaselin atau pelembab ke bagian dalam hidung sebelum tidur, untuk mencegah kering. 7. Hindari benturan pada hidung. Pertolongan 1. Duduk, agar hidung anak lebih tinggi dari jantung. 2. Membungkuk ke depan sedikit, dan bernapas dari mulut. 3. Jangan tidur terlentang. Aliran darah ke hidung bertambah deras, dan darah dapat tertelan ke belakang. 4. Tekan hidung selama 5 menit. Yang ditekan adalah seluruh bagian depan cuping hidung, tepat di atas lubang hidung. 5. Tangan yang lain dapat digunakan untuk memberi kompres dingin menggunakan es pada tulang hidung, untuk memperlambat aliran darah ke hidung. 6. Bila setelah 5 menit masih berdarah, tekan lagi selama 10 menit. 7. Kalau masih tetap berdarah, bawalah anak ke ruang gawat darurat rumah sakit. 8. Bila sudah sering mengalami mimisan, dapat meminta campuran lidokain 4% untuk mengurangi nyeri dan epinefrin 1 : 10.000 untuk mempercepat darah berhenti. Pemasangan selama 10-15 menit seringkali sudah cukup. Semprotan hidung oxymetazoline 0.05% juga dapat membantu. Bagaimana dengan daun sirih? Daun sirih merupakan adstringent, yang berfungsi menciutkan pembuluh darah. Daun sirih dapat menolong, tetapi sterilitasnya kurang terjaga. Jangan-jangan mimisannya sembuh tetapi jadi mengalami infeksi. Tekan dengan jari akan lebih aman. Dr. Hardiono D. Pusponegoro SpA(K) Divisi Saraf Anak, Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM, Jakarta. ***** Digunting dari: Majalah Ayahbunda - No. 09/2005 Wajar, bila Anda panik melihat darah mengalir dari hidung sang buah hati tercinta. Namun, akan lebih baik bila Anda segera bertindak untuk mengatasi mimisan ini. Bila perlu, cari tahu apa penyebabnya untuk memperkecil risiko si kecil mengalaminya lagi. Beragam penyebab Siapa pun bisa mengalami mimisan, meski peristiwa ini umumnya lebih sering menimpa anak-anak. Asal Anda tahu, di bagian dalam depan rongga hidung kita ada kumpulan pembuluh darah. Nah, pada anak, kumpulan pembuluh darah ini biasanya lebih rentan pecah, dan menimbulkan perdarahan. Biasanya, pembuluh darah serta sel lendir pada rongga hidung anak tersebut akan lebih kuat setelah ia lulus sekolah dasar. Beberapa penyebab mimisan: 1. Benturan pada hidung, misalnya karena anak terjatuh atau hidungnya terpukul. 2. Kebiasaan mengorek hidung yang berlebihan, misalnya karena gatal, atau anak berusaha mengeluarkan kerak hidung yang mengering. 3. Hidung kemasukan benda asing, seperti biji-bijian, atau benda kecil lain yang menimbulkan infeksi dan terjadinya perdarahan (biasanya ditandai dengan terciumnya bau busuk dari lubang hidungnya). 4. Perubahan cuaca, misalnya dari bermain di bawah terik matahari lalu masuk ke dalam rumah ber-AC, atau menghadapi perubahan tekanan udara. 5. Penyakit infeksi, terutama yang disertai demam tinggi secara mendadak, seperti demam berdarah. 6. Penyakit darah, seperti leukemia (kanker darah) dan hemofilia (darah tidak bisa membeku). Tolong segera Mimisan digolongkan ringan bila sumber perdarahan adalah dari bagian depan rongga hidung. Sementara mimisan yang berat terjadi bila sumbernya dari dalam atau belakang rongga hidung. Mimisan jenis ini harus lebih diwaspadai dan dicari tahu apa penyebabnya. Sekitar 90% kasus mimisan pada anak tergolong ringan, dan dapat diatasi sendiri di rumah. Jadi, begitu anak mimisan, lakukanlah segera tindakan berikut: 1. Minta anak duduk bersandar dengan kepala sedikit menunduk ke depan, agar darah tidak mengalir ke bagian belakang (darah yang tertelan dapat merangsang timbulnya batuk atau rasa mual sehingga anak muntah). 2. Kalau keadannya terlalu lemah, baringkan dengan meletakkan bantal di punggunggnya. 3. Jepit kedua cuping hidung dengan jari tangan selama sekitar 5 menit. Sementara itu mintalah anak untuk bernapas melalui mulut. 4. Bersihkan darah yang mengotori wajahnya. 5. Kompres dingin pada batang hidung juga bisa membantu menghentikan perdarahan. 