dari arsip milis ba

 Horee, ... Aku “Terbang” dalam Air!
   Masih banyak orang tua takut mengajak bayi nyebur ke kolam renang.
Padahal, bermain air sungguh oke!

 Beberapa ahli seperti Laurie Lawrence , pelatih renang khusus bayi dari
Amerika Serikat, maupun Huguette Harkins ,   pelatih renang bayi dari
Melbourne, Australia, mengungkapkan betapa mudahnya mengajar renang pada
bayi. Tak percaya kalau tak mencoba kan?

 Bangun dulu kepercayaan   Sebenarnya, kunci utama dalam mengajar bayi
berenang adalah si kecil harus benar-benar menikmati pengalaman pertamanya
di kolam renang. Sebab, ada juga bayi yang langsung takut begitu tubuhnya
menyentuh air. Dibandingkan air bak mandinya, jumlah air di kolam renang
tentulah   luar biasa banyaknya. Tapi, bukan berarti Anda harus khawatir
atau ragu-ragu untuk memulainya.   Perhatikan sejumlah kiat berikut ini.
 Pertama-tama, Anda sendiri harus tenang dulu. Setelah itu, barulah Anda
bisa mulai memperkenalkan dunia yang sama sekali baru bagi bayi Anda. Yang
pasti, jangan serba terburu-buru. Biarkan saja si kecil menikmati tetesan
demi tetesan air mengalir di tubuhnya. Juga, asah kepekaan Anda biar bisa
pas dengan keinginannya. Biasanya, suasana yang rileks (tidak tegang) plus
segudang kreativitas bisa jadi ‘magnet' bagi si kecil untuk berlama-lama
dalam air. Kalau ia sudah makin akrab dengan air, tidak sulit untuk
mengajarinya berenang.
 Sebagai catatan, kepercayaan penuh amat berperan di sini. Bagaimanapun,
bayi Anda akan mempercayakan diri sepenuhnya pada orang yang mengajaknya
masuk ke air. Jika orang itu adalah Anda, ayahnya, maka mau tidak mau Anda
menanggung beban yang cukup berat. Karena, salah strategi akan fatal
akibatnya. Bisa-bisa si kecil malah jadi trauma dan makin susah diajak
berenang.

 Setahap demi setahap   Memperkenalkan dunia renang memang perlu dilakukan
secara bertahap. Mulailah dengan mengajak anak bermain air di pinggir kolam
dulu. Pukul-pukulkan air. Kalau ia masih kelihatan takut-takut dengan
cipratan air itu, jangan paksa dia. Agar keberaniannya terpupuk, sesekali
biarkan air kolam terpercik di wajah mungilnya.
 Begitu si kecil terlihat agak berani, barulah Anda gendong masuk ke dalam
kolam. Biarkan si kecil merasa aman dan juga makin dekat dengan Anda. Lalu,
ajak bayi Anda memukul-mukul permukaan air. Dengan begitu, percikan-percikan
air akan membasahi kalian berdua. Bila Anda gemar bernyanyi, pastilah akan
semakin menyenangkan. Irama kecipak air dan suara nyanyian Anda bisa membuat
si kecil enjoy dan senang.
 Tahap selanjutnya adalah mengajarinya “melihat” dasar kolam. Ini memang
tahap awal bagi si kecil untuk berani memasukkan kepalanya ke dalam air.
Asal tahu saja, tahap ini perlu sebab ia harus menahan napas saat berenangkelak.
 Ingat ya, setiap tahap ini berlangsung sangat individual. Bisa berlangsung
cepat, hanya sekali dua kali. Akan tetapi, bisa pula sampai beberapa kali.
Jadi, Anda harus belajar mengenali kemampuan si kecil dan juga perlu ekstra
sabar.

