Dari milis sebrang....read carefully....

=================================================================================

MENGAJAR BALITA CALISTUNG
?<http://juliavantiel.multiply.com/journal/item/31/MENGAJAR_BALITA_CALISTUNG_>
***

Dalam peraturan pendidikan di Negara manapun mengatakan bahwa pembelajaran
baca, tulis, dan berhitung (calistung) adalah di usia sekolah dasar,
jelasnya dimulai umur enam tahun. Ee... di Negara kita Endonesia justru
pergerakan pendidikan non pemerintah sedang berlomba mengajarkan calistung
di TK bahkan plegrup. Suatu kali seorang ibu menunjukkan padaku buku anaknya
yang TK. Dalam buku itu si anak menulis nulis kalimat-kalimat dalam bahasa
Inggris, dan membuat hitungan penambahan sampai tiga digit yang jalannya
ditambah ke bawah. He? Mataku membelalak. Ibunya bilang, tapi dia bisa.

Banyak testemoni (terutama dari yang punya sekolah) mengatakan begini saat
terjadi debat: "Anak TK boleh saja diberi pelajaran calistung, asalkan
tidak memaksa dan fun".

"Lebih cepat lebih baik". "Anak-anak bisa kok". Bahkan sering ada iklan CD
ROM pelajaran bahasa Inggris untuk anak-anak yang mengatakan katanya: sudah
ada bukti ilmiah bahwa anak-anak lebih mudah mempelajari bahasa asing
daripada orang dewasa. Jadi digempurlah anak-anak dengan bahasa asing (ini
namanya menyalahgunakan dan mengatasnamakan penelitian). Dan....., saat aku
mudik Endonesia kemarin kudapati banyak anak berbahasa belepotan antara
bahasa Endonesa dan bahasa Inggris, dan gak tahu lagi mana bahasa ibu dan
bahasa asing. Kadang si anak bertanya, bahasa Indonesianya apa? He.... Lho
kelak bagaimana dalam memahami bacaan, sebagai pondasi keilmuan yang
dipelajarinya?

Anak-anak bisa membaca, menulis, dan berhitung di usia yang begitu dini?
Bahkan banyak orang tua yang saling berbagi mengajarkan bayi membaca dengan
menggunakan flash card dan dot matriks. Katanya mumpung usia emas, nanti di
usia 3 tahun otak selesai pertumbuhannya kalau gak dipakai sel otaknya mati.
Malah ada seseorang yang beragumen bahwa otak anak sangat plastis bisa diisi
tak terbatas. He.... Sungguh gelo, en bento banget pernyataan itu.

Alasan mengajarkan calistung di usia balita, katanya supaya siap di kelas
satu SD. Lho kan kelihatan kalau kita ini rahayat Endonesia memang
ketinggalan ilmu kependidikan. Nduk nduk.... Kesiapan pembelajaran itu bukan
nyanguin sudah bisa calistung buat di kelas satu SD, tapi kematangan anak
dalam menerima pembelajaran (school readiness).

Prasyarat berketrampilan belajaran adalah jika anak matang dalam:

1. Perkembangan bahasa dan bicara

Support anak kita dalam berkemampuan berbahasa dalam bentuk:

- pengucapan yang jelas

- bertanya dan menjawab pertanyaan

- mampu dengan baik mendengarkan orang lain berbicara

- mengerti dan memahami perintah

- bisa menunjukkan bahwa ia mencintai buku bacaan (bukan membacanya)

- memahami bahwa setiap huruf dan kata mempunyai arti bunyian

- mampu mengenali alphabet dan angka

- dapat menggambar dan mencoba menulis dengan cara mengkopi huruf2
(bukan menuliskan kalimat2)

2. Perkembangan kemampuan matematika

Support anak kita agar ia kelak mampu menempuh pelajaran matematika

- memisahkan berbagai benda (bentuk, warna, tekstur)

- menggunakan kata-kata untuk menunjukkan benda-benda tertentu dan
apa kegunaannya

- dapat mengidentifikasi dan mengkopi pola-pola sederhana

- menggunakan kata-kata untuk menjelaskan posisi (atas, bawah,
depan, belakang) dan urutan (pertama, kedua, selanjutnya)

- menghitung objek

- menggunakan kata-kata untuk berkomunikasi dan memahami angka dan
hubungan (lebih banyak, lebih sedikit, sama banyak, lebih besar, lebih
kecil)

3. Perkembangan fisik

- ajari ia agar mempunyai kordinasi motorik kasar yang baik melalui
kegiatan berlari, loncat, memanjat, keseimbang, menangkap dan melempar bola,
dan seterusnya.

