Hi mbak Hani,
.. long time no see .. :)

Saya belum pernah ngalamin 'vaginal varicose' (VV) selama kehamilan, tapi
tadi sempat browsing salah satu info, dan kalau boleh coba jawab pertanyaan
mbak:

- Biasanya varises jenis ini dialami di tri-mester akhir - cenderung pada
ibu hamil yang kelebihan berat badan and/or banyak cairan tertahan dalam
tubuh.  Masa trimester akhir juga biasanya janin di rahim sudah cukup punya
tenaga dan bobot untuk 'menekan' bagian perut bawah ibunya.

- Gejalanya mirip dengan varises misalnya pada kaki, di area itu terasa
tegang/kaku (kadang kalau diraba secara fisik ada semacam tonjolan) dan
memang tidak nyaman.  Info yang saya baca tadi bahkan menyebutkan kalau VV
ini kadang disertai juga dengan pengalaman varises pada kaki.

- Ada info yang bilang gejala ini kadang tidak bisa dideteksi (dan
diobati).  Langkah paling aman memang dengan cara menghindarinya.  Mungkin
dengan pemeriksaan fisik saat konsultasi antenatal atau bahkan saat di ruang
bersalin, gejala ini baru bisa terdeteksi.
Good news nya: gejala VV ini akan hilang saat bayi telah dilahirkan.  Jadi
memang hanya bersifat 'temporer' saat kehamilan saja (mungkin mirip dengan
gejala tekanan darah tinggi yang hanya dialami saat hamil), kecuali memang
ada faktor lain yang buat VV jadi kronis dan butuh recover lebih lama.

- Risiko bahaya biasanya lebih cenderung pada waktu proses bersalin.
Kemungkinan pembuluh darah di area itu pecah bisa saja terjadi dan bisa ends
up dengan perdarahan.  Kadang DSOG juga mempertimbangkan untuk persalinan
caesar untuk menghidari risiko ini.

- Karena memang tidak bisa 'diobati', mungkin yang lebih baik lakukan good
habit saat menjalani persalinan.
Yang biasa saya lakukan: posisikan kaki lebih tinggi saat berbaring (jadi
bantal lebih banyak ditaruh di area kaki :)), kalau bisa hindari high heels
terlalu sering, jangan terlalu sering berdiri, kalau duduk tidak
menumpangkan salah satu kaki di atas kaki lain.  Saya dulu 'hobby' tidur
miring ke kiri dengan menaruh bantal di antara kaki.  Alasannya: agar
pembuluh vena di belakang rahim agak ke kanan tidak tertekan.  For info,
pembuluh vena (yang bawa darah 'kotor') di kaki or vagina ini yang biasanya
jadi 'korban' kena varises :))

- Satu lagi, diet menu yang tidak terlalu banyak garam supaya terhindar dari
kelebihan BB atau banyaknya cairan yang tertahan (nah, ini yang suka 'agak
susah' saya lakukan karena selalu kena syndrome 'hamil kebo' alias nggak
pernah 'sulit' makan -- jadi harus terpaksa extra kerja keras untuk selalu
perlakukan 'life style' seperti points di atas sejak hamil muda, atau di
saat masuk trimester kehamilan terakhir jadi rajin laporkan diri sudah jadi
mahluk 'herbivora' tiap kali konsultasi dengan DSOG saya :))

O iya, salah satu info yang tadi saya baca bisa di search di website khusus
Varicose Vein:
http://www.veindirectory.org/glossary/2008/02/vaginal_varicose_veins_2.html

cheers,
Sylvia - mum to Jovan, Rena, Aleta & Luigi


2010/5/24 ZEHANI <h...@sofrecom.co.id>

> Dear Moms,
>
> Ada yang pernah mengalami varises vagina saat hamil?
> Waktu hamil berapa bulan? Gejalanya seperti apa?
> Seberapa berbahaya? DSOG nya merekomendasikan apa?
> Gimana cara menanganinya?
>
> <deleted>

Kirim email ke