6. Bila perdarahan belum juga berhenti, sumbat hidungnya dengan kain kasa atau sapu tangan yang bersih, lalu bawa anak segera ke dokter. Selama dalam perjalanan, usahakan agar anak selalu dalam posisi duduk menyandar. Satu hal yang perlu diingat dalam melakukan pertolongan adalah bersikap tenang. Kepanikan hanya akan membuat tindakan Anda jadi tidak rasional dan merugikan si kecil. AWAS, PERDARAHAN BERAT! Bila setelah 10 menit perdarahan masih berlanjut, apalagi disertai panas, sebaiknya segera bawa anak ke dokter. Karena, bisa jadi ini merupakan indikasi suatu penyakit serius, seperti demam berdarah, tumor ganas pada rongga hidung, kaker darah, atau haemofilia. Dokter akan mencari sumber perdarahan dengan bantuan alat pengisap untuk membersihkan hidung dari bekuan darah. Kemudian, hidung 'disumbat' tampon khusus untuk hidung selama 3-5 menit. Dengan cara ini dapat diketahui apakah sumber perdarahan dari depan atau belakang rongga hidung. Pada kasus-kasus tertentu diperlukan pemeriksaan laboratorium dan/atau radiologi. NAMA Perdarahan Hidung DEFINISI Perdarahan Hidung (Epistaksis, Mimisan) adalah pardarahan yang berasal dari hidung. PENYEBAB Penyebab epistaksis: Infeksi lokal - Vestibulitis - Sinusitis Selaput lendir yang kering pada hidung yang mengalami cedera - Trauma, misalnya mengorek hidung, terjatuh, terpukul, adanya benda asing di hidung, trauma pembedahan atau iritasi oleh gas yang merangsang - Patah tulang hidung Penyakit kardiovaskuler - Penyempitan arteri (arteriosklerosis) - Tekanan darah tinggi Infeksi sistemik - Demam berdarah - Influenza - Morbili - Demam tifoid Kelainan darah - Anemia aplastik - Leukemia - Trombositopenia - Hemofilia) - Telangiektasi hemoragik herediter Tumor pada hidung, sinus atau nasofaring, baik jinak maupun ganas Gangguan endokrin, seperti pada kehamilan, menars dan menopause Pengaruh lingkungan, misalnya perubahan tekanan atmosfir mendadak (seperti pada penerbang dan penyelam/penyakit Caisson) atau lingkungan yang udaranya sangat dingin Benda asing dan rinolit, dapat menyebabkan mimisan ringan disertai ingus berbau busuk Idiopatik, biasanya merupakan mimisan yang ringan dan berulang pada anak dan remaja. GEJALA Epistaksis dibagi menjadi 2 kelompok: Epistaksis anterior : perdarahan berasal dari septum (pemisah lubang hidung kiri dan kanan) bagian depan, yaitu dari pleksus Kiesselbach atau arteri etmoidalis anterior. Biasanya perdarahan tidak begitu hebat dan bila pasien duduk, darah akan keluar dari salah satu lubang hidung. Seringkali dapat berhenti spontan dan mudah diatasi. Epistaksis posterior : perdarahan berasal dari bagian hidung yang paling dalam, yaitu dari arteri sfenopalatina dan arteri etmoidalis posterior. Epistaksis posterior sering terjadi pada usia lanjut, penderita hipertensi, arteriosklerosis atau penyakit kardiovaskular. Perdarahan biasanya hebat dan jarang berhenti spontan. Darah mengalir ke belakang, yaitu ke mulut dan tenggorokan. DIAGNOSA Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Pemeriksaan lainnya yang dilakukan untuk memperkuat diagnosis epistaksis: - Pemeriksaan darah tepi lengkap - Fungsi hemostatis - Tes fungsi hati dan ginjal - Pemeriksaan foto hidung, sinus paranasal dan nasofaring PENGOBATAN Epistaksis anterior Penderita sebaiknya duduk tegak agar tekanan vaskular berkurang dan mudah membatukkan darah dari tenggorokan Epistaksis anterior yang ringan biasanya bisa dihentikan dengan cara menekan cuping hidung selama 5-10 menit Jika tindakan diatas tidak mampu menghentikan perdarahan, maka dipasang tampon anterior yang telah dibasahi dengan adrenalin dan lidocain atau pantocain untuk menghentikan perdarahan dan mengurangi rasa nyeri Setelah perdarahan berhenti, dilakukan penyumbatan sumber perdarahan dengan menyemprotkan larutan perak nitrat 20-30% (atau asam