- Perkembangan motorik halus terutama kelenturan pergelangan tangan,
kordinasi jari-jari dan kordinasi mata-tangan agar ia bisa menulis dengan
baik dengan cara: pasang-buka kancing, menalikan tali sepatu, menggunting,
menggambar, menempel-nempel, menusuk-nusuk, meronce, dan seterusnya

- Senantiasa menjaga kebersihan badan dan berpakaian rapih (mandi,
gosok gigi)

- Selalu awas terhadap hal hal yang dapat membahayakan

4.Berkemampuan sains

Bukan berarti lalu diajarkan ilmu-ilmu atau sains seperti fisika, biologi
dlsb, tetapi dalam hal ini adalah:

- Ajak agar ia tertarik pada lingkungan alam

- Mempunyai kebiasaan bertanya

- Membuat prediksi (memperkirakan hal-hal apa yang dapat terjadi)

- Memanfaatkan panca indera untuk mendapatkan informasi (data)

- Mengumpulkan informasi dan membicarakannya

- Melihat apa perbedaan dan persamaan dari informasi yang
dikumpulkan

- Menjelaskan dengan bahasa bicara mengapa sesuatu dapat terjadi

5. Kepekaan sosial

- Jelaskan pada anak kita bagaimana manusia hidup, masa lalu, masa
kini, dan di belahan dunia lain

- Cerita-cerita tentang berbagai budaya dan kebiasaan manusia dari
beragam kelompok

- Ceritakan bagaimana manusia hidup dan memecahkan masalah hidup,
kebiasaan mencari makan (industri, pertanian, pekerja), dan bagaimana
manusia dapat hidup bersama-sama dalam suatu kelompok

- Bercerita tentang keluarga, famili, tetangga, dan lingkungan

6. Perkembangan sosial emosional

- Bagaimana bergaul dengan orang lain, bagaimana bersikap terhadap
orang yang lebih tua, anak-anak, dan anak yang lebih kecil

- Bagaimana membangun dan menjaga persahabatan

- Bagaimana harus mengekspresikan emosi

- Bagaimana harus mengendalikan emosi

- Bekerjasama dalam kelompok, membangun peraturan bermain bersama,
saling memberi dan menerima, menunggu giliran, dan menghormati anggota
kelompok lainnya

- Bagaimana memulai kegiatan dan mengakhirinya

- Tahu artinya tanggung jawab atas apa yang diperbuatnya

7. Seni

- menggambar, bernyanyi, dansa, bermain sandiwara, pekerjaan tangan,
dlst

8. Disiplin

Buatkan kegiatan terstruktur seperti jam mandi, makan, bermain, cuci
tangan sebelum makan, dan gosok gigi.

9. Etika dalam pergaulan

Memberi salam, berterima kasih, minta maaf, dan seterusnya.

Hal-hal di atas adalah school readiness untuk anak-anak pada umumnya, secara
garis besar untuk kelompok anak normal, tapi untuk anak yang mempunyai
perkembangan acakadut baik yang perkembangannya lompat ke depan maupun
tertinggal, dongengnya lain perkara. Jangan disama-samakan. Dan jangan
membuat satu kasus digeneralisasi. Hal hal di atas dibutuhkan agar ia mampu
mencapai prestasi secara optimal di sekolah. Gangguan perkembangan
kematangan sosial emosional saja dapat menyebebabkan ia di buly buly atau
diejek-ejek oleh temannya bisa menyebabkan rasa aman dan ketenangannya
bersekolah terganggu, akibatnya ia enggan mengasah otaknya di sekolah...

Bagaimana akibatnya jika anak terlalu dini diajar calistung, apa akibatnya,
dan bagaimana dampak tumbuh kembangnya ? Entar lain kali lagi dongengnya.

________________________________
IMPORTANT -
The contents of this email and its attachments are intended only for the 
individual or entity addressed above and may contain confidential and/or 
privileged material.
Any unauthorized use of the contents is expressly prohibited. If you receive 
this email in error, please contact us, then delete the email.
Please note that any views or opinions presented in this email are solely those 
of the author and do not necessarily represent those of the company and should 
not be seen as forming a legally binding contract without express written 
confirmation.
Finally, the recipient should check this email and any attachments for the 
presence of viruses. PT Astra Honda Motor accepts no liability for any damage 
caused by any virus transmitted by this email.

Kirim email ke