Silakan :)

Warm Regards,
Rahman-G/ LRCI B208 - D1153EH/ JKT
M: +62 817RAHMAN

sent from my BlackBerry®

-----Original Message-----
From: ryesya rasady <ryesya.ras...@gmail.com>
Date: Mon, 22 Aug 2011 14:21:28 
To: <balita-anda@balita-anda.com>
Reply-To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: [balita-anda] Sentuhan Hati Seorang Suami
**
ada bacaan bagus dari teman, boleh kan kalau yang seperti ini di share... ?
kalu ga boleh, maaf yah sebelumnya... :0)

salam,
risa




By: M. Agus Syafii


Sentuhan hati seorang suami mampu melunakkan kerasnya watak dan karakter
istrinya. Cinta yang tulus penuh kasih sayang seorang suami telah membuat
hati istrinya menjadi luluh.

Ada seorang Ibu yang berkenan berbagi untuk Rumah Amalia karena sebagai
wujud rasa bersyukur kepada Tuhan karena telah diberikan suami yang telah
membimbingnya menjadi istri yang sholehah. Beliau bertutur sosok suami yang
begitu penyabar.

Kehidupannya selama ini dikatakan mengalir dengan mudah. Dirinya bekerja
diperusahaan swasta nasional yang bonafit dengan posisi jabatan yang cukup
lumayan karena posisi inilah ia sering melakukan perjalanan keluar kota.

Dalam setiap bulan bisa dua atau tiga kali penerbangan dan setiap bepergian
bisa tiga hari. Praktis suami dan anak ditinggalkannya sehingga bagi suami
dan anaknya tidak pernah mempermasalahkan aktifitas kerjanya. Selama lima
tahun perkawinan, ia hampir tidak pernah melayani suami dengan menyediakan
air putih atau teh hangat, mempersiapkan baju kerja suami namun suaminya
tidak pernah memprotes, dia terbiasa menyiapkan semuanya sendiri.

 Kesabaran & pengertian suami inilah yang malah membuat ia semakin
seenaknya. Setiap minggu senantiasa menunjukkan agenda kegiatannya yang
padat dan meminta suami mengurus segala keperluan rumah tangga, pernah ia
ditegur oleh suami, 'Mama kalo nyuruh ama ayah kok kayak nyuruh ama bawahan
ya?'

Terkadang teguran suami dianggap sebagai usaha menghalangi kariernya. Sampai
ia pernah mengatakan. 'Saya sudah terbiasa mandiri, tidak ada suami, saya
juga bisa hidup sendiri.' Mendengar apa yang diucapkan istri, suaminya malah
meminta maaf bila kata-kata yang diucapkannya salah. begitulah suaminya
dipenuhi dengan kesabaran & pengertian.

 Kemudian pada suatu hari ibu itu mengalami musibah terjatuh ketika berada
di kantor disaat sedang berlari, sampai tulangnya patah. Sampai dirinya
segera dibawa ke Rumah Sakit. Kondisis membuatnya tidak bisa bergerak, hanya
terbaring lemah. Kakinya terasa sakit yang sangat luar biasa bila digunakan
untuk menggeser sedikit aja.

Disaat kondisi seperti inilah ia mendapatkan tamparan atas kesombongannya
selama ini. Suaminya dengan penuh kesabaran membantunya, terutama ketika BAB
ditempat tidur. Sehari di rumah ia masih sombong an selalu mengeluh namun
suami tidak berkata apapun. Dengan sabar sang suami memandikan, memijat
punggung dan membesarkan hati istrinya.

Air mata sang ibu mengalir, saya mendengarkannya. Sementara suami duduk
disampingnya dan memangku sang buah hati. Terlihat rintik hujan membasahi
jalanan. DI Rumah Amalia terlihat anak-anak sedang berlarian. Ibu
melanjutkan kisahnya, Pernah suatu ketika ia begitu sangat ingin buang air
besar, ia memaksa pergi ke kamar mandi, suaminya melarang, malah membuatnya
marah dan mengatakan bahwa suaminya tidak perlu membantu.

 Dengan angkuh ia merangkak ke kamar mandi dengan menahan rasa sakit
berderai air mata, tiba-tba sebuah tangan merengkuh & memeluknya. Ia
terkejut melihat suaminya meneteskan air mata. 'Ma, saya tidak akan pernah
keberatan membantu mama sekalipun mama sudah tidak berdaya & maut menjemput
sekalipun, ayah hanya berharap mama lebih sabar & ikhlas.

Aku mohon ma, bersyukurlah karena hanya lutut yang cidera.' Suaminya
kemudian menggendongnya ke tempat tidur, mengambil pispot dan membantu BAB
tanpa jijik. Sang istri menangis dan memohon ampun kepada Tuhan, ampunilah
hambaMu ini yang tidak pernah mensyukuri apa yang telah Engkau anugerahkan
kepadaku, Engkau berikan suami yang sabar & penuh pengertian serta anak yang
lucu.'

Disaat itulah ia menangis dibahu suaminya. 'Yah, maafkan mama ya..Bantu mama
menjadi istri & ibu yang baik.' Sejak peristiwa itu telah membuat mata
beliau terbuka betapa hati seorang suami betapa hangat penuh kasih sayang
dan ikhlas.

Anaknya yang masih kecil juga sudah mengerti apa yang sedang terjadi. Segera
memeluk dan menciumi pipi mamanya. Ujian & cobaan yang telah dilalui
menyadarkan betapa Allah Maha Besar telah menganugerahkan kebahagiaan untuk
dirinya, suami dan sang buah hatinya.

Tiada henti sang ibu memanjatkan puji syukur kehadirat Allah karena telah
diberikan suami yang penuh pengertian & anaknya yang manis serta lucu.

Wassalam,
M. Agus Syafii
--

__._,_.___

Kirim email ke