trichloracetat 10%) atau dengan elektrokauter Bila dengan cara tersebut perdarahan masih terus berlangsung, maka diperlukan pemasangan tampon anterior yang telah diberi vaselin atau salep antibiotika agar tidak melekat sehingga tidak terjadi perdarahan ulang pada saat tampon dilepaskan. Tampon anterior dimasukkan melalui lubang hidung depan, dipasang secara berlapis mulai dari dasar sampai puncak rongga hidung dan harus menekan sumber perdarahan. Tampon dipasang selama 1-2 hari. Jika tidak ada penyakit yang mendasarinya, penderita tidak perlu dirawat dan diminta lebih banyak duduk serta mengangkat kepalanya sedikit pada malam hari. Penderita lanjut usia harus dirawat. Epistaksis posterior Pada epistaksis posterior, sebagian besar darah masuk ke dalam mulut sehingga pemasangan tampon anterior tidak dapat menghentikan perdarahan. Perdarahan posterior lebih sukar diatasi karena perdarahan biasanya hebat dan sulit melihat bagian belakang dari rongga hidung. Dilakukan pemasangan tampon posterior (tampon Bellocq), yaitu tampon yang mempunyai tiga helai benang, 1 helai di setiap ujungnya dan 1helai di tengah. Tampon dipasang selama 2-3 hari disertai dengan pemberian antibiotik per-oral untuk mencegah infeksi pada sinus ataupun telinga tengah. Pada epistaksis yang berat dan berulang, yang tak dapat diatasi dengan pemasangan tampon, perlu dilakukan pengikatan arteri etmoidalis anterior dan posterior atau arteri maksilaris interna. Epistaksis akibat patah tulang atau septum hidung biasanya berlangsung singkat dan berhenti secara spontan, kadang-kadang timbul kembali beberapa jam atau beberapa hari kemudian setelah pembengkakan berkurang. Jika hal ini terjadi mungkin perlu dilakukan pembedahan terhadap patah tulang atau pengikatan arteri. Pada penderita telangiektasi hemoragik herediter (kelainan bentuk pembuluh darah), epistaksis yang hebat bisa menyebabkan anemia berat yang tidak mudah dikoreksi dengan pemberian zat besi tambahan. Untuk mengatasi anemia, dilakukan pencangkokan kulit ke dalam septum hidung. MIMISAN BUKAN PENYAKIT Sumber: Intisari - Oktober 2001 Perdarahan hidung bukanlah suatu penyakit tapi merupakan indikasi adanya suatu gangguan. Kasus yang dialami Anwar tadi termasuk ringan dan sumbernya dari bagian anterior atau dari bagian depan rongga hidung saja. Pasalnya di bagian itulah banyak pembuluh darah bertemu. Pada umumnya ini terjadi pada anak yang sering mengalami pilek dan pembuluh darahnya tipis. Mimisan juga sering terjadi bila anak menghadapi perubahan cuaca, teriritasi gas yang merangsang, dll. Misalnya dari tempat yang panas ke tempat yang dingin atau menghadapi tekanan udara yang berubah. Pada anak acap kali juga hidung kemasukan benda asing seperti biji-bijian atau benda kecil lain yang menimbulkan infeksi dan terjadi perdarahan. Pada kasus ini biasanya dengan tanda-tanda keluar bau busuk dari lubang hidungnya. "Namun setelah anak lulus SD tidak akan terjadi mimisan lagi karena pembuluh serta sel lendir pada rongga hidung sudah lebih kuat," tambah dr. Bambang. Yang harus lebih diwaspadai kalau sumber berasal dari dalam atau posterior karena bisa jadi merupakan indikasi suatu penyakit serius seperti demam berdarah, tekanan darah tinggi, tumor ganas pada rongga hidung atau nasofaring, kanker darah (leukemia), atau kelainan darah hemofilia (tidak memiliki zat pembeku faktor VIII), penyakit kardiovaskuler, dll. Pada umumnya kejadian perdarahan posterior lebih sering (setiap 1 - 2 hari) dengan perdarahan lebih banyak sehingga lebih sulit diatasi. Perdarahan posterior kebanyakan terjadi pada para orang dewasa walaupun tidak menutup kemungkinan anak-anak juga bisa mengalaminya, khususnya kalau terjadi infeksi, demam berdarah, atau leukemia. "Kalau darah keluar sampai berhari-hari sebanyak sekitar 1 - 2 l, harus segera diatasi, jangan sampai terjadi kekurangan