Daftar Diskusi Kesehatan : 
Tanya :  
Anak saya umur 4 bulan, sejak bayi sampai sekarang masih sering muntah
setiap kali habis sendawa. Karena minumnya kuat meskipun sering muntah berat
badannya selalu naik. Anak saya tergolong anak yang aktif dan banyak
bergerak dan kadang-kadang dia muntah juga karena terlalu banyak bergerak.
Bagaimana cara mencegah supaya dia tidak terlalu sering muntah? - Ervin
Andriyanti

Jawab :  
Muntah yang timbul setelah makan pada bayi dapat disebabkan oleh banyak hal,
dapat akibat adanya kelainan atau penyakit tertentu yang memang sudah ada
seperti infeksi, makanan yang kurang baik atau tidak cocok dan bisa juga
akibat cara pemberian makanan yang kurang tepat. Pada bayi bila cara
menyusui kurang tepat dapat menyebabkan banyak udara yang ikut tertelan ke
dalam saluran cerna. Kadang hal ini dapat menyebabkan muntah. Demikian juga
apabila jumlah makanan yang diberikan terlalu banyak dalam satu waktu serta
aktivitas yang berlebihan setelah makan, semua hal ini dapat menyebabkan
bayi menjadi muntah setelah diberi makan. Dengan menghindari hal-hal yang
kurang tepat itu, maka kemungkinan untuk timbulnya muntah dapat dikurangi.
Saran kami ibu secara tetap memeriksakan bayi ibu ke dokter agar anak ibu
mendapatkan perawatan kesehatan yang optimal dan tentunya akan diketahui
penyebab dari muntah pada anak ibu yang sebenarnya serta jangan lupa
pemberian vaksin bagi anak ibu sesuai dengan jadwal vaksinasi 





MUNTAH SETIAP KALI MAKAN

Tak perlu khawatir dan jangan dipaksakan,karena nanti ia trauma. 


Mungkin ibu-ibu pernah mengalami kesulitan dalam memberikan makanan pada si
bayi. Ia mengeluarkan makanan yang diberikan kepadanya alias memuntahkannya
lagi. Ada yang bermasalahnya kala mulai pemberian makanan semi padat,
semisal jus buah, bubur susu, atau biskuit. Tapi ada juga yang masalahnya
muncul ketika mulai pemberian makanan padat, seperti nasi tim. "Sebenarnya,
masalah ini tak perlu terlalu dikhawatirkan. Hanya saja orang tua harus tahu
apa yang jadi penyebabnya dan kemudian segera mengatasinya," kata dr.
Kishore R.J, dari Paviliun Kartika RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta. 


Bila makanan tersebut baru dimasukkan sudah dikeluarkan atau dimuntahkan
lagi, mungkin masalahnya ada di sekitar mulut. "Bisa karena proses
menelannya belum bagus atau bayinya tak suka dengan makanan tersebut." Bila
demikian, tak perlu khawatir, karena biasanya tak berlangsung lama, hanya
pada awal-awal perkenalan makanan semi padat dan padat saja. Namun bila
dikeluarkan atau dimuntahkannya setelah beberapa lama makanan tersebut masuk
ke lambung, misal, setelah setengah jam, berarti ada kemungkinan gangguan di
pencernaannya. 


REFLEKS MENELAN BELUM BAGUS 


Bila karena refleks menelannya memang belum bagus, terang Kishore lebih
lanjut, ketika makanan ditaruh di bagian depan lidahnya, si bayi berusaha
menelannya dengan menjulurkan lidahnya. Namun bukannya bisa masuk, malah
makanannya jadi keluar lagi. Seperti halnya bayi mau belajar merangkak,
kadang jalannya bukannya maju malah mundur karena koordinasi motoriknya
belum bagus. Sementara kalau dia mengisap ASI, tak jadi masalah, karena
puting ada di belakang lidahnya. "Tentunya tak mungkin kita taruh makanan di
belakang lidahnya, bukan?" 


Adakalanya bayi merasa kesal karena tak bisa menelannya hingga ia pun
menangis. "Seringkali bila hal ini terjadi, pengasuh atau orang tua malah
memaksakan pemberiannya. Misal, dengan menaruh si bayi di posisi mendatar,
lalu mencekoki makanannya. Otomatis bayi akan membatukkannya hingga terjadi
muntah. Peristiwa ini berbahaya sekali, karena saat itu makanan bisa masuk
ke saluran napas dan menyumbatnya hingga berakibat fatal." 


Refleks menelan ini, papar Kishore, akan membaik dengan sendirinya.
Tergantung kemampuan masing-masing bayi dalam menelan. Umumnya di atas usia
6 bulan. 


