Nangis aku bacanya..
Two thumbs up bwt mba melissa!
Be tough ya...

Regardz,
BundanyAzfa
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: dewi.setianing...@axa-mandiri.co.id

Date: Fri, 4 Sep 2009 16:13:40 
To: <balita-anda@balita-anda.com>
Subject: [balita-anda]  "Stop Using Autism on our daily jokes"

maaf kl sudah ada yg posting








 






Salut sama orangtua yang sabar n kuat ketika Tuhan menitipkan anak-anak 
yang "istimewa" pada mereka
 
-----Original Message----- 
From: Melissa Tando 
Sent: Thursday, 3 September 2009 8:42 AM 
To: undisclosed- recipients 
Subject: FW: KENAPA SIH GAK BOLEH BECANDA PAKE KATA "AUTIS LO!!"?? 


KENAPA SIH GAK BOLEH BECANDA PAKE KATA "AUTIS LO!!"?? 

(PLEASE READ & FORWARD, this is very IMPORTANT for those of you who has 
few knowledge about Autism) 

Siang itu aku sibuk membaca buku resep makanan khusus untuk anak 
autistik. Ya, Anakku memang tidak bisa makan sembarang makanan. 
Salah-salah. .. anakku bisa berputar-putar seperti gasing jika ada zat 
dalam makanannya yang tidak cocok untuk dikonsumsi oleh anakku. 

Di tangan sebelah kiri, ada buku Food diary anakku... yang aku tulis 
sejak pertama kali dia kuperkenalkan pada makanan padat... berisi apa 
saja yang dia cocok untuk tubuhnya,... reaksi alergynya dan mana saja 
makanan yang tidak cocok dan menyebabkan dia overwhelmed. Kebayang 
gak?... 

Di usia 4 bulan misalnya, kuberikan jeruk bayi pada anakku,... Eh, gak 
lama kemudian dia muntah dan seluruh tubuhnya seperti dipenuhi... ULAT 
BULU... hiiii... 

Pernah aku beri dia tomat. Tapi kemudian, berhari-hari dia diare dan 
uring-uringan. Kuberi dia susu instant,... anakku malah jingkrak2, 
Mengepak-ngepakkan tangannya, persis seperti orang gila!!! Dia 
berputar-putar tanpa merasa lelah,... dan kemudian mengamuk ketika tidak 
mengerti bagaimana cara mengendalikan tubuhnya yang tidak mau diam. 

Ahhh, sudahlah... life must go on anyway. Kulirik sekali lagi food 
diarynya... hmm, hari ini aku harus mencoba memberinya 5 ml putih telur 
tanpa kuningnya, karena 7 hari yg lalu, dia sudah sedikit kebal ketika 
kukenalkan pada telur ayam ini. 

Baru saja hendak memasak, tiba2 kudengar jeritannya.. . Kucari anakku, 
tapi tidak kutemukan. 

Aku ke ruang setrika... dan di sana kutemukan anakku sedang nangkring di 
atas lemari, dengan setrika panas yang baru saja dicabut oleh BS-nya 
karena kupanggil untuk membantuku memasak. Setrika panas ini masih 
nempel di atas punggung tangan kirinya.!!! 

Oh... My... God!!! *panik* 

Dari punggung tangannya mengepul asap. Bau daging panggang begitu segar 
menempel di hidungku. Kuangkat setrika itu dari tangannya... dan, aduh 
Tuhan, aku tidak kuat melihatnya. Sebagian dagingnya menempel dibalik 
gosokan panas itu... :(( :(( :(( 

AAAAAARRRRGGGHHHH. .. 

Sumpah kalau saja ini bukan anakku,... Aku pasti sudah mati berdiri 
karena ketakutan... Melihat daging dari punggung tangannya, yang 
menempel pada setrika itu... itu sudah berubah menjadi putih 
kekuningan.. . Dan luka di tangannya... juga sudah berubah menjadi putih 
seperti daging ayam matang :(( 

Aku menjerit sekencang-kencangny a... Kupanggil Baby sitternya yang tadi 
aku suruh untuk membantuku di dapur... lalu dengan kesetanan, kukebut 
mobilku ke UGD Rumah Sakit, untuk dirawat secara intensif. Begitu anakku 
segera tertangani.. . tiba2 aku kehilangan seluruh tenagaku. 

AKU PINGSAN!!! 

* * * 

Hari itu, lagi-lagi aku sedang mempersiapkan makanannya. Memang, khusus 
untuk makanannya, aku memutuskan untuk memasak sendiri, karena hanya aku 
yang tahu berapa gram atau mililiter... porsi makanan yang masih bisa 
ditoleransi oleh tubuh anakku. 

Sedang membersihkan kompor yang kecipratan makanan... tiba-tiba, 
lagi-lagi kudengar bunyi benda jatuh. GEDEBUK!!!.. . 

Buru-buru kucari sumber suara itu, memastikan bahwa itu bukan anakku... 