darah (anemia) atau yang lebih parah terjadi shock (turunnya tekanan darah secara mendadak yang diikuti pingsan)." Untuk menanggulangi perdarahan posterior dilakukan pemasangan tampon posterior dengan cara yang lebih rumit karena tampon harus dimasukkan ke dalam. Setelah darah berhasil dihentikan, barulah diteliti lebih lanjut penyebabnya. Pemeriksaan tidak bisa hanya berdasarkan darah yang keluar saja sebab tidak akan terdeteksi penyebab yang tepat. Kalau sampai terjadi perdarahan hidung pada seseorang dengan kelainan tekanan darah, belum berarti ini menandakan gejala stroke, karena perdarahan bukan berasal dari rongga otak. Hanya saja epistaksis karena tekanan darah tinggi pada umumnya hebat, sering kambuh dan tidak terduga terjadinya. Biasanya pada penderita tekanan darah tinggi perdarahan pada hidung berindikasi bahwa tekanannya sedang tinggi atau naik dan tentunya ia harus waspada. Sedangkan perdarahan hidung posterior karena infeksi bisa karena sinus paranasal seperti rinitis atau sinusitis. Yang lebih parah adalah infeksi karena penyakit lupus, sifilis, dan lepra. Tentu saja yang terparah kalau terjadi suatu keganasan pada rongga hidung atau nasofaring. Pengobatan di sini tidak bisa dengan pembedahan melainkan hanya dengan penyinaran dan kemoterapi. Wanita hamil ada kalanya juga bisa mengalami epistaksis karena gangguan hormonal. Namun, sepanjang hanya pada batas normal, tidak perlu dikhawatirkan. Walau demikian, kalau perdarahan hidung sudah pada taraf serius, memang harus segera diatasi agar tidak mempengaruhi perkembangan sang janin. Dr. Bambang Hermani menekankan tiga prinsip utama kalau melihat seseorang mengalami perdarahan hidung. Pertama-tama menanggulangi atau menghentikan perdarahannya, mencegah terjadinya komplikasi serta epistaksis. Bila sampai terjadi shock, memperbaiki keadaan si pasien dulu secara umum. Menghentikan perdarahan secara aktif seperti dengan pemasangan tampon tadi lebih baik daripada pemberian obat hemostatik (pembeku darah), sambil menunggu epistaksis berhenti dengan sendirinya. Yang perlu diingat lagi, pasien harus diperiksa dalam posisi duduk. Kalau keadaannya terlalu lemah, baringkan dengan meletakkan bantal di belakang punggungnya. Sumber perdarahan dicari oleh dokter dengan bantuan alat pengisap untuk membersihkan hidung dari bekuan darah. Kemudian tampon kapas yang sudah dibasahi dengan obat tertentu dimasukkan ke dalam rongga hidung. Tampon dibiarkan selama 3 - 5 menit. Dengan cara ini dapat diketahui apakah sumber perdarahan dari anterior atau posterior. DUH, SI KECIL KOK MIMISAN TERUS? Mimisan atau keluarnya darah yang mengalir dari hidung, kerap terjadi begitu saja pada si kecil. Namun, bila darah yang keluar berjumlah banyak dan sulit dihentikan, Anda perlu waspada. Sebenarnya, mimisan tidak hanya terjadi pada anak-anak, tetapi juga pada orang dewasa. Namun, menurut dr. Suranto, Sp.THT, mimisan lebih banyak terjadi pada balita dibandingkan orang dewasa. Ini disebabkan, selaput lendir hidungnya masih tipis sehingga pembuluh darah mudah pecah. Sedangkan mimisan yang terjadi pada orang dewasa, umumnya terjadi pada wanita yang tengah mengalami fase menstruasi karena kerja pembuluh darah lebih lama dibandingkan saat tidak menstruasi. Sehingga jika bagian hidung terluka, darah yang keluar akan lebih banyak. Selain tipisnya selaput lendir, mimisan juga terjadi karena pecahnya pembuluh darah di hidung anak, tumor di hidung, tumor di sinus paranasal atau tumor di nasofaring. Pecahnya pembuluh darah di hidung paling banyak disebabkan oleh kebiasaan buruk anak. Misalnya, sering mengutak-utik kotoran hidung (mengupil) sehingga pembuluh darah di sekitar hidung rusak atau mengalami infeksi. Pecahnya pembuluh darah pada hidung juga bisa dipicu oleh udara yang terlalu dingin, atau kondisi udara yang terlalu kering. "Bisa juga lantaran penggunaan