Kalo mbak Rina bingung ,coba : 1. bikin positif dan negatifnya dari bekerja dan tidak bekerja. Kalo lihat dari negatifnya..adakah jalan keluar yang masih bisa ditolerir ? Trus bandingkan. 2. Lihat juga apakah bulanan / gaji suami cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga kalian termasuk untuk ortu masing-masing + saving. 3. Suami cenderung lebih senang mbak bekerja atau jadi ibu rumah tangga? 4. Coba buat juga target dalam rumah tangga...misal mau beli rumahkah, mobilkah,sekolah anak harus seperti inikah,dll. Trus kira-kira kalo dari penghasilan suami aja bisa g tercapai ? 5. Jangan lupa kalo mbak muslim, bisa pakai sholat istikharoh kalo emang bener-bener berat dua-duanya. Dari situ Insya Allah akan ada jawabannya.
Maaf kalo g membantu Thanks & Regard Tri Puji Rahayu PT. MNC Sky Vision Wisma Indovision Lt. 10 Jl. Raya Panjang Z/III Jakarta 11520 telp : 5828000 ext.9224 www.lidiyazhafira.blogspot ----- Original Message ----- From: "Rina Ulandari" <rheena_k...@yahoo.com> To: <balita-anda@balita-anda.com> Sent: Monday, April 26, 2010 3:03 PM Subject: [balita-anda] Ibu Rumah Tangga Atau Ibu bekerja ? Dear Moms, Sharing lagi ya... Mohon dimaklumi sebelumnya, saya masih ibu baru dan belum 3 tahun menjalani biduk rumah tangga, jadi harus banyak tanya agar saya tidak 'salah jalan'..hehehe Saya sebenarnya punya dilema, haruskah saya tetap bekerja atau saya menjadi ibu rumah tangga. jujur dalam hati saya, saya ingin sekali tinggal di rumah, dg begitu saya benar bisa 100% membesarkan anak saya, mengatur rumah tangga dan tidak dipusingkan dengan masalah pembantu yang notabene selalu saja menurut saya harus kita yang lapang dada sama mereka, karena kita butuh dia jagain anak. Tapi, jika pilihan ini yang sama ambil, mungkin secara finansial saya akan berubah drastis, saya harus cukup dengan gaji suami, dan saya harus merubah semua pola hidup saya, termasuk mungkin kepada anak saya, spt mainan, jalan jalan atau juga dokter..pokoknya saya tidak bisa lagi berikan ..'number one' buat dia..bahkan mungkin beberapa kenyamanan akan hilang bila saya tidak kerja, tapi saya bisa selalu bersama anak saya..walau hidup pas pas an Jika saya tetap bekerja, saya bisa berikan hampir semua yang 'number one' buat anak, jadi , tapi mungkin kesabaran dan waktu saya , menjadi terbatas buat dia, karena kesabaran dan waktu saya harus saya bagi di tempat kerja.. memang yang penting kualitas..tapi ada nurani ibu untuk bisa selalu bersama anak, tidak bisa digantikan dengan istilah ' yang penting kualitas bukan quantitas' dan energi saya saat pulang kerja, sudah lumayan terkuras habis..bagaimana bisa memberikan kualitas yang baik untuk anak? disamping itu, saya juga selalu cemas dg kondisi anak di rumah, karena dia hanya dengan Mbak nya... Mom's, please dong ..minta pendapatnya.. Regards RIna -------------------------------------------------------------- Info Balita: http://www.balita-anda.com Peraturan Milis: peraturan_mi...@balita-anda.com Menghubungi Admin: balita-anda-ow...@balita-anda.com Unsubscribe dari Milis: balita-anda-unsubscr...@balita-anda.com