Damn. Oh Tuhan... lagi-lagi anakku, dia baru saja terjatuh dan 
sepertinya kepalanya terantuk pada pinggir tembok, sehingga kepala sobek 
dan berdarah. 

Dia masih berusaha berdiri, meskipun sempoyongan. ... Dan sambil 
berjalan, dia menggaruk luka di kepalanya yang bocor... Sementara 
darahnya terus aja mengucur deras, tepat di belakang otak kecilnya. 

Tangannya berlumuran darah... Punggung bajunyapun juga sudah berubah 
menjadi merah oleh darah. Tapi dia tidak menangis... Dia hanya berjalan 
sambil menggaruk luka menganga yang ada di belakang kepalanya. 

Aku menjeritttt sekuat2nya. Kepalanya kututupi dengan lap kompor yang 
tadi aku pegang. 

Tapi itupun gak lama... karena dalam sekejap, lap kompor itu sudah 
berubah menjadi merah kehitaman. Aku berteriak panik,... "mbak, minta 
handuk... handuk... CEPATTTT!!!" 

Dan lagi2 kukebut mobilku ke rumah sakit, langsung menuju UGD. Di sana, 
dokter yang sudah terbiasa menangani anakku sudah siap menunggu dan 
segera menjahit kepala anakku. 

Dia tidak menangis... hanya minta sesuatu yang bulat untuk dia pegang. 
Dan setelah dijahit dengan 8 (delapan) jahitan... Hatikupun sedikit 
lega. Seluruh persendianku serasa dicopot dari tubuhku, dan tanpa 
sadar...Lagi- lagi aku... PINGSAN.. 

* * * 

Terlalu banyak cerita haru dan berurai airmata yang kami harus jalani. 
Berkali-kali jantung kami harus terpacu 100x lipat manakala mereka 
melakukan hal-hal yang tanpa mereka sadari mencelakai diri mereka 
sendiri. 

Tapi ini bukan keluhan kok,... karena saya selalu sadar.... Tuhan itu 
ARSITEK YANG AGUNG. Karyanya tidak pernah gagal. Tidak satupun makluk 
yang diciptakannya, yang merupakan produk gagal. Jadi ketika dia 
menciptakan seorang bayi yang memiliki kekurangan, dia tidak pernah lupa 
untuk menitipkan KELEBIHAN pada anak ini. 

So, buat semua orang tua, berhentilah mengeluhkan kekurangan anak 
kita... mari bantu mereka untuk menemukan kelebihan mareka. 

Anakku memang Autistik, tapi aku bangga setiap kali menceritakan bahwa 
anakku autis. Aku bangga setiap kali menceritakan bagaimana proses 
menangis berdarah-darah itu, sudah Tuhan rubah menjadi Senyum sukacita 
dan bangga yang luar biasa. 

Selalu ada haru yang menyesakkan dadaku, manakala mendengarkan tangan2 
mungilnya menari2 dengan lincah di atas tuts2 piano,... mendengarnya 
bercakap2 dalam bahasa Inggris,... seolah yang kudegar ini adalah anak 
bule asli... yang nyasar dalam tubuh putriku. 

Namun, di balik itu... Walaupun bangga... selalu tersisa rasa risih dan 
tidak nyaman, kalau tidak ingin dibilang tersinggung. .. manakala 
mendengar orang-orang bercanda dengan menggunakan kata "Autis". 

Minggu yang lalu sahabat saya menyelenggarakan pesta ultah di sebuah 
resto terkenal, salah satu teman kami, sibuk dengan BB-nya, sehingga 
teman yang lain menegur begini... 

"Tuh,... liat tuh sill... autis banget khan dia...? KAYAK ANAK LOE 
khan?... Loe marahin deh sil... marahin sil... Coba loe terapi dulu nih 
dia,... biar sembuh kayak anak loe" Dan semua lalu tertawa 
terbahak-bahak. .. 

Saya??? hmmm... Cuma bisa senyum kecut, karena tidak ingin merusak 
suasana Pesta Ulang Tahun sahabat saya... *doh* 

Well, saya tahu mereka hanya bercanda, namun biar bagaimanapun, ... Saya 
sudah merasakan dan tahu betul sulitnya membesarkan anak autistik. 

Semoga artikel ini semakin mencerahkan teman-teman mengapa orang 
sepertinya terlalu over campaign dengan gerakan "Stop Using Autism on 
our daily jokes" ini. Semoga berkenan. 

__._,_.___
.
.

__,_._,___



---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Disclaimer:
This email and any files transmitted with it is confidential and intended 
solely for the use of the individual or entity to whom they are addressed. 
The material contained herein is not offered as advice on any particular 
matter and does not necessarily reflect the view of AXA Mandiri Financial 
Services. Any unauthorized disclosure, use or dissemination of the 
content, either whole or partial, is prohibited. If you are not the 
intended recipient of the message, please notify the sender immediately.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Kirim email ke