obat hidung yang disemprotkan atau disedot secara berlebihan, sehingga terjadinya iritasi lapisan mukosa hidung. Iritasi pun bisa disebabkan ngupil terlalu keras. Hal itu menyebabkan pembuluh darah pecah atau membuat luka di dalam hidung," jelas Dokter spesialis THT di RS Harapan Kita, Jakarta ini. Selain itu, pecahnya pembuluh darah juga sering terjadi pada penderita tekanan darah tinggi atau hipertensi. Pada penderita tekanan darah tinggi, ada gangguan mekanisme pembuluh darah, sehingga pembuluh darah pada bagian hidung pecah. Akibatnya terjadilah mimisan. Biasanya, jumlah darah yang keluar banyak dan penderita harus segera dibawa ke dokter. Mimisan juga bisa disebabkan oleh adanya kecelakaan, misalnya, kecelakaan yang mengakibatkan benturan di hidung. Pendarahan yang terjadi, bukan hanya akibat pembuluh darah yang pecah, tapi juga akibat rusaknya selaput lendir. Terutama bila benturan yang terjadi pada bagian wajah, kepala, perdarahan dibagian atas kepala, serta adanya luka pada hidung. Apabila aliran darah segera terhenti dalam 20 menit dan darahnya tidak berwarna merah segar, Anda tidak perlu khawatir. Tanda Penyakit Serius Sebenarnya, terang Suranto, secara umum mimisan bukanlah hal yang membahayakan. Namun, jika darah yang keluar sangat deras dan sulit dihentikan, barulah orangtua harus mewaspadainya. Pasalnya, mimisan yang deras bisa jadi merupakan tanda si kecil menderita penyakit yang serius. Misalnya, mengalami anemia, leukemia, malaria, hemofilia atau penyakit perdarahan lainnya. Pendarahan deras lewat hidung juga bisa menandakan adanya tumor . "Mimisan ini hanya gejala dini saja, sebab bila tumornya sudah membesar, gejalanya akan bertambah parah, yaitu adanya sumbatan pada hidung," paparnya. Apabila frekuensi perdarahan di hidung terlihat sering, segera bawa si kecil ke dokter. TREATMENT OF NOSEBLEEDS There are many misconceptions and folk tales about how to treat nosebleeds. Here's a list of do's and don'ts: Do: 1. Remain calm. A nosebleed can be frightening but is rarely serious. 2. Keep your child in a sitting or standing position. Tilt his head slightly forward. Have him gently blow his nose if he is old enough. 3. Pinch the lower half of your child's nose (the soft part) between your thumb and finger and hold it firmly for a full ten minutes. If your child is old enough, he can do this himself. Don't release the nose during this time to see if it is still bleeding. Release the pressure after ten minutes and wait, keeping your child quiet. If the bleeding hasn't stopped, repeat step 3. If after ten more minutes of pressure the bleeding hasn't stopped, call your pediatrician or go to the nearest emergency room. Don't: 1. Don't panic. You'll just scare your child. 2. Don't have him lie down or tilt back his head. 3. Don't stuff tissues, gauze or any other material into your child's nose to stop the bleeding. When to Call the Pediatrician for Nosebleeds Call your pediatrician if: a. You think your child may have lost too much blood. (But keep in mind that the blood coming from the nose always looks like a lot.) b. The bleeding is coming only from your child's mouth, or he's coughing or vomiting blood or brown material that looks like coffee grounds. c. Your child is unusually pale, sweaty or is not responsive. Call your pediatrician immediately in this case, and arrange to take your child to the emergency room. d. He has a lot of nosebleeds, along with a chronically stuffy nose. This may mean he has a small, easily broken blood vessel in the nose or on the surface of the lining of the nose or a growth in the nasal passages. Preventing Nosebleeds If your child gets a lot of nosebleeds, ask your pediatrician about using saline nose drops every day. This may be particularly helpful if you live in a very dry climate or when the furnace is on. In addition, a