 “Horeee… Aku bisa terbang”   Nah, begitu kepercayaan diri si kecil sudah
tumbuh, ajak bermain di air. Biarkan ia jadi pesawat yang sedang
mengangkasa. Caranya? Tengkurapkan si kecil. Sangga dadanya dengan telapak
tangan kiri Anda, sementara perut dan kakinya dengan telapak tangan kanan.
Pada awalnya, kedua siku lengan Anda sebaiknya agak menekuk dulu agar
tubuhnya agak dekat dengan tubuh Anda. Dengan begitu, ia juga akan merasa
aman. Katakan, “Horeee... Aku bisa terbang.”
 Secara perlahan-lahan, agak rentangkan kedua lengan Anda. Jadi, bayi Anda
seolah-seolah melayang sendiri di atas air. Dalam posisi seperti ini, ia
bisa merasakan adanya tekanan dari air. Nah, kalau sudah lebih berani lagi,
minta si kecil membentangkan kedua tangannya. Kali ini, katakan saja,
“Horeee... Aku jadi pesawat terbang.”
 Sebagai variasi, telentangkan si kecil di atas air. Caranya? Sangga bokong
dan punggung dengan telapak tangan kiri, sementara sangga leher telapak
tangan kanan. Biarkan ia tidur-tiduran selama beberapa waktu. Secara
perlahan-lahan, lepaskan telapak tangan Anda yang menyangga bokong dan
punggungnya. Dalam posisi ini, bayi Anda akan merasakan nikmatnya melayang
di atas air.
 Bagaimana dengan kakinya? Biarkan kaki mungilnya bergerak sesukanya.
Gerakan kaki yang “memukul-mukul” permukaan air seakan-akan jadi
baling-baling yang mendorongnya bergerak maju di air.
 Nah, kalau ia sudah pintar melayang di air, barulah Anda pegang kedua
tangannya sambil Anda berjalan mundur. Jika inipun sudah dilakukannya dengan
piawai, lepaskan si kecil dan biarkan dia berenang sendiri.
                 Bisa sehat, kuat plus pintar                 Anda ingin si
kecil gesit bak lumba-lumba? Jangan ambisius dulu, dong!   Sebab, tak semua
anak bisa dengan mudah melayang di air. Ini benar-benar sifatnya individual.
Yang paling penting adalah bukan soal ia pintar berenang atau tidak,
melainkan proses belajar dan gerakan-gerakan yang dilakukan ketika belajar
berenang.
 Yang pasti, gerakan yang dilakukan saat berenang akan memperlancar
sirkulasi darah dan kerja organ-organ tubuhnya. Juga, otot-otot tubuhnya
akan kian lentur dan kuat. Lalu, daya tahan tubuhnya jadi tinggi.
               Lalu, berenang juga sarana tepat untuk membentuk kepribadian.
Biasanya anak yang belajar berenang akan tumbuh jadi anak yang pede ,
bahagia, mandiri, dan gampang menyesuaikan diri. Bukan cuma itu. Bermain air
betul-betul membuatnya gembira.
               Keuntungan lain adalah, diduga gerakan anggota badan si kecil
ketika berenang akan merangsang saraf-saraf tepinya. Kalau sudah begini,
saraf di otak jadi aktif. Diharapkan, si kecil jadi lebih pintar deh.
 Dan yang paling penting adalah, kedekatan Anda dengan si kecil bisa
terjalin kian erat. Semburan air dan canda ayah adalah kebahagiaan yang akan
selalu melekat dalam ingatannya.

               Kalau berenang bersama si kecil memang begitu besar
manfaatnya, mengapa Anda tidak mencobanya dari sekarang? Apalagi, olahraga
ini memang relatif aman. Ketika berenang, berat badannya tidak disangga oleh
dirinya sendiri, melainkan diambil alih oleh air. Itu sebabnya, ia bisa
melayang alias mengapung. Ayo, tunggu apa lagi?

 Boks 1:
 Kapan Mulai?

