Copas dari milist sebelah :)

"SUSU FORMULA SEHARUSNYA PAKAI RESEP DOKTER"

Sebenarnya setelah berusia 2 tahun, anak tidak membutuhkan susu lagi.

JUM'AT, 11 FEBRUARI 2011, 14:00 WIB

Ita Lismawati F. Malau

SURABAYA POST- Sesuai dengan ketentuan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) susu 
berlabel formula itu sebenarnya susu yang dibeli sesuai petunjuk/resep dokter 
serta tidak bisa dijual bebas.

"Di Indonesia ada susu formula untuk bayi baru lahir sampai orang yang mau 
meninggal dunia serta dijual bebas tanpa resep dokter. Kalau ada orang WHO ya 
pasti terkejut," kata Rizal Altway, dokter spesialis anak di Rumah Sakit Umum 
Daerah (RSUD) Sidoarjo (RSUD), Jumat 11 Februari 2011.

Dia lantas mengutip aturan lain yang tercantum dalam Peraturan Organisasi 
Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1981 tentang Pemasaran Pengganti ASI. "Di antaranya 
disebutkan, fasilitas kesehatan tidak boleh digunakan untuk promosi susu 
formula atau produk sejenis memajang produk pengganti ASI, serta tidak boleh 
menerima donasi atau membeli susu formula dengan harga diskon," terangnya.

Sebenarnya, Indonesia pun memiliki aturan soal pemasaran susu formula ini dalam 
Surat keputusan Menteri Kesehatan Nomor 237 tahun 1997 tentang Pemasaran 
Pengganti Air Susu Ibu. Namun, dia menilai pelaksanaan dan pengawasan aturan 
ini di lapangan kurang maksimal.

Disamping itu, menurut dia, tidak adanya sanksi yang tegas dan jelas soal hal 
ini membuat produsen susu semakin gencar saja memasarkan produk susunya. " 
Lihat saja produk susu formula semakin banyak beredar bebas di masyarakat," 
ungkap Rizal.

Ia menjelaskan, sebenarnya setelah berusia 2 tahun, anak tidak membutuhkan 
susu. Seluruh kecukupan kalori dan nutrisinya diharapkan terpenuhi dari beragam 
bahan makanan sehat alami yang diberikan kepadanya. "Untuk batita 1-2 tahun, 
cukup berikan 200 mililiter susu formula (sekitar 50 gram susu bubuk) pada jeda 
waktu antara makan siang dan makan malam. Anda bisa memberikannya setelah si 
kecil menghabiskan kudapan sore atau di antara waktu makan siang/malam dan 
mengudap," tuturnya.

Rizal mengatakan, orangtua jangan menyerahkan tanggung jawab tumbuh-kembang 
anak pada susu sapi dengan menempatkan susu sebagai makanan utama penunjang 
pertumbuhan batita. "Perlakukan susu sama derajatnya dengan makanan bergizi 
lainnya. Jangan mudah terprovokasi dengan mengikuti anjuran produsen susu agar 
memberikan susu formula minimum dua gelas per hari pada anak balita (seperti 
anjuran dalam label kemasan)," saran dokter yang juga penggerak program 
Inisiasi Menyusui Dini dan ASI eksklusif 2 tahun.

Ketimbang ribut-ribut soal merek susu apa yang terkontaminasi bakteri, Rizal 
menyarankan masyarakat menyebarkan informasi soal ASI eksklusif 2 tahun. " 
Selain lebih sehat ASI juga dapat memenuhi seluruh kebutuhan bayi dan 
keunggulannya tidak bisa digantikan dengan susu lain," tuturnya.

Sementara dokter spesialis anak dari Perhimpunan Peritanologi Indonesia, Asti 
Praborini, mengatakan masyarakat Indonesia salah kaprah dari awal soal 
penggunaan susu formula. "Ini berawal dari kekurangpahaman, termasuk di 
kalangan tenaga kesehatan," ujarnya.

Menurut Asti, sangat wajar bila ASI belum langsung keluar sesaat setelah 
persalinan sehingga petugas kesehatan segera memberikan susu formula. "Padahal, 
sebetulnya tidak perlu demikian," ujar Asti.

Ia kemudian menjelaskan, saat berada di dalam kandungan, bayi mendapat asupan 
melalui plasenta sehingga dapat dikatakan lambung berpuasa selama bayi di 
kandungan. "Begitu lahir, kapasitas lambung bayi hanya sebesar kelereng. Bayi 
belum membutuhkan banyak ASI dan umumnya produksi air susu ibu baru melahirkan 
masih sedikit. Setelah sepuluh hari, kapasitas lambung mulai bertambah menjadi 
sebesar bola pingpong," ujarnya.

Terkadang dibutuhkan beberapa hari baru produksi ASI lancar dan memadai 
jumlahnya. "Jika ibu terus menyusui sekalipun air susu belum keluar, itu ikut 
merangsang produksi air susu," katanya.

Kekhawatiran lain yang menghambat proses menyusui ialah kekhawatiran berat 
badan bayi turun. "Turunnya berat bayi selama 6-7 hari setelah dilahirkan 
merupakan hal normal. Pada hari kesepuluh baru berat badan bayi mulai naik," 
jelasnya.

Asti berpandangan, sedapat mungkin ibu harus berjuang memberikan ASI bagi 
bayinya. "ASI tidak hanya mengandung komponen makronutrien seperti karbohidrat, 
protein, dan lemak, tetapi juga mikronutrien, vitamin, dan mineral. Kekentalan 
ASI pun sesuai saluran cerna bayi. ASI menyediakan semua yang dibutuhkan bayi 
pada masa-masa awal kehidupannya."

Laporan: Nirmala Ali / • VIVAnews


Sent from h@steaberry Powered by Telkomsel ngetop banget

Kirim email ke