Jika refleks menelannya belum baik dan bayi belum bisa menelan makanan
padat, kita bisa mengatasinya dengan mengencerkan lagi makanannya hingga
mudah baginya untuk menelan. Misal, bubur susunya sedikit diencerkan lagi.
Kalau sudah makan nasi tim, maka diblender lagi. Tentunya dengan menggunakan
blender khusus untuk makanan bayi, bukan untuk cabai atau bumbu. "Lakukan
secara bertahap. Misal, awalnya diblendernya selama 2 menit dan dilakukan
selama 2 minggu. Setelah itu, diblendernya hanya 1 menit. Jadi, makin lama
makin sebentar memblendernya." Hingga, makanan yang awalnya cair, seperti
jus, lama-lama jadi agak kasar dan makin padat. Dengan demikian si bayi
lambat laun jadi terlatih. Diharapkan di usia setahun dia bisa makan nasi
lembek. 


TAK KENAL DENGAN MAKANANNYA 


Jika bayi tak kenal atau tak suka dengan makanannya, baik yang semi padat
ataupun padat, tentu akan ditolaknya. "Selama ini makanan yang diterima bayi
selalu dalam bentuk cair. Sementara kini dia mulai mendapatkan makanan yang
agak kental, semisal bubur susu, atau makanan agak padat, semisal nasi tim.
Nah, karena tak kenal, pasti awalnya akan ditolaknya," papar Kishore. 


Bila demikian kejadiannya, pemberiannya harus dimundurkan dengan cara agak
diencerkan lagi. "Jangan memaksakan bayi dengan kemauan kita karena akan
membuatnya trauma. Bisa jadi setiap kali melihat mangkuk makanan, dia jadi
menangis karena takut dijejalkan." 


Tak ada batas toleransi sampai berapa lama. Namun tentunya bukan berarti si
bayi didiamkan saja dengan diberi makanan cair terus. "Orang tua tetap harus
melatihnya untuk menerima makanan padat, hingga nantinya anak mengenal
makanan padat dan tidak menolaknya dengan tak mau makan." 


Selain itu, bila usianya sudah di atas setahun, tentunya konsumsi susu saja
takkan mencukupi. Pemberian makanan padat tetap harus dilatih terus. Misal,
kalau sekali menolak, esok atau lusa dicoba lagi. "Jika usianya sudah hampir
setahun, ajak dia duduk bersama kalau orang tuanya sedang makan. Tak usah
dia diberi makanan. Biasanya anak kecil cenderung meniru orang dewasa. Kalau
dia melihat ayah dan ibunya makan, dia pun akan menirunya. Jika dia meminta
makanan, asalkan tak pedas, berikan saja. Jangan dilarang-larang karena akan
membuatnya trauma." 


RASANYA BERBEDA 


Ada pula bayi yang menolak nasi tim karena rasanya yang berbeda. Jangan
lupa, selama 6 bulan pertama, bayi kenalnya hanya rasa manis. Nah, nasi tim
tak manis seperti halnya bubur susu, kan? Jadi, ada kemungkinan dia tak suka
karena rasanya tak manis. 


Kalau bayi tak suka karena tak mengenal rasa nasi tim tersebut, bisa
diupayakan agar si bayi belajar mengenal rasa. Jadi, Bu-Pak, rasanya yang
harus diubah dan divariasikan. Misal, awalnya nasi tim tersebut diberi
tambahan glukosa atau yang paling mudah adalah kecap manis, hingga rasa nasi
tim tersebut masih ada manisnya. Semakin lama, kecapnya agak dikurangi
hingga bayi mengenal rasa nasi tim yang lain. 


Muntah juga bisa terjadi, misal, karena bayi kekenyangan makan atau minum
ataupun karena bayinya mengulet hingga tekanan di perutnya tinggi, akibatnya
susunya keluar lagi. 


GANGGUAN SFINGTER 


Sementara bila karena ada gangguan di saluran cernanya, terang Kishore
selanjutnya, kita tahu bahwa pada saluran pencernaan itu ada saluran makan
(esophagus), yang berawal dari tenggorokan sampai lambung. Nah, pada saluran
yang menuju lambung ini ada semacam klep atau katup yang dinamakan sfingter.
Fungsinya untuk mencegah keluarnya kembali makanan.

----------------------------------------------------------------

Semoga bermanfaat

Dede Maulana

*       Kami menyediakan sapi murah untuk Qurban anda. harga mulai 4,5jt
berat mulai 250kg, dijamin sesuai ketentuan syariat untuk Qurban. Sapi akan
dikirim sampai tujuan. Pemesanan hub (081320772248) 
*       Lhypolised Royal Jelly, suplemen Penambah Nafsu Makan buat anak,
tertarik hubungi kami via email ini: [EMAIL PROTECTED]
<mailto:[EMAIL PROTECTED]>  subject: RJ

Kirim email ke