humidifier or vaporizer will help maintain your home's humidity at a level high enough to prevent nasal drying. Also, tell your child not to pick his nose. If he picks it at night or in his sleep, put him to bed wearing thin cotton gloves or socks over his hands and pinned to his pajama sleeve. Stopping a Nosebleed In General: Even slight damage to the delicate mucous membrane lining the nose may rupture tiny blood vessels and cause bleeding. Babies rarely have nosebleeds, but toddlers and school-age children often do. Fortunately, by the teenage years, most youngsters outgrow this common, sometimes alarming, but almost never serious event. A tendency to nosebleeds often runs in the family. Many children have nosebleeds for no apparent reason. A nosebleed usually comes on suddenly, with blood flowing freely from one nostril. A child who has nosebleeds at night may swallow the blood in her sleep and vomit it up or pass it in the stools. Most nosebleeds stop by themselves within a few minutes, but for persistent bleeding, see Stopping a nosebleed, further down this page. Nosebleeds are unlikely to indicate serious disease, although bleeding can result from injury. Children may cause bleeding by picking their noses; toddlers often injure the nasal membranes by forcing objects into their nostrils. Youngsters are especially likely to have nosebleeds during colds and in the winter months when the mucous membranes become dry, cracked, and crusted, or when a chronic condition such as allergic rhinitis harms the membrane. A child with a chronic disease that causes forceful coughing, such as cystic fibrosis, may have frequent nosebleeds. And parents of those with inborn disorders affecting the blood's ability to form clots, such as hemophilia or von Willebrand disease, should be watchful about harmful habits such as nose-picking. Call your pediatrician immediately if: a. Your child is pale, sweaty, or not responding to you. b. You believe your child has lost a lot of blood. c. Your child is bleeding from the mouth, or vomiting blood or brown material that looks like coffee grounds. d. Your child's nose is bleeding after a blow or injury to any part of the head. Questions to consider Does your child have a runny nose due to a cold or hay fever (allergic rhinitis)? Does he have allergies? If answer is = Yes Possible cause is Swelling and irritation of nasal tissue. Action to take To stop bleeding, apply a cold compress to the soft part of the nose. Use of a cold air humidifier in your child's bedroom at night may help relieve stuffiness and keep the membranes moist. Do not add medications or aromatic preparations to the humidifier. If your child has not been evaluated for allergies, consult your pediatrician. Do you live in a very dry climate? Or is your house overheated? Is the winter air very dry? If answer is = Yes Possible cause is Drying of nasal mucous membranes. Action to take : Try a cold air humidifier in the child's room at night. Saline nose drops may help to keep tissues moist. If bleeding is severe or recurrent, consult your pediatrician. Has the child had a fall or a bump on the nose? Or does he pick his nose? Or did he blow his nose very hard? If answer is = Yes Possible cause is Injury (trauma) to nose. Action to take : Follow the steps in Stopping a nosebleed, further down this page. If the bleeding doesn't stop after two 10-minute attempts, or if the child had a severe blow to the head, call your pediatrician at once. Does your child have frequent, fairly severe nosebleeds for no apparent reason? If answer is = Yes Possible cause is Abnormal formation of blood vessels in the nose; polyps or other growths in the nose; bleeding disorder. Action to take : Consult your pediatrician who will examine the child and provide a referral, if advisable, to an ear-nose-throat