 Usia 4-6 bulan adalah saat tepat bagi bayi untuk mengenal kolam renang.
Selain insting refleks akuatiknya (kemampuan untuk segera menarik napas
sebelum menyentuh air) belum hilang, juga saat pas untuk melatih koordinasi
gerakan otot-otot tubuhnya. Ia juga sudah punya naluri mengapung, selain
sudah mampu mengatur napas.
 Yang penting, jangan paksa si kecil berenang. Meski secara alami sudah
mahir menahan napas dalam air, umumnya ia akan terus menelan air. Juga,
batasi waktunya hingga 10 menit saja, biar ia tidak sakit atau keracunan air
(akibat terlalu banyak air atau kurang pembuangan cairan tubuh). Begitu
usianya menginjak 6-18 bulan bolehlah waktu berlatihnya ditambah jadi 15
menit. Kalau ia sudah lebih pintar, Anda dapat saja melonggarkan waktu
berlatihnya jadi 30 menit.
               Lalu, pada usia 6-10 bulan, bayi-bayi yang sudah mengenal air
dengan baik sudah bisa belajar menahan napas dalam air. Dengan latihan
rutin, pada usia 12 bulan biasanya ia sudah bisa dilepas selama beberapa
detik untuk berenang dari ayah menuju ke ibu, atau sebaliknya.

 Boks 2:
 6 Langkah Wajib

               Menurut Laurie Lawrence, belajar berenang bukannya tanpa
aturan. Berikut 6 latihan yang harus dikuasai si kecil agar pintar berenang:
 •  Menahan napas.
 •  Berendam. Secara bertahap ditingkatkan dengan menyelam selama beberapa
waktu. Dengan begitu, kemahiran menahan napasnya kian terlatih.
 •  Mengapung. Meski keterampilan ini secara alami telah dikuasai, namun
Anda tetap perlu mengasahnya. Misalnya, dengan menelungkupkan tubuhnya.
 •  Mendorong tubuh, agar bisa meluncur ke depan.
 •  Membalikkan tubuh.
 •  Gabungan antara keterampilan mendorong tubuh dan membalikkan tubuh.

 Boks 3:
 Sepele, tapi Perlu    •  Pilih kolam renang. Jika mungkin, cari kolam
renang yang kandungan kaporitnya tidak terlalu tinggi, agar mata anak tidak
mudah perih.
 •  Perhatikan suhu air . Jika air kolam terlalu dingin (di daerah
pegunungan misalnya), bisa mengganggu kegembiraan si kecil. Nah, suhu kolam
yang paling nyaman untuk berenang sekitar 32- 33 ° C.
 •  Jangan lengah . Perhatikan terus gerakan anak Anda. Jangan lengah, walau
sedetik saja.
 •  Perlu pengawas lain . Sebaiknya ibu atau orang dewasa lain juga ikut
mengawasi di tepi kolam. Syukur jika ada lifeguard yang berjaga di seputar
kolam.
 •  Waktu tepat untuk belajar renang sebaiknya pas pada jam biasanya ia
mandi, yakni pagi atau sore. Pada jam-jam itu tubuh si kecil terbiasa berada
dalam air.
 •  Pakai baju renang . Sebaiknya, pilihlah celana renang khusus bayi agar
si kecil nyaman dan leluasa menggerakkan tubuh.
 •  Pakai kacamata renang . Seringkali kolam renang mengandung kaporit
tinggi, maka bujuk si kecil untuk memakai kacamata renang (google). Terlebih
jika ia sudah mulai sering memasukkan kepalanya ke dalam air.
 •  Pagari kolam renang pribadi, agar si kecil tidak bisa masuk kolam
sendirian.

 Boks 4:
 Fun, Fun, and Fun
 Terlalu banyak menelan air atau muntah karena ketakutan, biasanya membuat
si kecil kapok nyebur ke kolam renang. Kalau sudah begini, acara belajar
renang jadi momok bagi si kecil. Jadi, kalau tiba-tiba ia menangis ketakutan
mendengar kata renang, bisa jadi ini karena si kecil agak trauma dengan
latihannya.
 Terpaksa hentikan dulu latihan sementara waktu. Beberapa minggu kemudian
bolehlah ia diajak ke kolam lagi. Lebih bagus lagi jika suasana hatinya
sedang gembira. Bagaimanapun, berenang harus dilakukan dengan gembira,
gembira, dan gembira...

Kirim email ke