specialist. Is your child taking medication, whether a doctor's prescription or an over-the-counter product such as medicated nose drops or nasal spray? If answer is = Yes Possible cause is Side effect of the medication. Action to take : Stop any over-the-counter medication. Call your pediatrician, who will prescribe an alternative treatment, if necessary. Has your child previously been diagnosed with a blood-clotting disorder? If answer is = Yes Possible cause is Abnormal blood clotting; bleeding following self-injury such as nose-picking or scab-picking. Action to take: Explain how self-injury is causing nosebleeds and make a deal with your child to stop it; a contract providing an award for doing so may be helpful. Seek your pediatrician's advice about alternative approaches. Does your child have a chronic illness that causes forceful coughing? Or does she need medications or extra oxygen for a chronic disorder? If answer is = Yes Possible cause is Pressure injury due to forceful coughing; effect of medications on nasal mucous membrane. Action to take : Consult your pediatrician, who will recommend measures to keep the nasal tissues moist and prevent nosebleeds. Warning ! Don't use medicated nose drops or nasal sprays to treat conditions affecting the nose and respiratory passages. Although sold over the counter for the relief of congestion, these medications actually increase congestion after a few days' use. The rebound effect can be even more uncomfortable and hard to treat than the original problem. Stopping A Nosebleed a. Stay calm; the nosebleed is probably not serious, and you should try not to upset your child. b. Keep your child sitting or standing, and leaning slightly forward. Don't let her lie down or lean back as this will allow blood to flow down her throat and may make her vomit. c. Don't try to stuff tissues or other material into the nose to stop the bleeding. d. Firmly pinch the soft part of your child's nose-using a cold compress if you have one, otherwise your fingers-and keep the pressure on for a full 10 minutes. Do not look to see if the nose is bleeding during this time; you may start the flow again. e. If the bleeding hasn't stopped after 10 minutes, repeat the pressure. If bleeding persists after your second try, call your pediatrician or take the child to the nearest hospital emergency department. f. While most nosebleeds are benign and self-limited, a child with severe or recurrent bleeding, or bleeding from both nostrils, should be evaluated by a pediatrician and, if necessary, an ear-nose-throat specialist. (c) 2004 - American Academy of Pediatrics NOSEBLEEDS Although they can be scary, nosebleeds are rarely cause for alarm. Common in kids ages 3 to 10 years, nosebleeds often stop on their own and can be treated safely at home. What to Do: Stay calm and reassure your child. Sit your child upright in a chair or in your lap and have your child tilt his or her head slightly forward. Gently pinch your child's nose (just below the bony ridge) with a tissue or clean washcloth. Keep pressure on your child's nose for about 10 minutes; if you stop too soon, bleeding may start again. It may also help to apply ice wrapped in a paper towel. Do not have your child lean back. This may cause blood to flow down the back of the throat, which tastes bad and may initiate gagging, coughing, or vomiting. Have your child to rest for a while after a nosebleed. Discourage blowing, picking, rubbing, and any rough play. Call your child's doctor if your child: has frequent nosebleeds may have put something in his or her nose tends to bruise easily has heavy bleeding from minor wounds or bleeding from another place, such as the gums recently started taking new medicine Seek emergency medical care or call your child's doctor if bleeding: is heavy, or is accompanied by dizziness or weakness is the result of a fall or blow to the head continues after two attempts of applying pressure for 10 minutes each Preventing Future Nosebleeds Most nosebleeds are caused by zealous blowing or picking, or a blow to the nose during rough play. In the wintertime, especially, if your child's bed is near a heater, the membranes inside the nose can become dried and itchy, causing your child to pick at his or her nose and further irritate the nasal tissue. Colds, other viruses, and allergies may also irritate the lining of the nose. To help prevent your child from getting nosebleeds: Keep your child's nails short to prevent picking. Keep the inside of your child's nose moist with saline nasal spray or dab petroleum jelly gently around the opening of the nostrils. Humidify your child's room with a vaporizer (or humidifier) if the air in your home is dry. You can buy a cool mist or hot steam (also called warm mist) model. If you go with the hot steam kind, make sure to keep it out of your child's reach to avoid scalding. It's also important to keep vaporizers clean to prevent mildew. Make sure your child wears protective athletic equipment when participating in sports that could cause injury to the nose. Even when taking proper precautions, your child may still get a bloody nose occasionally. But the next time your child gets a nosebleed, try not to panic. They're usually harmless and are almost always easy to stop. Reviewed by: Barbara P. Homeier, MD Date reviewed: December 2004 http://www.kidshealth.com/parent/firstaid_safe/emergencies/nose_bleed.ht ml Uci mamaKavin http://oetjipop.multiply.com Get your Free E-mail at http://balita.zzn.com ___________________________________________________________ Get your own Web-based E-mail Service at http://www.zzn.com ------------------------------------------------------------------------ -- Kirim bunga, http://www.indokado.com Info balita: http://www.balita-anda.com unsubscribe dari milis, e-mail ke: balita-anda-unsubscr...@balita-anda.com Peraturan milis, email ke: peraturan_mi...@balita-anda.com FAQ milis, email ke: balita-anda-...@balita-anda.com -----Original Message----- From: aya...@irfan [mailto:ayahnyair...@gmail.com] Sent: 24 Nopember 2008 8:54 To: ba-de...@yahoogroups.com Cc: balita-anda@balita-anda.com Subject: [balita-anda] pertolongan pertama pada mimisan dear all, ada yg tau ga obatnya mimisan selain daun sirih..? Hhhm, semlaem irfan tiba2 mimisan. Cari2 daun sirih ga dapet. AKhirnya kompres pake es batu. rgrd -------------------------------------------------------------- Info tanaman hias: http://www.toekangkeboen.com Info balita: http://www.balita-anda.com Peraturan milis, email ke: peraturan_mi...@balita-anda.com menghubungi admin, email ke: balita-anda-ow...@balita-anda.com IMPORTANT - The contents of this email and its attachments are intended only for the individual or entity addressed above and may contain confidential and/or privileged material. Any unauthorized use of the contents is expressly prohibited. If you receive this email in error, please contact us, then delete the email. Please note that any views or opinions presented in this email are solely those of the author and do not necessarily represent those of the company and should not be seen as forming a legally binding contract without express written confirmation. Finally, the recipient should check this email and any attachments for the presence of viruses. PT Astra Honda Motor accepts no liability for any damage caused by any virus transmitted by this email. -------------------------------------------------------------- Info tanaman hias: http://www.toekangkeboen.com Info balita: http://www.balita-anda.com Peraturan milis, email ke: peraturan_mi...@balita-anda.com menghubungi admin, email ke: balita-anda-ow...@balita-anda.com